Mungkin Singa Emas mengira Naga Kecil ingin megganti posisinya, tapi kehadiran naga kecil ini, dengan tujuan menyelamatkan Rawai Tingkis.‘Kekuatanku mungkin tidak seberapa dibandingkan denganmu, tapi …’ naga kecil itu malah tersenyum saat ini, senyum yang cantik untuk mahluk naga seperti dirinya, ‘bagaimana kau mengalahkan kami berdua?’Setelah berkata seperti itu, Naga Kecil yang telah berubah besar langsung menyerang Singa Emas lebih dahulu, kemudian di iringin oleh Rawai Tingkis di belakangnya.Mereka menyerang Singa Emas silih berganti, melakukan tebasan, melakukan kibasan ekor.Cakar naga membawa tubuh Singa Emas terbang tinggi, lalu membantingnya ke tanah dengan keras.Hutan itu bergemuruh saat ini, banyak pohon yang terhempas olehnya, tapi serangan ini belum berakhir.Setelah Naga itu selesai menyerah, Rawai Tingkis melakukan tebasan yang sangat kuat. Luka parah di tengah dada Singa Emas kini mengeluarkan darah segara.Sayangnya, ketika dia ingin menyembuhkan luka tersebut, N
Setelah beberapa hari berlalu, Rawai Tingkis mulai berangsur-angsur pulih. Tidak makan selama 5 tahun tentu akan membuat tubuh pisiknya terasa lemah sekali, bahkan meskipun memiliki energi roh suci, tetap saja tubuhnya terasa sangat lemah.Setelah tubuhnya di bersihkan, diberi pakaian dan rambutnya di potong rapi.Rawai Tingkis kemudian mendapatkan perawatan dari beberapa tabib, setelah itu di bawa ke ruang kerja Ki Langit Hitam.Mereka terlibat percakapan panjang lebar, yang tidak diketahui oleh orang lain.Setelah hari itu, Rawai Tingkis menjalani hari hari seperti biasanya. Tidak ada latihan yang dilakukan oleh Rawai Tingkis, tidak pula ada pelatih yang mendekatinya.Aneh sekali, kenapa orang lain berlatih sementara dirinya dibiarkan begitu saja.Rawai Tingkis berjalan di beberapa tempat, melihat orang sedang berlatih pedang, berlatih panah dan berlatih banyak senjata.Rata-rata orang yang melakukan latihan tersebut, telah memiliki tenaga dalam, dan saat ini tugas mereka adalah ber
Rawai Tingkis menanyakan Danur Jaya, tapi rupanya pemuda itu sedang mengerjakan sebuah misi rahasia. Misi ini hanya bisa dilakukan oleh beberapa anggota yang berada di tingkat emas, jadi kemungkinan kembali ke Padepokan masih dua atau tiga minggu lagi.Biasanya, satu misi yang dilakukan oleh anggota memakan waktu satu bulan bahkan dua bulan lamanya.Tergantung dari tingkat kesulitan misi tersebut.“Ki Sundur Langit, berikan misi untuku!” Rawai Tingkis penasaran dengan kondisi dunia saat ini, bagaimana keadaan Indra Pura atau pula beberapa kerajaan yang lain.“Karena kau merupakan anggota perunggu, aku akan memberikan misi tingkat rendah.”“Hemmm …kenapa tidak misi yang sulit?”“Danur Jaya memberikan informasi mengenaimu, termasuk dengan buta arah yang menjadi penyakitmu, jadi aku tidak akan memberikan misi yang sulit.”“Kau bisa mengutus satu orang sebagai petunjuk arah,” timpal Rawai Tingkis.“Hemm sayang sekali, semua anggota sedang melakukan misi, sementara yang lainnya masih melak
