Share

Mencari Model

Penulis: Kim Sumi Ryn
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

 "Maaf menunggu lama," ucap Alando sopan setelah duduk di hadapan laki-laki berjas abu-abu.

 Laki-laki yang sedang sibuk dengan laptopnya itu pun tersenyum lantas menutup laptop. Kemudian dia mengulurkan tangan dengan sopan. "Apa kabar, Pak Alando?"

 "Baik, Pak Rendra. Maaf, sepertinya saya terlambat datang," sahut Alando, menjabat tangan Rendra.

 "Tentu saja tidak. Saya sengaja datang pagi karena harus mengerjakan sesuatu." Rendra melepaskan jabatan tangan.

 "Luar biasa. Dari yang saya dengar, anda mengerjakan sendiri flyer untuk brand anda, apa itu benar?" Alando melukis senyum. Tidak bisa dipungkiri memang, Rendra adalah sosok yang rajin dan kreatif.

 "Ya, begitulah. Saya tidak puas jika harus menyewa seorang desain grafis. Lagipula saya punya ilmu tentang desain, tidak ada salahnya saya pakai, agar bisa menjadi ilmu yang bermanfaat," jelas Rendra kembali membuat Alando kagum.

 Oke, laki-laki beristri em

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Satu Laki-Laki Empat Istri   Kerelaan Dipoligami

    Apakah kejam ketika seorang laki-laki meminta untuk menikah lagi? Atau laki-laki makhluk yang pantas disalahkan atas poligami yang terjadi?Jawabannya tentu saja tidak. Banyak alasan laki-laki mau menikah lagi. Alasan yang cukup logis tepatnya. Itu pulalah yang terjadi pada Rendra. Bukan kemauan dia untuk memiliki istri lebih dari satu. Inginnya Rendra juga bisa setia. Namun, dulu sabarnya memang kurang melimpah, hingga membuat dirinya rakus memilih wanita.Mata Rendra menatap sendu sosok perempuan cantik di depannya kini. Wanda, sekertarisnya itu sepertinya kelelahan dan memilih tidur di ruang kerja.Wanda ini adalah sosok istri yang pintar. Tiga tahun pertama kebersamaan mereka membuat Rendra merasa wanita ini adalah perempuan luar biasa dan berhati besar. Apalagi saat dia memutuskan ikhlas untuk sang suami menikah lagi.Ya, tepatnya sekitar tujuh tahun lalu perempuan itu menangis tersedu-sedu dengan posisi sama seperti saat ini.

  • Satu Laki-Laki Empat Istri   Ancaman Istri Pertama

    Pagi yang cerah tapi tidak secerah hati Kresna saat ini. Dirinya terpaksa mengikuti kemauan Wanda, karena perempuan itu mengancam akan memberitahu Rendra perihal dirinya dengan Alando. Ah, dasar Kutu Kupret! Nyebelin banget kan istri suaminya itu.Dan, hal yang membuat Kresna makin kesal adalah, Wanda tahu semua tentang Kresna dan Alando. Usut punya usut mereka memang sudah berkerja sama. Lebih tepatnya, Wanda mengatakan itu pada Kresna.Oh, Tuhan! Kresna benar-benar tidak bisa apa-apa saat diancam seperti itu oleh Wanda. Memang sebaiknya jujur, karena lebih baik pahit di awal dari pada sakit nantinya. Tetapi, Kresna tidak bisa melakukan itu. Kalau saja Kresna jujur, bisa saja Rendra menceraikannya.Tidak, Kresna tidak mau itu terjadi, terlebih ada buah hati mereka dalam rahimnya kini. Maka, dengan terpaksa Kresna pun turun dari mobil untuk segera masuk kantor suaminya."On, kamu tunggu sebentar, ya? Nanti kamu anter saya lag

