Malam terus berjalan Riski dan Roni masih saja mengobrol-ngobrol. Di saat mereka berdua sedang mengobrol tiba-tiba dokter yang tadi pagi masuk kembali untuk mengecek Riski.
“Permisi, gimana kondisinya ?” tanya dokter kepada Riski.
“Udah sedikit membaik dok.”
“Oh syukur deh, nanti kalau besok keadaannya sudah semakin membaik insyallah besok boleh pulang,” ucap dokter Riski sambil memeriksa Riski.
“Baik dok.”
“Iya udah saya keluar dulu ya, selamat istirahat.”
“Makasih dok.”
Dokter pun keluar dari ruangan Riski dan memeriksa pasien yang lainnya. Riski merasa senang sekali mendengar ucapan dokter kalau dirinya besok sudah boleh pulang, tetapi ini hanya perkirakan dokternya saja.
Pada pagi hari ayam berkokok cukup kencang, Maira langsung bangun dari tidurnya karena dia harus bersiap-siap berangkat ke rumah sakit. Maira pun langsung pergi ke kam
Maira yang sejak tadi mendengarkan dosennya, akhirnya mata kuliah pertama sudah selesai. Lalu Maira pun langsung menchatting pacarnya itu karena merasa kangen.Maira : sayang aku lagi istirahat nih, kamu masih sama temen-temen kamu ?Riski tidak membalasnya, akhirnya Maira memilih untuk pergi ke kantin saja. Sesampainya di kantin Maira langsung makan di tempat tersebut. Di saat Maira sedang makan, tiba-tiba Farel datang ke tempat Maira.“Hallo Maira,” ucap Farel yang langsung duduk di sebelah Maira.Maira sangat kesal sekali akibat Farel selalu mengejar dirinya tanpa berhenti sejak tadi padahal Farel tahu kalau Maira sudah mempunyai pacar. Maira pun mencoba menahan emosinya dan terpaksa berbicara dengan Farel. “Lu lagi lu lagi kenapa sih suka banget ganggu gua terus !!”Farel yang masih bingung soal tadi, dia menanyakan kembali kepada Maira sekaligus dirinya mengajak jalan setelah kuliah selesai.“Mai gua masih
“Sayang aku kesel banget deh sama Farel.”“Kenapa sayang ? Kenapa lagi sama temen kamu itu ?” tanya Riski yang penasaran.“Dia gangguin aku terus sayang terus ngejar-ngejar aku sampai ngajak aku jalan-jalan tapi tenang aja udah tolak,” Maira menceritakan semua ini kepada Riski dengan sejujur-jujurnya karena dia tidak ingin ada yang disembunyikan.“Wah temen kamu lama-lama ngga bener juga ya kayanya harus aku hajar tuh,” Riski merasa kesal sekali dan dia tidak terima pacarnya diganggu oleh Farel. Maira pun langsung meminta Riski untuk tidak berantem dengan Farel karena takut malah nantinya Riski yang terkena masalah.“Sayang udah jangan dihajar aku takutnya malah nanti kamu kena masalah.”“Iya abis dia malah gangguin kamu terus.”Maira terus-menerus mengobrol dengan Riski sampai tidak terasa sekarang sudah pukul jam 5 sore.“Sayang aku pulang dulu ya,”
Sekian lama Riski dan Maira chattingan, mereka berdua sudah sama-sama mengantuk dan akhirnya memilih untuk langsung tidur. Riski yang sudah tertidur dengan nyenyak, tiba-tiba dia pun terbangun kembali akibat tangannya yang bekas tertusuk sangat sakit. “Haduh sakit banget tangan gua kenapa ya padahal tadi ngga sakit.” Riski ingin tidur kembali tetapi tetap tidak bisa karena tangannya malah nyut-nyutan. Akhirnya Riski pun bergadang sampai beberapa jam.Tepat pukul 1 malam, Riski mencoba tidur kembali dan Riski pun berhasil tertidur dengan nyenyak sampai pagi. Di pagi hari di kota Yogyakarta, Maira terbangun dari tidurnya dan dia langsung mengambil handphonenya untuk menchatting pacarnya itu sebelum merapikan rumahnya.Maira : selamat pagi sayangku, gimana sayang kamu udah membaik belum ? Aku beres-beres rumah dulu ya sayangSetelah menchatting Riski Maira keluar dari kamarnya dan pergi ke kamar mandi untuk mencuci mukanya agar segar.
