Semua mata serempak tertuju ke arah Lily dan Miya, tatapannya sangat mengintimidasi Miya. Seorang staf bergegas menghampiri dan membantu Miya berdiri. Miya tampaknya terjatuh dengan sangat keras hingga tidak dapat menggerakan kakinya, bahkan dia berteriak kesakitan saat berusaha berjalan."Nona Miya, mau saya antar ke rumah sakit?" tanya seorang staf."Acaranya sebentar lagi akan mulai, tidak cukup waktu untuk ke rumah sakit." Miya yang sedang meringis kesakitan berkata, "Aku ga bisa jalan, bahkan ke tempatku sekali pun.""Saya akan coba bantu Anda …" kata staf itu yang bersikap hati-hati."Ahh! Tidak bisa!" rintih Miya dengan penuh rasa sakit."Kalau begitu …" staf itu tidak tahu harus melakukan apa untuk sesaat.Miya berkata tanpa berpikir panjang, "Aku duduk di sini saja." Ketika berbicara, dia sambil menunjuk ke arah tempat duduk Lily.Lily Triadi adalah salah satu selebriti papan atas, dia memang bukan yang paling populer, tetapi bisa dikatakan cukup populer. Atas dasar apa Mi
Miya tentu juga menyadari tindakan Lily, tetapi dia sama sekali tidak menyangka jika Lily benar-benar berani menendangnya di depan umum. Pada saat dia merasa sedikit panik, tubuhnya tiba-tiba ditarik oleh seseorang.Pada saat yang sama.Tendangan Lily langsung mengarah ke pria yang datang entah dari mana. Tenaga yang digunakan Lily tentu saja kuat, ditambah dia menggunakan sepatu hak tinggi yang tajam, bisa dibayangkan seberapa sakitnya Miya jika terkena tendangan ini. Namun, dia tidak menyangkan tendangan keras ini mendarat di betis Jimmy. Jimmy menahan sakitnya sejenak, rasa sakit itu membuat kakinya tampak gemetar. Lily menatap Jimmy dengan tidak percaya, Miya juga terkejut dengan bantuan yang dilakukan oleh Jimmy. Detak jantung Miya berdegup secara berlebihan, dia benar-benar disihir oleh Jimmy.Tangan Lily mengepal seraya menatap dingin ke arah Jimmy. Dia melihat Jimmy membungkuk untuk menggendong Miya, ekspresinya tidak terlihat, lalu Jimmy pergi begitu saja.Jadi … Jimmy mas
Lily menyadari bahwa dirinya benar-benar menyukai Jimmy saat dia menghadiri upacara kelulusan Jimmy dari universitas. Pada hari itu, Jimmy ditaksir oleh banyak teman sekelas perempuannya. Lily merasa cemburu, bahkan sangat cemburu. Jadi, pada suatu malam yang gelap dan berangin, Lily menunggu Jimmy dan Doni pulang dari acara makan malam di gerbang utama rumah Keluarga Purnomo. Tepat saat Lily melihat sosok tinggi melangkah ke luar dari mobil, dia dengan ceroboh langsung melompat ke pelukan Jimmy. Tercium sedikit bau alkohol di tubuh Jimmy, hanya bau alkohol tidak ada tanda-tanda 'bermain' dengan Wanita. Jimmy selalu bersih, bahkan saat dia berkeringat pada waktu bermain basket, Lily juga merasa bahwa seluruh tubuh Jimmy memiliki aura yang membuat orang merasa nyaman."Ada apa?" tanya Jimmy dengan suara yang halus kepada Lily."Ini bukan mimpi buruk, 'kan? Orang yang begitu besar um …" ucap Jimmy seraya membelalakkan mata.Lily tidak tahu bagaimana dia bisa begitu berani. Dia meling