  • Satu Laki-Laki Empat Istri   Terjebak Berdua di Jalanan

    Dasar emang Cowok Muka Tembok Beton! Kresna rasanya ingin terus mengumpat karena ikut dengan Alando adalah hal yang menyialkan. Tapi, mau bagaimana lagi? Tadi dia memaksa Kresna.Niatan dia memang untuk hemat, ya hemat dengan memilih motor buat jadi kendaraan yang ditunggangi demi mencari nafkah, tapi bagi Kresna, si Alando ini enggak mikir dulu sebelum bawa motor.Bannya kempes di jalan. Mana jalanan sepi, sudah magrib. Kresna terpaksa mendorong benda berbahan besi yang beratnya nauzubillah. Bukan beruntung malah buntung kalau gini caranya."Masih jauh, ya, tambal bannya?" tanya Kresna sambil mengelus keringat di dahi. Kini dirinya sudah tidak mendorong lagi. Tadi hanya membantu si mantan mendorong karena ban motor sempat ambles ke jalanan yang bolong. Auto uyek-uyekan ngeluarin ban motor dari lubang. Ah, dasar apes! Mana motor berat.Kresna juga sakit perut tadi dan tanpa malu berulang-ulang kentut karena tak bisa ditahan. Mana s

  • Satu Laki-Laki Empat Istri   Kabar Gembira

    "Kenapa kamu enggak telepon Oni?" Rendra bertanya sambil menyetir."HP aku lowbet, Mas. Tadi pas berangkat lupa bawa chageran," sahut Kresna jujur."Oh, gitu, pantesan. Tapi kamu enggak apa-apa, kan? Kamu nunggu lama?" cecar suaminya sambil sesekali melirik Kresna. Dia sangat khawatir, terlebih tempat tadi memang tampak sepi."Enggak, Mas. Enggak lama kok." Kresna berbohong kali ini karena tidak mau suaminya malah jadi ada masalah sama si Alando. Maksudnya suaminya jadi mikir negatif sama mantan Kresna itu."Syukur kalau gitu. Gimana kerja kamu, enggak capek, kan?""Enggak, Mas. Mas enggak usah khawatir, aku baik-baik aja. Semuanya berjalan lancar." Kresna menambahkan senyum manis agar suaminya semakin yakin dirinya tidak apa-apa. Meski sebenarnya Kresna agak risih, karena Alando kerap kali datang ke lokasi syuting, bawa makanan, atau apalah. Seperti waktu sore tadi. Kresna yakin laki-laki itu tidak serta-merta d

  • Satu Laki-Laki Empat Istri   Keinginan Ibu Hamil

    [Karena aku hamil, aku mau kamu gugurin bayi kamu. Kalau kamu nanya kenapa. Itu karena aku lebih berhak buat Mas Rendra.]Itulah isi pesan yang dikirim Wanda pada Kresna. Orang yang membaca pesan itu sempat terkejut. Namun, dirinya berusaha mengendalikan diri untuk tenang. Perlahan dia taruh lagi ponsel itu di atas meja rias."Mas, mau makan malam di sini atau mau di rumah Mbak Kanti?" tanya Kresna pada sang suami.Rendra melukis senyum manis, lalu menghampiri Kresna. Dikecupnya kening istrinya itu dengan lembut. "Enggak usah, Sayang. Mas mau makan di rumah Kanti aja. Enggak apa-apa, kan? Kanti soalnya mau masak katanya," tutur Rendra lembut."Oh, ya udah, enggak apa-apa. Aku makan sama Bi Roro saja." Kresna menjawab sambil senyum juga.Laki-laki berkemeja abu muda itu melewati Kresna lalu mengambil jas yang tersampir di sofa. Tadi, Rendra baru saja melaksanakan ibadah sholat isya dulu di kamar Kresna.&nb

