[Selamat datang kembali di Penjahat Ingin Membuat Bayi Dulu, Balas Dendam Kemudian! Musim ke-3. Aku harap kalian semua tidak menunggu dengan sia-sia. Selamat menikmati cerita ini, dan jangan lupa untuk memberikan komentar dan saran. Love you seperti biasa - tuanputri]..“Ayo, kau pasti bisa, sayang! Ya... ya... seperti itu. Sedikit lagi, sedikit lagi. Bagus, taruh tanganmu di sana, ya seperti itu... BAGUS!”Bayi Pasha berhasil membalikkan tubuhnya sendiri! Dia telah berlatih keras selama beberapa hari terakhir, dan ini adalah momen keberhasilannya.Oh! Halo, inilah aku sebagai ibu yang selalu mendukung yang terbaik. Mendorong anak aku dalam setiap hal kecil yang dilakukannya sepertinya sudah terukir dalam tubuh ku. Apa aku sudah bilang? Bahwa aku menikmati setiap hal kecil yang dia berikan kepada ku. Itulah yang membuat aku tetap waras dalam situasi seperti ini.Bayi Pasha sudah memasuki usia 5 bulan! Itu berarti bulan depan dia sudah bisa mulai makan makanan bayi, bukan lagi rambut
“...”Baik aku maupun Merri, kami berdua berkonsentrasi pada suara ketukan itu. Bahkan anak aku berhenti menyusu dan melihat ke arah pintu. Namun, yang membuka pintu dan masuk ke kamarku adalah orang yang sembrono dan kasar, bertolak belakang dengan ketukan yang sopan tadi.“Laura?Orang yang memasuki ruangan dengan gegabah, dengan dada membusung, dan wajah marah adalah Laura yang sudah sebulan tidak menunjukkan wajahnya di depan kami.“Wanita kotor.” Laura melontarkan umpatan itu tanpa basa-basi.Aku dan Merri saling berpandangan dengan wajah bingung. Kenapa Laura yang sampai minggu lalu masih mengirimiku surat melalui Madame Luxor dengan isi yang manis, tiba-tiba memaki-maki aku? Pasti ada sesuatu yang harus diperhitungkan.“Nyonya Laura! Sekarang giliranmu!” bentak Merri spontan.Saat aku mendengarkan mereka berdua saling melontarkan umpatan, sudut mataku menangkap pergerakan bayangan di luar pintu kamar. Entah mengapa otak aku mengatakan bahwa itu bukan gerakan para penjaga yang a
Ruangan ini dirancang untuk menekan kewarasan seseorang yang berdiri di tengah-tengah dikelilingi oleh mata dan mulut yang memaki. Dan sayangnya, akulah yang berdiri di tengah-tengahnya.Aliran darah aku mengingat dengan baik bagaimana cobaan pertama yang aku alami di masa lalu. Saat itu, darah aku seperti dihisap oleh mereka yang memandang aku dengan hinaan hingga membuat tubuh aku dingin. Tapi sekarang, darah aku mendidih pada suhu tertinggi saat melihat wajah-wajah orang yang hadir.“Lihat itu, bagaimana dia bisa berwajah begitu tebal?”“Sayang sekali. Dia terlihat seperti orang yang tidak bersalah.”“Tidak heran dia adalah wanita murahan.”“Ya, pelacur yang menyamar sebagai bangsawan.”“Cih, aku tidak percaya aku dulu mengidolakannya.”Bibirku terangkat, membentuk senyuman jahat yang semakin memancing umpatan yang mereka lontarkan padaku. Aku tidak ingin terlihat seperti orang berdosa, jadi aku mencoba untuk menatap setiap mata mereka yang mengolok-olok ku.Dan setiap kali mata ka