Sama sekali tidak ada kepanikan saat Jimmy meilhat Lily, dia bertanya dengan santai "Sudah malam Kenapa masih belum tidur? Bukankah besok kamu masih ada kelas?" "Jimmy, kamu anggap aku apa?" tanya Lily.Tahun itu, Lily yang berusia 17 tahun tidak tahu mengapa dirinya begitu tenang. Bahkan begitu tenang sehingga dia tidak terlihat seperti dirinya yang dimanjakan saat tumbuh dewasa. Kemudian dia berpikir, dirinya tidak berani membuat keributan mungkin karena dia takut dibenci oleh Jimmy.Dia ingin memercayai bahwa yang baru saja dilakukan Jimmy bersama dengan selebriti itu hanyalah sebuah kecelakaan."Keponakanku," Jimmy menjawabnya dengan yakin tanpa ragu-ragu."Tapi semalam …""Semalam?" Jimmy tertawa kecil, dengan sorot mata yang tidak percaya, "Semalam aku mabuk.""Tidak!" Lily tahu batas Jimmy untuk minum, Karena tidak bisa minum, Jimmy tidak pernah mabuk!"Oke, aku akui aku ga mabuk, tapi aku juga tidak berniat mengambil keuntungan darimu. Aku pria dewasa yang berusia 22 ta
Namun, Lily tidak tahu apa yang sudah difoto oleh para reporter itu.Dalam waktu dekat ini, Lily tidak pernah bersama dengan lelaki mana pun yang bisa dijadikan sebagai skandal oleh reporter.Lily tidak membawa ponselnya, manajer dan asistennya pun tidak bersama dengannya sekarang."Saya tidak tahu apa yang sedang kalian bicarakan," ucap Lily acuh, lalu melanjutkan, "Kalau saya benar-benar menjalin hubungan romantis dengan seseorang, saya pasti akan memberi tahu kalian semua."Selesai selesai berbicara, Lily segera pergi meninggalkan para reporter itu.Namun, beberapa reporter masih mengelilingi Lily dan tidak mau melepaskannya, membuat raut wajah Lily terlihat kesal.Sebagai seorang selebriti, dalam keadaan apa pun Lily diharuskan untuk selalu berpenampilan baik."Nona Lily, orang yang ada difoto itu jelas-jelas adalah Anda. Kenapa Anda tetap ingin menutupinya?""Nona Lily, mengapa Anda tidak mengakui secara terang-terangan? Tolong beri tahu kami, siapa orang yang bersama Anda dan apa
Lily melihat beritanya dengan pandangan kosong.Berita skandal Lily langsung menempati posisi pertama dalam kolom pencarian, menekan berita tentang 'Rein Halim dan Starvy Dijaya'.Sesampainya di Vila Purnomo ....Lily turun dari mobil dan melihat Jimmy yang ada di depan pintu masuk, seolah menanti kedatangan Lily.Lily berjalan melewati Jimmy, tidak memedulikan Jimmy."Lily," panggil Jimmy.Lily tetap tidak memedulikan Jimmy."Lily Triadi," panggil Jimmy sambil menarik tangan Lily.Akan tetapi, Lily mengangkat tangannya dan menghindari tangan Jimmy yang akan segera memegang tangannya.Lily melihat Jimmy dengan pandangan acuh, lalu berkata, "Jangan sentuh aku. Kamu kotor."Mendengarnya, Jimmy hanya bisa mengepalkan tangannya saja.Jimmy menurunkan kembali tangannya lalu berkata, "Apa kamu sudah punya solusi untuk skandal hari ini?""Perusahaan sudah mengatasi hal ini. Tenang saja, tidak akan memengaruhi drama kamu.""Orang yang ada difoto itu Samuel, 'kan? Foto itu saat pesta ulang tahu
Keesokan harinya.Berita skandal Lily masih menjadi topik utama.Bagaimanapun, bergantung sepenuhnya pada keahlian perusahaan agensi tidak akan bisa menahan semua skandal yang ada, terlebih ada campur tangan Rein yang diam-diam memberikan tekanan pada para awak media.Rein yang melihat topik utama kolom pencarian, merasa sedikit senang.Setelah berpikir beberapa saat, Rein menelepon Cintia.Tentu saja Cintia melihat berita mengenai Lily.Kalau dilihat dari fotonya, Cintia tahu kalau orang yang menyebarkan skandal ini adalah Rein.Cintia akui, Rein memang cukup pintar. Rein menggunakan berita panas lainnya untuk menekan beritanya dengan Starvy, serta melindungi Grup Halim dari berita yang kurang baik."Cintia.Menurutmu, apa Samuel akan membantu Lily?" tanya Rein dengan nada sarkas.Cintia benar-benar tidak ingin menghabiskan waktunya mendengar perkataan Rein.Kalau Cintia memberi tahu Rein, kalau sebenarnya Lily juga berasal dari Keluarga Purnomo, mungkin saja Rein akan muntah darah!"M
