Semua mata penonton tertuju kepada Nadia.Di hadapan semua orang yang sedang menontonnya, Nadia gemetaran hingga sekujur badannya dan benar-benar panik.Di depan pembawa acara, penonton yang hadir langsung, dan di depan kamera, Nadia mau tidak mau harus mengaku kalau dialah yang telah mengambil gaun dan membawanya kembali ke area lomba.Semua kebenaran telah terungkap.Cintia memang telah disabotase orang.Dalang dari semua ini tentu saja bukan Nadia, Nadia tidak memiliki masalah dengan Cintia, dalang utamanya adalah Miya. Miya berdiri di atas panggung dengan wajahnya yang pucat.Dia tidak dapat membantah Cintia.Pembawa acara ikut menjadi agresif dan bertanya, "Miya, kenapa kamu menukar gaun milik Cintia? Kenapa kamu menjebaknya seperti ini?!"Miya mengatupkan bibirnya, takut untuk berbicara.Di bawah begitu banyak lampu sorot dan terekspos di hadapan orang-orang seluruh negara. Tidak peduli seberapa besar latar belakangnya, Miya telah memblokir jalur perkembangannya di masa depan da
[Kenapa aku merasa kalau Starvy bermuka dua?!][Anak yang lahir dari selingkuhan memang terlihat kekanak-kanakan, sama sekali tidak terlihat dewasa.][Starvy kali ini benar-benar memberikan kesan yang jelek. Kalau kalah ya bilang kalah saja, benar-benar membuatku jijik.]"Para juri yang terhormat, semoga penilaian kalian tidak terpengaruhi dan bisa menilai kompetisi dengan adil dan tidak berpihak. Aku yakin, teman-teman hadirin yang ada di sini dan yang menonton dari TV juga menginginkan sebuah hasil yang sah," ucap Cintia sekali lagi dengan nada yang tulus.Penonton sebenarnya juga penasaran dengan apa yang didesain Cintia kali ini.Lagi pula, dialah Lovely, apa yang dia hasilkan pasti menawan. Cintia selalu ingin memukau orang yang melihat karyanya."Kami mau lihat karya Cintia! "Penonton mulai bersorak-sorak."Tegakkan keadilan untuk Cintia!""Tolong lanjutkan kompetisinya, kamu butuh hasil yang sah!"Suara dari penonton yang hadir semakin lama semakin keras.Komentar di layar pun p
Seisi studio semuanya membeku. Sekalipun menonton dengan resolusi layar tertinggi, mereka belum pernah melihat kecantikan seperti ini.Selain penampilan Cintia yang menakjubkan dengan bentuk tubuhnya yang menawan, gaun malam berwarna biru dengan berlian itu langsung menyihir seluruh penonton.Semua orang dengan sadar menahan napas mereka.Mereka khawatir jika bernapas sedikit saja akan merusak pemandangan menakjubkan yang ada di depan mata mereka.Apakah benar-benar gaun yang menawan itu yang membuat pemakainya menjadi sangat memesona, atau orang memesona itu yang membuat gaun itu menjadi sangat menawan … tak seorang pun yang bisa menjawabnya.Mereka merasa bahwa orang dan gaun itu telah menyatu.Kecantikan itu, tak bisa diukur.Komentar di layar berdatangan terus-menerus. [Sungguh cantik, cantik sekali. Aku sampai hampir tidak bisa bernapas!][Cintia sungguh cantik. Kenapa dia tidak masuk ke industri hiburan saja, aku mau lihat dia syuting untuk serial TV, syuting untuk film, aku ma
[Cepat blokir Miya, orang-orang sepertinya tidak layak menjadi artis.][Apakah Miya sudah melanggar hukum? Mohon agar pihak berwenang yang relevan harus menanganinya dan memberikan keputusan seadil-adilnya.]Kompetisi itu pun berakhir.Siaran yang seharusnya 2 jam, ternyata sudah berlangsung selama 4 jam.Namun, jumlah yang menonton siaran 4 jam itu sampai menembus langit.Perekaman pun berakhir.Semua orang dengan tertib meninggalkan studio.Cintia kembali ke panggung belakang untuk mengucapkan terima kasih kepada Mallen, lalu diantar keluar oleh staf untuk meninggalkan stasiun televisi.Begitu dia keluar.Pintu besar telah dipenuhi wartawan.Starvy dan Miya juga terperangkap karena wartawan, mereka tidak bisa pergi sama sekali."Miya, kenapa kamu ingin menjebak Cintia? Apakah karena Cintia mendapatkan nilai yang bagus, apakah ada dampaknya dengan Grup Halim-mu?""Apakah kamu tidak merasa kalau perilakumu itu sungguh memalukan?""Pernahkah kamu berpikir tentang konsekuensi hukumnya?"
