Lily tidak berbicara, dia tidak ingin mengatakan apa-apa lagi.Linda juga bisa merasakan kekesalan Lily. Menurut Linda, cinta Lily sudah direnggut secara paksa!Dia menghela napas, dia tahu betul bagaimana tekanan yang dirasakan Jimmy dan Lily. Lily hanya bisa menanggung ketidakadilan ini.Dia menghiburnya dengan berkata, "Masih ada banyak pria berkualitas tinggi dalam industri hiburan, bukan hanya Jimmy seorang. Sekarang Jimmy dan Miya sudah mengeluarkan pernyataan mereka dan studio kami juga berencana untuk memberi selamat kepada mereka. Apakah menurutmu ini bisa diterima?"Dia juga sepenuhnya mempertimbangkan perasaan Lily."Kalian saja yang putuskan.""Kalau begitu hari ini kamu istirahat saja di rumah, aku akan membantumu meminta izin kepada kru.""Hmm."Lily pun menutup teleponnya.Saat ini, dia juga melihat berita tentang Miya.Ada sebuah unggahan terbaru di Instagram pribadinya yang bertuliskan: Aku dan Jimmy sudah lama berkencan. Hubungan kami sangat baik dan ke depannya juga
Kalau tidak suka, kenapa Jimmy rela menanggung semua ini demi Lily?Samuel berkata, "Hubungan mereka berdua sangat rumit. Jimmy adalah teman baikku dan juga seniorku. Untuk saat ini, aku akan menyimpan rahasia ini untuk Jimmy. Pokoknya, mereka berdua tidak mungkin bisa bersama."Cintia merasa sedikit tidak senang.Samuel secara terbuka menyembunyikan masalah ini darinya."Bukan tidak bisa menceritakannya padamu juga." Setelah mengatakannya, Samuel tiba-tiba merasa lega.Cintia tidak merasa Samuel adalah orang yang mudah diajak bicara.Dia selalu licik."Ini berhubungan dengan privasi Keluarga Purnomo, jadi aku tidak bisa menceritakannya kepada orang luar. Tapi, kalau Nona Cintia menikah denganku dan menjadi menantu Keluarga Purnomo, Nona Cintia punya hak untuk tahu segalanya tentang Keluarga Purnomo," kata Samuel dengan santai.Cintia tidak bisa berkata-kata.Dia teringat dengan komentar Lily yang mengatakan bahwa Tuan Besar Frans adalah orang yang licik. Kalau dipikir-pikir, semua an
Sebelum Starvy sempat berbicara, Miya, yang dikelilingi oleh beberapa asistennya, berjalan ke arahnya sambil berkata dengan nada sinis, "Dunia ini benar-benar sempit, ya. Di tempat seperti ini pun bisa bertemu."Cintia tidak menyangka Miya juga ikut berpartisipasi.Namun, setelah dicermati lagi, kali ini tidak ada satu pun selebriti populer yang diundang oleh tim acara. Beberapa di antaranya adalah aktris atau aktor yang sebelumnya sangat populer, tetapi sudah mulai redup. Lalu, ada selebriti wanita yang sudah lama berada di lini kedua atau ketiga. Bagaimana bisa menjadi populer kalau hanya bermitra dengan orang amatir?Cintia juga tidak peduli dengan Starvy dan Miya.Kalau berselisih, susah untuk melanjutkan pembicaraan.Dia pun berbalik dan hendak pergi."Cintia, orang itu boleh percaya diri, tapi tidak boleh sombong. Di depan miliaran orang di negara ini, apakah kamu benar-benar tidak takut kehilangan muka?!" Nada bicara Miya terdengar sinis. "Nona Miya, lebih baik kamu urus dirimu
