Aku ragu mengatakannya karena tahu ini terlalu cepat dan entah apa Papah akan mengijinkan atau tidak, ketika tahu putrinya ini akan menikahi orang yang baru saja dikenalnya.Tapi aku yang sedang jatuh cinta ini sudah menerima tanggal pernikahan yang akan dilaksanakan dua minggu lagi dengan senang hati, karena aku mencintai Mas Bayu dan ingin segera menjadi miliknya.“Apa katamu? Satu minggu yang lalu? Kamu baru mengenal calon suamimu satu minggu yang lalu? Dan akan menikah dengan nya dalam waktu dua minggu ini? Ini terlalu cepat Sarah, kamu belum mengenalnya dengan baik. Siapa yang mengenalkan dia padamu? Mamah kamu? Apa dia yang menjodohkan kamu dengan pria ini?”Papah memberondingiku pertanyaan, wajar saja Papah pasti kaget dan bingung bagaimana bisa dalam waktu secepat itu, putrinya ini memutuskan untuk menikahi lelaki yang baru saja dikenal dan Papah juga benar, Mamah lah yang menjodohkan aku dan Mas Bayu.Tapi Mamah tidak memaksa, aku sendirilah yang telah menyetujui tanggal pern
Setelah acara akad nikah dilaksanakan sudah menjadi sebuah tradisi dan keharusan untuk sungkem dan minta doa restu dari kedua orang tua pasangan, karena kedua orang tua Mas Bayu sudah meninggal kami berdua hanya sungkem kepada Mamah dan Papah Hadi.Yang menjadi saksi dari pihak Mas Bayu di akad nikah pun adalah teman sekaligus partner kerja Mas Bayu, tak ada satu orang pun anggota keluarga Mas Bayu yang menghadiri pernikahan.Seperti yang pernah Mas Bayu ceritakan padaku, saudara satu-satunya Mas Bayu seorang adik perempuan telah meninggal dunia dalam suatu kecelakaan, yang terjadi di rumahnya satu bulan yang lalu dan menewaskan orang tua serta adik perempuannya itu. Sedangkan orang tua Mas Bayu tidak mempunyai sanak keluarga. Mas Bayu bilang kedua orang tuanya adalah anak tunggal, jadi Mas Bayu tidak mempunyai saudara ataupun Paman dan Bibi dari pihak kedua orang tuanya.Dia hidup sebatang kara didunia ini dan kini Mas Bayu merasa bersyukur karena mempunyai sebuah keluarga yaitu kelu
Mas Bayu menoleh padaku dengan tatapan yang terlihat khawatir dia pun berkata, “Kita ke kamar dulu ya sayang, kamu butuh istirahat dan menenangkan diri,” pinta Mas Bayu.Aku pun menganggukan kepala dengan lemas menyetujui permintaannya, lagi pula ingin rasanya menelpon Nina dan Kak Arya untuk memastikan apakah Nina baik-baik saja sekarang, sungguh hati ini sangat mengkhawatirkan Nina. Aku sangat menyayanginya seperti saudara perempuan yang sesungguhnya, karena aku memang tidak punya saudara perempuan “Iya Mas, tapi bolehkan nanti di kamar aku menelpon Nina dan Kak Arya? Aku ingin memastikan keadaan Nina,” balasku, sambil meminta izin darinya untuk menelpon sahabatku. Mas Bayu mengangguk sambil tersenyum menandakan dia mengijinkan aku untuk menelpon Nina, mungkin agar aku bisa lebih tenang setelah dapat memastikan keadaan sahabatku.“Tapi bagaimana dengan tamu undangannya? Kalian akan meninggalkan tamu undangan? Apa kata mereka nanti?” timpal Mamah.Mas Bayu menautkan kedua alis matan
