Setelah itu Khan ingin menebus kesalahan yang dia perbuat sendirian, dia pun akhirnya sampai ditempat dimana dia ingin menebus kesalahannya. Dimana lagi jika bukan ditempat tenda milik tetua gunung. Khan yang sedikit ragu itu masuk kedalam tenda itu, tetua gunung yang menyadari kehadiran khan itu segera bersujud dihadapannya. Khan yang melihat itu segera berkata, "tidak usah melakukan itu memberikan hormat pada orang bodoh seperti ku tidak akan mengubah apapun, lebih baik kau menampar diriku dan marah besar," ucap Khan. Tetua gunung yang mendengar itu segera mengucapkan sepatah kalimat, "maaf pangeran sepertinya aku tidak bisa melakukan itu, sebagai saudaranya putri Rin er, memukulmu atau menamparmu sama saja aku akan menampar beliau. aku tidak ingin melakukan itu pada penyelamat ku, hutang budi yang kami miliki padanya belum cukup membuat kami marah ketika diperlakukan tidak adil seperti kemarin," ucap tetua gunung bernama Galigino anak dari tetua gunung sebelumnya.Tetua gunung y
"kita bisa memenangkan perang disini dengan cara membuat mereka merasa menang," ucap Galgino.Ketika mendengar itu semua orang yang ada disana memiringkan kepalanya. Memang setartegi itu bisa digunakan, namun saat ini mereka benar benar sudah kalah dari musuhnya. "maaf tuan Galgino, kita tidak bisa melakukan itu. Sekarang kita sudah benar benar kalah," ucap Jal. Semua orang yang ada disana juga sependapat dengan perkataan jal, mereka tidak memiliki kesempatan untuk melakukan itu. bertahan untuk hidup dalam perang ini saja sudah membutuhkan usaha yang sangat ekstra. "Yap tepat sekali, oleh karena itu kita tidak usah menyusun apa apa. Kita akan menjadikan kerugian ini menjadi keuntungan, berperang lah seperti biasa dan serahkan sisanya pada kami orang orang gunung. Memburu mangsa yang merasa dirinya aman adalah keahlian kami," ucap Galgino. Semua orang yang ada disana sedikit terpukul dengan perkataan Galgino. Mereka sebenarnya marah, namun itu tak bisa dilampiaskan. perkataan Galg
Seluruh pasukan yang saling berhadapan itu sudah semakin tidak sabar untuk segera melakukan perang, terlebih lagi pasukan yang memihak bangsawan Values. Pada saat ini mereka sudah yakin bahwa akan memenangkan perang hari ini, kesombongan itu muncul sejak kemarin malam. "semuanya serang," teriak Khan menodongkan senjatanya keaarah para musuh. Disisi lain musuh juga melakukan hal yang sama. Khan yang berada didepan itu menebas seseorang perajurit musuh, darah yang begitu merah terciprat diwajahnya. Khan yang membunuh seseorang itu tak mengalami perasaan seperti dua hari yang lalu, perasan dimana dia tidak bisa bergerak sedikitpun dan yang amat menyesakan hatinya. Dia nyaris meninggal tempo hari karena tak fokus dengan medan perang yang ada, beruntung ada seseorang perajurit yang menyelamatkannya, akan tetapi naasnya perajurit itu meninggal ketika melakukan hal tersebut. Sejak saat itu Khan mulai menahan perasan itu, kemarin dia sedikit terganggu namun saat ini itu telah menghilang
"semuanya mundur," teriak York ketika melihat asap berwarna merah menyebar diatas langit. Semua pasukan yang sebelumnya bertarung dihutan itu segera mundur satu persatu, mereka saling bergiliran agar tidak saling menabrak satu sama lain. Meskipun usaha yang dilakukan oleh mereka cukup berat, namun beberapa orang sudah meninggalkan medan pertempuran itu dengan selamat. Disaat yang sama asap putih yang sangat tebal muncul dimedan perang tersebut ketik semua pasukan meneriakkan kata mundur. Pasukan kerajaan Wuan memang cukup kesulitan, namun itu hanya beberapa orang saja. Mereka hanyalah sisa pasukan yang bersedia menjadi umpan bagi teman temannya. Meksipun saat ini mereka dalam bahaya, tidak ada satupun orang yang menyerah untuk terbebas dari medan perang yang mengancam nyawa mereka. Disaat yang sama Khan berada di golongan orang orang yang menjadi umpan itu tetap berjuang dengan keras, dia tidak menunjukkan tanda tanda untuk kabur terlebih dahulu. Semua itu karena dia sudah b
