Malam itu aku sangat kesal sekali kepada mereka, dua makhluk tak kasat mata yang sudah mendampingiku bertahun-tahun lamanya itu, karena tanpa alasan yang jelas mereka tidak menyukai Mas Bayu yang tampan, berwibawa, dan mapan itu.Apa kekurangan Mas Bayu? Dia adalah pria idaman semua wanita untuk dijadikan suaminya.Aku akan menjadi wanita paling bodoh sedunia bila menolak lamarannya.“Ya sudah pergi saja aku tidak membutuhkan izin kalian untuk menikahi Mas Bayu, toh kalian bukan orang tua atau Nenek dan Kakek bahkan bukan keluargaku!” gerutuku, saat kedua makhluk tak kasat mata itu membalikan badan hendak pergi menghilang.“Dan ingat ya, bukan aku yang menginginkan kalian mendampingi selama ini, kalian sendiri yang datang dan meminta aku untuk menerima kalian,”sambungku, seolah menekankan pada mereka bahwa mereka lah yang membutuhkan aku bukan sebaliknya.Dua makhluk tak kasat mata yang berwujud Nenek-nenek dan Kakek-Kakek itu sejenak tertegun, lalu keduanya secara bersamaan menoleh p
Hening, aku menautkan kedua alis mataku kebingungan kenapa sekarang begitu hening, bahkan tidak kudengar suara helaan napas dari dalam kamar itu. Aku makin penasaran, lalu kutempelkan telinga di daun pintu kamar itu berharap bisa mendengar sesuatu.Tapi tak ada suara apapun, bagaimana mungkin jelas sekali tadi kudengar mereka sedang berdebat. Walaupun mereka sudah berhenti berdebat, setidaknya aku pasti bisa mendengar sesuatu dari dalam kamar sana bila memang mereka ada di dalam kamar.Haruskah aku mengetuk pintu kamarnya? Mungkin tidak ada salahnya mencoba mengetuk pintu kamar ini untuk memastikan apakah ada orang di dalam sana. Namun ketika aku hendak mengetuk kamar terdengar suara rintihan seorang gadis menangis.Deugh…, jantung ini terasa berhenti tangisan itu terdengar sangat menyayat hati, namun suaranya bukan berasal dari dalam kamar ini tapi berasal dari sebuah kamar yang tempatnya tepat berhadapan dengan kamar ini.Aku pun menoleh kebelakang karena kamar yang terdengar ada su
“Mangkannya non jangan tidur magrib-magrib pamali, kalau menurut kamu mimpi itu ada maksud tertentu kenapa gak nanyain ke Nenek uban atau Kakek jenggot pendamping kamu itu. Biasanya kan mereka yang bisa memberitahu apa maksud dari arti mimpi yang kamu alami,” ujar Nina setelah mendengar cerita mimpi yang kualami.“Aku sudah menyuruh mereka pergi Nin.” balasku sambil menghela napas.“Apa maksudnya? Kok bisa? Menyuruh mereka pergi gimana maksud kamu?” tanya Nina kebingungan.“Tadi aku marah pada mereka karena mereka memintaku untuk menjauhi Mas Bayu, menolak lamaran Mas Bayu. Mereka tidak mengijinkan aku untuk menikah dengan Mas Bayu,” jawabku menjelaskan apa yang sudah terjadi padaku dan kedua makhluk tak kasat mata yang mendampingiku selama belasan tahun itu.“Hmmm, tapi kenapa?” tanya Nina lagi, sama kebingungan nya denganku yang tidak mengerti kenapa mereka makhluk tak kasat mata yang mendampingiku belasan tahun itu, melarang aku menikah dengan Mas Bayu tanpa penjelasan.Mereka hany