Aku pun berusaha untuk menghibur Kak Arya dengan mengatakan agar bersabar dengan cobaan ini dan mereka pasti bisa punya anak lagi, Nina istrinya itu masih bisa hamil dan mereka mungkin akan mempunyai anak lebih dari dua, mungkin tiga atau lima yang akan membuat Kak Arya kewalahan bermain dengan mereka, ketika Nina menitipkan anak-anak mereka pada Kak Arya sebagai Papanya untuk dijaga, selagi aku membawa Nina ke salon untuk mempercantik diri. "Aku tidak akan membiarkan Nina lusuh dan menjadi cepat tua, karena tidak memperhatikan penampilannya yang membuat para pelakor di sana mempunyai kesempatan merebut Kak Arya dari Nina"Kak Arya tertawa mendengar perkataanku, begitupun denganku namun segera kuhentikan ketika ku lihat Mas Bayu menoleh padaku dengan tatapan tajam dan bertanya, “Itu Nina?” tanya Mas Bayu dengan nada curiga, aku menggelengkan kepala lalu menjawab, “Kak Arya.”Sepertinya Mas Bayu tidak terlalu menyukainya atau hanya perasaanku saja, aku pun menyudahi pembicaraanku di te
Aku pun beranjak melangkahkan kaki berjalan menuju kamar mandi, yang masih berada di dalam kamar pengantin ini. Di dalam kamar mandi terdapat sebuah cermin ,aku memandangi diri sendiri sejenak lalu membuka gaun pengantinku dan mulai menyalakan shower. Teringat pesan Mas Bayu yang bilang padaku jangan lama-lama mandinya, aku pun segera melumuri badan ini dengan busa sabun cair, namun tiba-tiba saja kenapa perasaanku mengatakan ada seseorang yang memperhatikanku.Wanita itu dia ada di kamar mandi ini, aku segera membasuh busa-busa di tubuhku dengan air hangat dari shower dan meraih handuk lalu berkata, “Siapa kamu?” ucapku dengan setengah berbisik, tak ingin Mas Bayu mendengar dan berpikir bahwa dia mendengar aku berbicara sendiri didalam kamar mandi.Aku mengedarkan pandanganku ke seluruh ruangan kamar mandi, namun tak ada siapapun di sana tapi aku yakin perasaan ini tidak pernah salah, mahluk astral berwujud wanita itu ada di dalam kamar mandi ini, malah kurasakan dia sekarang berada
“Tidak sayang, sejujurnya ini bukan kejutan, Mas tidak ingin berbohong hanya untuk menyenangkanmu,” jawab Mas Bayu, akupun tersenyum mendengar jawabannya karena aku lebih suka Mas Bayu berkata dengan jujur walaupun itu tidak terdengar menyenangkan, daripada Mas Bayu harus membohongiku.“Semua ini diluar rencana, kita akan pergi ke Desa tempat dimana rumah orang tua dan tempat dimana aku dibesarkan. Kebetulan orang tuaKU meninggalkan sebuah perusahaan milik keluarga dan kamu tahu sendiri aku adalah anggota keluarga satu-satunya, jadi mau tidak mau aku harus menjadi penerusnya,” sambung Mas Bayu, aku pun mengangguk-anggukan kepala, mengerti akan posisi dan keadaan Mas Bayu sekarang dan aku sebagai seorang istri tentu harus mendukungnya.“Jangan khawatir kita tidak akan selamanya tinggal di Desa, setelah aku bisa mengatur kepegawaian di sana dan mempercayakan seseorang untuk mengurus perusahaan, kita akan kembali ke Jakarta secepatnya dan Mas yakin kamu pasti akan menyukai tempatnya. Su
Dan disinilah aku sekarang berada, di sebuah kamar dengan dekorasi dan furniture antik menghiasi seluruh isi ruangan kamar ini. Aku merasa seperti sedang berada di sebuah kamar kerajaan tempo dulu yang sering aku lihat di film-film kolosal.Bagaimana mungkin aku bisa memberitahu Nina sahabatku alamat Desa tempat rumah Mas Bayu berada, walaupun Mas Bayu memberitahu alamat rumah ini, aku tidak akan bisa memberitahu Nina ataupun keluargaku. Bagaimana bisa memberitahu Nina dan keluargaku alamat rumah dimana aku berada sekarang, dengan cara apa? Sedangkan tidak ada sinyal handphone yang bisa digunakan untuk menghubungi mereka.Aku sungguh membutuhkan Nina saat ini untuk berbagi masalahku, hanya pada Nina aku bisa berbagi dan meminta pendapat serta solusi tentang masalahku sekarang, karena kedua makhluk tak kasat mata yang selalu mendampingiku sudah tak bersamaku lagi, biasanya merekalah yang akan menangani bila ada makhluk halus mengganggu.Walaupun Nina tidak bisa membantuku untuk mengus