Tidak terasa waktu mata kuliah pertama Maira sudah habis dan sekarang waktunya beristirahat. Maira pun langsung mengajak temannya itu yang bernama Vania untuk pergi ke kantin berdua karena mereka berdua pun cukup dekat.“Van kantin sekolah yu,” ajak Maira sambil menghampiri Vania.“Ayo Mai kita ke kantin gua juga laper banget nih.”Mereka berdua yang sudah sangat lapar langsung pergi ke kantin dan memesan makanannya yaitu mie ayam. Setelah mie ayamnya sudah jadi, Maira bersama Vania mencari tempat duduk yang kosong untuk memakan mie ayam yang dia beli. Vania melihat Riski tidak masuk dia pun kebingungan dan menanyakannya kepada Maira.“Maira Riski ke mana gua ngga lihat dia deh dari kemarin ?”“Lagi sakit Van,” jawab Maira sambil memakan mie ayamnya.“Memangnya sakit apa Mai ?” tanya Vania kembali.“Dia ketusuk tangannya gara-gara kena rampok terus beberapa hari dirawat
Roni sangat senang sekali bertemu dengan orang tua Riski karena orang tua Riski sangat ramah dan mereka berempat mengobrol-ngobrol sambil diselingi dengan tertawa.Sementara itu Maira baru saja selesai mata kuliah keduanya. Dia pun langsung keluar dari gerbang kampusnya dan ingin pergi ke tempat kost Riski bertemu dengan orang tua Riski, kebetulan mata kuliah hari ini pun hanya ada dua saja. Maira pergi ke tempat kost Riski menggunakan ojek pangkalan dan dia langsung pergi ke tempat kost Riski.Tanpa perlu lama Maira sudah sampai di tempat kost Riski. Maira pun tidak lupa membayar ojek tersebut dan berjalan ke tempat kost Riski. Maira mendengar dari kejauhan kalau tempat kost Riski itu sedang ramai, tanpa basa-basi Maira berjalan dengan cepat dan mengetuk pintu kost Riski yang tertutup.“Assalamualaikum Riski.”Riski, Roni, dan orang tuanya langsung terdiam setelah mendengar ketukan pintu kost Riski.“Riski itu diluar ada orang co
Riski bangun dari duduknya dan pergi ke kantin untuk membeli air putih. Farel tidak sengaja melihat Maira sedang sendirian di taman, dia pun langsung menyuruh dua orang temannya menggoda Maira karena kalau dirinya sendiri sudah dijauhi oleh Maira malah nomer teleponnya pun sudah diblokir.“Eh bro gua minta tolong dong godain cewe yang ada disitu dia lagi duduk sendirian, ini uang buat kalian berdua.”“Oke bro.”Dua orang suruhan Farel mendatangi Maira yang sedang di taman. Sedangkan Farel dia mengumpat dibalik pohon yang tidak jauh dari Maira.“Hallo neng sendirian aja nih sini mas temenin,” kata suruhan Farel yang menggoda Maira.“Iya boleh kita temenin ngga manis ?” ucapnya sambil menyolek-nyolek tangan Maira.“Ih apaan sih kalian ganggu-ganggu saya aja, saya teriak nih mumpung lagi ramai,” Maira merasa terganggu dengan 2 cowo suruhan Farel.“Jangan galak-galak dong c
