Daffa berbalik untuk menghadap penyerang bertopeng yang terbaring tidak bergerak di lantai. Dia merasakan kekuatan yang luar biasa dalam tubuhnya. Rasanya seperti gunung yang hendak meletus.Daffa tidak menyadari bahwa dia sekarang telah melangkah lebih jauh dan menjadi ahli bela diri yang telah bangkit. Dia hanya mengetahui bahwa dia merasa jauh lebih kuat dibandingkan sebelumnya selama pertarungannya dengan sosok bertopeng itu.Seluruh dunia tampak lebih jelas dibandingkan sebelumnya. Rasanya seolah dia sebelumnya melihat dunia melalui filter dan bahkan konsep waktu pun telah berubah. Segala hal tampak melambat dengan drastis.Sosok bertopeng itu, yang wajahnya sekarang terpampang, memelototi Daffa dengan penuh kebencian di matanya. Sayangnya, tidak ada yang bisa dia lakukan selain berdiam diri.Dia tidak mengira bahwa Daffa akan melampaui batasnya selama pertarungan mereka, kalau tidak dia tidak akan menahan dirinya dari awal.Ditambah, Daffa telah menyembuhkan dirinya sendiri
Daffa hancur dan frustrasi karena kematian petugas polisi itu. Dia menyalahkan dirinya sendiri karena reaksinya yang lambat. Dia tidak tahu bahwa penyerangnya akan segila itu sampai akan membunuh semua orang di dalam ruangan sebagai usaha terakhirnya. Jika dia sedikit lebih cepat, dia pasti akan melakukan semua yang bisa dia lakukan untuk menyelamatkan petugas polisi itu.Banyak orang yang ada di sana ketika ledakan itu terjadi bergegas ke arah apartemen beberapa detik kemudian. Ledakan itu masalah yang terlalu besar untuk diabaikan.Mereka segera tiba di apartemen Daffa. Sementara itu, beberapa orang telah menelepon polisi sebelum mereka bergegas menghampirinya.Ketika petugas polisi memeriksa catatan mereka dan melihat bahwa mereka telah mengirimkan dua petugas polisi ke lokasi tersebut, mereka mengerahkan petugas dengan jumlah besar ke apartemennya kali ini.Ketika para staf dan pengunjung Dragon Lord’s Imperial Residence tiba dan melihat kondisi kamar Daffa yang menyedihkan, me
Sementara itu, ketika sosok misterius itu mempertimbangkan apa yang harus dia lakukan mengenai Daffa, Daffa sedang berada di kantor polisi.Daffa diminta untuk mengulangi rincian penyerangan dari awal oleh petugas polisi yang bertanggung jawab dalam penyelidikan. Daffa murka mendengarnya dan dengan alasan yang dipahami. Lagi pula, dia telah diminta untuk menceritakan ulang rincian penyerangan itu untuk kesekian kalinya.Daffa frustrasi, tapi dia tidak memiliki pilihan lain selain melakukan sesuai yang mereka minta. Jika dia tidak mengikuti instruksi petugas polisi, mereka tidak akan membiarkannya pergi. Negara ini sangat menghormati hukum dan selalu menegakkannya.Setelah Daffa selesai menceritakan ulang kejadiannya, mereka meminta beberapa anggota untuk melakukan pengamatan singkat terhadap wajah penyerang. Butuh waktu cukup lama sampai mereka mendapatkan hasilnya, tapi ketika mereka mendapatkannya, itu seperti dugaan Daffa.Penyerang itu pasti bukan penduduk negara ini karena tid