Ketika pintu sudah terbuka pandanganku langsung tertuju pada pintu kamar yang ada di depan kamarku ini, kamar itu sama persis seperti yang ada di dalam mimpiku. Aku hanya tinggal membuktikan satu hal lagi untuk meyakinkan diri ini dengan membuka pintu kamar itu dan aku harus bisa mmebuktikan apakah kamar itu sama seperti yang ada di dalam mimpiku.Penghuni kamar itu adalah sosok makhluk yang sangat mengerikan dengan seluruh tubuhnya yang berbulu, dua taring tajam di ujung bibirnya yang penuh darah dan kedua tanduk tajam di kepalanya, satu hal lagi yang tidak bisa aku lupakan, tatapan matanya yang merah menyala.Aku mulai melangkahkan kaki perlahan selangkah demi selangkah menuju kamar yang ada di hadapanku ini, hingga akhirnya aku tiba di depan pintu kamar. Dengan rasa penasaran yang sudah tidak bisa kutahan lagi ingin memastikan apakah benar di dalam kamar ini ada sosok penghuni kamar yang menyeramkan seperti di dalam mimpiku, tangan ini pun meraih gagang pintu untuk membuka pintu k
Masih dengan menggunakan handuk karena baru saja selesai mandi, aku menghampiri pintu kamar untuk memastikan apa benar ada orang yang mengetuk pintu kamar? Tapi aku tidak mungkin salah dengar, bahkan aku mendengar sampai tiga kali ketukan di pintu itu, tapi kenapa sekarang hening seperti tidak ada siapapun di balik pintu itu.“Siapa?!” tanyaku lagi untuk yang kedua kalinya.“Tok…, tok…, tok….” Bunyi ketukan di pintu membalas pertanyaanku, kenapa orang di balik pintu itu tidak membalas dengan menyebutkan nama jadi aku tidak ragu untuk membuka pintu kamar.Aku menarik nafas dan menghempaskannya kasar, sambil menggelengkan kepala.“Sialan nih orang, apa susahnya sih ngomong bukannya cuman ketuk pintu,” gerutuku.“Atau mungkin yang mengetuk pintu bukan manusia?” tanyaku dalam hati membatin.Setelah apa yang ku alami di rumah ini, wajar saja pikiranku memikirkan kemungkinan yang mengetuk pintu kamarku itu bukan manusia tapi makhluk gaib di rumah ini.Entah itu makhluk gaib yang menempati ka
Mbok Dasmi menepis tanganku yang hendak menarik tangannya untuk membawa Mbok Dsmi ke kamar tamu di lantai dua yang bersebelahan dengan kamarku itu.“Lepaskan Sarah!” serunya sambil menepis tanganku dengan wajah kesal.“Kenapa? Ayo kita buktikan apa dikamar tamu itu ada seseorang atau tidak, aku hanya ingin memastikan kalau aku ini gak salah lihat Mbok,” balasku dengan menghentikan langkah dan membalikan badan melihat wajah kesal Mbok Dasmi.“Kita tidak bisa masuk ke dalam kamar itu, aku tidak punya kunci kamar tamu itu. Tuan Bayu yang memegang semua kunci kamar di rumah ini,” jelas Mbok Dasmi sambil merapikan kebaya brokat berwarna biru yang dipakainya.Mungkin karena aku tadi menarik lengan bajunya hingga dia berpikir kebaya brokat berwarna biru yang dipakainya tidak rapi lagi sekarang. Aku menautkan kedua alis mataku ketika mendengar Mbok Dasmi tidak punya kunci kamar tamu itu. Tidak mungkin, walaupun Mas Bayu yang memegang semua kunci di kamar ini, Mbok Dasmi pasti punya kunci cada