Menurut Cintia, dalam urusan bisnis keluarga, Jimmy lebih bisa diandalkan daripada Lily.[Kakek tidak mengizikan Jimmy turun tangan dalam urusan bisnis,] balas Samuel lagi.Membacanya, Cintia merasa terkejut.Samuel kemudian mengirimkan pesan lagi, [Jimmy adalah anak angkat Kakek. Tidak membiarkannya ikut campur dalam bisnis keluarga adalah untuk menghindari persaingan perebutan kekuasaan. Hal ini akan membuat Keluarga Purnomo pecah belah.]Walaupun Cintia mengerti tentang hal ini, dia masih merasa keputusan kakeknya Samuel tidak begitu adil untuk Jimmy.Sikap kakeknya Samuel ini begitu terlihat, tidak memedulikan perasaan Jimmy sama sekali.[Jadi, masalah Lily akan kamu biarkan begitu saja?] tanya Cintia kembali ke topik utama. Memang benar, Cintia begitu mudah dialihkan oleh Samuel.[Dia bisa mengatasinya sendiri. Kalau dia tidak bisa mengatasinya, dia pasti akan meminta bantuanku.]Betul juga, Cintia tahu kalau Lily adalah bagian dari Keluarga Purnomo dan mereka tidak akan mungkin d
Hanya dengan melihatnya saja semua orang sudah tahu bahwa gelang ini tak ternilai harganya. Ini juga sejenis harta karun yang tak ternilai.Tidak mungkin dapat Cintia terima."Ini tidak ada hubungannya dengan Natasya. Kamu baru saja pulang kembali ke Keluarga Anggono. Ini adalah pertemuan pertama kita dan ini adalah hadiah dari Nenek. Tak perlu malu-malu. Kalau kamu masih tak mau menerimanya, aku pasti akan marah," ujar Nyonya Besar Ria dengan sengaja."Kak Cintia, jangan sungkan. Ini adalah niat baik dari nenekku, kamu ambil saja." Natasya yang berada di samping Nyonya Besar Ria melanjutkan omongannya, "Gelang ini sebenarnya kami pilih dari kotak perhiasan gelang giok nenek untuk waktu yang cukup lama. Leon dan aku merasa ini cocok untukmu, coba kamu pakai dan lihatlah."Cintia benar-benar tidak ingin berutang budi kepada siapa pun."Cintia, karena Nenek Ria yang memberikannya padamu, kamu ambil saja," sebut Tuan Besar Ricky yang berada di sampingnya.Cintia tidak punya pilihan selai
"Kamu tak mau pulang?" Cintia mengangkat alis matanya."Bukan itu, hanya saja ...."Hanya saja karena Leon, 'kan?Karena Erikson berpikir Leon adalah papinya, jadinya Erikson ingin menghabiskan lebih banyak waktu dengan Leon.Cintia bahkan mulai meragukan apakah Erikson sebenarnya pergi mencari Leon hari ini.Terpikirkan akan kemungkinan ini, Cintia semakin kukuh dengan pendiriannya dan berencana untuk meninggalkan Kota Jakarta. "Oke." Erikson berkompromi.Bagaimana pun juga, Mami sudah tidak suka Papi lagi.Papi memang sudah keterlaluan.Kemarin, dia masih bisa melihat muka Mami, kemudian pergi melindungi perempuan lain dan memarahi Mami. Mami membencinya, pasti begitu."Mami, aku akan kembali tidur. Selamat tidur.""Selamat tidur."Erikson kembali ke kamarnya.Dia melihat hasil tes DNA yang berada di meja dan ingin menunjukkannya kepada Maminya.Hari ini, hanya demi kertas hasil tes DNA ini, Erikson sudah menghabiskan waktunya seharian. Namun sekarang, itu sudah tidak berguna lagi
