“Itu berarti Zaki telah terekspos ke publik, membuatnya berada dalam bahaya besar.”Edward tahu Briana benar, jadi dia langsung berdiri dan bergegas menuju mobil Briana. Dia bergerak dengan sangat cepat hingga dia terlihat seperti memiliki lebih dari dua kaki. Ini adalah pertama kalinya Daffa melihat Edward sangat tergesa-gesa seperti itu dan itu membuatnya ingin tertawa.Namun, Daffa menahan keinginannya untuk tertawa karena itu tidak sopan. Edward tidak sesensitif Daffa, jadi dia langsung memasuki mobil Briana dan pergi ke hotel.Di sisi lain, Briana duduk di samping Daffa sambil mengernyit. “Tuan, apakah kita akan melaksanakan rencananya sekarang?”Daffa tidak menyalakan mobilnya. Dia mengeluarkan ponselnya dari saku dan berkata, “Tidak, kita harus bertanya pada Ansel tentang ini terlebih dulu.”Briana mengangguk. Kalaupun dia tidak setuju dengan keputusan Daffa, dia tidak mengatakan apa-apa.Daffa melirik Briana sesaat sebelum menatap ponselnya. Ansel menjawab panggilan telep
“Itu karena saya pernah melihat Priska keluar dari hotel bersama seorang pria yang belum pernah saya lihat sebelumnya dan mereka menempel dengan satu sama lain di publik. Saya tidak pernah melihat itu sebelumnya. Bahkan, saya tidak yakin apakah memang Priska yang melahirkan Bart. Saya membantunya mengambil laporan medisnya dari rumah sakit sebelumnya dan saya tahu pasti bahwa dia tidak bisa mengandung anak sekarang. Tentu saja, Bart lahir bertahun-tahun yang lalu, jadi mungkin kondisinya berbeda dulu.”Seraya dia mengatakannya, Daffa dan Briana sama-sama menoleh untuk menatapnya. Briana bahkan tidak berani untuk mengedip, takut dia akan melewatkan satu kata pun. Daffa menyandarkan punggungnya dan menghela napas. Dia tidak menduga situasinya akan menjadi seperti ini dan menekan pelipis dengan jarinya. “Tampaknya kita akan terlibat dalam masalah besar begitu kita tiba di vila Keluarga Bakti.”Tidak ada yang berani berbicara karena tampaknya Daffa sedang mempertimbangkan ulang keputusan
Secara umum, orang-orang membawa senjata di sana.Meskipun Daffa tertarik pada penjaga keamanan itu, nada bicaranya berubah menjadi bengis. “Sederhana saja. Aku kemari untuk menemui pemilik vila ini.”Penjaga keamanan itu mengernyit, merasakan bahwa Daffa bukanlah orang yang bisa diremehkan. Pria itu hanya dapat mengumpulkan semua kesabarannya yang tersisa. “Itu tidak masalah, tapi aku perlu mengetahui apakah kamu sudah membuat janji temu. Tidak ada yang memberitahuku bahwa akan ada pengunjung pada jam ini.”Daffa menaikkan sebelah alisnya, terlihat terhibur. “Kamu benar. Akan tetapi, aku belum membuat janji temu. Sayangnya bagimu, aku akan memasuki tempat ini apa pun yang kamu katakan atau lakukan.”Penjaga keamanan itu menghela napas. “Kalau begitu, aku harus meminta maaf terlebih dulu. Keluarga Bakti tidak pernah mengizinkan pengunjung memasuki rumah mereka lewat dari pukul enam malam kecuali ada perjamuan yang penting. Terlebih lagi, karena kamu sudah membuktikan bahwa kamu ada