Aku tertegun dengan menautkan kedua alis mata mencoba mengenali siapa pria yang berada di dalam kolam air panas milik pribadi itu, karena kolam renang air panas itu berada tepat di dalam halaman rumah Mas Bayu. Tidak mungkin bisa sembarang orang atau orang yang tidak keluarga ini kenal berani berenang di dalam kolam renang air panas itu, tapi siapa dia aku belum pernah sekalipun melihatnya. Dari semalam aku datang ke rumah ini, hanya ada Pak Halim dan Mbok Dasmi di rumah ini.Perlahan pria bertelanjang dada yang berada di dalam kolam air panas itu beranjak dengan pandangan tajam ke arahku, lalu sambil berjalan perlahan keluar dari dalam kolam air panas kulihat senyuman tersungging di wajahnya. Senyuman yang…, entahlah aku tidak bisa mengartikannya tapi kenapa aku merasa terancam.Pria itu kini berdiri di tepian kolam renang, masih menatap dan tersenyum dengan menengadahkan wajahnya melihat kearah ku yang berada di lantai dua rumah ini. Tubuhnya tinggi tegap memakai celana panjang ber
Dengan perasaan kesal karena merasa tidak dihargai oleh asisten rumah tangga di rumah suamiku ini, aku beranjak pergi berusaha untuk tidak memperdulikan perkataan Mbok Dasmi yang berkata aku harus menjaga sikapku bila tidak ingin dengan cepat mengganti posisiku, mungkin maksudnya mengganti posisiku sebagai istri Mas Bayu dengan kata lain bercerai?.Dia memperingatkan atau mengancamku? Sikap mana maksudnya yang harus aku jaga? Baru juga satu malam aku tinggal di rumah ini dan aku…, apa yang sudah aku lakukan sehingga Mbok Dasmi berkata aku harus menjaga sikapku?.Aku tidak bisa menerima ucapan Mbok Dasmi, dia pikir siapa dirinya berani berkata seperti itu padaku. Aku ini dari keluarga terhormat, berpendidikan, aku tau bagaimana caranya bersikap dengan baik dimanapun aku berada.Mbok Dasmi tersenyum tipis dengan tatapan sinis membalas tatapan tajam yang ku arahkan pada Mbok Dasmi sebelum pergi dari hadapannya, dengan berlari kecil menaiki tangga ke lantai dua menuju ke kamar untuk menyus
“Mas, Mas Bayu!”Mas Bayu yang sedang memeluk sambil mencium pundakku menghentikan aktivitasnya ketika aku memanggil, dengan kedua alis yang ditautkan Mas Bayu bertanya, “Ada apa sayang?”“Kenapa Mas Bayu tidak bilang kita kedatangan tamu?” jawabku balik bertanya.“Maksud kamu?” tanya Mas Bayu terlihat jelas kebingungan di wajahnya.Kenapa wajah Mas Bayu terlihat kebingungan seperti itu? Apa dia tidak tahu ada tamu yang menginap dirumahnya?.“Itu Mas, siapa dia lelaki yang berdiri di balik jendela kamar tamu? Bukannya di rumah ini hanya ada kita, Mbok Dasmi dan Pak Halim?”.Kuangkat jari telunjuk untuk menunjuk ke arah pria yang sedang berdiri tepat di balik jendela kamar tamu yang berada di lantai dua dari tempatku dan Mas Bayu yang sedang berada di kolam renang. Bukannya menjawab pertanyaanku, Mas Bayu malah menggelengkan kepalanya sambil beranjak pergi keluar dari dalam kolam renang, meninggalkan aku yang sedang berdiri tertegun di dalam kolam renang memperhatikannya yang berlalu be
“Sarah!” panggil Mas Bayu dengan suara yang bernada tinggi, ketika melihatku masih berdiri tertegun belum juga beranjak ke kamar mandi untuk mandi sesuai permintaan Mas Bayu tadi.“Iiiya, Mas,” jawabku gelagapan karena terkejut saat Mas Bayu memanggil namaku dengan nada membentak. Aku yang sedang merenungkan nama gadis yang disebut oleh perempuan di dalam mimpiku itu dan suara perempuan itu terngiang-ngiang di telingaku, membuatku yang tadinya akan pergi ke kamar mandi malah berdiri mematung dan tertegun.Pasti Mas Bayu semakin kesal melihat tingkahku, padahal baru saja dia berkata jangan bertingkah aneh lagi tapi semua yang ada di kepalaku ini membuat tingkahku seperti orang linglung karena aku tidak punya seseorang untuk berbagi. Aku pendam dan mencoba menguak semua misteri ini seorang diri.Tidak ada Nina sahabatku yang selalu mendengarkan dan mengerti apa yang kualami ataupun Nenek Uban dan Kakek jenggot kedua makhluk tak kasat, yang selalu mendampingi dan menyelesaikan masalah di