Riski yang diteror terus menerus dia tidak tinggal diam dan harus mencari orang yang meneror dirinya beserta hubungannya apalagi hubungan Riski bersama Maira sudah cukup lama dia tidak ingin hubungannya hancur begitu saja cuman karena ada pengganggu dihubungannya. Riski yang ingin mencari orangnya sangat bingung bagaimana caranya, dia pun berpikir terus-menerus tetapi dia tidak menemukan caranya karena dia merasa perutnya sangat lapar.“Gua cari makan dulu aja deh nanti lagi mikirnya yang penting sekarang gua ngga usah bales SMS itu orang.” Riski langsung keluar dari tempat kostnya dan mencari makan malam. Riski sudah merasa bosan dengan makanan yang berada di dekat kostnya, dia pun memilih untuk mencari makan di tempat lainnya. Di saat Riski sedang mencari tempat makan yang lainnya, dia melihat nenek-nenek ingin menyebrang. Riski pun langsung meminggirkan motornya dan menolong nenek-nenek itu yang sedang kesusahan.“Nenek, nenek mau ke ma
Sehabis Riski selesai mandi, dia menchatting pacarnya itu untuk mengucapkan selamat pagi kepadanya.Riski : selamat pagi kesayangan aku, aku abis olahraga dong. Kamu lagi apa sayang ?Riski menunggu balasan dari Maira tetapi Maira tidak membalasnya. Riski pun pergi keluar terlebih dahulu untuk mencari sarapan karena perut dia sudah lapar sekaligus dia ingin melaundry pakaiannya juga. Namun di saat Riski ingin pergi keluar kostnya, dia masih melihat Ari yang belum selesai berolahraga.“Bro masih olahraga nih ?” tanya Riski kepada Ari.“Iya nih bro biar ngga kaku, lu mau ke mana Ris ?”“Gua mau cari sarapan dulu sama ini mau ngelaundry di depan, kenapa memangnya ?”“Ngga apa-apa sih cuman gua nitip dong sarapannya nanti uangnya gua ganti sekalian sama hutang itu kan belum gua bayar.”“Oke bro mau pake lauknya apa bro ?”“Memangnya lu mau beli apa dulu ?”
Riski pun langsung meninggalkan tempatnya dan masuk ke dalam kamarnya untuk mengganti pakaian olahraganya dengan kaos biasa. Setelah Riski mengganti pakaiannya, Riski penasaran dengan PS 5 yang dia pesan sudah dikirim apa belum. Ternyata pesanannya masih berada di tempat jualnya. Riski pun sangat heran sampai-sampai dia berbicara sendiri di dalam kamarnya, “kok aneh banget ya kenapa belum dikirim-kirim juga PS 5 gua, gua udah ngga sabar nih tapi lama banget pengemasannya.” Riski yang bingung, dia langsung menanyakan tokonya perihal pesanan yang dia pesan.Riski : hallo, saya mau tanya kenapa ya PS 5 yang saya pesan belum dikirim-kirim?Riski pun menunggu balasannya tetapi tidak dibalas-balas. Riski menjadi curiga dengan tokonya karena takut dia ditipu, tetapi dia harus tetap berpikir positif dan menunggu barangnya sampai rumah saja. Setelah Riski bermain handphonenya, Riski baru ingat kalau ada film power rangers. Riski langsung keluar dari kamarnya untuk m
Beberapa menit Maira, Hilda, dan Dewi beristirahat di kantin, Maira pun mengajak semuanya kembali lagi ke ruangan sebelum bel berbunyi. Sesampainya mereka di ruangan, Maira mengobrol dengan Dewi dan Hilda di tempat duduknya.“Dew lu udah belajar belum ?” tanya Maira kepada Dewi karena melihat Dewi santai.“Udah dong tadi malam gua baca-baca sama latihan soal juga, oh iya lu nanya kuis kan ?”“Iya kuis, mantap rajin banget lu Dew. Kalau lu udah belum Hil ?”“Gua udah Sin pas tadi malam, tapi itu juga baru baca dikit doang soalnya pusing kalau baca banyak banget.”“Sama gua juga Hil gua malah ngantuk baca materi tapi untung aja udah sempet baca.”“Kalau mau latihan soal aja Sin Hil, kalau baca memang pasti ngantuk,” Dewi yang memberi saran kepada Maira dan Hilda.“Iya juga ya tapi malam gua udah ngantuk banget, semoga deh yang kita baca keluar semua.”