Perjalanan kembali ke rumah besar Halim lancar dan tanpa kendala. Bram dan Daffa terdiam selama keseluruhan perjalanan. Alasannya adalah karena tidak ada yang bisa dia katakan pada Daffa. Ditambah, dia bisa menyadari bahwa Daffa tidak ingin diganggu sama sekali. Karena itu, dia memutuskan untuk tetap diam.Daffa tidak menyadari lirikan sesekali dari Bram. Dia terlalu tenggelam dalam pikirannya sendiri pada saat itu.Penyerang yang telah menyerangnya bukanlah penduduk negara ini. Apakah itu berarti bahwa musuhnya adalah orang asing? Jika musuhnya benar orang asing, bagaimana dia bisa menyebarkan akarnya di dalam negara ini?Ditambah, motif di balik penyerangan ini masih tidak diketahui Daffa. Kakeknya telah memperingatinya mengenai keselamatannya sebelum penyerangan itu, tapi tidak menyebutkan apa pun mengenai motif di balik penyerangan mereka.Dia sulit memercayai bahwa seseorang akan berani untuk mencoba melukainya terang-terangan walaupun dia adalah pewaris dan kepala Konsorsium
Paginya, Daffa terbangun lebih siang dari biasanya. Hal itu bisa dipahami karena Daffa benar-benar kelelahan karena semua kejadian yang berlangsung kemarin. Dia menyadari bahwa saat itu sudah pukul 11 pagi ketika dia melihat jam.Dia turun dari kasur dan meminum segelas air sebelum memulai rutinitas paginya. Daffa tidak menyadari bahwa dia sudah menjadi ahli bela diri, jadi dia bermeditasi sebelum melatih gerakan bela dirinya seperti biasa sesuai instruksi buku usang itu.Tidak disadari olehnya, gerakan bela diri itu tidak lagi cocok untuknya. Mereka hanya berguna ketika dia masih belum menjadi ahli bela diri yang telah berkembang sepenuhnya. Dia harus mengubah gerakan bela dirinya karena sekarang dia sudah terbangkit sepenuhnya. Jika tidak, dia hanya akan membuat kemajuan sedikit atau tidak berkembang sama sekali.Dia menyelesaikan rutinitas paginya beberapa menit kemudian. Dia tidak mengenakan pakaian, menampilkan tubuhnya yang benar-benar terbentuk dan beranjak ke kamar mandi unt
Perjalanan menuju Hotel SVL Royal berjalan lancar dan tanpa hambatan. Setelah berkendara selama lebih dari 45 menit, Daffa tiba di tujuannya.Daffa memarkirkan mobilnya dengan rapi dan turun dari mobil itu. Hanya melihat mobil-mobil yang terparkir di sana sekilas sudah memberi tahu Daffa tempat semewah apa Hotel SVL Royal itu. Tempat itu bahkan lebih luar biasa dan mewah daripada Hotel Sky Golden. Namun, dia tidak terlalu mengindahkannya. Dia lalu berjalan dengan percaya diri menuju ke pintu masuk hotel.Dua penjaga keamanan yang kekar berjaga di pintu masuk hotel. Daffa merupakan ahli bela diri yang terbangkit sekarang sehingga dia bisa sedikit merasakan kekuatan dari kedua penjaga keamanan itu. Walaupun dia merasa bahwa dia bisa mengalahkan mereka dengan mudah, fakta bahwa mereka bisa sedikit mengancamnya membuktikan bahwa penjaga keamanannya elit.Kedua penjaga keamanan tersebut mengernyitkan dahinya sedikit ketika mereka melihat Daffa menghampiri mereka dengan percaya diri. Dia
Pria yang muncul dengan mengesankan dengan enam mobil Maybach tentunya tidak lain adalah Tara Wiguna, kepala dari Grup Wiguna.Sebenarnya, Hotel SVL Royal adalah milik Grup Wiguna, tapi Tara Wiguna adalah orang yang sangat sibuk, jadi dia jarang mengunjungi hotel itu. Namun, kali ini berbeda.Dia seharusnya bertemu dengan Jauhar Halim dan mendiskusikan kesepakatan bisnis yang sangat penting, tapi Jauhar membatalkannya di saat-saat terakhir, memilih untuk mengirimkan cucunya. Tara tidak terlalu mengindahkannya, karena kesepakatan bisnis tersebut sudah dalam tahap akhir. Yang dia perlu lakukan hanyalah menandatangani dokumen dan menyelesaikan beberapa prosedur.Rapat dengan Jauhar Halim seharusnya dilakukan keesokan harinya, tapi Jauhar membatalkannya dan melaksanakannya hari ini. Tara sedang dalam rapat direktur ketika sekretarisnya memberitahunya perubahan tanggal tersebut dan ketika dia diberi tahu hal tersebut, dia langsung menghentikan rapat direktur dan mengundurnya untuk nanti