  • Satu Laki-Laki Empat Istri   Di Belakang Suami

    Suara tangis yang tersedu-sedu membuat Rendra tak kuasa untuk tidak menghampiri istrinya. Rendra perlahan duduk di samping Kanti di sofa ruang tamu. "Sayang," panggil Rendra lembut sambil mengelus bahu Kanti. Kanti bergeming, tidak mau dia mengatakan apa pun. Kata-kata Wanda sudah merobek harapannya untuk bisa bersenang-senang dengan Rendra malam ini. "Udah, Mas pulang aja!" perintah Kanti sambil mengusap cepat air mata yang jatuh tanpa izin. Dasar air mata enggak tahu diri! Bikin malu! Kanti jadi merasa lemah di hadapan istri pertama Rendra. "Pulang ke mana? Mas kan udah pulang." Rendra berusaha memeluk tubuh yang nyaris bergetar itu, Kanti juga tidak menolak dia butuh pelukan saat ini. "Ke rumah istri Mas," sahutnya tanpa membalas pelukan Rendra. Melihat Kanti tidak bergerak selain mengusap air mata, Rendra semakin mengeratkan pelukan. "Kamu istri Mas, Sayang." Kanti diam. Bibirnya menahan getaran akibat sakit hati. Tentu saja, siapa yang tidak sakit hati? Dicibir tentang kek

  • Satu Laki-Laki Empat Istri   Terbakar Cemburu

    "Kamu tolong awasi Kresna!" ujar Rendra, setelah mobilnya berhenti di kediaman istri ketiganya. "Iya, Mas, aku ngerti. Mas jangan kepikiran, ya! Nanti kita pastikan dulu." Kanti melukis senyum, berharap suaminya tidak cemas atas berita yang tadi dia sampaikan. "Kamu enggak salah! Sebelum ini pun Mas udah tahu kalau Kresna ketemu sama mantannya, cuma Mas terlalu berpikir positif, sampai Mas kecolongan sekarang," jawab Rendra sambil mengelus bahu Kanti. "Lalu untuk Wanda, bagaimana, Mas?" Kanti menatap suaminya cemas. Sebab, apa yang dia dengar dari Wanda dan laki-laki yang katanya mantan Kresna itu adalah hal yang cukup membuat Kanti kaget juga. "Kamu jangan khawatir!" pinta Rendra, "untuk masalah Wanda, biar Mas yang urus dia, dia tanggung jawab Mas." Kanti mengambil tangan kanan Rendra lalu mencium punggung tangan itu. "Ya udah, aku berangkat, Mas. Nanti aku kabarin kalau ada apa-apa." "Iya, Sayang." Rendra mengecup puncak rambut Kanti. Perempuan berusia empat tahun lebih mud

  • Satu Laki-Laki Empat Istri   Membongkar Rahasia

    "Kres, kamu mau ke mana?" sapa Kanti saat baru saja menaiki teras rumah Kresna. Tampak Kresna memang sedang menutup pintu hendak pergi. "Eh, Mbak, Kan." Kresna mendekati Kanti. "Ini aku ada urusan sama temen." "Oh, tadinya aku mau ajak kamu ke salon," sahut Kanti tersenyum canggung. Kanti mulai bisa membaca raut wajah Kresna yang kebingungan. "Eu ... maaf lho, Mbak," lirih Kresna. "Enggak bisa, ya?" "Iya, Mbak. Enggak bisa. Mbak coba ajak Tessa aja. Dia biasanya enggak ada kerjaan, cuma ongkang-ongkang kaki doang." Kresna melukis senyum paksa. Ya, karena dia punya firasat, takut madunya ini curiga dan menanyakan dengan siapa Kresna pergi. "Iya deh. Emang kamu mau ketemu temen siapa? Setahu aku, kamu enggak punya temen perempuan di Surabaya. Kamu kalau main cuma sama kita-kita aja," selidik Kanti. Nah, benar, kan? Kresna memang sudah menduga ini, Kanti pasti akan bertanya begitu. Lalu, dengan cepat Kresna menjawab. "Ada, Mbak, kebetulan temen dari Jakarta ke Surabaya, katanya p

