Hari keempat bekerja. Semuanya tidak berjalan semulus yang diharapkan, tetapi tidak terlalu buruk juga. Cintia masih bisa mengatasinya. Direktur dari berbagai departemen melaporkan pekerjaan mereka keesokan harinya, tetapi itu asal-asalan. Pikirnya, pasti Jacob yang menyuruh mereka melakukan itu. Untungnya, dia sudah lama berhubungan dengan Hendri dan terus belajar tentang kondisi perusahaan. Alasan utama dia mengadakan rapat pertemuan itu hanya untuk memahami orang-orang itu lebih dalam dan memikirkan bagaimana cara berurusan dengan mereka. Raut wajah Cintia sedikit buruk saat ini, karena dia menerima telepon yang sangat membuatnya jijik. Pada saat terakhir ketika dering ponsel berbunyi baru dia angkat."Cintia, kamu benar-benar tidak punya sopan santun, kamu bahkan tidak mengangkat teleponku!" Terdengar suara lawan bicara Cintia dari seberang telepon."Kalau begitu, apa aku sedang menjawab panggilan dari kucing?" cibir Cintia."Cintia, kamu jadi pemberontak ya! Beraninya kamu me
Cintia menatap ke arah kerabatnya dan tidak membuang muka dari tatapan Starvy. Dia lantas duduk di pinggir sofa dan terlihat bersikap seperti orang luar. “Cintia, Nenekmu sedang berulang tahun, apakah kamu tidak mempersiapkan hadiah ulang tahun sama sekali?” tanya Michelle Dijaya, adik kandung Jacob, dengan nada sinis. Seluruh keluarga Michelle bekerja untuk Keluarga Dijaya dan mereka semua mengandalkan Jacob, serta memiliki hubungan yang baik dengan Claudia. Saat Claudia bisa memiliki hubungan dengan Jacob, dikatakan bahwa dia juga memiliki hubungan yang dekat dengan saudari iparnya ini.Cintia tersenyum mengejek. Dia tiba-tiba teringat bahwa Starvy dan Rein bisa memiliki hubungan juga karena kerja keras Miya. Starvy benar-benar diwariskan genetik yang “sangat bagus”!“Siapa yang peduli dengan hadiahnya?” Meri menatapnya dengan penuh mengejek dan berkata, “Dengan kekayaannya yang segitu, bagaimana dia bisa membeli hadiahnya, dia saja terlihat miskin sekali!”“Nenek, jangan mengat
Jacob masih mengira bahwa semua kerabatnya terkejut karena video miliknya. Pada saat dirinya masih terlena, dia menyadari raut wajah ibunya sudah benar-benar menghitam. Starvy dengan segera berlari ke atas panggung dan menunjuk ke arah layar sambil mengingatkan Jacob, “Yah, Ayah ….”Jacob lantas menoleh ke belakang.Begitu melihat ke belakang dan dia dapat melihat gambar yang tampil di layar lebar dengan lebih jelas. Jacob hampir tidak bisa menarik napasnya lagi.Ini semua adalah adegan perselingkuhannya dengan Julia. Tidak hanya ada foto, video, tetapi juga rekaman obrolan kotor mereka. Semuanya terpampang begitu jelas sampai-sampai tidak ada tempat lagi untuk wajah tuanya bersembunyi!Butuh waktu lama bagi Jacob untuk sadar kembali dan dia lantas memarahi stafnya, “Matikan, matikan!”Stafnya pun terkejut sampai terburu-buru mematikan video tersebut.Lalu semua orang, mereka telah melihat semuanya dengan sangat jelas ….“Siapa, ini semua ulah siapa!” Jacob benar-benar mengamuk, seisi
Starvy dibuat Cintia tidak bisa berkata-kata lagi.“Cintia, Starvy itu peduli denganmu. Untuk apa kamu bersikap dingin dan agresif seperti ini. Bahkan kalau kamu merasa tidak nyaman setelah kita putus, tetap saja, kita juga masih ada hubungan kerabat ….”“Rein, sudah kukatakan berapa kali, jangan terlalu narsis. Omonganmu sekarang sudah tidak punya pengaruh lagi terhadapku. Kebencianku dengan Starvy tidak ada hubungannya denganmu. Oh, tentu saja masih ada sedikit hubungannya.” Cintia berhenti sesaat, kemudian mengatakan, “Hanya menambah kebencianku padanya.”“Kak, kamu boleh mengata-ngatai Aku, tapi jangan mengatai Kak Rein seperti itu ….”Belum menyelesaikan omongannya, Cintia langsung saja membalikkan badannya dan meninggalkan mereka. Benar-benar, pemandangan yang menyakitkan mata. Starvy menatap pada bayang Cintia, benar-benar mengesalkan sampai hampir meneriakinya.Rein juga tidak bergerak pergi ke mana-mana. Cintia kini semakin lama semakin tidak memperhatikannya lagi!“Cintia!