Hanya bergantung pada Keluarga Dijaya pasti tidak akan berhasil. Keluarga Dijaya lebih menghargai laki-laki dan meremehkan perempuan, jadi membelikan Starvy sedikit draf masih bisa diterima oleh Keluarga Dijaya. Jika melibatkan sejumlah besar uang, Keluarga Dijaya pasti tidak akan setuju. Namun, jika Keluarga Halim juga ikut mendukung, akan mudah bagi Starvy untuk menjadi populer.Jadi, dia pun berinisiatif pergi mencari Rein dengan menggunakan gelar sebagai kepala desainer Grup Halim.Meskipun Starvy tidak mempunyai perasaan apa-apa lagi terhadap Rein, Rein harus dimanfaatkan selagi Starvy belum berkembang.Apalagi Rein tidak akan menolak, dia bahkan akan sangat antusias.Sekarang, kebanyakan mereka hanya saling membutuhkan saja. Kalau Starvy hancur, Rein juga akan ikut hancur.Terlebih lagi, jika Starvy bisa mewakili Grup Halim dan memenangkan hadiah besar, itu juga akan menjadi suatu kebanggaan untuk Grup Halim. Starvy menyipitkan matanya.Ketika berada di Grup Galaksi, dia tidak b
Setelah ditayangkan, acara "The Solo Show" ini sangat digemari oleh kalangan masyarakat.Setelah rekaman cuplikan dan episode pertama tersebar, responsnya sangat baik dan banyak mendapat sorotan.Pada saat itu, Samuel baru tahu ternyata ini kesibukan Cintia yang dibilang butuh waktu 3 bulan itu.Di layar komputernya, adegan yang terus diputar berulang-ulang adalah gambar Cintia.Video beberapa menit malah ditonton selama setengah jam.Melihat ini, Marcel sampai tidak bisa berkata-kata.Marcel juga tahu Bos Cintia itu sangat cantik dan saat dia bersanding dengan selebriti, itu hanya akan mempermalukan selebriti itu. Namun, kalau terus dilihat … apakah mata Samuel tidak akan jadi juling?Saat memikirkan mata juling Samuel, Marcel tidak bisa menahan diri untuk tidak tertawa!Beberapa saat kemudian, dia dengan cepat menutup mulutnya.Sebuah tatapan mematikan tiba-tiba muncul, sungguh menakutkan."Lucu, ya?" tanya Samuel."Tidak lucu." Marcel lalu menambahkan, "Bos Cintia sangat cantik."Ra
"Kamu juga jangan meremehkan kemampuan pacarmu," kata Cintia."Cintia, kamu harus ingat kalau di belakangmu ada gunung emas yang kokoh serta bersinar."Cintia tidak bisa menahan diri untuk tidak tertawa.Deskripsi Samuel tentang dirinya sendiri … benar-benar sangat deskriptif."Malam ini ada waktu?" Samuel mengubah topik pembicaraan."Ada." Dia sudah mengabaikan Samuel selama lebih dari setengah bulan. Bahkan jika masih ada pekerjaan yang harus dilakukan malam ini, dia memutuskan untuk menemani Samuel terlebih dahulu."Nanti aku akan menjemputmu di kantor, setelah itu kita pergi ke rumahmu untuk makan malam," atur Samuel."..." Cintia pikir dirinya salah dengar, lalu dia pun berkata dengan jelas, "Aku tidak punya makanan di rumah.""Bukannya kamu bisa memasak?"Cintia balik bertanya, "Makan mi?"Samuel langsung menyetujui, "Boleh."Cintia juga tidak menolak.Pada saat ini, sekretaris mengetuk pintu lagi untuk melaporkan pekerjaannya. Cintia pun berkata, "Aku mau lanjut kerja dulu, sam
"Tidak, tidak sakit ...." jawab Cintia menggelengkan kepala.Rasa sakit karena cipratan air panas ini masih bisa ditahan Cintia.Namun, Cintia merasakan aura berbahaya dari Samuel yang berjalan mendekatinya.Tubuh Samuel yang tinggi besar membuat Cintia terlihat begitu mungil. Walaupun Cintia duduk di meja dapur, tetap tidak bisa menyamai tinggi Samuel.Samuel seakan tidak mendengar apa yang dikatakan oleh Cintia. Dia memeriksa dengan teliti tangan Cintia yang terkena air panas itu. Samuel tidak melihat bekas kemerahan di tangan Cintia, lalu berkata, "Kenapa kamu selalu tidak berhati-hati?"Nada kritik dari suara Samuel lebih dominan dibandingkan nada khawatir dan terkejut."Tidak kok!" sangkal Cintia.Akan tetapi, kepercayaan diri Cintia seakan menghilang setelah menyangkal perkataan Samuel.Cintia sudah beberapa kali makan malam bersama dengan Samuel di rumahnya. Setiap kali mereka makan bersama, pasti saja ada kejadian yang tidak diinginkan.Cintia melihat tatapan Samuel yang menata