Pasukan yang dipimpin oleh York melaju dengan cepat menuju keaarah pasukan milik Gi, ketika gi menyadari seluruh pasukan musuh mengejarnya entah mengapa keringat mulai muncul di dahinya, tubuhnya juga merasakan kedinginan yang tak terbayangkan. Apakah dia takut? Ya sepertinya itulah yang terjadi pada Gi."apakah musuh telah merencanakan semua ini?" gi benar benar tidak percaya bahwa semua ini terjadi padanya. Mengapa mereka melakukan itu, pertanyaan itulah yang coba ditemukan oleh Gi. setelah dia menemukan itu, Gi sontak mengepalkan tangannya, "sial mereka sudah tahu strategi yang kita jalankan," ucap Gi.Alasan mengapa mereka menang dalam perang ini adalah setartegi yang fleksibel, jika musuh mengetahui itu maka tidak ada satupun harapan untuk mereka memenangkan perang ini. Gi merasa heran mengapa musuh dapat mengetahui itu, padahal sebelumnya mereka sudah bergerak secara hati hati. bagi mereka sangat mustahil untuk musuh mengetahui itu. "tidak ada cara lain untuk selamat dari i
Disisi lain di sebelah Utara pasukan armada kerajaan shu dan Vincaus berperang hebat, saat ini mereka tidak memiliki titik temu yang benar untuk saling mengalahkan. dengan kata lain mereka masih bertempur seimbang, namun tak selang lama kemudian terjadi angin besar yang mengguncang daratan dan lautan, "sial ada apa ini," ucap pemimpin pasukan kerajaan Shu dia bernama Limbo. tentu nya dia merasa penasaran dengan cuaca yang secara tiba tiba berubah. Siapapun akan mengira hal itu tidak akan pernah terjadi.Namun tidak dengan satu orang, dia adalah York. Sebelumnya dia sudah memperkirakan semua ini akan terjadi, dia pun segera mengutus kapal kapal kecil yang mudah bergerak untuk melakukan serangan. "Untuk kompi cepat lakukan serangan pada kapal musuh," teriak York. Dalam sekejap beberapa kapal kecil mulai melaju dengan kecepatan yang tidak begitu cepat. Para perajurit mendayung dengan cukup kuat, sehingga dalam beberapa menit mereka sampai di kapal utama milik musuh.Beberapa meriam dit
Satu bulan telah berlalu, keributan karena perang yang terjadi sebelumnya sudah semakin mereda. Sisa sisa pasukan yang tidak bisa menerima hasil perang menjadi pemberontakan, pasukan pasukan itu tidak lain adalah bawahan setia Gulie dan lainnya yang membunuh diri mereka pada perang itu. Setelah Vans benar benar yakin bahwa kerajaan Wuan aman dia akan membubarkan kerajaan Vanues dan menyerahkan wilayah itu pada York pemilik asli dari tanah itu. Niatnya sih dia ingin melakukan itu ketika wabah belalang itu berhasil diatasi, dia tidak begitu ingin melepaskan kekuasaan nya sebelum berhasil menyelesaikan tujuannya. seperti apa yang dikatakan oleh Rin er sebelumnya, dia saat ini butuh kekuasaan agar ucapan nya dapat didengar. Setelah menyerahkan wewenang itu Vans berniat untuk merintis usahanya dikerajan Wuan, namun meksipun itu adalah rencana miliknya Vans ragu apabila dia bisa melakukan itu, mengingat Rin er adalah putri mahkota kerajaan ini keinginan itu seperti kelopak bunga yang ada
"apakah kau yakin dengan itu istirku, aku takut jika kita melakukan itu hubungan mu dengan keluarga mu akan memburuk," ucap Vans.Ketika istirnya mengatakan itu Vans merasa amat senang, namun setelah menyadari dampak besar yang akan terjadi dengan hubungan keluarga milik Rin er. Kesenangan yang dirasakan olehnya itu perlahan memudar."Aku juga tidak tahu tentang itu, tapi aku berharap ayah mau menerima keputusan ku," ucap Rin er.Vans pun menghela nafasnya dengan sangat panjang, lalu dia pun berkata. "Tidak ada gunanya kita memikirkan masa depan yang belum pasti, lebih baik kita tidur hari ini," ucap Vans.Istirnya itu pun mengangguk, namun sebelum mereka benar benar tertidur. Seseorang mengetuk pintu kamar mereka. Vans pun segera bangkit dari tempat tidurnya, lalu berjalan menuju keaarah pintu. Ketika dia membuka pintu itu, berdiri seseorang yang dia kenali. Dia adalah Aurbet. "Aurbet ada apa? Apakah masalah yang terjadi dengan pemberontak itu semakin besar?" Ucap Vans.Hanya itula