Hotel SVL Royal itu benar-benar pantas disebut sebagai hotel terbaik di daerah. Interior hotel itu dua kali lipat lebih mewah daripada Hotel Sky Golden, dengan lampu gantung mahal dan mewah menggantung di langit-langit dan beberapa dekorasi mewah berbaris di lobi hotel.Tara mencuri pandang pada Daffa yang sedang memandang dekorasi interior dan rasa bangga menyelimutinya ketika dia melihat bahwa Daffa terkagum oleh dekorasinya.Kedatangan mereka di lobi menarik perhatian beberapa orang penting di lobi, yang tentunya sudah diduga, karena bukan hanya Tara adalah pemilik dari Hotel SVL Royal, dia memiliki lebih dari 10 pengawal bersamanya.Bukan hanya itu, ketika mereka melihat Tara bersikap rendah hati kepada lelaki berumur awal 20-an, mereka luar biasa terkejut dan sangat penasaran mengenai identitas lelaki tersebut.Hanya beberapa detik setelah Tara dan Daffa memasuki lobi hotel, resepsionis pria bergegas menghampiri mereka. Dia mengenali Tara, jadi dia luar biasa gugup. Dia bahkan
Saat kening Umar basah oleh keringat, dia mendengar tawa yang familier dari lorong. Seketika, dia memasang seringai sombong dan berkata, “Hah! Terima itu, Daffa! Apakah kamu akhirnya menyadari betapa bodohnya kamu? Apakah kamu tahu siapa orang yang tertawa di luar kamar hotelmu?Tatapan angkuhnya mendarat di Daffa selama waktu yang singkat sebelum menghilang sepenuhnya. Tidak lama, dia mengerutkan bibirnya ketakutan ketika dia mendengar jawaban Daffa.“Bosmu. Omong-omong, untunglah kamu senang bertemu dengannya. Kuharap kamu bisa terus bahagia seperti ini.” Dengan begitu, Daffa mengalihkan tatapannya yang tegas ke arah pintu.Demikian pula, Umar terbaring di lantai dan menatap pintu dengan tidak sabar sambil menggumam pelan, “Tunggu saja, Daffa! Kematian akan mendatangimu sebentar lagi!”Tatapan Daffa tiba-tiba melesat ke arah Umar. Meskipun Daffa tidak mengatakan atau melakukan apa-apa, tatapannya sudah cukup untuk membuat rambut di punggung Umar berdiri tegak.Takut, Umar menutu
Dengan pandangan yang gemetar karena rasa takut, Umar berseru, “Sebaiknya kamu pikirkan dengan baik-baik sebelum melakukan apa yang akan kamu lakukan, Daffa Halim! Pikirkan tentang apakah kamu bisa menanggung konsekuensinya!”Daffa menaikkan sebelah alisnya sambil memamerkan giginya yang putih. “Sejujurnya, perkataanmu membuatku terhibur.”Dia lalu mengeluarkan tangannya untuk mencengkeram kerah baju Umar. Akan tetapi, kali ini, dia menarik Umar keluar dari lekukan di tembok dan melempar Umar ke ruang di belakangnya. Hanya permusuhan yang terlihat di matanya yang berbinar pada saat itu. Hal itu terus bertahan hingga Umar mendarat di tanah dengan suara dentuman yang keras.Satu-satunya yang berbeda adalah kali ini Umar tidak berteriak kesakitan. Dia terus terdiam setelah dia terbanting ke lantai.Daffa berputar badan, hidungnya berkerut menjadi cibiran kepada Umar sambil dia berbicara dengan santai, “Oh? Aku terkesan. Kamu masih hidup.”Di lantai, Umar berusaha sebisa mungkin untuk
