Tidak ada lagi yang dikatakan Aleena perihal kandungannya, memilih untuk menyimpan sendiri dan cuma memberitahu sang suami.Sebelum mengantarkan Aleena pulang, Gala justru mengajak adik iparnya jalan-jalan. Padahal wanita cantik berkulit putih itu sudah menolah, tapi tetap saja saudara kembar Galuh mengabaikannya."Kamu ikut saja sama aku, Aleena. Kamu tidak akan aku sakiti," ujar Gala berharap adik iparnya tidak menolak ajakannya."Aku ingin istirahat saja, Gala. Jadi, antarkan aku pulang!" Aleena berbicara dengan tegas. Akan tetapi, sebelum wanita cantik itu mengancam, perutnya malah berbunyi. "Kita makan dulu, perutmu lapar 'kan?" tanya Gala memastikan."Aku gak lapar," dusta Aleena memalingkan wajahnya."Kalau gak lapar, lantas bunyi perut siapa barusan? Sudah, Aleena. Kamu tenang saja, perihal Galuh ... dia tidak akan memarahimu. Apalagi sekarang kamu sedang mengandung putranya." Gala berusaha memberikan pengertian. Aleena tidak bisa mengelak apa yang dikatakan kakak iparnya.
Galuh tengah bersama Tasya untuk makan bersama di restoran, tapi siapa sangka akan bertemu dengan istrinya di sana. Terlebih melihat Aleena sedang bersama saudara kembarnya, Gala. Suami mana yang tidak marah melihat sang istri bersama saudara yang selama ini dimusuhinya? Dengan bisikan dari Tasya juga, Galuh menjadi naik pitam kepada istrinya."Sebagai seorang pria yang memiliki istri, harusnya kamu menjaga harkat dan martabat yang kamu miliki. Jangan cuma menyalahkan saudaramu, tapi istrimu juga. Pria tidak akan mau jalan bareng bersama wanita yang sudah memiliki istri, jika bukan karena si wanita yang kegatelan." Tasya terus mengompori agar Galuh semakin kesal pada istrinya. Padahal, dia sendiri tidak sadar bahwa saat ini tengah bersama suami dari wanita lain. Semakin Tasya membisikkan kalimat yang menyudutkan Aleena, semakin Galuh kesal. Pria yang awalnya cuma memandang ke arah sang istri dengan tatapan sinis, justru menghampiri istrinya yang sedang diam terpaku. Wanita cantik be
Aleena menemukan kantong plastik yang tergeletak di lantai, dia hendak memungutnya. Namun, sejenak hatinya ragu. "Bagaimana kalau di dalam isinya bom?" pikirnya liar. Dia hendak masuk ke rumah, tapi rasa penasaran justru semakin mendominasi. Dengan penuh hati-hati, Aleena memungut kantong plastik tersebut. Netra Aleena terkejut mendapati makanan di dalamnya. Dia tidak segan mengambilnya, lalu menghidangkan di atas meja. Bakso iga sapi, menu makanan yang ingin sekali dia makan dari kemarin. "Semua ini pasti perbuatan Gala, siapa lagi kalau bukan dia?" pikirnya. Kakak ipar tampan itu benar-benar peduli padanya, bahkan untuk kesehatan bayinya juga. Aleena makan dengan pelan, bibirnya tersenyum lebar saat mendapati makanan itu begitu lezat. Dia bahkan berniat untuk mengucapkan terima kasih setelah menghabiskan makanannya. Wanita cantik berkulit putih itu jadi berpikir ulang, kenapa bukan Galuh yang memberikan makanan ini?Selanjutnya, piring kotor dibersihkan aga