Namun, saat Cintia akan mematikan film itu, dia mendengar sebuah suara berat dari belakangnya, "Ternyata Nona Cintia menyukai film seperti ini."Roh Cintia seakan terlepas dari raganya.Cintia segera membalikkan badannya dan melihat Samuel yang sudah berada di belakangnya!Kapan Samuel memasuki ruang kerja Cintia?Apa mungkin Cintia yang terlalu fokus tidak memerhatikannya?Namun, hal yang terpenting bukanlah Samuel yang memasuki ruangannya tanpa dia ketahui.Cintia ... masih bisa mendengar suara ambigu di telinganya.Cintia kembali membalikkan badannya dan mematikan video itu.Entah karena sangat gugup, Cintia tidak bisa mematikan video itu.Cintia cemas, lalu mulai berkeringat.Pada saat yang sama, sebuah tangan besar menutupi tangan Cintia yang memegang mouse, mengarahkannya ke tombol close lalu menekannya.Seketika, ruang kerja Cintia menjadi sunyi.Dalam kesunyian ini, Cintia merasa sangat malu sampai ingin menguburkan diri.Cintia selalu berkata kalau dia tidak menyukai sentuhan
Hanya dengan melihatnya saja semua orang sudah tahu bahwa gelang ini tak ternilai harganya. Ini juga sejenis harta karun yang tak ternilai.Tidak mungkin dapat Cintia terima."Ini tidak ada hubungannya dengan Natasya. Kamu baru saja pulang kembali ke Keluarga Anggono. Ini adalah pertemuan pertama kita dan ini adalah hadiah dari Nenek. Tak perlu malu-malu. Kalau kamu masih tak mau menerimanya, aku pasti akan marah," ujar Nyonya Besar Ria dengan sengaja."Kak Cintia, jangan sungkan. Ini adalah niat baik dari nenekku, kamu ambil saja." Natasya yang berada di samping Nyonya Besar Ria melanjutkan omongannya, "Gelang ini sebenarnya kami pilih dari kotak perhiasan gelang giok nenek untuk waktu yang cukup lama. Leon dan aku merasa ini cocok untukmu, coba kamu pakai dan lihatlah."Cintia benar-benar tidak ingin berutang budi kepada siapa pun."Cintia, karena Nenek Ria yang memberikannya padamu, kamu ambil saja," sebut Tuan Besar Ricky yang berada di sampingnya.Cintia tidak punya pilihan selai
"Kamu tak mau pulang?" Cintia mengangkat alis matanya."Bukan itu, hanya saja ...."Hanya saja karena Leon, 'kan?Karena Erikson berpikir Leon adalah papinya, jadinya Erikson ingin menghabiskan lebih banyak waktu dengan Leon.Cintia bahkan mulai meragukan apakah Erikson sebenarnya pergi mencari Leon hari ini.Terpikirkan akan kemungkinan ini, Cintia semakin kukuh dengan pendiriannya dan berencana untuk meninggalkan Kota Jakarta. "Oke." Erikson berkompromi.Bagaimana pun juga, Mami sudah tidak suka Papi lagi.Papi memang sudah keterlaluan.Kemarin, dia masih bisa melihat muka Mami, kemudian pergi melindungi perempuan lain dan memarahi Mami. Mami membencinya, pasti begitu."Mami, aku akan kembali tidur. Selamat tidur.""Selamat tidur."Erikson kembali ke kamarnya.Dia melihat hasil tes DNA yang berada di meja dan ingin menunjukkannya kepada Maminya.Hari ini, hanya demi kertas hasil tes DNA ini, Erikson sudah menghabiskan waktunya seharian. Namun sekarang, itu sudah tidak berguna lagi