Sebuah desahan keluar dari sela-sela bibirnya yang berwarna pucat persik. Hakim Agung mungkin berpikir bahwa dengan menekanku akan membuatnya lebih mudah untuk memasukkan namanya ke dalam kasus terpanas di kerajaan ini sebagai hakim, sehingga namanya akan dikenal. Terutama jika dia ingin menjadi salah satu orang Hayden.Di sisinya, Hakim Kerajaan masih menahan napas, tapi tatapannya yang penuh tanya seakan mengukur niatku.“Apa yang kau bicarakan? Apakah Kau bahkan mampu membela diri? Apa kau tidak waras? Karena kau tidak terlihat seperti orang yang waras sekarang.”'Wow, lihat itu. Bagaimana mungkin dia menyebutku gila di depan semua orang saat mengenakan jubah pengadilan?!“Dia pasti mengulur waktu sampai ayahnya datang untuk menyelamatkannya.”“Dia benar-benar gila karena menantang hakim dalam persidangan seperti ini.”“Apakah dia pikir seseorang akan menyelamatkannya? Benar-benar wanita yang bodoh.”Sebuah cibiran meluncur saat aku mendengar gosip orang-orang di sekitar. Omong kos
Orang pertama yang muncul dari balik pintu adalah Laura. Dia mengenakan gaun biru tua dengan renda-renda indah yang menghiasi bagian pundaknya. Rambutnya disanggul tinggi, tapi tidak setinggi sanggul Yang Mulia. Itu adalah gaya rambut yang jarang ditampilkan Laura karena dia lebih suka rambutnya tergerai.'Ah... aku ingat adegan ini.Suara langkah kakinya bergema ke seluruh ruangan karena hanya suara itu yang meramaikan suasana. Sepertinya semua orang bernapas perlahan-lahan mengikuti irama langkah kaki Laura. Namun sebelum ia sampai di kursi saksi yang telah disediakan, seseorang mengikuti langkahnya.klak. klak. Hentakan sepatu haknya tidak sebanding dengan langkah kaki Laura yang keras saat ia muncul dari balik pintu. Namun selain hentakan sepatu, ada banyak hal lain yang tampak berbeda dari penampilan Laura. Wanita ini tampil di bawah tekanan seolah-olah ingin mengungguli semua orang di ruangan itu, bahkan mungkin Yang Mulia Ratu.“Gasp!”“Bukankah... bukankah itu...?”“Ya, aku ti
Dylan keluar dari aula besar dengan perasaan campur aduk. Dia mengatakan pada Fuschia bahwa dia akan menemaninya selama persidangan, tapi dia hanya berdiri di sana. Bahkan ketika Fuschia diperlakukan dengan sangat kasar oleh orang-orang itu, dia tidak bisa menahan diri.Saat itu tengah hari ketika Fuschia memasuki aula pengadilan, tetapi sekarang matahari telah pulang. Tak peduli seberapa besar keinginannya untuk mengikuti kemana mereka membawa Fuschia, Dylan harus memenuhi janjinya kepada Fuschia.“Aku yakin Merri dan anakku akan baik-baik saja, atau aku, sekali lagi tidak menepati janjiku pada Fuschia.Dylan terbang tinggi melewati dahan-dahan yang menari-nari mengikuti arah angin malam. Dia bergerak secepat mungkin ke kamar Fuschia sebelum dia bisa mengubah jalurnya kembali untuk mengikuti Fuschia.Seperti yang sudah sering ia lakukan, Dylan masuk melalui celah kecil di dinding kamar. Dia bertengger di atas lampu gantung di kamar Fuschia. Ini adalah posisi terbaik untuk mengawasi s
Entah bagaimana caranya, tapi mata Dylan tampak sedikit bersinar dalam kegelapan. Dari setitik cahaya itu, mataku mulai menangkap garis bentuk tubuhnya. Aku tidak bisa lepas dari pelukannya, atau pikiran-pikiran yang mengganggu itu datang lagi.Dia masih membelai kepalaku dengan sentuhan lembutnya. Dia juga membisikkan kata demi kata yang perlahan-lahan mengusir pikiran buruk yang hampir menyelimuti kepalaku. Aku mulai mengikuti irama nafasnya yang menenangkan.“Itu... tidak benar. Aku yakin rencanamu akan berhasil karena apapun yang terjadi, aku pasti akan mengeluarkanmu dari kehidupan yang ingin kau buang ini.”Ya, Dylan selalu mengatakan hal itu padaku. Tetapi aku begitu percaya diri dengan rencana aku sehingga aku sering mengesampingkan apa yang ada di pikiran Dylan. Aku terlalu sombong untuk berpikir bahwa hanya aku yang mampu melakukan manuver-manuver tajam seperti itu untuk keluar dari cengkeraman Hayden.“Apa kau yakin?”Dylan menarikku lebih dekat ke dalam pelukannya. Menghem