Selama beberapa hari di tempat itu, Rawai Tingkis tidak mendapatkan satupun binatang buas yang masuk ke desa ini.Apa yang terjadi? Banyak warga desa merasa sangat aneh keganjilan ini. Biasanya, setiap malam dapat dipastikan akan ada satu atau dua ekor hewan ternak mereka yang raib oleh binatang buas.Namun telah tiga hari lamanya, Rawai Tingkis di tempat ini, tidak ada satupun binatang buas yang mendekati desa.Dia telah susah payah membuat jerat di berbagai titik yang diyakini sebagai jalan masuk binatang tersebut, dia bahkan rela bertahan di malam hari hanya untuk memastikan desa tidak kecolongan.Sayangnya, sampai saat ini semua yang sudah dibangun dengan susah payah, tidak membuahkan hasil.“Jika seperti ini, aku tidak akan mendapatkan nilai kontribusi,” ucap Rawai Tingkis, “Paling tidak aku harus menangkap satu atau dua harimau sebagai barang bukti.”Tepat lima hari lamanya, Kepala Desa akhirnya mendekati Rawai Tingkis, membicarakan masalah binatang buas ini.Karena tidak pernah
“Aku akan …” Rawai Tingkis tidak melanjutkan ucapannya, dia hanya mengangakat pedang ke arah langit, tampak seperti akan menebas pria tua tersebut.“Aku akan mengaku …” Pria itu langsung berlutut di hadapan Rawai Tingkis, membeberkan rencana yang akan dia lakukan terhadap desa kecil tesebut.“Dua tahun terakhir aku mendengar ….” Pria itu memulai ceritanya dengan nada bergetar dan sedikit serak.Rupanya dia adalah sang pawang binatang buas. Dia bekerja di sebuah sirkus berjalan yang diadakan setiap hari minggu.Namun dua tahun lalu, anggota sirkus dihancurkan oleh sekelompok orang tak dikenali, mereka merampas harta dan semua barang berharga.Begitu kejamnya kelompok tersebut, sampai-sampai tega membunuh teman-teman pria tua itu.Nasib beruntung dia masih selamat.Setelah seluruh anggotanya mati, pria itu hidup tekatung-katung di jalanan. Menjadi pengemis, pencuri kecil, bahkan tidak jarang menjadi pekerja paruh waktu hanya untuk sesuap nasi.Sebagi orang yang sudah tua, tentu saja ten
Di tepat lain.Terdengar suara puluhan orang melompat dari satu pohon ke pohon lain. Orang-orang ini mengenakan pakaian yang serupa, dengan Lambang Penjaga Dunia.Sebagian dari mereka menggunakan golok yang tiada lagi bersarung, sementara yang lainnya terus melepaskan anak panah ke depan.“Pergilah Danur Jaya!” seorang pemuda berteriak keras, lalu menghadap ke belakang, “Aku akan menahan mereka di sini!”“Tidak, kita harus kembali-““Hentikan! Satria Penjaga Dunia begitu banyak, tidak mungkin kita bisa selamat dari mereka! Pergilah!”Rupanya ada banyak satria suci dari Penjaga Dunia sedang mengejar Danur Jaya dan satu temannya.Awalnya, ada lebih dari 5 orang teman Danur Jaya yang ditugaskan untuk menjalankan sebuah misi berkaitan dengan Penjaga Dunia.Mereka diminta untuk menghentikan barang yang dikirim dari Penjaga Dunia ke Benua Sundaland. Jangan tanyakan barang apa yang mereka bawa, lima peti besar mutiara emas.Setiap negara akan membeli satu peti mutiara emas.Pengiriman Mutiar
Kedatangan Rawai Tingkis menjadi angin segar bagi Danur Jaya. Bagaimana tidak, Rawai Tingkis adalah satu-satunya orang yang sangat kuat yang pernah ditemui oleh Danur Jaya yang mampu mengalahkan Satria Suci walaupun belum berhasil mengendalikan kekuatan roh suci.Pimpinan kelompok ini hampir saja lupa bahwa dia telah ditempa untuk tidak takut terhadap siapaun, lagipula dia merupakan salah satu petinggi Penjaga Dunia yang menggunakan mutiara emas jenis tertinggi.Setelah tersenyum sinis, pria bermata buta langsung memberi perintah kepada bawahannya untuk lekas menyingkirkan Rawai Tingkis.Pria buta itu menduga, jika perintahnyalah yang membuat anak buahnya menjadi lengah. Perintah untuk tidak membunuh Danur Jaya, membuat mereka mengurangi kewaspadaan.Namun saat ini, pria buta ingin dua orang anggota Padepokan Surya itu dihabisi dengan cara paling sadis.“Kau berisitirahatlah!” ucap Rawai Tingkis, “aku akan mengurus semua ini.”Rawai Tingkis menatap pedang gading cempaka seolah berbica