"Oh, begitu." Keraguan Laura terhapuskan.Dalam kehidupan Cintia, selain Erikson, hanya ada Erikson.Apa pun yang Erikson mau, sudah pasti tidak akan Cintia tolak. "Omong-omong, aku sudah mulai sedikit merindukan Erik." Lily tiba-tiba mengirimkan pesan itu."Apa kamu mau menemuinya? Dia sudah tumbuh menjadi seorang pria ganteng, tinggi badannya juga kurang lebih sama denganku." Cintia berinisiatif untuk mengundang teman-temannya."Lupakan saja, kita bicarakan lagi sewaktu aku sudah mapan." Lily menolak ajakan itu dan melanjutkan mengirim pesan, "Dulunya aku hidup dengan glamor, aku tak bisa membiarkan Erik berpikir aku sudah tidak sesuai lagi. Apa pun yang kuperbuat, juga tidak terlalu rendah dari yang Tammy miliki, 'kan?""Kamu masih saja peduli dengan keberadaan Tammy," sela Laura."Omong kosong, memangnya kamu tidak? Aku hanya menerima ujian yang diberikan pencipta padaku. Tunggu aku sampai berhasil, namaku pasti akan melejit sampai ke langit."Cintia tidak bisa menahan dirinya unt
Erikson baru kembali pulang rumah larut malam.Kalau bukan karena panggilan yang terus terhubung, Cintia sudah pasti akan mengira Erikson telah diculik."Kamu pergi bermain ke mana, kenapa sangat lama?" Cintia bukan sedang menyalahkan Erikson.Cintia juga tidak akan menyalahkan Erikson.Cintia hanya merasa penasaran. Erikson selalu patuh dengan ibunya, tetapi setelah tahu kalau Erikson sudah terlalu lama jauh dari ibunya, tentu ibunya akan menjadi sangat khawatir, tetapi Erikson tetap memilih untuk pulang larut malam. Erikson lantas melihat Cintia, tidak mengatakan apa pun.Erikson masih belum sempat menjawab."Sudah pulang saja sudah bagus. Erik, lain kali harus pulang lebih awal, ya. Mami-mu hampir mau menelepon polisi, loh," canda Tuan Besar Ricky."Iya, Kakek Buyut," ujar Erikson sembari menganggukkan kepalanya."Kamu pasti lapar, ya. Mari kita makan malam." Tuan Besar Ricky menarik tangan Erikson dengan hangat dan pergi berjalan ke meja makan.Erikson berbalik dan melihat pada Ci
Leon melihat ke arah Cintia dan melihat raut wajah Cintia yang sama sekali tidak memedulikannya.Sebelumnya, Leon selalu merasa mungkin Cintia memiliki udang di balik batu terhadap dirinya sendiri.Kalau dilihat-lihat kembali sekarang, Cintia benar-benar tidak punya niat yang lain juga. Cintia bahkan tampak seperti ingin menjauh dari Leon. Leon pun menelan ludahnya dan berkata, "Hati-hati di jalan."Leon dan Cintia juga benar-benar bertemu karena kebetulan saja.Tidak ada alasan kenapa mereka harus saling terlibat di kehidupan satu sama lain. Cintia mengangguk ringan, kemudian masuk ke dalam sedan Willy dan pergi. Di dalam mobil, Willy mengambil inisiatif untuk mulai berbicara, "Kenapa kamu tak membiarkan Leon meminta maaf?""Karena aku tahu dia itu orang yang tak punya perasaan. Untuk apa melihatnya meminta maaf?" ucap Cintia yang sedang bersandar di kursi mobil sambil melihat pemandangan di luar jendela."Apa kamu tidak menyimpan perasaan yang lain … kepada Leon?" Willy mengataka
Leon menggigit bibirnya dengan ringan dan masih tidak mengatakan apa-apa."Benar, dia memang benar-benar terlalu khawatir denganku. Kalau tidak, dia juga takkan langsung menyerangmu karena dia tak tahu situasi sebenarnya. Leon biasanya bukan orang yang seperti itu," Natasya menjelaskan kepada Leon.Tampaknya, Natasya memang benar-benar ingin meredakan konflik antara Leon dan Cintia.Sebenarnya, tidak seorang pun tahu kalau Natasya sedang memamerkan hubungan yang dirinya miliki dengan Leon. Namun, karena Natasya dapat mengalirkan perasaannya itu dengan secara alami, orang-orang pun tidak merasa gusar dengan sikapnya itu."Orang-orang akan bersikap seperti itu kepada orang yang mereka sayangi." Cintia mengamini ucapan Natasya.Cintia juga merasa cukup jika permasalahannya sudah diselesaikan. Cintia sebenarnya juga tidak membutuhkan permintaan maaf apa pun. Benar-benar, sungguh-sungguh tidak memerlukan hal demikian. Karena ini bukanlah masalah yang begitu besar. "Jangan khawatir, Kak