"Oh, begitu." Keraguan Laura terhapuskan.Dalam kehidupan Cintia, selain Erikson, hanya ada Erikson.Apa pun yang Erikson mau, sudah pasti tidak akan Cintia tolak. "Omong-omong, aku sudah mulai sedikit merindukan Erik." Lily tiba-tiba mengirimkan pesan itu."Apa kamu mau menemuinya? Dia sudah tumbuh menjadi seorang pria ganteng, tinggi badannya juga kurang lebih sama denganku." Cintia berinisiatif untuk mengundang teman-temannya."Lupakan saja, kita bicarakan lagi sewaktu aku sudah mapan." Lily menolak ajakan itu dan melanjutkan mengirim pesan, "Dulunya aku hidup dengan glamor, aku tak bisa membiarkan Erik berpikir aku sudah tidak sesuai lagi. Apa pun yang kuperbuat, juga tidak terlalu rendah dari yang Tammy miliki, 'kan?""Kamu masih saja peduli dengan keberadaan Tammy," sela Laura."Omong kosong, memangnya kamu tidak? Aku hanya menerima ujian yang diberikan pencipta padaku. Tunggu aku sampai berhasil, namaku pasti akan melejit sampai ke langit."Cintia tidak bisa menahan dirinya unt
Erikson baru kembali pulang rumah larut malam.Kalau bukan karena panggilan yang terus terhubung, Cintia sudah pasti akan mengira Erikson telah diculik."Kamu pergi bermain ke mana, kenapa sangat lama?" Cintia bukan sedang menyalahkan Erikson.Cintia juga tidak akan menyalahkan Erikson.Cintia hanya merasa penasaran. Erikson selalu patuh dengan ibunya, tetapi setelah tahu kalau Erikson sudah terlalu lama jauh dari ibunya, tentu ibunya akan menjadi sangat khawatir, tetapi Erikson tetap memilih untuk pulang larut malam. Erikson lantas melihat Cintia, tidak mengatakan apa pun.Erikson masih belum sempat menjawab."Sudah pulang saja sudah bagus. Erik, lain kali harus pulang lebih awal, ya. Mami-mu hampir mau menelepon polisi, loh," canda Tuan Besar Ricky."Iya, Kakek Buyut," ujar Erikson sembari menganggukkan kepalanya."Kamu pasti lapar, ya. Mari kita makan malam." Tuan Besar Ricky menarik tangan Erikson dengan hangat dan pergi berjalan ke meja makan.Erikson berbalik dan melihat pada Ci
Leon melihat ke arah Cintia dan melihat raut wajah Cintia yang sama sekali tidak memedulikannya.Sebelumnya, Leon selalu merasa mungkin Cintia memiliki udang di balik batu terhadap dirinya sendiri.Kalau dilihat-lihat kembali sekarang, Cintia benar-benar tidak punya niat yang lain juga. Cintia bahkan tampak seperti ingin menjauh dari Leon. Leon pun menelan ludahnya dan berkata, "Hati-hati di jalan."Leon dan Cintia juga benar-benar bertemu karena kebetulan saja.Tidak ada alasan kenapa mereka harus saling terlibat di kehidupan satu sama lain. Cintia mengangguk ringan, kemudian masuk ke dalam sedan Willy dan pergi. Di dalam mobil, Willy mengambil inisiatif untuk mulai berbicara, "Kenapa kamu tak membiarkan Leon meminta maaf?""Karena aku tahu dia itu orang yang tak punya perasaan. Untuk apa melihatnya meminta maaf?" ucap Cintia yang sedang bersandar di kursi mobil sambil melihat pemandangan di luar jendela."Apa kamu tidak menyimpan perasaan yang lain … kepada Leon?" Willy mengataka
Leon menggigit bibirnya dengan ringan dan masih tidak mengatakan apa-apa."Benar, dia memang benar-benar terlalu khawatir denganku. Kalau tidak, dia juga takkan langsung menyerangmu karena dia tak tahu situasi sebenarnya. Leon biasanya bukan orang yang seperti itu," Natasya menjelaskan kepada Leon.Tampaknya, Natasya memang benar-benar ingin meredakan konflik antara Leon dan Cintia.Sebenarnya, tidak seorang pun tahu kalau Natasya sedang memamerkan hubungan yang dirinya miliki dengan Leon. Namun, karena Natasya dapat mengalirkan perasaannya itu dengan secara alami, orang-orang pun tidak merasa gusar dengan sikapnya itu."Orang-orang akan bersikap seperti itu kepada orang yang mereka sayangi." Cintia mengamini ucapan Natasya.Cintia juga merasa cukup jika permasalahannya sudah diselesaikan. Cintia sebenarnya juga tidak membutuhkan permintaan maaf apa pun. Benar-benar, sungguh-sungguh tidak memerlukan hal demikian. Karena ini bukanlah masalah yang begitu besar. "Jangan khawatir, Kak