Ketika Miya dibawa pergi oleh Jimmy, Starvy juga merasa sangat terkejut.Starvy tahu jelas hubungan antara Miya dan Jimmy sedang tidak baik. Bahkan setelah mengumumkan hubungan mereka ke publik, mereka sama sekali belum pernah berkencan.Sekarang, di tengah situasi memalukan Miya ini, Jimmy malah membawa Miya pergi di depan semua orang tanpa memedulikan apa pun. Benar-benar pacar sejati!Wanita mana pun pasti mengharapkan dan iri pada pacar seperti itu.Dalam hati, Starvy mulai merasa sedikit cemburu.Apalagi, batang hidung Reinbelum muncul juga sampai sekarang.Untungnya, dalam kompetisi ini, Starvy hanya kalah, tetapi dia tidak sampai kehilangan reputasinya.Miya sudah pergi, jadi Starvy bisa menarik simpati para reporter.Namun, saat Starvy ingin berbicara, reporter itu langsung pergi meninggalkannya.Starvy melihat ke arah mana para reporter itu pergi. Ternyata pada saat itu, Cintia muncul dan seketika langsung menjadi pusat perhatian.Starvy hanya bisa menggertakkan giginya.Starv
Hal ini terjadi secara tiba-tiba. Cintia mengulurkan tangannya, lalu menaruhnya di telapak tangan Samuel.Bibir Samuel sedikit terangkat.Samuel menggandeng tangan Cintia, kemudian pergi dari kerumunan.Semua orang hanya bisa menyaksikan kepergian mereka.Cintia masih memakai gaun malam berlian berwarna biru. Saat sosoknya yang memukau bersanding dengan sosok tinggi pria itu, memunculkan kembali sisa-sisa perasaannya yang telah lama hilang. Ini bahkan benar-benar terjadi di kehidupan nyata. Saking indahnya, sampai membuat jantungnya berdebar-debar.Para reporter itu terus memotret mereka.Ketika helikopter itu sudah pergi pun, mereka masih belum merasa puas!…Di dalam helikopter.Cintia melihat keluar kabin, mereka makin jauh dari permukaan tanah.Cintia hanya ingin bilang, Samuel tidak perlu terlalu menonjolkan diri ketika dia datang untuk menjemputnya, bukan?Apakah Samuel tidak bisa datang mengemudikan mobil seperti yang dilakukan Jimmy tadi?Dengan cara Samuel yang seperti ini ma
Lily meninggalkan lokasi syuting dengan mobil minivan.Hari ini, Lily syuting adegan malam yang banyak menguras hati. Dia masih tenggelam dalam adegan itu dan masih sedikit syok.Dia bersandar di sandaran kursi sambil memejamkan matanya.Manajer yang hari ini datang menjemputnya, berbicara dengan asisten di sebelahnya."Linda, apakah malam ini kamu sudah menonton 'The Solo Show'?" tanya asisten itu."Sudah. Tadi sebelum datang ke sini, aku sudah tonton.""Tadi aku juga sudah tonton. Hari ini, kompetisi antara Cintia dan Starvy ini terlalu dramatis, bahkan lebih dramatis daripada drama yang pernah kutonton. Sekarang ada banyak siaran yang diberitakan, bahkan lebih menarik daripada drama istana kerajaan," kata asisten itu dengan jujur.Mata Lily bergerak sedikit.Dia hampir lupa hari ini adalah final dari kompetisi Cintia.Karena terlalu sibuk syuting, Lily jadi lupa menonton kompetisi Cintia.Lily membuka matanya, lalu bertanya, "Apakah Cintia menang?""Dia menang, kok. Menang dengan s