Mamah beranjak dari tempatnya berdiri di sampingku, menuju ke sebuah meja yang terdapat air minum di dalam teko kaca dan menuangkan air didalam teko itu ke dalam gelas, lalu segera meminumnya seperti orang yang sedang benar-benar kehausan.“Mah tenang Mah, jangan panik seperti itu, Sarah tidak bermaksud untuk membatalkan pernikahan ini, lagi pula Sarah mencintai Mas Bayu bagaimana mungkin Sarah punya pikiran untuk menolak menikah dengan Mas Bayu,” ujarku sambil menghampiri Mamah, yang masih berdiri di depan meja.“Syukurlah, hampir saja kamu bikin Mamah kena serangan jantung Sarah,” lirih Mamah sambil mengusap-usap dadanya.“Sarah sayang, kamu tahu tidak bahkan ada pasangan suami istri yang menikah karena dijodohkan, mereka tidak saling mengenal dan tidak saling mencintai, tapi setelah menikah dengan berjalannya waktu cinta itu tumbuh karena mereka hidup bersama dan lebih saling mengenal satu sama lain,” balas Mamah, aku pun hanya bisa tersenyum mendengarnya.“Begitupun kamu dan Bayu,
Aku ragu mengatakannya karena tahu ini terlalu cepat dan entah apa Papah akan mengijinkan atau tidak, ketika tahu putrinya ini akan menikahi orang yang baru saja dikenalnya.Tapi aku yang sedang jatuh cinta ini sudah menerima tanggal pernikahan yang akan dilaksanakan dua minggu lagi dengan senang hati, karena aku mencintai Mas Bayu dan ingin segera menjadi miliknya.“Apa katamu? Satu minggu yang lalu? Kamu baru mengenal calon suamimu satu minggu yang lalu? Dan akan menikah dengan nya dalam waktu dua minggu ini? Ini terlalu cepat Sarah, kamu belum mengenalnya dengan baik. Siapa yang mengenalkan dia padamu? Mamah kamu? Apa dia yang menjodohkan kamu dengan pria ini?”Papah memberondingiku pertanyaan, wajar saja Papah pasti kaget dan bingung bagaimana bisa dalam waktu secepat itu, putrinya ini memutuskan untuk menikahi lelaki yang baru saja dikenal dan Papah juga benar, Mamah lah yang menjodohkan aku dan Mas Bayu.Tapi Mamah tidak memaksa, aku sendirilah yang telah menyetujui tanggal pern
Setelah acara akad nikah dilaksanakan sudah menjadi sebuah tradisi dan keharusan untuk sungkem dan minta doa restu dari kedua orang tua pasangan, karena kedua orang tua Mas Bayu sudah meninggal kami berdua hanya sungkem kepada Mamah dan Papah Hadi.Yang menjadi saksi dari pihak Mas Bayu di akad nikah pun adalah teman sekaligus partner kerja Mas Bayu, tak ada satu orang pun anggota keluarga Mas Bayu yang menghadiri pernikahan.Seperti yang pernah Mas Bayu ceritakan padaku, saudara satu-satunya Mas Bayu seorang adik perempuan telah meninggal dunia dalam suatu kecelakaan, yang terjadi di rumahnya satu bulan yang lalu dan menewaskan orang tua serta adik perempuannya itu. Sedangkan orang tua Mas Bayu tidak mempunyai sanak keluarga. Mas Bayu bilang kedua orang tuanya adalah anak tunggal, jadi Mas Bayu tidak mempunyai saudara ataupun Paman dan Bibi dari pihak kedua orang tuanya.Dia hidup sebatang kara didunia ini dan kini Mas Bayu merasa bersyukur karena mempunyai sebuah keluarga yaitu kelu
Mas Bayu menoleh padaku dengan tatapan yang terlihat khawatir dia pun berkata, “Kita ke kamar dulu ya sayang, kamu butuh istirahat dan menenangkan diri,” pinta Mas Bayu.Aku pun menganggukan kepala dengan lemas menyetujui permintaannya, lagi pula ingin rasanya menelpon Nina dan Kak Arya untuk memastikan apakah Nina baik-baik saja sekarang, sungguh hati ini sangat mengkhawatirkan Nina. Aku sangat menyayanginya seperti saudara perempuan yang sesungguhnya, karena aku memang tidak punya saudara perempuan “Iya Mas, tapi bolehkan nanti di kamar aku menelpon Nina dan Kak Arya? Aku ingin memastikan keadaan Nina,” balasku, sambil meminta izin darinya untuk menelpon sahabatku. Mas Bayu mengangguk sambil tersenyum menandakan dia mengijinkan aku untuk menelpon Nina, mungkin agar aku bisa lebih tenang setelah dapat memastikan keadaan sahabatku.“Tapi bagaimana dengan tamu undangannya? Kalian akan meninggalkan tamu undangan? Apa kata mereka nanti?” timpal Mamah.Mas Bayu menautkan kedua alis matan