Si kepala penjaga keamanan tampak murka. Namun, dia tahu ini bukanlah waktunya untuk mengurusi bawahan-bawahannya. Daffa-lah ancaman mereka di sini. Dia terhuyung berdiri dan berlari ke arah Daffa dengan tatapan mengancam.“Kamu telah menantangku untuk waktu yang terlalu lama. Aku tahu kamu kuat, tapi itu tidak berarti kami bukan tandinganmu!” Matanya menyala dengan liar seakan-akan dia adalah seekor elang yang telah mengincar mangsanya.Daffa mengernyit, terlihat jengkel karena dihentikan lagi. Dia menyipitkan matanya dan berkata, “Kamu adalah penjaga keamanan yang bagus, tapi aku juga telah memberimu kehormatan yang cukup dengan bersabar denganmu. Anggap ini peringatan—jika kamu tidak enyah dari pandanganku, aku jamin aku tidak akan bersikap baik lagi padamu.”Briana angkat bicara, “Dengar, kamu hanyalah penjaga keamanan. Kamu bukan bagian dari Keluarga Bakti, jadi kamu tidak perlu melakukan sejauh itu demi mereka. Tuan Halim itu berbahaya. Jika kamu membuatnya marah, aku yakin Ke
Kulitnya putih tapi keriput dan kendur.Daffa mengangkat sebelah alisnya. Dia tidak menduga wanita yang terus mengalahkan Ansel berpenampilan seperti ini. Dia menggigit bibirnya, lalu menoleh ke arah Bart yang tidak seperti dia duga pula. Bart gemuk dan terlihat tidak rapi, matanya tidak terlihat cerdas sedikit pun.Malah, dia terlihat benar-benar tidak waras. Itu mengingatkan Daffa mengenai apa yang terjadi padanya dan Bakrie ketika dia pertama tiba di Kota Almiron.Matanya menggelap, tapi dia tidak mengatakan apa-apa. Di antara keempat orang itu, anak laki-laki yang paling mudalah yang menarik perhatiannya. Dia terlihat familier, tapi tidak mirip dengan para anggota Keluarga Bakti, termasuk Priska dan Bart. Daffa membungkuk dan tersenyum ramah padanya, berkata, “Apakah kamu Richard?”Anak itu mengangguk, mengedipkan matanya dengan polos. Pada saat yang sama, dia dengan gugup bersembunyi di belakang Priska. Daffa menegakkan tubuhnya, menyapu tatapannya pada Priska dan melihat keje
Daffa menarik napas dalam-dalam dan bersandar, mengamati Richard. Berdasarkan informasi yang telah mereka kumpulkan sebelumnya, Richard seharusnya berumur 18 tahun, tapi anak ini 10 tahun saja pun kelihatannya belum. Dia melirik Priska.“Sebelum kita membahas hal yang penting, aku ingin kamu memberitahuku mengenai Richard.”Wajah Priska menggelap dan dia memberungut, terlihat geram. Namun, dia tidak berani menunjukkan amarahnya di hadapan Daffa, jadi dia menundukkan kepalanya, mencoba memikirkan cara untuk menjelaskannya.Ketika dia tidak terpikirkan apa-apa, dia memejamkan matanya, menarik napas dalam-dalam, mengepalkan tangannya. Tidak mungkin dia bisa mengakui sesuatu yang sangat memalukan! Jadi, dia mengangkat kepalanya dan menatap Daffa dengan takut-takut, berkata, “Sebelum itu, kurasa kamu harus memperkenalkan dirimu sendiri.”Daffa mengangkat sebelah alisnya, terlihat sinis. Di saat yang sama, dia mengeluarkan pistolnya dan mematikan pengamannya. “Seharusnya kamu telah mende
“Kalau begitu, ada apa dengan putramu? Kelihatannya ada yang salah dengannya.”Raut wajah Priska menjadi rumit mendengar perkataan Daffa. Dia bergegas berlutut dan menatapnya dengan tatapan memohon dan berkata, “Aku tahu kamu berkuasa. Kumohon, tolong temukan ibu kandung Richard untukku supaya aku bisa mengakhiri hidupnya dengan cara yang paling menyakitkan yang dapat terpikirkan olehku!” Matanya menjadi merah dan dia gemetar hebat.“Itu adalah permintaanku satu-satunya. Jika kamu tidak menyetujuinya, kamu tidak akan mendapatkan apa-apa dariku.” Dia mengangkat kepalanya tinggi-tinggi.Daffa melirik pistolnya, lalu menaikkan sebelah alisnya. “Kamu tampaknya melupakan apa yang kumiliki di sampingku.” Mengejutkan baginya, Priska tidak terlihat takut. Sebaliknya, dia melemparkan kepalanya ke belakang dan tertawa histeris. Daffa tidak tahu apa yang Priska ingin sampaikan, jadi dia meraih pistolnya sambil mengernyit.“Sepertinya kamu benar-benar melupakan apa yang kubilang.” Dia mengokan