Ketika Lily menelepon Cintia, ternyata ponselnya tidak aktif!Padahal, Cintia tidak pernah menutup ponselnya!Lalu, Lily segera menelepon kakaknya.Ternyata ponsel kakaknya juga dimatikan?Apakah mereka berdua diculik?Sepertinya tidak mungkin.Lily merasa sedikit panik.Dia berpikir sejenak, lalu menelepon Doni. Setelah panggilannya terhubung, dia berkata, "Apakah kamu tahu ke mana kakakku pergi? Teleponnya tidak bisa dihubungi."Doni menjawab, "Emm … aku tidak tahu. Mungkin dia dan Cintia pergi merayakan kemenangan. Malam ini, Cintia terlihat sangat cantik. Pria mana pun yang melihat kecantikannya pasti tidak akan bisa menahan diri. Kalau aku jadi kakakmu, aku tidak akan bisa menunggu untuk ….""Memangnya kamu dan kakakku sama?" Lily seperti seorang maniak yang sedang melindungi kakaknya."Sebenarnya, semua pria hampir sama …." Namun, ada beberapa pria yang lebih membosankan."Kalau kamu tidak tahu, ya sudah!"Lily hendak mematikan teleponnya."Lily?" panggil Doni."Apa?""Apakah kam
Hanya dengan melihatnya saja semua orang sudah tahu bahwa gelang ini tak ternilai harganya. Ini juga sejenis harta karun yang tak ternilai.Tidak mungkin dapat Cintia terima."Ini tidak ada hubungannya dengan Natasya. Kamu baru saja pulang kembali ke Keluarga Anggono. Ini adalah pertemuan pertama kita dan ini adalah hadiah dari Nenek. Tak perlu malu-malu. Kalau kamu masih tak mau menerimanya, aku pasti akan marah," ujar Nyonya Besar Ria dengan sengaja."Kak Cintia, jangan sungkan. Ini adalah niat baik dari nenekku, kamu ambil saja." Natasya yang berada di samping Nyonya Besar Ria melanjutkan omongannya, "Gelang ini sebenarnya kami pilih dari kotak perhiasan gelang giok nenek untuk waktu yang cukup lama. Leon dan aku merasa ini cocok untukmu, coba kamu pakai dan lihatlah."Cintia benar-benar tidak ingin berutang budi kepada siapa pun."Cintia, karena Nenek Ria yang memberikannya padamu, kamu ambil saja," sebut Tuan Besar Ricky yang berada di sampingnya.Cintia tidak punya pilihan selai
"Kamu tak mau pulang?" Cintia mengangkat alis matanya."Bukan itu, hanya saja ...."Hanya saja karena Leon, 'kan?Karena Erikson berpikir Leon adalah papinya, jadinya Erikson ingin menghabiskan lebih banyak waktu dengan Leon.Cintia bahkan mulai meragukan apakah Erikson sebenarnya pergi mencari Leon hari ini.Terpikirkan akan kemungkinan ini, Cintia semakin kukuh dengan pendiriannya dan berencana untuk meninggalkan Kota Jakarta. "Oke." Erikson berkompromi.Bagaimana pun juga, Mami sudah tidak suka Papi lagi.Papi memang sudah keterlaluan.Kemarin, dia masih bisa melihat muka Mami, kemudian pergi melindungi perempuan lain dan memarahi Mami. Mami membencinya, pasti begitu."Mami, aku akan kembali tidur. Selamat tidur.""Selamat tidur."Erikson kembali ke kamarnya.Dia melihat hasil tes DNA yang berada di meja dan ingin menunjukkannya kepada Maminya.Hari ini, hanya demi kertas hasil tes DNA ini, Erikson sudah menghabiskan waktunya seharian. Namun sekarang, itu sudah tidak berguna lagi
"Oh, begitu." Keraguan Laura terhapuskan.Dalam kehidupan Cintia, selain Erikson, hanya ada Erikson.Apa pun yang Erikson mau, sudah pasti tidak akan Cintia tolak. "Omong-omong, aku sudah mulai sedikit merindukan Erik." Lily tiba-tiba mengirimkan pesan itu."Apa kamu mau menemuinya? Dia sudah tumbuh menjadi seorang pria ganteng, tinggi badannya juga kurang lebih sama denganku." Cintia berinisiatif untuk mengundang teman-temannya."Lupakan saja, kita bicarakan lagi sewaktu aku sudah mapan." Lily