“Sarah…! cepat masuk atau aku kunci pintunya dari dalam!” seru Mas Bayu berteriak dari dalam kamar membuat aku terkejut, saat itu aku sedang tertegun melihat kebelakang memandangi pintu kamar tamu yang terbuka.“Iya, iya Mas….” balasku sambil membalikan badan dan bergegas menghampiri pintu kamar kami.Mas Bayu yang sedang berdiri di dalam kamar menungguku, menggeleng-gelengkan kepalanya ketika melihatku yang baru saja masuk kamar.“Aku pikir kamu tadi mengikuti aku masuk ke kamar tapi ternyata masih saja berada di luar sana, ngapain kamu masih berdiri di luar sana Sarah?” tanya Mas Bayu terlihat sangat kesal dengan kelakuanku, dan aku hanya bisa tertunduk karena tak bisa menjelaskan apa yang sudah terjadi sambil berucap, “Maaf Mas….”“Tutup pintunya,” pinta Mas Bayu sambil beranjak pergi menghampiri tempat tidur kami. Aku menganggukan kepala lalu membalikan badan untuk menutup pintu kamar kami dan kulihat kamar tamu yang berada tepat di depan kamar kami, pintu kamar tamu itu perlahan
Ketika pintu sudah terbuka pandanganku langsung tertuju pada pintu kamar yang ada di depan kamarku ini, kamar itu sama persis seperti yang ada di dalam mimpiku. Aku hanya tinggal membuktikan satu hal lagi untuk meyakinkan diri ini dengan membuka pintu kamar itu dan aku harus bisa mmebuktikan apakah kamar itu sama seperti yang ada di dalam mimpiku.Penghuni kamar itu adalah sosok makhluk yang sangat mengerikan dengan seluruh tubuhnya yang berbulu, dua taring tajam di ujung bibirnya yang penuh darah dan kedua tanduk tajam di kepalanya, satu hal lagi yang tidak bisa aku lupakan, tatapan matanya yang merah menyala.Aku mulai melangkahkan kaki perlahan selangkah demi selangkah menuju kamar yang ada di hadapanku ini, hingga akhirnya aku tiba di depan pintu kamar. Dengan rasa penasaran yang sudah tidak bisa kutahan lagi ingin memastikan apakah benar di dalam kamar ini ada sosok penghuni kamar yang menyeramkan seperti di dalam mimpiku, tangan ini pun meraih gagang pintu untuk membuka pintu k
Dan disinilah aku sekarang berada, di sebuah kamar dengan dekorasi dan furniture antik menghiasi seluruh isi ruangan kamar ini. Aku merasa seperti sedang berada di sebuah kamar kerajaan tempo dulu yang sering aku lihat di film-film kolosal.Bagaimana mungkin aku bisa memberitahu Nina sahabatku alamat Desa tempat rumah Mas Bayu berada, walaupun Mas Bayu memberitahu alamat rumah ini, aku tidak akan bisa memberitahu Nina ataupun keluargaku. Bagaimana bisa memberitahu Nina dan keluargaku alamat rumah dimana aku berada sekarang, dengan cara apa? Sedangkan tidak ada sinyal handphone yang bisa digunakan untuk menghubungi mereka.Aku sungguh membutuhkan Nina saat ini untuk berbagi masalahku, hanya pada Nina aku bisa berbagi dan meminta pendapat serta solusi tentang masalahku sekarang, karena kedua makhluk tak kasat mata yang selalu mendampingiku sudah tak bersamaku lagi, biasanya merekalah yang akan menangani bila ada makhluk halus mengganggu.Walaupun Nina tidak bisa membantuku untuk mengus