Semua bahan sudah selesai dibeli, sudah waktunya Gala menyiapkan hidangan makan malam yang lezat untuk wanita yang dicintainya. Dia juga membuatkan segelas susu untuk Aleena, sebab Gala sangat peduli dengan calon bayi yang akan menjadi ponakannya nanti. Dia duduk santai di ruang keluarga setelah membersihkan diri. Tinggal menunggu Aleena bangun dari tidurnya. Setelah itu mereka akan makan bersama. "Kamu ngapain di sini?" tanya Aleena ketika melihat kakak iparnya duduk santai di sofa. Dia akhirnya bangun dari mimpi indahnya karena merasakan lapar. "Eh ... Aleena. Akhirnya kamu bangun juga, kamu pasti lapar 'kan? Kita makan yuk!" ajak Gala tanpa menjawab pertanyaan wanita yang baru bangun dari tidurnya. "Jawab dulu, ngapain kamu di sini?" tanya Aleena penasaran."Aku cuma ingin melihat keadaanmu saja, Aleena. Aku lihat suamimu yang tidak bertanggung jawab itu pergi, jadi aku memutuskan untuk menjagamu." Gala menjelaskan agar Aleena tidak salah paham."Aku b
Waktu berlalu begitu cepat, Aleena semakin dekat dengan kakak iparnya. Sedangkan sang suami selalu sibuk dengan pekerjaannya. Sering kali wanita cantik berkulit putih ditinggal sendiri oleh Galuh. "Tak bisakah sehari saja Mas Galuh di rumah ini ketika hari libur? Apa iya, harus bekerja setiap hari walaupun hari minggu?" cecar Aleena pelan. Bagaimanapun, dia tidak ingin membuat suaminya tersinggung karena pertanyaan yang dilontarkan selagi ini. "Kamu mau aku libur? Apa kamu lupa, aku bekerja untuk siapa?" Bukan menjawab, Galuh justru balik bertanya dengan nada tinggi. "Kamu enak, tinggal di rumah dan menunggu uang belanja dariku. Sedangkan aku harus capek-capek kerja hanya untuk membuatmu bahagia. Kamu harus berpikir juga, Aleena. Anggota keluarga kita akan bertambah setelah ini. Bayi dalam kandunganmu itu juga membutuhkan biaya." Galuh berbicara panjang lebar hingga membuat Aleena terdiam."Udahlah, aku malas sarapan kalau begini!" imbuh Galuh, lalu pergi begitu saja m
Aleena mulai bercerita bagaimana dia bertemu dengan pria yang sekarang dinikahinya, bahkan setelah dia salah mengartikan sifat Galuh yang ternyata di luar prediksinya. Meskipun begitu, wanita cantik berkulit putih mengakui kalau perasaannya tidak akan pernah berubah kepada pria yang merupakan cinta pertama baginya. "Kamu yakin pria itu Galuh? Apa tidak salah orang?" cecar Gala setelah mendengar cerita panjang lebar Aleena. "Aku sih awalnya tidak yakin, karena waktu menikah dengannya perasanku biasa saja. Tidak sebahagia waktu pertama kali bertemu dengannya. Aku yakin itu hal yang wajar," sahut Aleena sesuai prediksinya. Gala terus memperhatikan Aleena, dan mengajak wanita cantik berkulit putih itu masuk ke sebuah tempat wisata yang tidak jauh dari sana. Sebuah pantai yang indah dengan pasir putih yang membentang luas. Sangat cocok untuk bersantai sambil menikmati kepala muda. "Memang kenapa kamu bisa berpikir aku gak salah orang?" tanya Aleena masih melanjutkan o
"Kenapa kamu gak bilang dari awal kalau pria yang aku temui waktu itu adalah kamu, bukan suamiku?" tanya Aleena menuntut penjelasan.Gala membuka mulut untuk menjelaskan, tapi Aleena justru kembali berbicara. "Ternyata kamu cinta pertamaku, dan bodohnya aku tidak bisa mengenalimu dengan baik." Aleena terus menyalahkan dirinya sendiri.Kakak ipar yang tampan pun menghela napas panjang, lalu mengeluarkan secara perlahan. "Maafkan aku, Aleena. Aku sudah memberitahumu, tapi kamu gak pernah peduli. Bahkan aku mengira kalau dari awal kamu memang menyukai Galuh, bukan aku," ujar Gala tidak tahu harus menjelaskan bagaimana. "Kamu jangan nangis lagi ya. Mungkin memang takdir tidak memihak kepada kita, dan kamu harus bisa menerima semuanya. Jika memang kita masih diizinkan bersama, pasti akan ada hal yang membuat kita tidak akan berpisah." Gala berusaha untuk menguatkan diri sendiri serta hati Aleena. Wanita cantik berkulit putih menghapus air matanya secara kasar, lalu berusaha untuk membe