Kembalinya Danur Jaya membuat seisi Padepokan Surya menjadi senang, pasalnya ada 5 peti besar berisi mutiara emas yang dibawa oleh pemuda tersebut.Ini adalah misi yang sangat sulit tapi juga bernilai besar.Rawai Tingkis tidak disambut meski dia datang bersama dengan Danur Jaya, dan membantu mendorong gerobak menuju ke Padepokan Surya.Ah, pemuda itu tidak begitu peduli dengan masalah ini. Dia tidak berharap dipuji, dan memang tidak suka dipuji.Rawai Tingkis meminta kepada Danur Jaya untuk menyembunyikan keterlibatangan dirinya dalam misi.Danur Jaya membantah, dia berniat memberi tahu semua orang tentang kebenaran tersebut, tapi Rawai Tingkis menolak.“Ini adalah misimu, jangan melibatkan diriku, jika harus ada yang dihormati, maka teman-temanmulah yang berhak menerima penghormatan itu …”Danur Jaya hanya terdiam mendengar hal tersebut, lebih lagi kala Rawai Tingkis mengatakan hal tersebut, wajahnya tampak begitu serius.Rawai Tingkis berlalu di antara orang-orang yang telah menyam
Di saat bersamaan, Rawai Tingkis menyernag Kelelawar Hitam dengan seluruh energi mistik yang dimilikinya.Kecepatannya masih tetap sama, tapi daya hancurnya menjadi sedikit berkurang, dan ini karena tubuhnya terlalu dibebani oleh teknik baru yang dimilikinya saat ini.Lima orang Manusia Murni mencoba melakukan sesuatu atas perintah Ki Langit Hitam untuk mengakhiri nyawa Kelelawar Hitam, tapi mereka bahkan tidak dapat mendekati pria jahat itu.Sekarang mereka tahu kekuatan Rawai Tingkis jauh lebih tinggi dibandingkan dengan mereka semua.Kesombongan mereka selama ini, akhirnya dijatuhkan oleh kenyataan yang memalukan.Bukan hanya lima orang itu, Putri Intan Kumala sendiri juga tidak mampu berhadapan langsung dengan Kelelawar Hitam.“Apa sekarang kalian menyadarinya?” tanya Ki Sundur Langit. “Rawai Tingkis mungkin tidak membutuhkan pengakuan dari orang lain, tapi aku yakin, sekarang kalian mengakui kekuatannya!”Kelimanya langsung terdiam, tidak lagi menjawab ataupun berbuat sesuatu unt
Kedatangan Camar Putih membuat perubahan pada jalannya pertempuran antara Rawai Tingkis dan Kelelawar Hitam.Kedatangannya sama seperti kedatangan Ki Sundur Langit dan Ki Langit Hitam untuk membantu para Manusia Murni dalam mengalahkan Beruang Salju.Dua Satria Roh Suci kini menghadapi serangan demi serangan dari pihak Rawai Tingkis.Berkat kedatangan Camar Putih pula, Kelelawar Hitam untuk pertama kalinya setelah menggunakan Ulat Dari Neraka, terkena tebasan Rawai Tingkis.“Aku akan melindungimu!” ucap Camar Putih.“Baiklah, aku mengerti!” Rawai Tingkis melaju cepat ke arah Kelelawar Hitam, sementara Camar Putih bertugas menahan semua serangan bola mistik yang dilempar musuhnya.“Aku tidak akan membiarkan dirimu menguasai Benua ini,” ucap Camar Putih, sembari melepaskan beberapa serangan berbentuk sayap putih yang berputar seperti gasing.Boom.Setiap bola mistik diledakan sebelum menyentuh tubuh Rawai Tingkis dengan sayap-sayap putih tersebut.“Camar Putih, kau selalu menghalangi re