Itu berarti Priska tidak dapat menyembunyikan kebenarannya. Akan tetapi, ini mungkin adalah hasil akhir terburuk yang dapat Priska bayangkan. Jadi, dia bangkit duduk, terlihat tenang.“Ibu Richard-lah yang membuat Bart menjadi seperti ini. Bart diserang oleh seseorang saat dia sedang dalam perjalanan pulang pada suatu hari. Mereka datang dengan truk dan bersenjata. Itu sudah terlambat ketika aku mendengar permintaan bantuan Bart. Mereka telah menekannya ke tanah, bergelimang darah. Aku membawa banyak orang bersamaku dan para penyerang itu tahu mereka tidak dapat membawa Bart pergi di depan mataku. Jadi, mereka menyuntikkan semacam obat padanya saat aku mencoba menghampirinya.” Priska hampir tidak dapat berkata-kata lagi pada titik ini dan dadanya naik-turun.Dia menggertakkan giginya, begitu kuat hingga pembuluh darah di lehernya menyembul. Sambil menggertakkan giginya, dia berkata, “Bart sejak saat itu berubah. Setiap malam, dia menjadi seperti ini, tapi dia kembali menjadi normal
Daffa menggumamkan nama itu pada dirinya sendiri sebelum menatap pria itu lagi. “Kamu orang asing?”Yarlin mengedipkan mata untuk sesaat sebelum mengangguk. Menunjukkan senyuman getir sambil memerahkan matanya, dia menjelaskan, “Aku telah terjebak di sini begitu lama hingga aku tidak dapat mengingat banyak hal lagi.”“Terjebak?” Daffa mengangkat sebelah alisnya.Yarlin mengangguk, wajahnya makin tegang saat dia menoleh ke samping dan melambaikan tangannya, menghentikan semua kabut di sekitar tubuhnya.Kerutan terbentuk di wajah Daffa seketika.Ternyata, ada ruangan tersembunyi di belakang Yarlin selama ini. Daffa bisa melihat ruangan yang menyala dengan terang dan terdapat perabotan yang lengkap, tempat Yarlin tinggali selama ini, karena kabutnya telah terangkat.Itu langsung membuat alis Daffa menyempit menjadi berbentuk V. Tidak ada yang terdengar aneh dari penjelasan Yarlin, tapi dia tahu perabotan itu berasal dari era yang berbeda dan ada tanda-tanda keausan akibat penggunaan
Wajah Briana berkerut kebingungan ketika dia mendengar apa yang Daffa katakan. Namun, Daffa menggelengkan kepalanya dan tidak menjelaskan dirinya sendiri.Pria itu, yang diduga Shelvin, berdiri di hadapan mereka berdua sepanjang waktu. Pada saat itu, bibirnya melengkung saat dia mencibir, “Aku tidak percaya kamu bisa sekeji ini.”Itu langsung menarik perhatian Daffa.Setelah egonya terdongkrak, pria itu melanjutkan, “Apakah Shelvin pernah melihat sisi dirimu yang ini? Dia tampaknya tidak memiliki kesan negatif apa pun darimu—yah, setidaknya tidak ada dari yang bisa kuakses.”Tatapan mematikan datang dari Daffa ketika nama Shelvin disebutkan oleh pria di balik kabut hitam itu yang sekarang mengendalikan tubuh Shelvin.Namun, “Shelvin” yang ini tampaknya tidak keberatan dengan pelototan Daffa. Senyum pria itu makin lebar saat dia menambahkan, “Aku tidak menyangka kamu akan menjadi seperti ini, Daffa.”Briana awalnya mengerutkan bibirnya karena tidak nyaman. Namun, dia segera kehila