Aku pun berusaha untuk menghibur Kak Arya dengan mengatakan agar bersabar dengan cobaan ini dan mereka pasti bisa punya anak lagi, Nina istrinya itu masih bisa hamil dan mereka mungkin akan mempunyai anak lebih dari dua, mungkin tiga atau lima yang akan membuat Kak Arya kewalahan bermain dengan mereka, ketika Nina menitipkan anak-anak mereka pada Kak Arya sebagai Papanya untuk dijaga, selagi aku membawa Nina ke salon untuk mempercantik diri. "Aku tidak akan membiarkan Nina lusuh dan menjadi cepat tua, karena tidak memperhatikan penampilannya yang membuat para pelakor di sana mempunyai kesempatan merebut Kak Arya dari Nina"Kak Arya tertawa mendengar perkataanku, begitupun denganku namun segera kuhentikan ketika ku lihat Mas Bayu menoleh padaku dengan tatapan tajam dan bertanya, “Itu Nina?” tanya Mas Bayu dengan nada curiga, aku menggelengkan kepala lalu menjawab, “Kak Arya.”Sepertinya Mas Bayu tidak terlalu menyukainya atau hanya perasaanku saja, aku pun menyudahi pembicaraanku di te
Masih dengan menggunakan handuk karena baru saja selesai mandi, aku menghampiri pintu kamar untuk memastikan apa benar ada orang yang mengetuk pintu kamar? Tapi aku tidak mungkin salah dengar, bahkan aku mendengar sampai tiga kali ketukan di pintu itu, tapi kenapa sekarang hening seperti tidak ada siapapun di balik pintu itu.“Siapa?!” tanyaku lagi untuk yang kedua kalinya.“Tok…, tok…, tok….” Bunyi ketukan di pintu membalas pertanyaanku, kenapa orang di balik pintu itu tidak membalas dengan menyebutkan nama jadi aku tidak ragu untuk membuka pintu kamar.Aku menarik nafas dan menghempaskannya kasar, sambil menggelengkan kepala.“Sialan nih orang, apa susahnya sih ngomong bukannya cuman ketuk pintu,” gerutuku.“Atau mungkin yang mengetuk pintu bukan manusia?” tanyaku dalam hati membatin.Setelah apa yang ku alami di rumah ini, wajar saja pikiranku memikirkan kemungkinan yang mengetuk pintu kamarku itu bukan manusia tapi makhluk gaib di rumah ini.Entah itu makhluk gaib yang menempati ka
Mbok Dasmi menepis tanganku yang hendak menarik tangannya untuk membawa Mbok Dsmi ke kamar tamu di lantai dua yang bersebelahan dengan kamarku itu.“Lepaskan Sarah!” serunya sambil menepis tanganku dengan wajah kesal.“Kenapa? Ayo kita buktikan apa dikamar tamu itu ada seseorang atau tidak, aku hanya ingin memastikan kalau aku ini gak salah lihat Mbok,” balasku dengan menghentikan langkah dan membalikan badan melihat wajah kesal Mbok Dasmi.“Kita tidak bisa masuk ke dalam kamar itu, aku tidak punya kunci kamar tamu itu. Tuan Bayu yang memegang semua kunci kamar di rumah ini,” jelas Mbok Dasmi sambil merapikan kebaya brokat berwarna biru yang dipakainya.Mungkin karena aku tadi menarik lengan bajunya hingga dia berpikir kebaya brokat berwarna biru yang dipakainya tidak rapi lagi sekarang. Aku menautkan kedua alis mataku ketika mendengar Mbok Dasmi tidak punya kunci kamar tamu itu. Tidak mungkin, walaupun Mas Bayu yang memegang semua kunci di kamar ini, Mbok Dasmi pasti punya kunci cada