Ki Langit Hitam dan Ki Sundur Langit, memasang kuda-kuda sebelum kemudian mulai menyerang Beruang Salju.Dua larik cahaya keluar dari telapak tangan dua pria tua tersebut, melesat cepat ke arah Beruang Salju.Mendapati serangan itu, Beruang Salju terpaksa menangkis serangan lawan dengan teknik pertahanan dinding es miliknya.Boom.Ledakan kecil terjadi di atas istana es, menggetarkan bagian puncak dari bangunan es tersebut.Saat Beruang Salju berniat melakukan perlawanan, dua petinggi Padepokan Surya telah berada di depannya, dan melancarkan serangan pisik.Suah.Beruang Salju melesat ke samping, menghindari pukulan Ki Langit Hitam, di saat yang sama, Ki Sundur Langit menyapukan tendangan cepat ke arah wajah Petinggi Penjaga Dunia tersebut.Boom.Tubuh Beruang Salju melesat cepat, meninggalkan Istana Es, dan jatuh terhempas di permukaan tanah yang gersang.Dia bangkit, lalu melepaskan dua bole energi ke arah lawannya. Sayangnya, dua serangan itu dapat dihindari oleh Ki Sundur Langit d
Serangan besar yang dilakukan oleh Rawai Tingkis dan Kelelawar Hitam, telah menyebabkan banyak kerusakan di sekitar mereka berdua.Namun dua orang itu, masih menolak untuk menyerah, meskipun salah satunya mengalami luka yang cukup serius, yaitu Kelelawar Hitam.Kelelawar Hitam memiliki energi mistik yang berlimpah, membuat dia percaya dapat mengalahkan Rawai Tingkis dalam segala kondisi yang dialaminya saat ini.Andaipun hanya memiliki satu tangan dan satu mata saja, Kelelawar Hitam masih percaya dapat menumbangkan Rawai Tingkis.Di sisi lain, Rawai Tingkis memiliki pertahanan pisik yang lebih baik, berkat pengobatan yang dilakukan oleh Naga Kecil.Namun demikian, energi mistik yang dimiliki pemuda itu berada jauh di bawah Kelelawar Hitam.Dua Roh Suci yang ada pada tubuh Rawai Tingkis, terbilang berusia muda, apa lagi Naga Kecil yang baru saja lahir beberapa waktu yang lalu. Energi mistik ke dua Roh Suci ini masih digolongkan kelas menengah, dan tidak dapat disandingkan oleh Energi M
Tidak pernah dirasakan oleh Kelelawar Hitam sensasi dan juga pengalaman seperti ini saat menghadapi musuh-musuhnya, kecuali hari ini.Dia tidak pernah takut, tapi hari ini dia melihat siapa yang kuat, dan siapa yang menjadi penguasa dari kalangan Roh Suci.Namun perasaan itu segera ditepisnya, dia tidak ingin jatuh dalam perangkap Rawai Tingkis.Kelelawar Hitam mengira, ini hanyalah permainan ilusi saja, mungkin ada kekuatan lain yang dimiliki oleh Rawai Tingkis, untuk mengendalikan pikirannya.Namun sayangnya, dia memang melihat sisi lain dari Rawai Tingkis.Sementara itu, Beruang Salju merasakan gejolak kekuatan Rawai Tingkis, dan tidak bisa tinggal diam saat ini.“Ini akan gawat, aku harus membantunya,” ucap Beruang Salju.Pria itu menaikan satu telunjuknya ke langit, lalu energi dingin menggumpal di ujung telunjuknya.Tidak selang beberapa lama, sesuatu yang sangat menakjubkan muncul di langit.Putri Intan Kumala menatap ke langit, dan untuk sesaat wajahnya menjadi tegang, meskipu
Beruang Salju masih berusaha untuk menumbangkan Putri Intan Kumala, meskipun tadinya dia penuh dengan kepercayaan diri dapat mengalahkan Kumala, tapi kenyataanya dia butuh waktu lama untuk menjatuhkan gadis tersebut. Beruang Salju telah menggunakan segagala cara untuk menjatuhkan boneka gurita raksasa yang dikendalikan oleh Putri Intan Kumala, tapi sialnya dia tidak mampu melakukan itu. Setiap kali dia brhasil memotong satu bagian tangan gurita itu, maka ditempat yang sama, tangan lain akan tumbuh. Menghadapi persoalan semacam ini, membuat kepala Beruang Salju serasa akan pecah. Sejauh ini, dia telah menemukan banyak ide, dan menerapkannya, bahkan ide paling licik sekalipun telah dia gunakan. “Jika aku tahu sebelumnya kekuatan gadis ini, aku tidak akan memilih padang tandus sebagai lokasi pertemuan,” ucap Beruang Salju. Baru kini dia menyadari kesalahannya, dan keunggulan Putri Intan Kuamala. Dengan semua batu yang ada di padang tandus, menjadikan Putri Intan Kumala memiliki pa