Maira yang merasa kesal dengan Riski, akhirnya dia pun terpaksa mendorong Riski sampai jatuh dan langsung menaiki motornya kembali untuk pulang ke rumahnya.Dii saat Maira sedang berada di kamar mandi, Maira baru ingat kalau hari ini adalah hari Jumat. Maira merasa sangat senang sekali karena setiap hari Jumat kampus akan pulang lebih cepat dari pada hari yang lainnya tetapi di hari Jumat seperti biasanya dan hanya di kurangi waktu jam nya di karenakan anak cowonya yang pada mau sholat Jumat. Maira pun langsung cepat-cepat mandinya agar tidak terlambat masuk ke kampus.Selesainya Maira mandi, dia kembali lagi ke kamarnya untuk memakai seragam kampus tetapi Maira sangat bingung karena seragam kampusnya tidak ada. Akhirnya Maira pergi keluar kamarnya dan memanggil ibunya yang sedang berada di dalam kamar untuk menanyakan tentang seragam kampus dirinya.“Tokkk...tokkk, ibu ini Maira,” ucap Maira sambil mengetuk-ngetuk pintu kamar ibunya.Ibu yang
Mereka berdua langsung mabar pubg di dalam ruangannya tanpa mengajak teman-teman yang lainnya. Di saat Riski dan Doni masih mabar, tiba-tiba bel pun berbunyi.“Gimana bro udah bel nih,” kata Riski yang masih saja memainkan games pubgnya.“Udahin dulu aja bro lagian bukan rank ini jadi tenang aja.”“Oh iya ya, iya udah deh gua keluar aja dari gamesnya.”Lalu mereka berdua menyudahinya mabarnya dan Doni kembali lagi ke tempat duduknya sendiri karena takut dosennya datang. Tidak lama kemudian, dosen Riski pun masuk sekalian diikuti mahasiswa dari ruangan lain yang membantu dosennya membawakan paket. Dosen Riski langsung menyuruh salah satu muridnya untuk membagikan buku paketnya satu-satu dan setelah itu mata kuliah langsung dimulai. Di mata kuliah terkahir ini Riski mendapatkan mata kuliah daerah. Riski pun langsung fokus ke mata kuliahnya walaupun udaranya sangat panas sekali.Dosen penggantinya pun langsung memul
“Aduh gua belum belajar lagi bro gimana yah,” ucap Riski kepada teman sebangkunya karena dia panik belum belajar.“Sama gua juga bro kan Miss aja ngadain kuisnya dadakan gimana kita mau belajar,” ucap teman sebangkunya Riski yang merasa bingung juga harus bagaimana mengerjakan soal kuisnya.“Iya udah deh gua pasrah aja mana gua kaga ngerti bahasa Inggris.”“Jangan pasrah bro nanti kita kerja sama aja ya biar gampang.”“Oke bro.”Riski dan temannya pun mengumpulkan buku tulisnya di meja dosen. Setelah bukunya sudah terkumpul semua, dosen Riski langsung membagikan kertas kuisnya kepada semua muridnya. Riski merasa deg-degan karena dia takut tidak bisa terisi soalnya walaupun temannya mengajak bekerja sama.Setelah Riski mendapatkan kertas soalnya, Riski dan temannya berkerja sama. Untung saja teman sebangkunya Riski dia pintar berbahasa inggris. Di saat Riski sedang mengerjakan soalny
“Iya pak kenapa ? Ada masalah apa pak sama anak ini ?” tanya dosen BK kepada pak satpamnya. “Ini Bu dia telat masuk sekolahnya dia datang sekitar 7.15 jadi pagar udah saya tutup,” ucap pak satpam sekolah Maira yang berusaha menjelaskan. “Oh iya udah makasih banyak pak, bapak kembali lagi aja ke pos biar saya yang ndosens anak ini.” “Siap bu.” Lalu pak satpam sekolah Maira kembali lagi ke gerbang sekolah sambil memindahkan motor Maira ke parkiran. Maira yang sedang berada di ruang BK, dia pun keringat dingin dan langsung ditanya oleh dosen BKnya. “Kamu ruangan berapa ?” tanya dosen BK kepada Maira, untung saja Maira ditanya oleh dosen yang baik hati. “Saya ruangan 7 Bu,” jawab Maira yang menunduk karena takut apalagi Maira baru pertama kali masuk BK. “Oh pantas saja saya baru lihat muka kamu,” ucap dosen BK Maira yang sambil menulis sesuatu di dalam buku besar. “Iya bu.” “Nama kamu siapa terus kenapa bisa telat b