“Pasti membutuhkan banyak tekad bagi Briana untuk tidak membunuhmu dan bawahanmu. Pastikan untuk berterima kasih padanya nanti,” tambah Edward. Dia lalu menghampiri sisi Briana untuk berkata, “Tunggu di sini. Aku akan membantu Tuan Halim.”Edward hendak beranjak ke lantai atas ketika seseorang menarik lengan bajunya, menghentikannya. Dia berbalik sambil mengernyit karena dia bisa merasakan tatapan cemburu seseorang terpaku padanya. Begitu dia menghadap Briana lagi, Edward menaikkan sebelah alisnya seakan-akan mempertanyakan reaksinya yang tidak profesional.Itu membuat Briana mengangkat alisnya sebelum memasang kembali ekspresi datarnya. Briana lalu membuka mulutnya untuk berbicara dalam suara yang lembut. “Kamu yang tunggu di sini. Kemampuan bertarungmu tidak sebagus aku, jadi sebaiknya aku yang pergi dan membantu Tuan Halim.”Dia lalu melihat ke belakangnya tempat Prima berada dan matanya membelalak sesaat. Ketika dia melihat Prima gemetar ketakutan, tatapan Briana kembali tidak b
Itu karena Daffa merasakan aura familier di dalam mata Shelvin begitu Shelvin menatapnya. Namun, itu hanya bertahan sesaat. Akan tetapi, Daffa tetap tidak dapat menahan kegembiraan di dalam hatinya setelah menyadari keberadaan Shelvin.Sebaliknya, wajah Shelvin menggelap. Dia dengan serak berkata sambil mengeluarkan gumpalan gas hitam lainnya, “Jangan senang dulu, bocah.”Walaupun matanya menyipit menjadi berbentuk garis, Daffa mempertahankan ekspresi netral sambil menghadap angin topan yang tiba-tiba terbentuk di dalam ruangan itu. Gas hitam itu entah bagaimana menyebabkan udara berputar kian cepat tiap detiknya, menyapu perabotan bersamanya.Pakaian Daffa yang sudah robek mulai berkibar di udara sampai-sampai pakaiannya tidak dapat menutupi tubuhnya lagi. Namun, mereka berdua tetap berdiri menghadap satu sama lain tanpa terlalu mengindahkannya.Seraya mereka memandang satu sama lain dengan lebih intens, makin banyak hal tersapu ke dalam tengah-tengah angin topan itu. Tekanan atmo
Mata Daffa membelalak. Bahkan tulangnya gemetar di balik kulitnya karena amarah yang membara di dalam dadanya. Meskipun demikian, Daffa tidak melakukan apa pun dan hanya tersenyum pada Shelvin.Walaupun begitu, Shelvin tahu kalau Daffa hanya berpura-pura. Shelvin melengkungkan satu sisi bibirnya ke atas, mencibir, “Kamu terus berpura-pura seperti kamu sangat ingin bekerja bersamaku, tapi di lubuk hatimu, yang kamu inginkan hanyalah menekan tombol jeda untuk pertarungan kita hari ini.”Suaranya tetap datar sepanjang waktu.“Dari apa yang kuingat, aku selalu memandangmu sebagai orang yang cukup baik. Memang, kamu bisa bersikap arogan dan memiliki potensi yang kurang untuk perkembangan karakter, tapi aku bisa mengerti kenapa.”Shelvin mengangguk dengan pengertian, tapi itu hanya meninggalkan rasa pahit di mulut Daffa. Walaupun Daffa mengernyit, Shelvin mengabaikan Daffa dan melanjutkan perkataannya.“Itu normal. Lagi pula, kamu dulu sangat miskin.” Dia menatap Daffa dengan tatapan be
Bahkan gas hitam yang melawan penjeratan jaring emas itu membeku. Itu memberikan jaring emas Daffa kesempatan untuk menyerang. Maka, jaring itu dengan cepat dan aman membungkus gas hitam itu.Demikian pula, kedua kubah yang melawan satu sama lain dari awal akhirnya berhenti. Kubah hitam itu perlahan menyusut menjadi hanya seukuran kuku jari Daffa, yang berarti Daffa adalah pemenangnya.Menoleh untuk menatap pria itu, Daffa melanjutkan, “Namun, aku tidak bersedia melakukannya karena aku menghargai semua hubungan dalam hidupku.”Tatapannya menusuk pria itu. Dia tidak mau mengedip, memfokuskan seluruh perhatiannya pada pria di balik kabut hitam itu.Kendati sikap tenangnya, Daffa meletakkan kedua tangannya di balik punggungnya dan mengepalkannya, menyembunyikan betapa kacau emosinya saat itu. Saat Daffa mengatakan kata-kata itu, kabut hitam di sekitar pria itu mulai menghilang.Itu terus berlanjut hingga wajah pria itu menjadi jelas. Wajahnya sama seperti yang Daffa bayangkan sebelum