Aleena sering di rumah sejak kejadian waktu itu, di mana Gala diketahui adalah cinta pertamanya. "Aku gak percaya kalau kamu akan ingkar janji seperti ini, Gala. Kamu bilang akan selalu menemuiku, tapi nyatanya sudah hampir satu minggu kamu gak ada kabar." Aleena bermonolog. Dia menyayangkan karena terlalu percaya pada pria yang sudah menjadi kakak iparnya. Dia khawatir terjadi sesuatu yang buruk pada Gala, tapi terkadang dia membenci kakak iparnya karena hilang begitu saja. Hari-hari yang dilalui Aleena selama seminggu terasa hampa, dia sudah tidak memiliki teman mengobrol lagi. Meskipun ada mertua yang setiap hari datang menemaninya. Sesekali dia berburuk sangka kepada Gala. Padahal pria tampan itu saat ini tengah memikirkannya juga. Di kantor, pikiran Gala tidak bisa fokus karena tengah memikirkan keadaan wanita yang dicintainya. "Maafkan aku, Aleena. Semua aku lakukan demi kebaikanmu dan juga calon bayimu. Ternyata waktu aku mengantarmu pulang, Galuh mengetah
Tasya segera dilarikan ke puskesmas terdekat, beruntung wanita seksi itu hanya luka ringan saja. Saat wanita seksi membuka mata, terlihat wajah Aleena, Gala dan Bagas di depan mata."Aku di mana?" tanya Tasya lirih."Kamu di puskesmas karena menabrak pohon tadi, beruntung cuma mengalami luka ringan saja." Aleena menjelaskan secara detail.Netra Tasya mulai berkaca-kaca karena melihat kebaikan orang yang telah dijahatinya. "Maaf karena aku telah berbuat jahat pada kalian," ujar Tasya lirih."Gapapa, jauh sebelum kamu meminta maaf. Aku dan mas Gala sudah memaafkanmu." Aleena memberikan senyuman.Tidak berselang lama, Galuh beserta keluarganya datang untuk melihat keadaan Tasya. Gala yang mengabari saudara kembarnya kalau wanita seksi itu mengalami kecelakaan."Kamu tidak apa-apa 'kan?" tanya Galuh terlihat cemas."Aku gapapa, Mas. Semua berkat pertolongan dari Gala dan Aleena," sahut Tasya lirih.Galuh langsung membuang sifat gengsi yang dimilikinya, lalu mengucapkan terima kasih pada
Aleena kebingungan saat melihat Bagas tidak kunjung keluar dari kamar mandi. Jadi, wanita cantik itu pun meminta sang suami untuk mencari keberadaan putranya."Bagas tidak ada di sini, Aleena." Gala memberitahu setelah mencari di dalam kamar mandi."Lantas ke mana perginya Bagas, Mas?" tanya Aleena panik. Pria tampan itu pun segera meminta izin untuk melihat rekaman cctv yang ada di tempat makan tersebut. Lalu, dia pun mengetahui siapa dalang dari semua ini. Gala segera menarik tangan istrinya dan meminta untuk berdo'a agar putranya baik-baik saja. "Kita mau ke mana, Mas?" tanya Aleena yang memang tidak melihat rekaman cctv."Aku tahu siapa yang telah membawa Bagas, maka dari itu kita harus secepatnya ke sana sebelum mereka berbuat yang tidak-tidak pada putra kita," sahut Gala sibuk menyetir."Iya, mereka siapa yang Mas maksud?" tanya Aleena yang memang tidak mengerti siapa yang dimaksud oleh suaminya."Nanti kamu tahu sendiri siapa yang aku maksud, Aleena." Hanya itu yang dikatakan