Daffa menahan napasnya ketika dia melihat kondisi Danar. Mungkin dia keliru sedari awal. Dia seharusnya tidak pernah membiarkan Umar membawa Danar ke sel tahanan. Mungkin dengan begitu, Danar tidak akan terluka separah ini.Tenggelam dalam rasa bersalah, Daffa membenci dirinya sendiri karena telah memercayai Umar dan tidak melakukan apa-apa terhadap kekerasan Umar terhadap Danar. Semua itu memicu kemarahan yang lain dalam diri Daffa.Maka, ketika Umar menunjuk ke arah Erin dengan tidak sopan, Daffa tidak ragu-ragu untuk menembakkan kekuatan jiwanya ke arah Umar. Meskipun demikian, dia tidak mengerahkan banyak kekuatan jiwa karena dia tidak ingin memberikan Umar kematian secepat itu.Umar tidak yakin tentang apa yang telah terjadi, tapi dia merasakan angin kencang mengenai tubuhnya, membuatnya memuntahkan darah. Pada saat yang sama, benturan itu membuat tubuhnya melayang jauh.Dia bisa merasakan angin itu bertiup mengenai kulitnya dengan sangat kasar hingga angin itu menyayat seluru
Daffa bersandar ke kursi sambil mengetukkan buku-buku jarinya ke meja. Dia sedang larut dalam pikirannya, bertanya-tanya apakah ada hal lain yang perlu dia urus setelah kembali ke Kota Aswar.Namun, pikiran itu tidak lama berhenti ketika Erin kembali ke ruangan dengan dua sosok di belakangnya. Daffa sudah tahu dari langkah kaki kedua orang itu bahwa yang pertama adalah pria yang datang menghampiri dengan tenang dan yang kedua adalah seseorang yang ragu-ragu. Mengernyit, Daffa seketika berdiri.Seperti Daffa, raut wajah Shelvin langsung menjadi dingin saat dia melihat ke arah pintu dan bertanya dengan suara rendah, “Apa yang terjadi, Tuan?”Daffa memasukkan kedua tangannya ke dalam saku. Dia lalu berjalan ke arah pintu, wajahnya berubah menjadi dingin yang mematikan saat dia berbicara. “Selama ketidakhadiranmu, aku mendapatkan bawahan baru bernama Danar. Namun, dia melakukan banyak hal-hal keji atas nama Keluarga Bakti dulu. Dia ditahan oleh polisi, tapi seorang petugas polisi bernam
Shelvin dengan terus terang mengungkap, “Aku menemukan ingatan Yarlin tentang tempat latihan dengan praktik-praktik kejam. Pasukan negara-negara Timur telah melarang kelompok yang memulai tempat latihan itu. Kelompok itu ingin mencapai keabadian, jadi mereka mencoba menyerap jiwa-jiwa orang lain untuk memperpanjang hidup mereka. Semua usaha mereka yang besar untuk mengembangkan obat? Itu semua demi alasan yang tidak masuk akal ini. Mereka melakukan banyak hal-hal tidak etis dan ilegal, tapi di suatu titik, mereka semua terekspos. Banyak orang marah pada mereka meskipun mereka memiliki banyak kedudukan sosial dan kekuatan yang sangat besar. Kelompok itu tidak bisa bertahan melawan reaksi orang-orang, jadi eksperimen mereka gagal. Kelompok itu mendapatkan hukuman mati, tapi mereka licik dan berbicara manis pada pasukan di negara itu untuk membebaskan mereka. Pada akhirnya, mereka hanya dideportasi. Karena ini terjadi lama sekali ketika orang-orang tidak menyimpan catatan tertulis, pasuka
Tatapan Shelvin menyapu melewati Erin sebelum mendarat pada Daffa saat dia berkata, “Hanya saja, aku merasakan abnormalitas pada nona itu ketika dia tiba sebelumnya. Karena itu, aku menelusuri kembali ingatanku dan ingatan Yarlin untuk membandingkannya.”Alis Erin menyatu menjadi kerutan dalam, tapi dia menahan dirinya untuk tidak berkomentar karena dia tahu Daffa sedang fokus sepenuhnya pada percakapan itu.Meskipun Shelvin melihat sikap kedua orang itu yang berbeda, Shelvin melanjutkan, “Aku menemukan bahwa orang-orang mengerikan dari Timur itu—orang-orang busuk yang menyerang Yarlin—telah mengembangkan obat ini sejak bertahun-tahun yang lalu.”Daffa mengangguk. “Iya, aku tahu itu.”Dengan raut wajah yang berubah menjadi ekspresi yang rumit tapi sedikit senang, Shelvin menjawab, “Iya, tapi yang ingin kuberi tahu padamu adalah bahwa orang-orang itu belum berhasil.”“Itu mungkin saja,” kata Daffa dan dia mengangguk setelah jeda yang panjang. Dia berpikir meskipun tokoh-tokoh menge