Bola-bola energi yang dilempar dengan mudah oleh Kelelawar Hitam, tapi menghasilkan dampak yang sangat mengrikan.Dari sini, terlihat betapa hebatnya Kelelawar Hitam sebenarnya, dan dari sini pula terlihat betapa kuatnya Roh Suci pada saat itu.Kekuatan sebesar Kelelawar Hitam bahkan tidak mampu menaklukan Roh Suci tanpa bantuan Satria Roh Suci dan Manusia Murni di jamannya.“Akan kuundang binatang kegelapan,” ucap Kelelawar Hitam.Dia melakukan sebuah gerakan, yang tidak jelas, tapi di ujung gerakan itu, dia mengarahkan telapak tangannya ke atas.Sedetik kemudian, kepulan asap muncul dari telapak tangan itu, lalu tepat di atas kepalanya, sekitar dua atau tiga depa tingginya, asap itu membentuk lingkaran besar.Belum tahu apa yang terjadi atau apa yang akan dilakukan oleh Kelelawar Hitam itu, tapi auranya sudah menyebar ke segala arah, dan berhasil menekan mental Rawas Kalat dan Danur Jaya.“Kalian akan menjadi santapan siang ini!”Dan, tiba-tiba.Goar… mahluk hitam besar muncul dari
Sementara itu, Rawas Kalat dan Danur Jaya masih berjibaku sengit melawan Kelelawar Hitam yang mencoba menemukan keberadaan Rawi Tingkis.Dua pemuda mati-matian menahan Kelelawar Hitam, mencoba melakukan yang terbaik meski kerap mendapatkan luka pada bagian tubuh mereka.Sesekali akan terlihat debu jamur raksasa menghiasi udara siang ini, ketika salah satu dari mereka dihempas kasar ke permukaan tanah.Jangan bertanya berapa banyak darah yang dikeluarkan dari dalam tubuhnya, sebab luka yang diterima ke dua pemuda itu tiada terhitung jumlahnya.Menghadai manusia yang memiliki energi mistik dalam jumlah besar, memang sangat menyulitkan.Bahkan, nyawa mereka kini seolah berada di ujung tanduk, hanya menunggu kematian saja.Sayangnya, tekad dan semangat juang ke dua pemuda itu tidak dapat dianggap remeh.Jatuh bangun hal biasa, kini keduanya mulai bersahabat dengan luka-luka.Setelah kehabisan anak panah, Danur Jaya terpaksa menggunakan busur panah untuk bertarung. Busur itu dijadikan sema
Kelelawar Hitam menepis seluruh api yang menyelimuti dirinya dengan asap hitam, lalu berdiri setelah jatuh di atas tumpukan kerikil. Dia memandang Rawas Kalat dengan penuh emosi.“Kalian juga bagian dari pencurian Seruling Emas-““Memangnya kenapa?” timpal Rawas Kalat.Mendengar jawaban itu, wajah Kelelawar Hitam menjadi padam, dia menahan nafasnya dengn rahang yang mengeras, lalu dia berkata, “kalau begitu, kau juga harus mati!”Kelelawar Hitam langsung berubah menjadi asap dan menggempur Rawas Kalat dari segala sisi.Asap hitam secara alami mungkin tidak dapat menghantam tubuh manusia, tapi tidak dengan asap hitam milik Kelelawar Hitam.Asap itu terasa sangat keras sehingga membuat Rawas Kalat begitu kesulitan untuk menahan semua serangan Kelelawar Hitam.Dalam sebuah momen, Rawas Kalat mencoba memukul asap tersebut, tapi tangannya malah terjebak oleh asap itu.Dia tidak bisa menarik tangannya, seolah melekat kuat dalam kepulan asap.Di saat yang sama pula, muncul asap menyerupai ma