Kehidupan rumah tangga Aleena saat ini memang sudah mendapatkan kebahagiaan seperti yang pernah menjadi keinginannya selama ini. Bahkan bahtera rumah tangga yang dijalani bersama Gala begitu harmonis. Pria tampan itu membuat wanita cantik berkulit putih hidup layaknya seperti seorang ratu. Sejak pernikahan mereka berlangsung, Gala memang tidak membiarkan Aleena melakukan semua pekerjaan rumah sendiri. Dia langsung mencarikan asisten rumah tangga yang bisa membantu pekerjaan rumah. Sedangkan wanita cantik berkulit putih itu cuma perlu fokus dengan merawat Bagas saja. "Terima kasih, Mas. Sudah memberikan kebahagiaan yang ingin aku rasakan dari dulu." Aleena selalu bersyukur dengan kehidupan rumah tangga yang saat ini dijalani."Aku yang harusnya berterima kasih karena kamu telah ikhlas dan rela menghabiskan waktumu untuk mengurus anak kita, Bagas." Gala tidak kalah bersyukur karena mendapatkan istri yang cantik dan baik seperti Aleena. Di waktu keduanya ingin berpelukan, Bagas tiba-t
Galuh hanya terdiam mendengar apa yang dikatakan oleh Tasya, sebab dirinya baru mengerti tentang kesehatan spermanya yang bermasalah. Selama ini, dia selalu menyalahkan Aleena karena belum diberikan keturunan saat sang Mama memintanya."Kenapa kamu tidak bilang dari awal, Mas. Kalau kamu itu tidak bisa memberikan keturunan?" tanya Tasya dengan netra basah. "Aku juga tidak tahu, Tasya. Lagi pula aku itu 'kan bukan asli mandul, kalau kita berusaha lebih keras lagi dan aku berobat, pasti tidak lama lagi kita akan mendapatkan keturunan." Galuh mencoba untuk memberikan penjelasan pada sang istri agar lebih mengerti. "Aku kira selama ini yang bermasalah Aleena, ternyata aku salah. Kamu yang tidak sehat, Mas." Tasya tetap tidak menerima kenyataan yang ada. Dia semakin merasa bahwa hidup ini tidak adil, bahkan seolah-olah dia telah mendapatkan sebuah karma dari apa yang diperbuatnya. Pria tampan itu terus menyalahkan diri sendiri karena tidak memeriksakan diri sejak awal. Bahkan, dia meny
Dengan terpaksa Galuh menerima permintaan Tasya untuk menikahinya. Terlebih sang Mama juga mendesak karena tidak ingin berurusan dengan hukum. Tidak usah menunggu satu minggu lamanya, sebab keluarga Fathan langsung memberikan keputusan tiga hari setelah wanita seksi itu mengancam. Dan dua hari setelah itu, mereka melaksanakan pernikahan mewah yang sudah diatur oleh wanita seksi itu. Dengan uang yang dimiliki, sangat gampang bagi Tasya untuk mengatur segalanya. Pesta pernikahan dilaksanakan dengan begitu meriah, ditambah dengan para tamu undangan yang hadir ikut memeriahkan pernikahan mereka. Aleena dan Gala juga turut hadir di sana."Kamu baik-baik saja 'kan?" tanya Gala melihat ke arah Aleena yang terus menatap ke arah pelaminan."Gapapa, aku senang kok melihat mereka akhirnya menikah." Aleena menjawab singkat sesuai apa yang dirasakan."Kamu benar, Aleena. Mereka benar-benar pasangan yang serasi." Gala mengiyakan apa yang dikatakan wanita cantik berkulit putih itu."Seharusnya mere
"Kalau memang tidak ingin merestui hubungan kami, Gala akan tetap menikah dengan Aleena." Gala pun pergi dari rumah Dira, tapi siapa sangka kalau wanita setengah paruh baya itu akan jatuh saat melihat putranya pergi.Aleena terlihat sangat cemas, tapi pria tampan justru meminta agar tidak menghiraukannya. "Gala! Jangan pergi kamu!" Galuh menghentikan langkah kaki saudara kembarnya.Jelas saja Gala tidak bergerak dari tempat dirinya berdiri. "Ada apalagi?" tanyanya santai."Kamu harus tanggung jawab, apa yang sudah kamu lakukan pada Mama. Hah!" pekik Galuh tidak terima dengan keadaan Dira yang terjatuh. Sang Mama yang sudah digendong oleh Fathan ke dalam rumah."Kamu urus sendiri saja, mulai hari ini aku tidak punya hubungan lagi dengan keluarga ini." Gala segera pergi dengan diikuti oleh Aleena dari belakang. Wanita cantik itu sebenarnya tidak setuju dengan apa yang dilakukan oleh pria yang dicintainya, tapi setelah mendengar alasan dari Gala. Dia pun mengikuti apa pun yang dikatakan