Sejak pertama kali Hayden memperkenalkannya pada budaknya, Raymon bertugas mengawasi budak itu. Baik saat dia harus dibebaskan dari penjara bawah tanah untuk dikirim membasmi monster, atau saat dia harus memastikan bahwa budak itu kembali ke istana berkat cincin hijau ajaib milik Hayden, Raymon adalah orang yang selalu memberikan laporan terakhir tentang keberadaan budak itu.Meskipun Hayden menempatkan dua penjaga di pintu masuk penjara bawah tanah, hanya Raymon yang diizinkan untuk menjelajahi bagian dalam penjara dan bertemu langsung dengan sang budak. Bisa dikatakan bahwa setelah Hayden, orang yang paling sering ia temui adalah sang budak, bukan keluarganya.“Orang bisa menyebutnya sebagai obsesi dengan cara dia terus-menerus bertanya tentang budak itu.” Raymon menghela napas lelah.Tubuhnya terasa lelah karena dia baru saja tiba di istana setelah memimpin pasukan penaklukan menggantikan Hayden, yang 'terbaring sakit' karena stres. Dan bukannya diberi waktu istirahat, Hayden malah
Tuyul tak kunjung ditemukan.Sekeras apapun aku dan Mbayul mencarinya, kami hanya bisa menyimpulkan bahwa Tuyul telah meninggalkan kami. Sulit untuk menerima kenyataan itu, terutama ketika kami tidak mengucapkan selamat tinggal satu sama lain.Mbayul dan peri pengembara lainnya masih bersama kami. Mereka bekerja untuk aku sebagai CCTV kerajaan. Mereka adalah makhluk yang tepat untuk pekerjaan itu karena hanya sedikit orang yang dapat melihat mereka, meskipun banyak penyihir yang muncul sekarang.Kemudian, ketika Pasha berusia tiga tahun, aku mengetahui kisah terakhir Tuyul.“Ibu, masih ingat Paman Tuyul?”Suatu malam, Pasha menanyakan hal itu.Pasha memiliki kemampuan verbal yang sangat baik di usia dini, dia sudah bisa membentuk kalimat kompleks dengan baik, sehingga memudahkan kami untuk berkomunikasi. Dia juga mengingat beberapa hal tentang masa kecilnya, ketika dia berusia satu tahun.Dia bahkan mengingat rumah di tengah hutan yang pernah kami tinggali di Kerajaan Haddad, dan dia
Belum genap enam bulan Dylan menjabat sebagai raja baru Kerajaan Drachentia dan ia sudah menyandang gelar 'serigala emas Drachentia'. Dalam waktu singkat itu, dia ditakuti oleh kerajaan-kerajaan di sekitar Drachentia. Terutama karena prestasinya dalam membasmi semua monster dan alkemis yang tersisa di Drachentia.Tidak hanya itu, ia juga melumpuhkan perdagangan ilegal yang terjadi di lautan Drachentia. Tanpa ampun. Dan ternyata tindakannya tersebut merembet hingga mengguncang stabilitas ekonomi kerajaan-kerajaan lain di sekitarnya, yang selama ini mengakali Drachentia dalam hal perdagangan di laut.Maka hari ini adalah pertemuan besar dengan diplomasi kerajaan-kerajaan sekutu, yang hadir karena takut Dylan akan memangsa kerajaan mereka. Seperti yang diketahui banyak orang bahwa Drachentia adalah sebuah kerajaan kepulauan, aku rasa mereka takut kerajaan mereka akan menjadi salah satu pulau baru milik Dylan.“Tapi dia tidak sekejam itu. Aku tersenyum bangga pada Dylan yang duduk di samp