Cintia memandang pria di depannya.Sedikit gemuk, benar-benar biasa saja, sedikit pun tidak memberikan kesan kepada orang-orang.Cintia lantas membuang muka dan menjawabnya dengan santai, “Kalau begitu Aku tidak akan bersikap dingin dengan Tuan Sutio lagi.”“Kamu tahu apa jabatanku di Grup Klan Purnomo, tidak?! Aku ini bos tinggi Klan Purnomo, gaji per tahun lebih dari 20 miliar rupiah.” Di tengah kekesalannya itu, Sutio masih sempat bersikap pamer. Lidah Cintia pun berdecak “tsk”, kemudian meninggalkannya tanpa rasa peduli sedikit pun.Sutio melihat sosok Cintia yang meninggalkannya dan masih belum tersadarkan selama beberapa saat.Dia merasa dengan penghasilan yang dimilikinya sekarang seharusnya Cintia tertarik padanya, tetapi kenapa sekarang dia justru tidak diacuhkan oleh Cintia seperti ini?!Awalnya Sutio tidak begitu tertarik dengan Cintia, tetapi karena Keluarga Dijaya masih punya pengaruh di Kota Bandung, ini menjadi tawaran yang sulit ditolak olehnya. Namun, ketika dia benar
Setelah Julia pergi, Cintia memilih sekretaris pria yang baru untuk dirinya dengan bantuan Hendri, yaitu Owen Saputra. Usianya masih muda, memiliki latar belakang pendidikan yang cukup baik dan belum lama bekerja di Galaksi. Dia juga tidak terlibat dalam kelompok tertentu.Pada hari Selasa, sesuai rencana awal, Starvy mempresentasikan sketsa desain untuk tiga bulan berikutnya.Di dalam ruang rapat yang luas, Starvy menjelaskan desainnya sendiri, tetapi dia semakin kehilangan kepercayaan diri di bawah pandangan tajam Cintia.Harus diakui, meskipun diberi waktu tambahan seminggu, Starvy tidak dapat menemukan inspirasi yang lebih baik atau menciptakan sesuatu yang baru. Desain yang dia tampilkan tetap berdasarkan kerangka dasar yang sama, dengan sedikit perubahan desain yang tidak terlalu mencolok."Jadi, Direktur Starvy, menurut pendapatmu, apakah desain ini layak diterima?" tanya Cintia sambil minum sedikit tehnya."Ketua, menurutku, mengikuti tren adalah hal yang penting, tapi itu tida
Jacob tampak ragu. Namun, jika dipikir-pikir, Cintia telah kesulitan mengelola Grup Galaksi akhir-akhir ini. Semua eksekutif di perusahaan tampak mengabaikannya, membuatnya sulit untuk mengembangkan pekerjaan di Galaksi. Jadi, apakah ide cerdasnya adalah menggunakan Starvy untuk mempengaruhi para eksekutif agar mendengarkan perintahnya?Ternyata hanya itu yang bisa dilakukan Cintia. Jacob mengira anak perempuannya ini bisa membuat perubahan besar."Starvy telah bekerja di Galaksi selama bertahun-tahun, dia tentu tidak kalah berpengalaman daripada kamu. Memilih untuk mempercayakan manajemen Galaksi kepada Starvy adalah langkah terbaik yang bisa kamu ambil!" Jacob terlihat puas dengan dirinya sendiri."Baiklah, aku akan mengikuti nasihatmu," jawab Cintia, meskipun dalam hatinya penuh dengan kepahitan. Dia tahu betul bahwa jika dia benar-benar memberikan posisi penting kepada Starvy, itu ibarat membiarkan serigala masuk ke dalam kandang domba."Oh, ya. Mengenai orang yang aku perkenalka