Aku tertegun dengan menautkan kedua alis mata mencoba mengenali siapa pria yang berada di dalam kolam air panas milik pribadi itu, karena kolam renang air panas itu berada tepat di dalam halaman rumah Mas Bayu. Tidak mungkin bisa sembarang orang atau orang yang tidak keluarga ini kenal berani berenang di dalam kolam renang air panas itu, tapi siapa dia aku belum pernah sekalipun melihatnya. Dari semalam aku datang ke rumah ini, hanya ada Pak Halim dan Mbok Dasmi di rumah ini.Perlahan pria bertelanjang dada yang berada di dalam kolam air panas itu beranjak dengan pandangan tajam ke arahku, lalu sambil berjalan perlahan keluar dari dalam kolam air panas kulihat senyuman tersungging di wajahnya. Senyuman yang…, entahlah aku tidak bisa mengartikannya tapi kenapa aku merasa terancam.Pria itu kini berdiri di tepian kolam renang, masih menatap dan tersenyum dengan menengadahkan wajahnya melihat kearah ku yang berada di lantai dua rumah ini. Tubuhnya tinggi tegap memakai celana panjang ber
Dengan perasaan kesal karena merasa tidak dihargai oleh asisten rumah tangga di rumah suamiku ini, aku beranjak pergi berusaha untuk tidak memperdulikan perkataan Mbok Dasmi yang berkata aku harus menjaga sikapku bila tidak ingin dengan cepat mengganti posisiku, mungkin maksudnya mengganti posisiku sebagai istri Mas Bayu dengan kata lain bercerai?.Dia memperingatkan atau mengancamku? Sikap mana maksudnya yang harus aku jaga? Baru juga satu malam aku tinggal di rumah ini dan aku…, apa yang sudah aku lakukan sehingga Mbok Dasmi berkata aku harus menjaga sikapku?.Aku tidak bisa menerima ucapan Mbok Dasmi, dia pikir siapa dirinya berani berkata seperti itu padaku. Aku ini dari keluarga terhormat, berpendidikan, aku tau bagaimana caranya bersikap dengan baik dimanapun aku berada.Mbok Dasmi tersenyum tipis dengan tatapan sinis membalas tatapan tajam yang ku arahkan pada Mbok Dasmi sebelum pergi dari hadapannya, dengan berlari kecil menaiki tangga ke lantai dua menuju ke kamar untuk menyus
“Mas, Mas Bayu!”Mas Bayu yang sedang memeluk sambil mencium pundakku menghentikan aktivitasnya ketika aku memanggil, dengan kedua alis yang ditautkan Mas Bayu bertanya, “Ada apa sayang?”“Kenapa Mas Bayu tidak bilang kita kedatangan tamu?” jawabku balik bertanya.“Maksud kamu?” tanya Mas Bayu terlihat jelas kebingungan di wajahnya.Kenapa wajah Mas Bayu terlihat kebingungan seperti itu? Apa dia tidak tahu ada tamu yang menginap dirumahnya?.“Itu Mas, siapa dia lelaki yang berdiri di balik jendela kamar tamu? Bukannya di rumah ini hanya ada kita, Mbok Dasmi dan Pak Halim?”.Kuangkat jari telunjuk untuk menunjuk ke arah pria yang sedang berdiri tepat di balik jendela kamar tamu yang berada di lantai dua dari tempatku dan Mas Bayu yang sedang berada di kolam renang. Bukannya menjawab pertanyaanku, Mas Bayu malah menggelengkan kepalanya sambil beranjak pergi keluar dari dalam kolam renang, meninggalkan aku yang sedang berdiri tertegun di dalam kolam renang memperhatikannya yang berlalu be
“Sarah!” panggil Mas Bayu dengan suara yang bernada tinggi, ketika melihatku masih berdiri tertegun belum juga beranjak ke kamar mandi untuk mandi sesuai permintaan Mas Bayu tadi.“Iiiya, Mas,” jawabku gelagapan karena terkejut saat Mas Bayu memanggil namaku dengan nada membentak. Aku yang sedang merenungkan nama gadis yang disebut oleh perempuan di dalam mimpiku itu dan suara perempuan itu terngiang-ngiang di telingaku, membuatku yang tadinya akan pergi ke kamar mandi malah berdiri mematung dan tertegun.Pasti Mas Bayu semakin kesal melihat tingkahku, padahal baru saja dia berkata jangan bertingkah aneh lagi tapi semua yang ada di kepalaku ini membuat tingkahku seperti orang linglung karena aku tidak punya seseorang untuk berbagi. Aku pendam dan mencoba menguak semua misteri ini seorang diri.Tidak ada Nina sahabatku yang selalu mendengarkan dan mengerti apa yang kualami ataupun Nenek Uban dan Kakek jenggot kedua makhluk tak kasat, yang selalu mendampingi dan menyelesaikan masalah di