Bab terbaru

  • Satu Laki-Laki Empat Istri   Suami yang Mencurigakan

    "Mas, aku capek kayak gini terus!" Tessa mengeluhkan perasaannya yang sudah lama dipendam. Sejak kejadian Rendra yang mencurigakan, semakin banyak kejadian-kejadian aneh yang menurut Tessa tidak wajar. Lelaki itu sering pulang telat, kalau pulang kadang marah-marah. Sering pergi dengan alasan keluar kota. Dua tahun berlalu sejak Rendra mengumumkan istrinya sekarang hanya satu, yaitu Tessa. Namun, bagi Tessa lelaki itu tetap seperti memiliki lebih dari satu istri. Dia tidak punya banyak waktu untuk Tessa. "Mas!" Tessa menghentakkan kaki, menghampiri suaminya yang sedang memakai dasi. "Mas dengerin aku enggak sih?!" "Hm." Rendra tetap fokus memakai dasi. "Mas kenapa sih enggak mau dengerin aku?! Aku bilang ini itu, Mas cuma jawab iya-iya aja, tapi kok Mas enggak melakukan yang aku bilang." "Mas harus apa?" Rendra tampak sedikit geram. Entahlah, suaminya itu kini lebih sering tampak masam, tidak seperti dulu. "Mas ke mana aja? Kenapa sekarang baru pulang? Satu bulan lebih lho, Ma

  • Satu Laki-Laki Empat Istri   Berusaha Menghindar

    "Selamat pagi, Mbak." Senyum manis terbit dari laki-laki berparas tampan. Bukan membalas senyuman Oni, Tessa malah memutar bola mata, menunjukkan sikap yang benar-benar berbeda dari biasanya. "Bapak menyuruh saya untuk mengantar Mbak, katanya Mbak mau ke pasar pagi ini," tutur Oni lembut tanpa sedikitpun curiga dengan sikap Tessa. Belum Tessa menjawab, Rendra yang tiba-tiba keluar dari rumah langsung menimpali. "Iya, Sayang. Mas khawatir kalau kamu belanja sendirian. Biar Oni yang mengantar kamu." Rendra menyentuh bahu Tessa. Perempuan itu menoleh dengan alis bertaut. "Kenapa harus Oni? Kan ada sopir lain?" "Kang Dodi lagi cuti, biar Mas nyetir sendiri, yang penting kamu ada yang nemenin." Tessa diam, dan raut wajahnya yang diamati Rendra, membuat laki-laki itu kebingungan. "Kamu kenapa, Sayang? Lagi berantem sama Oni?" tanya Rendra lembut. "Enggak." Tessa menghela napas. Rasanya gagal untuk dia bisa menjauhi asisten pribadi suaminya itu. "Ya udah." Rendra mengalihkan tatap

  • Satu Laki-Laki Empat Istri   Menjaga Jarak

    Tessa terus tertawa merasakan geli di pinggang karena sang suami yang terus menyentuh area tersebut dengan gelitikan. Sementara Rendra terus melakukan itu tanpa mempedulikan Tessa yang meminta berhenti. Untuk malam pertama mereka, keduanya menginap di hotel tempat mereka mengadakan resepsi. "Mas, udah stop!" pinta Tessa yang tidak diindahkan oleh Rendra. "Enggak," sahut Rendra manja lalu memeluk Tessa, kembali mencubit pinggang sang istri. "Ih, Mas geli." Tessa mau beranjak dari ranjang kalau saja Rendra tidak kembali memeluknya. "Mas ih," seru Tessa kemudian kembali merasakan kegelian karena tingkah Rendra. Dia kembali tertawa kecil. "Kayak belut deh kamu, enggak mau diem," kata Rendra menjawil pipi Tessa. "Abis Masnya enggak mau diem, kan geli." Tessa jadi waspada dengan tangan Rendra yang sudah bersiap mencubitnya lalu. "Hayo-hayo, mau ke mana?" "Mas!" Tessa berusaha mengeluarkan tubuhnya dari kukungan Rendra. "Apa, Sayang?" Rendra melukis senyum lalu mengecup lembut dahi T