Leon pun masuk ke dalam ruangan.Saat ini, Willy juga ikut terbangun karena suara bising.Willy juga tipe orang yang sangat mudah terbangun.Willy lantas melihat selimut yang ada di tubuhnya, kemudian melihat Cintia dan bertanya, "Sudah berapa lama aku tertidur?""Belum sampai sepuluh menit." Cintia merasa sedikit tidak berdaya.Cintia juga merupakan penderita insomnia kronis. Dia sangat paham betapa tidak nyamannya ketika tiba-tiba terbangun. Willy sendiri tidak terbangun dengan rasa marah karena kantuk, dia hanya meregangkan pinggangnya sambil mengatakan, "Aku sebenarnya tak kelelahan. Aku tak tahu kenapa aku bisa tertidur. Selimut ini, kamu yang berikan, ya?""Hanya kebiasaanku.""Oke."Willy senyum ringan.Cintia sangat takut untuk memberi tahu Willy bahwa sebenarnya Cintia sendiri juga bersikap baik kepada Willy!Sama persis seperti bibinya Willy."Masuklah."Leon tiba-tiba keluar dari dalam ruangan."Natasya ingin bertemu denganmu.'""Akhirnya dia terbangun juga," ujar Willy den
"Aku akan menemanimu." Willy memperjelas arah keberpihakannya.Willy berharap agar Cintia pergi.Namun, dia juga takkan membiarkan Cintia diperlakukan secara tidak adil."Tak perlu. Kamu sudah terjaga sepanjang malam tadi. Untuk hari ini, istirahat saja dulu.""Energiku masih banyak. Ayo, pergi."Cintia sempat ragu-ragu sebentar, pada akhirnya tidak menolak tawaran Willy.Willy sendiri ingin menyelesaikan masalah ini dengan baik-baik. Lagi pula, Willy adalah cucu tertua dari keluarganya dan memiliki kewajiban untuk membantu ayahnya. Kakeknya juga bertanggung jawab untuk menyelesaikan segala perkara besar dan kecil dalam keluarga. Di sisi lain, Willy juga ingin agar Cintia tahu bahwa Willy akan selalu berada di samping Cintia dan menjadi pelindungnya.Sebenarnya, Cintia sungguh tidak tahu mengapa Willy memperlakukan dirinya dengan begitu baik.Benar. Sekarang, Cintia memiliki reputasi yang besar dan sumber daya keuangan yang kuat di dunia luar, tetapi Cintia benar-benar berpandangan bah
"Jangan khawatir, aku pasti akan tumbuh tinggi." "Ya." Erikson pun mengangguk. "Aku pasti lebih tinggi dari Leon.""…."Ya, itu tidak perlu.Kalau lebih tinggi dari Leon, itu berati tinggi Erikson akan lebih dari 1,9 meter, bagaimana bisa lebih mudah menemukan jodoh?Setelah Erikson pergi.Cintia pun melepas penyamarannya.Hari ini sungguh, bukan hari yang menyenangkan.Dini hari berikutnya.Ada ketukan di pintu kamar Cintia.Cintia pun membuka pintu.Willy telah berdiri di depan pintu, wajahnya agak lelah.Bagaimana bisa ke rumah sakit, jika kamu jam segini baru pulang?Bagaimana dengan Natasya?Willy berkata, sambil minta maaf, "Maaf, telah membangunkanmu pagi-pagi sekali."Willy tidak mengetahui kalau Cintia menderita insomnia.Beberapa hari ini, di rumah Keluarga Anggono, Cintia selalu lupa membeli obat tidur.Sehingga, beberapa malam belakangan ini, Cintia hampir tidak tidur.Sebenarnya, tidak bisa dikatakan telah membangunkan."Bagaimana kabar Natasya?" Cintia berkata dengan lug