Starvy melihat jam, masih pukul tiga sore. "Masih ada dua jam lebih," ujarnya."Bisakah kamu pulang lebih awal?" Miya terdengar agak kesal. "Aku ingin mengajakmu pergi berbelanja bersamaku."Starvy agak ragu. Dulu, dia bisa pulang lebih awal tanpa melapor pada siapa pun, bahkan ayahnya tidak akan protes. Namun sekarang, Cintia yang bertanggung jawab atas Grup Galaksi, dia khawatir Cintia akan menemukan alasan untuk menyusahkannya. Namun, Starvy juga tidak berani membuat Miya marah. Agar bisa berhasil menikahi Rein, Starvy harus merawat adik iparnya dengan baik.Setelah mempertimbangkan semua hal tersebut, Starvy setuju dan menjawab, "Aku akan segera keluar. Di mana kamu ingin berbelanja?""Di Grand International Mall," balas Miya."Aku akan tiba dalam 20 menit," ujar Starvy.Starvy menutup telepon dan segera menuju ke tujuan tersebut dengan mobilnya.Di tempat lain.Cintia sedang duduk di kantornya, merancang sketsa desain ketika teleponnya berdering. Dia melihat panggilan tersebut
Hanya dengan melihatnya saja semua orang sudah tahu bahwa gelang ini tak ternilai harganya. Ini juga sejenis harta karun yang tak ternilai.Tidak mungkin dapat Cintia terima."Ini tidak ada hubungannya dengan Natasya. Kamu baru saja pulang kembali ke Keluarga Anggono. Ini adalah pertemuan pertama kita dan ini adalah hadiah dari Nenek. Tak perlu malu-malu. Kalau kamu masih tak mau menerimanya, aku pasti akan marah," ujar Nyonya Besar Ria dengan sengaja."Kak Cintia, jangan sungkan. Ini adalah niat baik dari nenekku, kamu ambil saja." Natasya yang berada di samping Nyonya Besar Ria melanjutkan omongannya, "Gelang ini sebenarnya kami pilih dari kotak perhiasan gelang giok nenek untuk waktu yang cukup lama. Leon dan aku merasa ini cocok untukmu, coba kamu pakai dan lihatlah."Cintia benar-benar tidak ingin berutang budi kepada siapa pun."Cintia, karena Nenek Ria yang memberikannya padamu, kamu ambil saja," sebut Tuan Besar Ricky yang berada di sampingnya.Cintia tidak punya pilihan selai
"Kamu tak mau pulang?" Cintia mengangkat alis matanya."Bukan itu, hanya saja ...."Hanya saja karena Leon, 'kan?Karena Erikson berpikir Leon adalah papinya, jadinya Erikson ingin menghabiskan lebih banyak waktu dengan Leon.Cintia bahkan mulai meragukan apakah Erikson sebenarnya pergi mencari Leon hari ini.Terpikirkan akan kemungkinan ini, Cintia semakin kukuh dengan pendiriannya dan berencana untuk meninggalkan Kota Jakarta. "Oke." Erikson berkompromi.Bagaimana pun juga, Mami sudah tidak suka Papi lagi.Papi memang sudah keterlaluan.Kemarin, dia masih bisa melihat muka Mami, kemudian pergi melindungi perempuan lain dan memarahi Mami. Mami membencinya, pasti begitu."Mami, aku akan kembali tidur. Selamat tidur.""Selamat tidur."Erikson kembali ke kamarnya.Dia melihat hasil tes DNA yang berada di meja dan ingin menunjukkannya kepada Maminya.Hari ini, hanya demi kertas hasil tes DNA ini, Erikson sudah menghabiskan waktunya seharian. Namun sekarang, itu sudah tidak berguna lagi
"Oh, begitu." Keraguan Laura terhapuskan.Dalam kehidupan Cintia, selain Erikson, hanya ada Erikson.Apa pun yang Erikson mau, sudah pasti tidak akan Cintia tolak. "Omong-omong, aku sudah mulai sedikit merindukan Erik." Lily tiba-tiba mengirimkan pesan itu."Apa kamu mau menemuinya? Dia sudah tumbuh menjadi seorang pria ganteng, tinggi badannya juga kurang lebih sama denganku." Cintia berinisiatif untuk mengundang teman-temannya."Lupakan saja, kita bicarakan lagi sewaktu aku sudah