Leon pun masuk ke dalam ruangan.Saat ini, Willy juga ikut terbangun karena suara bising.Willy juga tipe orang yang sangat mudah terbangun.Willy lantas melihat selimut yang ada di tubuhnya, kemudian melihat Cintia dan bertanya, "Sudah berapa lama aku tertidur?""Belum sampai sepuluh menit." Cintia merasa sedikit tidak berdaya.Cintia juga merupakan penderita insomnia kronis. Dia sangat paham betapa tidak nyamannya ketika tiba-tiba terbangun. Willy sendiri tidak terbangun dengan rasa marah karena kantuk, dia hanya meregangkan pinggangnya sambil mengatakan, "Aku sebenarnya tak kelelahan. Aku tak tahu kenapa aku bisa tertidur. Selimut ini, kamu yang berikan, ya?""Hanya kebiasaanku.""Oke."Willy senyum ringan.Cintia sangat takut untuk memberi tahu Willy bahwa sebenarnya Cintia sendiri juga bersikap baik kepada Willy!Sama persis seperti bibinya Willy."Masuklah."Leon tiba-tiba keluar dari dalam ruangan."Natasya ingin bertemu denganmu.'""Akhirnya dia terbangun juga," ujar Willy den
"Aku akan menemanimu." Willy memperjelas arah keberpihakannya.Willy berharap agar Cintia pergi.Namun, dia juga takkan membiarkan Cintia diperlakukan secara tidak adil."Tak perlu. Kamu sudah terjaga sepanjang malam tadi. Untuk hari ini, istirahat saja dulu.""Energiku masih banyak. Ayo, pergi."Cintia sempat ragu-ragu sebentar, pada akhirnya tidak menolak tawaran Willy.Willy sendiri ingin menyelesaikan masalah ini dengan baik-baik. Lagi pula, Willy adalah cucu tertua dari keluarganya dan memiliki kewajiban untuk membantu ayahnya. Kakeknya juga bertanggung jawab untuk menyelesaikan segala perkara besar dan kecil dalam keluarga. Di sisi lain, Willy juga ingin agar Cintia tahu bahwa Willy akan selalu berada di samping Cintia dan menjadi pelindungnya.Sebenarnya, Cintia sungguh tidak tahu mengapa Willy memperlakukan dirinya dengan begitu baik.Benar. Sekarang, Cintia memiliki reputasi yang besar dan sumber daya keuangan yang kuat di dunia luar, tetapi Cintia benar-benar berpandangan bah
"Jangan khawatir, aku pasti akan tumbuh tinggi." "Ya." Erikson pun mengangguk. "Aku pasti lebih tinggi dari Leon.""…."Ya, itu tidak perlu.Kalau lebih tinggi dari Leon, itu berati tinggi Erikson akan lebih dari 1,9 meter, bagaimana bisa lebih mudah menemukan jodoh?Setelah Erikson pergi.Cintia pun melepas penyamarannya.Hari ini sungguh, bukan hari yang menyenangkan.Dini hari berikutnya.Ada ketukan di pintu kamar Cintia.Cintia pun membuka pintu.Willy telah berdiri di depan pintu, wajahnya agak lelah.Bagaimana bisa ke rumah sakit, jika kamu jam segini baru pulang?Bagaimana dengan Natasya?Willy berkata, sambil minta maaf, "Maaf, telah membangunkanmu pagi-pagi sekali."Willy tidak mengetahui kalau Cintia menderita insomnia.Beberapa hari ini, di rumah Keluarga Anggono, Cintia selalu lupa membeli obat tidur.Sehingga, beberapa malam belakangan ini, Cintia hampir tidak tidur.Sebenarnya, tidak bisa dikatakan telah membangunkan."Bagaimana kabar Natasya?" Cintia berkata dengan lug