Upacara pernikahan aku yang kedua.Seperti yang diminta Dylan, sebelum upacara penobatan raja, kami mengadakan upacara pernikahan.Tentu saja, banyak yang perlu dipersiapkan untuk pernikahan keluarga kerajaan, tetapi karena kami ingin melakukannya sesegera mungkin, persiapannya cukup sederhana. Lagipula, kami ingin segera dinobatkan sebagai suami dan istri. Jadi kami tidak terlalu memikirkan tentang jamuan makan dan sebagainya.Aku mengenakan gaun pengantin putih yang terlihat sangat indah seperti taburan berlian di atasnya. Saat sinar matahari menyinari ku, gaun aku akan berkilauan.Mengapa bisa ada gaun pengantin yang begitu indah yang siap dalam waktu singkat? Jawabannya adalah karena antusiasme Laura dan Pak Andre, yang telah mempersiapkan gaun tersebut jauh-jauh hari, bahkan saat mereka tidak tahu kapan aku bisa memakainya. Begitu juga dengan tuksedo pernikahan Dylan.“Nyonya-oops, Yang Mulia, Kau terlihat sangat cantik. Kau seperti seorang dewi!”“Bukankah dia lebih mirip seora
Hari persidangan Putra Mahkota Hayden akhirnya tiba. Langit berwarna abu-abu kusam, dan orang-orang berbondong-bondong ke Pengadilan Tinggi untuk menyaksikan persidangan bersejarah itu dengan suasana hati yang tidak tenang. Pikiran mereka kacau.Dylan dan aku duduk di kursi saksi. Aku bisa merasakan semua mata tertuju pada kami. Aku mendengar bisikan orang-orang di belakang kami yang merupakan tempat duduk para bangsawan.“Aku di sini. Jangan gugup.” Dylan berbisik. Menarik kegugupan yang tidak kusadari telah menggerogoti kesadaranku.Meskipun aku mendengar bahwa Nyonya Luxor dan Laura sedang berusaha membuat banyak berita yang ditulis di koran yang menguntungkan kami, bukan berarti semua orang akan percaya dengan semua itu. Terutama para bangsawan yang mungkin mengincar kekuasaan kerajaan melalui keluarga kerajaan.Terlebih lagi ketika mereka mendengar bahwa raja mereka berikutnya adalah mantan budak dan korban eksperimen alkemis. Tidak lupa bahwa aku juga akan menjadi ratu mereka.“
Setelah pertempuran hebat itu, aku tidur seperti orang mati selama dua hari. Aku terlalu memaksakan diri, jadi begitulah hasilnya.Sementara itu, Laura dan Nyonya Luxor mengerahkan banyak media berita dalam bentuk surat kabar untuk menuliskan segala sesuatu yang telah terjadi dalam semalam. Mulai dari alasan pemberontakan yang dipimpin oleh Keluarga Luxor dengan bantuan pasukan Keluarga Mountravven hingga kemunculanku yang mengejutkan.Nyonya Luxor dengan cepat mempersiapkan segala sesuatu yang berhubungan dengan berita karena dia memiliki serikat informasi. Jadi dia telah menempatkan beberapa reporter di tempat kejadian untuk mengabadikan segala sesuatu yang terjadi sejak awal pertempuran.Dan sebagai reporter profesional, para reporter mendapatkan banyak gambar yang 'mencengangkan', yang kemudian disisipkan di berita utama koran mereka.Mulai dari gambar Hayden yang memimpin pasukan monster, lalu gambar aku menggunakan sihir air, dan juga gambar naga di langit yang memberkati aku da
Aku tidak tahu apa yang baru saja terjadi. Yang kutahu adalah Dylan tiba-tiba memegang pedang Hayden di tangannya, dan dari pedang itu keluarlah sebuah kekuatan super(?) berupa lingkaran raksasa yang mengiris monster-monster itu dengan sekali tebas. Kemudian karena kekuatan itu, energi Dylan seperti tersedot dan membuatnya jatuh lemas ke dalam pelukan ku.Aku sempat panik karena mengira Dylan akan mati, tapi ternyata dia hanya lemas sesaat. Karena setelah itu, kami dan beberapa tentara yang 'sehat' menjelajahi kuil.Tentu saja, pada saat itu aku juga tidak tahu mengapa orang-orang memandang kami dengan takjub saat mereka mengatakan bahwa kami menerima berkat dari naga yang membelai kepala kami dengan kakinya.Aku bahkan tidak tahu apa-apa tentang naga di langit. Tapi aku pikir itu mungkin Lord Drachen.Lagi pula, aku bertemu dengan seseorang yang hampir aku lupakan dalam perjalanan ke kuil.“AKU AKAN MEMBUNUHMU!” Sarah hendak melompat ke arahku dengan sepenuh hati, tapi tubuhnya sudah