menolak ajakan itu dan melanjutkan mengirim pesan, "Dulunya aku hidup dengan glamor, aku tak bisa membiarkan Erik berpikir aku sudah tidak sesuai lagi. Apa pun yang kuperbuat, juga tidak terlalu rendah dari yang Tammy miliki, 'kan?""Kamu masih saja peduli dengan keberadaan Tammy," sela Laura."Omong kosong, memangnya kamu tidak? Aku hanya menerima ujian yang diberikan pencipta padaku. Tunggu aku sampai berhasil, namaku pasti akan melejit sampai ke langit."Cintia tidak bisa menahan dirinya unt
Erikson baru kembali pulang rumah larut malam.Kalau bukan karena panggilan yang terus terhubung, Cintia sudah pasti akan mengira Erikson telah diculik."Kamu pergi bermain ke mana, kenapa sangat lama?" Cintia bukan sedang menyalahkan Erikson.Cintia juga tidak akan menyalahkan Erikson.Cintia hanya merasa penasaran. Erikson selalu patuh dengan ibunya, tetapi setelah tahu kalau Erikson sudah terlalu lama jauh dari ibunya, tentu ibunya akan menjadi sangat khawatir, tetapi Erikson tetap memilih untuk pulang larut malam. Erikson lantas melihat Cintia, tidak mengatakan apa pun.Erikson masih belum sempat menjawab."Sudah pulang saja sudah bagus. Erik, lain kali harus pulang lebih awal, ya. Mami-mu hampir mau menelepon polisi, loh," canda Tuan Besar Ricky."Iya, Kakek Buyut," ujar Erikson sembari menganggukkan kepalanya."Kamu pasti lapar, ya. Mari kita makan malam." Tuan Besar Ricky menarik tangan Erikson dengan hangat dan pergi berjalan ke meja makan.Erikson berbalik dan melihat pada Ci
Leon melihat ke arah Cintia dan melihat raut wajah Cintia yang sama sekali tidak memedulikannya.Sebelumnya, Leon selalu merasa mungkin Cintia memiliki udang di balik batu terhadap dirinya sendiri.Kalau dilihat-lihat kembali sekarang, Cintia benar-benar tidak punya niat yang lain juga. Cintia bahkan tampak seperti ingin menjauh dari Leon. Leon pun menelan ludahnya dan berkata, "Hati-hati di jalan."Leon dan Cintia juga benar-benar bertemu karena kebetulan saja.Tidak ada alasan kenapa mereka harus saling terlibat di kehidupan satu sama lain. Cintia mengangguk ringan, kemudian masuk ke dalam sedan Willy dan pergi. Di dalam mobil, Willy mengambil inisiatif untuk mulai berbicara, "Kenapa kamu tak membiarkan Leon meminta maaf?""Karena aku tahu dia itu orang yang tak punya perasaan. Untuk apa melihatnya meminta maaf?" ucap Cintia yang sedang bersandar di kursi mobil sambil melihat pemandangan di luar jendela."Apa kamu tidak menyimpan perasaan yang lain … kepada Leon?" Willy mengataka
Leon menggigit bibirnya dengan ringan dan masih tidak mengatakan apa-apa."Benar, dia memang benar-benar terlalu khawatir denganku. Kalau tidak, dia juga takkan langsung menyerangmu karena dia tak tahu situasi sebenarnya. Leon biasanya bukan orang yang seperti itu," Natasya menjelaskan kepada Leon.Tampaknya, Natasya memang benar-benar ingin meredakan konflik antara Leon dan Cintia.Sebenarnya, tidak seorang pun tahu kalau Natasya sedang memamerkan hubungan yang dirinya miliki dengan Leon. Namun, karena Natasya dapat mengalirkan perasaannya itu dengan secara alami, orang-orang pun tidak merasa gusar dengan sikapnya itu."Orang-orang akan bersikap seperti itu kepada orang yang mereka sayangi." Cintia mengamini ucapan Natasya.Cintia juga merasa cukup jika permasalahannya sudah diselesaikan. Cintia sebenarnya juga tidak membutuhkan permintaan maaf apa pun. Benar-benar, sungguh-sungguh tidak memerlukan hal demikian. Karena ini bukanlah masalah yang begitu besar. "Jangan khawatir, Kak