  • Satu Laki-Laki Empat Istri   Rahasia

    Oni masih terdiam di balik kemudi. Dia mendapatkan kepercayaan Rendra untuk menjaga sesuatu yang hatinya tidak ingin melakukan itu. Ini tentang perempuan yang dia cintai, namun tidak bisa dia jaga. Laki-laki bermata kecil itu menghembuskan napas lelah. Kenapa bisa seperti ini? Tessa yang seharusnya terluka bukan Oni. "Ayo kita berangkat!" Rendra masuk mobil. "Baik, Pak." Oni manut dan sampai beberapa menit mobil melaju, hatinya masih tidak nyaman mengingat rahasia yang sedang dia simpan bersama dengan sang majikan. "Iya-iya, Sayang. Ini Mas lagi di perjalanan kok." "Iya, Mas langsung ke butiknya." Suara majikannya membuat Oni kembali menghembuskan napas lelah. Bagaimana ini? Rasanya Oni tidak mungkin mengatakan semua rahasia ini pada Tessa. Bisa hilang perkerjaannya. Laki-laki itu ingin mengutuk diri sendiri. Ini masalah majikannya, kenapa harus Oni yang merasakan pusing? Tessa? Siapa Tessa? Perempuan itu adalah istri majikannya. Oni tidak berhak mencampuri urusan rumah tangga

  • Satu Laki-Laki Empat Istri   Perempuan Spesial

    Pelukan hangat sang istri membuat Rendra mengusap sudut mata yang perlahan terasa basah. Dia mengelus lembut kepala perempuan yang lemah itu. "Mas," panggilnya lirih. Rendra lalu menurunkan pandang, melihat perempuan yang mendongkak itu kini jadi bermata sayu. Dia mengulas senyum, lalu kembali memeluk erat. "Mas, jangan pernah tinggalkan aku, ya?" Suaranya lirih dan serak. Rendra tahu kalau perempuan itu menangis. Dengan sigap Rendra kembali memeluknya. "Iya, Sayang. Mas akan selalu ada buat kamu, jangan sedih, ya?" Getaran tubuh perempuan dalam pelukannya semakin menambah perih di hati Rendra. Bagaimana ini? *** Sebelas tahun lalu, jalanan Amerika yang sudah sepi membuat seorang perempuan terpaksa berjalan sendiri malam itu. Di salah satu kota di negara tersebut malam-malam memang tidak seramai dalam film-film Hollywood. Rendra yang saat itu sedang mengendarai mobil menuju apartemen, dia melihat perempuan tersebut. Merasa khawatir karena melihatnya sendirian, Rendra sengaja me

  • Satu Laki-Laki Empat Istri   Meresmikan Pernikahan

    Kresna menyusut air mata yang keluar dari sudut matanya. Perempuan itu baru saja tertawa melihat tingkah si Andi, wartawan menyebalkan itu pergi karena malu. Semuanya pertanyaan berhasil dijawab Oni. Bahkan, saat Aski bangun, bayi itu entah kenapa memanggil Oni papa.Wah, memang betul-betul suatu keajaiban. Kresna senang bisa melihat Tessa kembali tersenyum lagi. Keduanya juga memang merasa lega.Rendra mengambil pisang goreng. "Acting kamu bagus, On," ucapnya lalu memakan pisang goreng."Iya, apalagi pas kamu bilang mau bergaya pas difoto si Andi waktu di supermarket. Aku pengen buang air lho lihat kamu cium Tessa. Tessa kamu kaget, ya, dicium pipi sama Oni, itu mata kayak mau keluar. On, kamu mesum juga ternyata?" Kresna menimpali sambil kembali terkekeh kecil.Oni hanya mengulas senyum malu-malu. Dia bukan sengaja melakukan itu, tapi memang perintah Rendra. Ya, kalau pun Rendra tidak menyuruh, mungkin Oni akan sukarela melakukan