Aleena dan Gala senang karena telah berhasil mendapatkan Bagas kembali tanpa ketahuan, sebab penghuni rumah tertidur dengan pulas. Pun bayi itu tidak menangis saat pria tampan itu menggendongnya. "Sekarang, apa rencana kita selanjutnya?" tanya Gala saat melihat Aleena bahagia telah menggendong Bagas."Aku tidak tahu, yang jelas ... aku ingin Bagas selalu bersamaku." Tidak ada hal yang paling membahagiakan bagi Aleena selain bersama dengan buah hatinya."Kalau perihal itu, kamu tenang saja. Hak asuh Bagas pasti jatuh ke tanganmu, sebab dia anak kandung kita. Untuk malam ini, sebaiknya kamu ikut denganku agar kamu juga aman dan Bagas bisa istirahat dengan tenang." Gala menawarkan tempat tinggal.Wanita cantik itu setuju, sebab dirinya tidak memiliki uang untuk bertahan hidup. Lagian, pria yang saat ini bersama merupak pria yang dicintainya. Waktu begitu cepat berlalu, tapi Dira dan sekeluarga tidak mencari keberadaan Bagas serta Aleena dan Gala. Mereka membiarkan mereka begitu saja ka
Tentu saja Aleena protes dengan keputusan sepihak oleh mama mertuanya. "Gak bisa gitu, Ma. Bagaimanapun, aku adalah ibu kandung dari Bagas. Tidak bisa dengan seenaknya Mama mau memisahkan aku dengannya. Sampai kapan pun, aku tidak akan membiarkan hak asuk Bagas kepada Mama." Aleena menjelaskan panjang lebar."Kita lihat saja nanti di pengadilan, akan Mama pastikan Bagas akan diasuh olehku sebagai neneknya. Apakah kamu lupa, kalau Mama juga berhak atas Bagas, hah!" pekik Dira dengan nada tinggi. "Bagus, Ma. Aku setuju dengan rencana Mama." Galuh terlihat begitu semangat. Bagaimana tidak? Dia tak hanya bisa membuat saudara kembarnya menderita, tapi Aleena juga. "Sekarang kamu sudah bisa pergi dari rumah ini, karena Galuh sudah menjatuhkan talak padamu. Jangan lupa, tinggalkan Bagas di rumah ini. Soalnya aku tidak rela kalau cucuku harus kehujanan serta kepanasan di luar." Dira mengusir Aleena dengan kejam."Sampai kapan pun Aleena tidak akan pernah pergi dari rumah ini tanpa membawa
Mendengar hal itu Dira sama sekali tidak terkejut, bahkan wanita setengah paruh baya itu memberikan senyuman ketus. "Kenapa kamu tidak bilang dari awal, Galuh? Haruskah kamu menyembunyikan semuanya dari Mama?" cerca Dira sinis.Galuh sendiri bingung harus menjelaskan bagaimana, sebab dirinya tidak ingin mengungkapkan kebenaran yang ada."Aku hanya salah bicara, Ma. Jangan hiraukan perkataanku yang tadi," ujar pria tampan itu agar sang Mama tidak marah. "Mau sampai kapan kamu akan menutupi semua dari Mama, Galuh. Mama sudah tahu semuanya, hanya saja menunggumu jujur saja." Dira berkata terus terang. Ternyata Santi telah melaporkan semua pada majikan yang dari awal dipekerjakan untuk menjadi mata-mata. "Lebih baik sekarang kamu ceritakan semuanya sebelum Mama semakin marah," pinta Dira agar putranya mau berterus terang.Pria tampan langsung terdiam, tidak tahu apa yang akan dikatakan. Dia sendiri bingung harus menceritakan dari mana terlebih dulu."Kenapa kamu diam saja, Galuh? Cepat