Leon pun masuk ke dalam ruangan.Saat ini, Willy juga ikut terbangun karena suara bising.Willy juga tipe orang yang sangat mudah terbangun.Willy lantas melihat selimut yang ada di tubuhnya, kemudian melihat Cintia dan bertanya, "Sudah berapa lama aku tertidur?""Belum sampai sepuluh menit." Cintia merasa sedikit tidak berdaya.Cintia juga merupakan penderita insomnia kronis. Dia sangat paham betapa tidak nyamannya ketika tiba-tiba terbangun. Willy sendiri tidak terbangun dengan rasa marah karena kantuk, dia hanya meregangkan pinggangnya sambil mengatakan, "Aku sebenarnya tak kelelahan. Aku tak tahu kenapa aku bisa tertidur. Selimut ini, kamu yang berikan, ya?""Hanya kebiasaanku.""Oke."Willy senyum ringan.Cintia sangat takut untuk memberi tahu Willy bahwa sebenarnya Cintia sendiri juga bersikap baik kepada Willy!Sama persis seperti bibinya Willy."Masuklah."Leon tiba-tiba keluar dari dalam ruangan."Natasya ingin bertemu denganmu.'""Akhirnya dia terbangun juga," ujar Willy den
"Aku akan menemanimu." Willy memperjelas arah keberpihakannya.Willy berharap agar Cintia pergi.Namun, dia juga takkan membiarkan Cintia diperlakukan secara tidak adil."Tak perlu. Kamu sudah terjaga sepanjang malam tadi. Untuk hari ini, istirahat saja dulu.""Energiku masih banyak. Ayo, pergi."Cintia sempat ragu-ragu sebentar, pada akhirnya tidak menolak tawaran Willy.Willy sendiri ingin menyelesaikan masalah ini dengan baik-baik. Lagi pula, Willy adalah cucu tertua dari keluarganya dan memiliki kewajiban untuk membantu ayahnya. Kakeknya juga bertanggung jawab untuk menyelesaikan segala perkara besar dan kecil dalam keluarga. Di sisi lain, Willy juga ingin agar Cintia tahu bahwa Willy akan selalu berada di samping Cintia dan menjadi pelindungnya.Sebenarnya, Cintia sungguh tidak tahu mengapa Willy memperlakukan dirinya dengan begitu baik.Benar. Sekarang, Cintia memiliki reputasi yang besar dan sumber daya keuangan yang kuat di dunia luar, tetapi Cintia benar-benar berpandangan bah
"Jangan khawatir, aku pasti akan tumbuh tinggi." "Ya." Erikson pun mengangguk. "Aku pasti lebih tinggi dari Leon.""…."Ya, itu tidak perlu.Kalau lebih tinggi dari Leon, itu berati tinggi Erikson akan lebih dari 1,9 meter, bagaimana bisa lebih mudah menemukan jodoh?Setelah Erikson pergi.Cintia pun melepas penyamarannya.Hari ini sungguh, bukan hari yang menyenangkan.Dini hari berikutnya.Ada ketukan di pintu kamar Cintia.Cintia pun membuka pintu.Willy telah berdiri di depan pintu, wajahnya agak lelah.Bagaimana bisa ke rumah sakit, jika kamu jam segini baru pulang?Bagaimana dengan Natasya?Willy berkata, sambil minta maaf, "Maaf, telah membangunkanmu pagi-pagi sekali."Willy tidak mengetahui kalau Cintia menderita insomnia.Beberapa hari ini, di rumah Keluarga Anggono, Cintia selalu lupa membeli obat tidur.Sehingga, beberapa malam belakangan ini, Cintia hampir tidak tidur.Sebenarnya, tidak bisa dikatakan telah membangunkan."Bagaimana kabar Natasya?" Cintia berkata dengan lug