“Mau ke mana kau, Tuan Bajingan?”Tanpa ragu, Merri melalap tubuh Raymon dengan api biru yang membara.“AAAAAAHHHHH!” Raymon menggeliat kesakitan sambil berteriak histeris, lalu tubuhnya ditendang oleh monster besar itu.Merri menyeringai sambil menatap Raymon yang menggelepar-gelepar seperti ikan yang sekarat.Merri berpikir, 'Lihatlah, betapa mudahnya menghancurkan bajingan itu. Jika saja aku lebih kuat dari dulu, maka Nona dan hidupku tidak akan sekacau ini.“Merri?! Apa yang kau lakukan di sini?” Fuschia mendekati Merri, terlihat bahagia di atas pohon.“Nona! Aku berhasil! Aku membakar bajingan itu!”“Kerja bagus, nak. Tapi jangan memaksakan diri karena kau masih dalam masa pemulihan, Merri.”“Tentu saja! Hahahaha, ini menyenangkan. Bagaimana denganmu, nyonya? Uh? Kepalamu berdarah!” Merri hampir saja melompat dari posisinya untuk mendekati Fuschia yang sedang terbang.Hal itu membuat Fuschia kebingungan. Tapi kemudian Fuschia menenangkan Merri. “Tenanglah. Aku sudah meminum ramua
Fuschia menatap pria di depan Nyonya Luxor dengan waspada. “Komandan Hugh?”Ia mengenali pria itu sebagai Komandan Ksatria Drachentia, Hugh Connor dari Keluarga Count Connor.Dylan mengerutkan kening dengan masam lalu berbicara dengan suara pelan, “Seharusnya aku memastikan kau mati di tanganku.”Komandan ksatria Hugh menundukkan kepalanya saat dia menghadapi Fuschia. Dia tidak mengangkat kepalanya saat berbicara.“Aku ... sempat datang ke Aula Crestine. Di sana aku bertemu dengan Nona Laura dan para korban yang selamat. Lalu aku... mengetahui kebenaran darinya. Jadi tolong, izinkan aku untuk menebus dosa kebodohan ku, Yang Mulia.”Fuschia mengenal Hugh Connor sebagai seorang ksatria yang setia kepada kerajaan. Kesetiaannya ditunjukkan dengan pengabdiannya kepada sang pemimpin. Ia dikenal sebagai 'anjing pemburu' mendiang raja yang telah menggigit banyak bangsawan atau pemberontak yang mengancam kekuasaan mendiang raja.Seperti Hayden dan Raymon, dia dilatih oleh mendiang raja dan me
“FUSCHIA!”Itu adalah suara Dylan. Dia muncul dari balik para tentara.“Dylan!” Fuschia segera mengangkat kakinya untuk memperpendek jarak di antara keduanya.Mereka berdua saling berlari dengan tangan terbuka lebar.Di tengah-tengah pertempuran antara monster dan manusia yang sepertinya tidak akan pernah berakhir, Dylan dan Fuschia saling berpelukan erat.Pusaran pikiran dan detak jantung mereka yang tidak menentu terobati oleh aroma yang mereka hirup satu sama lain. Pelukan erat yang mereka bagi saat itu seakan menyampaikan semua kelelahan dalam hati dan pikiran mereka.Kemudian, bersama dengan ciuman singkat yang mereka bagikan satu sama lain, masing-masing dari mereka membunuh monster yang menyerang. Fuschia memisahkan kepala monster yang menyerang Dylan dengan gergaji esnya, sementara Dylan merobek leher monster yang menyerang Fuschia dengan pedangnya.Belum pernah ada momen romantis dan horor yang terjadi dalam satu frame. Begitu banyak tentara yang mengira demikian dan secara t