Namun, Daffa bisa dengan samar merasakan pergerakan dari sosok yang bersembunyi di balik kabut hitam. Orang itu tampaknya kesulitan, yang berarti situasinya menguntungkan bagi Daffa yang akhirnya bisa melawan pria itu dengan setara. “Ini adalah kesempatan terakhirmu untuk melawanku dengan adil. Kalau tidak, aku akan membunuhmu.”“Tidak ada yang bisa mendapatkan nyawaku.” Pria itu akhirnya berbicara, tapi suaranya masih terdengar seperti serangkaian gerutuan. “Saat aku masih anak-anak, aku diperintah untuk membunuh seratus ribu orang. Barulah saat itu aku bisa mengakhiri hidupku. Namun, aku puas dengan kehidupanku saat ini dan belum merasa perlu mengakhiri hidupku.”Kerutan muncul di wajahnya saat dia menatap Daffa dan menambahkan, “Aku akan mengatakan ini—kamu adalah orang yang paling banyak bicara yang pernah kutemui.”Saat itulah kekuatan jiwa hitamnya mulai berfluktuasi dengan cepat.Mengamati dari kejauhan, Daffa menyadari riak kecil terbentuk di udara dan perlahan kembali ke k
Ditawan oleh tangan sosok gelap itu, Daffa mencoba menggerakkan lengannya. Akan tetapi, dia menyadari bahwa tidak ada ruang yang cukup untuk bergerak, jadi lengannya terjebak menempel ke tubuhnya. Menghela napas dalam-dalam, dia memanggil kekuatan jiwanya dalam bentuk gas yang hangat dan berdengung dan menenggelamkannya ke dalam pori-porinya.Dia berpikir bahwa, karena gas hitam dan gas emas saling memengaruhi satu sama lain sebelumnya, dia bisa menggunakan teori itu ke situasinya saat ini. Itu terlihat seperti kesempatan yang sangat bagus untuk melemahkan lawannya.Dia menyipitkan matanya pada pria di balik kabut hitam itu, bertanya-tanya bagaimana orang itu bahkan tidak berpindah tempat meskipun Daffa telah menyerangnya berkali-kali. Segala hal tampak tidak normal bagi Daffa yang merasa satu-satunya alasan sosok gelap itu tetap tidak terluka adalah karena dia belum menemukan kelemahan fatal sosok gelap itu.“Namun, apa kelemahan fatal seseorang yang cukup kuat untuk menawanku?” Da
Wajah Daffa terlihat pucat karena dia sangat membutuhkan kedua kubah itu untuk berhenti bertabrakan dengan satu sama lain. Barulah saat itu dia bisa menjadikan kubah hitam itu berwarna emas sepenuhnya. Setiap kali tabrakan terjadi, berbagai macam gas berwarna akan meledak. Beberapa mengenai tubuh Daffa, sementara yang lainnya menabrak penghalangnya.Sementara itu, kubah hitam kedua yang dibuat oleh sosok itu terus menyerang penghalang itu dengan kuat sehingga beberapa dentuman keras terdengar. Penghalang yang juga bergetar setelah setiap benturan pun tidak membantu. Hantaman itu akan menabrak penghalang, terpental, lalu menabrak tanah dengan dentuman yang menggema.Semua suara itu menyebabkan getaran yang terus-menerus di telinga Daffa, membuatnya mengernyit dan memanggil beberapa kekuatan jiwa untuk membentuk penghalang di sekitar telinganya. Kemudian, dia mengembuskan napas panjang, sedikit relaks karena sekarang telinganya tidak sakit.Saat itulah tangannya terjulur ke samping, m