mapan." Lily menolak ajakan itu dan melanjutkan mengirim pesan, "Dulunya aku hidup dengan glamor, aku tak bisa membiarkan Erik berpikir aku sudah tidak sesuai lagi. Apa pun yang kuperbuat, juga tidak terlalu rendah dari yang Tammy miliki, 'kan?""Kamu masih saja peduli dengan keberadaan Tammy," sela Laura."Omong kosong, memangnya kamu tidak? Aku hanya menerima ujian yang diberikan pencipta padaku. Tunggu aku sampai berhasil, namaku pasti akan melejit sampai ke langit."Cintia tidak bisa menahan dirinya unt
Erikson baru kembali pulang rumah larut malam.Kalau bukan karena panggilan yang terus terhubung, Cintia sudah pasti akan mengira Erikson telah diculik."Kamu pergi bermain ke mana, kenapa sangat lama?" Cintia bukan sedang menyalahkan Erikson.Cintia juga tidak akan menyalahkan Erikson.Cintia hanya merasa penasaran. Erikson selalu patuh dengan ibunya, tetapi setelah tahu kalau Erikson sudah terlalu lama jauh dari ibunya, tentu ibunya akan menjadi sangat khawatir, tetapi Erikson tetap memilih untuk pulang larut malam. Erikson lantas melihat Cintia, tidak mengatakan apa pun.Erikson masih belum sempat menjawab."Sudah pulang saja sudah bagus. Erik, lain kali harus pulang lebih awal, ya. Mami-mu hampir mau menelepon polisi, loh," canda Tuan Besar Ricky."Iya, Kakek Buyut," ujar Erikson sembari menganggukkan kepalanya."Kamu pasti lapar, ya. Mari kita makan malam." Tuan Besar Ricky menarik tangan Erikson dengan hangat dan pergi berjalan ke meja makan.Erikson berbalik dan melihat pada Ci
Leon melihat ke arah Cintia dan melihat raut wajah Cintia yang sama sekali tidak memedulikannya.Sebelumnya, Leon selalu merasa mungkin Cintia memiliki udang di balik batu terhadap dirinya sendiri.Kalau dilihat-lihat kembali sekarang, Cintia benar-benar tidak punya niat yang lain juga. Cintia bahkan tampak seperti ingin menjauh dari Leon. Leon pun menelan ludahnya dan berkata, "Hati-hati di jalan."Leon dan Cintia juga benar-benar bertemu karena kebetulan saja.Tidak ada alasan kenapa mereka harus saling terlibat di kehidupan satu sama lain. Cintia mengangguk ringan, kemudian masuk ke dalam sedan Willy dan pergi. Di dalam mobil, Willy mengambil inisiatif untuk mulai berbicara, "Kenapa kamu tak membiarkan Leon meminta maaf?""Karena aku tahu dia itu orang yang tak punya perasaan. Untuk apa melihatnya meminta maaf?" ucap Cintia yang sedang bersandar di kursi mobil sambil melihat pemandangan di luar jendela."Apa kamu tidak menyimpan perasaan yang lain … kepada Leon?" Willy mengataka
Leon menggigit bibirnya dengan ringan dan masih tidak mengatakan apa-apa."Benar, dia memang benar-benar terlalu khawatir denganku. Kalau tidak, dia juga takkan langsung menyerangmu karena dia tak tahu situasi sebenarnya. Leon biasanya bukan orang yang seperti itu," Natasya menjelaskan kepada Leon.Tampaknya, Natasya memang benar-benar ingin meredakan konflik antara Leon dan Cintia.Sebenarnya, tidak seorang pun tahu kalau Natasya sedang memamerkan hubungan yang dirinya miliki dengan Leon. Namun, karena Natasya dapat mengalirkan perasaannya itu dengan secara alami, orang-orang pun tidak merasa gusar dengan sikapnya itu."Orang-orang akan bersikap seperti itu kepada orang yang mereka sayangi." Cintia mengamini ucapan Natasya.Cintia juga merasa cukup jika permasalahannya sudah diselesaikan. Cintia sebenarnya juga tidak membutuhkan permintaan maaf apa pun. Benar-benar, sungguh-sungguh tidak memerlukan hal demikian. Karena ini bukanlah masalah yang begitu besar. "Jangan khawatir, Kak