Setelah itu Riski dan Maira yang habis menyuruh orang, mereka berdua langsung meninggalkan tamannya dan pergi ke tempat ruangannya karena kebetulan sebentar lagi mata kuliah selanjutnya akan segera dimulai. Sesampainya di ruangan Riski dan Maira yang baru sampai langsung duduk bersama di bangkunya lalu mengobrol kembali sambil menunggu dosennya yang belum datang ke ruangannya. Riski pun langsung memberikan nomor rekeningnya kepada ayahnya itu agar ayahnya bisa mentransfer sekarang juga. Ayah yang melihat nomor rekeningnya langsung mentransfer senilai 20 juta kepada toko PS 5 yang Riski beli. Setelah mentransfer, ayah pun langsung berangkat ke kantor secara buru-buru karena ada meeting pagi iin. Akhirnya Farel pun memilih untuk menguping percakapannya saja. Farel yang mengupingnya ia jadi tahu kalau Riski dan Maira sedang mencari tau dalang dibalik semua permasalahan ini, Farel langsung pergi dari tempat taman takut ketahuan dengan Riski dan Maira. Riski yang melihat ayahnya sudah be
“Ayah ini kartu ATMnya, ibu belum selesai yah,” ucap Riski sambil memberikan kartu ATMnya kepada ayahnya itu. “Kamu beli sepatu yang mana nak, iya nih lama banget ibu kamu belanjanya udah setengah jam lebih loh,” kata ayah yang melihatkan jam kepada anaknya itu. “Iya udah kita duduk dulu aja yu yah di sana mumpung lagi sepi.” Riski dan ayah langsung ke tempat duduk untuk menunggu ibunya di situ. Baru saja mereka duduk di dalam mall, ibu sudah selesai dan menghampiri anak beserta suaminya yang sedang duduk. “Udah nih Bu ?” “Udaj yah, yuk kita makan dulu aja sebelum keburu malam banget,” ajak ibu untuk makan terlebih dahulu karena waktu juga sudah menunjukkan pukul 19.45. “Ayo Bu ayah Riski juga lapar nih.” Orang tua Riski menggandeng anaknya dan pergi ke McD yang berada di dalam mall tersebut untuk makan terlebih dahulu sebelum pulang. Setelah sampai tempat makannya, ternyata sangat ramai sekali. Untung saja masih ada beberapa t
“Ibu masak apa Bu ?” Maira yang melihat ada ayam yang belum diapa-apakan. “Ini ibu masak ayam krispy makannya kamu lanjutin bikin tepung krispynya ibu mau nyiapin buat ngegorengnya dulu.” “Iya Bu sini, kok tumben Bu masak ayam krispy,” ucap Rani sambil membuat tepung krispynya. “Sekali-kali nak mumpung ada uang.” “Enak banget tuh bu jadi pengen cepat-cepat Maira makan ayam krispynya.” “Sabar sayang, Alhamdulillah nak kan ayah kamu juga baru gajian jadi kali-kali ibu masak yang enak.” Maira pun melanjutkan kembali membantu ibunya tanpa banyak tanya. Beberapa menit kemudian, makanannya pun sudah jadi. Maira langsung mencoba ayam krispynya yang dibuatkan oleh ibunya. “Hmmm enak banget Bu ayam krispynya krauk krauk gitu,” ucap Maira sambil memakan krispy dari ayamnya. “Bagus dong nak berarti kita berhasil bikinnya ayo pakai nasi makannya jangan ditambul gitu.” “Siap ibu ini Maira ambil nasinya.” Maira pun la