  • Satu Laki-Laki Empat Istri   Istri Asisten Rendra

    Tessa sedikit menerka-nerka orang yang sedang membelakangi Tessa tersebut. Sepertinya kenal, tapi Tessa kenal di mana?"Kakak tunggu di sini aja," pinta Tessa sambil melirik Kresna, "biar aku yang nyamperin dia.""Nanti kalau kamu diapa-apain, gimana?" Kresna tentu merasa khawatir, meski jarak laki-laki itu tidak sampai sepuluh meter dari mereka."Tenang aja, Kak. Deket kok. Kakak bisa teriak kalau aku di apa-apain. Lagian ini masih di depan rumah." Tessa menepuk pelan bahu Kresna.Perempuan di sampingnya pun membentuk bulat jari telunjuk dan jempolnya. "Oke," sahut Kresna pelan.Dari jarak yang sekitar satu meter Kresna mengawasi Tessa yang mendekati laki-laki berkemeja itu."Maaf," kata Tessa membuat laki-laki itu menoleh."Oh, Hallo, Mbak Tessa. Perkenalkan saya Andi wartawan dari televisi GEATv." Laki-laki itu langsung mengulurkan tangan.Dengan canggung Tessa meraihnya, denga

  • Satu Laki-Laki Empat Istri   Istri yang Selingkuh

    "Maaf, Pak Rendra, apa betul anda sudah menceraikan dua istri anda sekaligus?" Di acara konferensi pers yang di selenggarakan pihak Purnama Grup. Rendra betul-betul langsung dicecar masalah pribadinya.Rendra menahan Oni dengan tangannya saat laki-laki itu hendak berbicara. Rendra tahu, pertanyaan ini terlalu sensitif, karena sebetulnya konferensi pers diselenggarakan untuk peluncuran produk baru dari Purnama Grup."Baik, setelah tadi saya menjelaskan tentang produk baru yang kami luncurkan. Saya berharap produk baru ini bisa laris di pasaran. Pun bisa memberi manfaat terutama untuk konsumen dan perusahaan kami. Untuk pertanyaan yang sodara tanyakan kepada saya, saya akan jawab ...."Suara jepretan kamera terdengar, para wartawan bahkan ada yang saling berbisik, seolah gosip-gosip seperti ini memang nikmat untuk diperbincangkan."Saya dan istri-istri saya, hubungan kami baik-baik saja, dan perpisahan yang kami lakukan pun dil

  • Satu Laki-Laki Empat Istri   Pilih Satu Saja

    "Mbak ...." Tessa berujar lirih sambil melihat istri pertama suaminya sedang terbaring lemas di ranjang rumah sakit.Perempuan itu bisa ada di sini karena telah melakukan percobaan bunuh diri. Wanda mencoba menyilet pergelangan tangannya. Untung saja Rendra keburu datang dan melihat sang istri tergolek lemah dengan pergelangan tangan yang mengeluarkan darah.Sementara, di sudut ruangan itu Rendra sedang mengamati pemandangan halaman rumah sakit di balik jendela. Entah apa yang dipikirkan laki-laki itu. Tessa sendiri hanya menoleh sekilas lalu kembali menatap Wanda. Pucat dan kurus, berbeda sekali dengan Wanda yang sering dia lihat selama ini."Mbak, Mbak harus sehat, ya? Aku kangen lho, kangen lihat Mbak yang selalu cantik." Tessa tidak kuasa menahan tangis melihat perempuan yang terbaring itu hanya bisa menatap kosong.Wanda sudah siuman sejak satu hari dia dirawat di rumah sakit. Baru saja perempuan itu keluar rumah sakit sekaran

DMCA.com Protection Status