Leon pun masuk ke dalam ruangan.Saat ini, Willy juga ikut terbangun karena suara bising.Willy juga tipe orang yang sangat mudah terbangun.Willy lantas melihat selimut yang ada di tubuhnya, kemudian melihat Cintia dan bertanya, "Sudah berapa lama aku tertidur?""Belum sampai sepuluh menit." Cintia merasa sedikit tidak berdaya.Cintia juga merupakan penderita insomnia kronis. Dia sangat paham betapa tidak nyamannya ketika tiba-tiba terbangun. Willy sendiri tidak terbangun dengan rasa marah karena kantuk, dia hanya meregangkan pinggangnya sambil mengatakan, "Aku sebenarnya tak kelelahan. Aku tak tahu kenapa aku bisa tertidur. Selimut ini, kamu yang berikan, ya?""Hanya kebiasaanku.""Oke."Willy senyum ringan.Cintia sangat takut untuk memberi tahu Willy bahwa sebenarnya Cintia sendiri juga bersikap baik kepada Willy!Sama persis seperti bibinya Willy."Masuklah."Leon tiba-tiba keluar dari dalam ruangan."Natasya ingin bertemu denganmu.'""Akhirnya dia terbangun juga," ujar Willy den
"Aku akan menemanimu." Willy memperjelas arah keberpihakannya.Willy berharap agar Cintia pergi.Namun, dia juga takkan membiarkan Cintia diperlakukan secara tidak adil."Tak perlu. Kamu sudah terjaga sepanjang malam tadi. Untuk hari ini, istirahat saja dulu.""Energiku masih banyak. Ayo, pergi."Cintia sempat ragu-ragu sebentar, pada akhirnya tidak menolak tawaran Willy.Willy sendiri ingin menyelesaikan masalah ini dengan baik-baik. Lagi pula, Willy adalah cucu tertua dari keluarganya dan memiliki kewajiban untuk membantu ayahnya. Kakeknya juga bertanggung jawab untuk menyelesaikan segala perkara besar dan kecil dalam keluarga. Di sisi lain, Willy juga ingin agar Cintia tahu bahwa Willy akan selalu berada di samping Cintia dan menjadi pelindungnya.Sebenarnya, Cintia sungguh tidak tahu mengapa Willy memperlakukan dirinya dengan begitu baik.Benar. Sekarang, Cintia memiliki reputasi yang besar dan sumber daya keuangan yang kuat di dunia luar, tetapi Cintia benar-benar berpandangan bah
"Jangan khawatir, aku pasti akan tumbuh tinggi." "Ya." Erikson pun mengangguk. "Aku pasti lebih tinggi dari Leon.""…."Ya, itu tidak perlu.Kalau lebih tinggi dari Leon, itu berati tinggi Erikson akan lebih dari 1,9 meter, bagaimana bisa lebih mudah menemukan jodoh?Setelah Erikson pergi.Cintia pun melepas penyamarannya.Hari ini sungguh, bukan hari yang menyenangkan.Dini hari berikutnya.Ada ketukan di pintu kamar Cintia.Cintia pun membuka pintu.Willy telah berdiri di depan pintu, wajahnya agak lelah.Bagaimana bisa ke rumah sakit, jika kamu jam segini baru pulang?Bagaimana dengan Natasya?Willy berkata, sambil minta maaf, "Maaf, telah membangunkanmu pagi-pagi sekali."Willy tidak mengetahui kalau Cintia menderita insomnia.Beberapa hari ini, di rumah Keluarga Anggono, Cintia selalu lupa membeli obat tidur.Sehingga, beberapa malam belakangan ini, Cintia hampir tidak tidur.Sebenarnya, tidak bisa dikatakan telah membangunkan."Bagaimana kabar Natasya?" Cintia berkata dengan lug