“Sarah…! cepat masuk atau aku kunci pintunya dari dalam!” seru Mas Bayu berteriak dari dalam kamar membuat aku terkejut, saat itu aku sedang tertegun melihat kebelakang memandangi pintu kamar tamu yang terbuka.“Iya, iya Mas….” balasku sambil membalikan badan dan bergegas menghampiri pintu kamar kami.Mas Bayu yang sedang berdiri di dalam kamar menungguku, menggeleng-gelengkan kepalanya ketika melihatku yang baru saja masuk kamar.“Aku pikir kamu tadi mengikuti aku masuk ke kamar tapi ternyata masih saja berada di luar sana, ngapain kamu masih berdiri di luar sana Sarah?” tanya Mas Bayu terlihat sangat kesal dengan kelakuanku, dan aku hanya bisa tertunduk karena tak bisa menjelaskan apa yang sudah terjadi sambil berucap, “Maaf Mas….”“Tutup pintunya,” pinta Mas Bayu sambil beranjak pergi menghampiri tempat tidur kami. Aku menganggukan kepala lalu membalikan badan untuk menutup pintu kamar kami dan kulihat kamar tamu yang berada tepat di depan kamar kami, pintu kamar tamu itu perlahan
Ketika pintu sudah terbuka pandanganku langsung tertuju pada pintu kamar yang ada di depan kamarku ini, kamar itu sama persis seperti yang ada di dalam mimpiku. Aku hanya tinggal membuktikan satu hal lagi untuk meyakinkan diri ini dengan membuka pintu kamar itu dan aku harus bisa mmebuktikan apakah kamar itu sama seperti yang ada di dalam mimpiku.Penghuni kamar itu adalah sosok makhluk yang sangat mengerikan dengan seluruh tubuhnya yang berbulu, dua taring tajam di ujung bibirnya yang penuh darah dan kedua tanduk tajam di kepalanya, satu hal lagi yang tidak bisa aku lupakan, tatapan matanya yang merah menyala.Aku mulai melangkahkan kaki perlahan selangkah demi selangkah menuju kamar yang ada di hadapanku ini, hingga akhirnya aku tiba di depan pintu kamar. Dengan rasa penasaran yang sudah tidak bisa kutahan lagi ingin memastikan apakah benar di dalam kamar ini ada sosok penghuni kamar yang menyeramkan seperti di dalam mimpiku, tangan ini pun meraih gagang pintu untuk membuka pintu k
Dan disinilah aku sekarang berada, di sebuah kamar dengan dekorasi dan furniture antik menghiasi seluruh isi ruangan kamar ini. Aku merasa seperti sedang berada di sebuah kamar kerajaan tempo dulu yang sering aku lihat di film-film kolosal.Bagaimana mungkin aku bisa memberitahu Nina sahabatku alamat Desa tempat rumah Mas Bayu berada, walaupun Mas Bayu memberitahu alamat rumah ini, aku tidak akan bisa memberitahu Nina ataupun keluargaku. Bagaimana bisa memberitahu Nina dan keluargaku alamat rumah dimana aku berada sekarang, dengan cara apa? Sedangkan tidak ada sinyal handphone yang bisa digunakan untuk menghubungi mereka.Aku sungguh membutuhkan Nina saat ini untuk berbagi masalahku, hanya pada Nina aku bisa berbagi dan meminta pendapat serta solusi tentang masalahku sekarang, karena kedua makhluk tak kasat mata yang selalu mendampingiku sudah tak bersamaku lagi, biasanya merekalah yang akan menangani bila ada makhluk halus mengganggu.Walaupun Nina tidak bisa membantuku untuk mengus