Meskipun hal itu mustahil, Erin melakukannya.Tatapan Daffa menajam pada Erin. Daffa tahu kecerobohannya telah membuat Erin berada dalam kondisinya saat ini dan Daffa menyalahkan dirinya sendiri karena hal itu. Mata menyipit dengan penuh tekad, Daffa menembakkan kekuatan jiwanya ke depan.Pada saat itu, kekuatan jiwa abu-abu Erin sudah setengah jalan keluar dari tubuhnya, tapi memberontak sekeras mungkin untuk tetap berada di dalam tubuh Erin.Daffa tidak pernah melihat situasi seperti itu sebelumnya, jadi dia menatap ke bawah ke lengannya dan memanggil, “P ….”Seperti jarum jam, Teivel muncul sebelum Daffa bisa selesai mengatakan “Pak.” Teivel melirik gas itu sambil tersenyum. Sosoknya kemudian berpindah ke belakang Daffa untuk berkata, “Itu hanyalah seberkas kekuatan jiwa biasa. Satu-satunya alasan ia menahan seranganmu adalah karena pemiliknya menggabungkan darahnya ke dalamnya.”Serentak, dia melambaikan lengannya ke meja di depan, membuat gelas Daffa di atas meja melayang di
Alicia mengangguk dengan muram—itu adalah metode yang dia pelajari dari Daffa. Tampaknya semua orang akan takut pada Alicia jika dia menunjukkan ekspresi ini. Dia kemudian berbalik untuk pergi tanpa mengatakan apa-apa lagi.Erin membeku di tempatnya dalam waktu yang lama. Di suatu titik, dia mendengus, merasa kehabisan kata-kata dan marah terhadap tingkah laku Alicia. Meskipun demikian, Erin berbalik dan langsung berjalan pergi, setiap langkahnya kian berat.Ketika Erin tiba di tangga lantai kedua dan berjalan melewati ruangan Briana, dia mendengar seseorang berkata, “Erin? Apakah itu kamu?”Berhenti mendadak, Erin menipiskan bibirnya dengan rasa bersalah. Dia telah melupakan satu hal penting—seperti Briana, Daffa adalah ahli bela diri terbangkit. Maka, Daffa bisa mendengar segala hal di dalam hotel.“Iya, ini aku. Apakah ada masalah?” Erin berjalan dengan lebih ringan dan berbicara dengan lebih lembut dibandingkan sebelumnya ketika berjalan memasuki ruangan Briana.“Tidak.” Brian
Daffa menatap ponselnya dengan datar. Tidak ada yang bisa mengetahui apa yang sedang dia pikirkan, bahkan Alicia yang telah menguping panggilan telepon itu dari awal sekalipun.Keheningan selama beberapa saat berlalu sebelum Alicia mengumpulkan keberanian untuk menghampiri sisi Daffa. Dia menjaga jarak sejauh dua langkah dari Daffa sambil berbicara, “Tuan, bukankah sebaiknya kita pergi dan selamatkan Kate? Lagi pula, dia belum melakukan kesalahan apa pun selama ini.”Meskipun Daffa menoleh untuk bertatapan dengan Alicia, butuh beberapa saat sebelum Daffa menghela napas dan menjawab, “Benar, dia tidak bersalah. Namun, orang yang terbaik untuk menangani hal ini bukan kita.”Daffa berbicara tanpa perasaan, seperti bagaimana dia menatap Alicia.Suara itu tidak hangat sama sekali hingga tubuh Alicia secara naluriah gemetar. Alicia tidak lagi berani bertatapan dengan Daffa pada saat itu.Menghela napas, Daffa bertanya, “Apakah kamu sadar yang kamu lakukan sekarang sama seperti apa yang