Setelah tiba di ruangan mereka, Fang meletakkan Lan Xuefeng di ranjang sementara dirinya berjalan ke arah pintu dan keluar dari sana. Pemuda itu mendongakkan kepalanya ke atas, menatap bulan yang kini bersinar terang sepenuhnya juga dikelilingi bintang-bintang yang bertaburan.
"Hm," Pemuda ini menghela napas panjang. Masih memikirkan apa yang dilihatnya pada buku yang dibawakan Ming Rui.
Semakin terus berusaha ia menyembunyikan jati diri, semakin banyak pula yang mengetahui tentangnya. Dimulai dari sosok misterius Pembunuh Mawar Darah, dan sekarang Ming Rui bahkan juga keluarganya.
"Apakah sudah saatnya aku mengungkap identitas ku? Tapi… jika sekarang aku melakukannya, tak akan ada orang yang percaya padaku." Kebimbangan menghiasi pikiran Fang, ia sadar saat ini dirinya hanya sendiri dan jikapun memiliki oran
"Itu…" Lan Xuefeng membuka mulutnya lebar-lebar tapi tidak ada kata lain yang keluar. Ia hanya memandang lekat ke arah sesuatu yang ada di depan mereka."Kenapa adik Lan?" Fang yang menyadari mencoba menanyakannya."Fang gege, kita harus menolong sekte Lembah Perawan." Pemuda itu mengerutkan keningnya kemudian kembali menatap dua kelompok yang tengah bertarung.Satu kelompok menggunakan pakaian berwarna keunguan dengan corak bunga mawar berukuran besar yang tersemat di belakangnya. Namun, yang menarik perhatian dari mereka adalah semuanya terdiri dari para wanita dan terlihat masih sangat muda.Sementara kelompok lain mengenakan pakaian berwarna hitam juga terdapat lukisan sebuah tengkorak di bagian belakang.Tanpa diperjelas lebih jauh, Fang sudah menyadari bahwa kelompok yang dimaksud adalah para wanita itu. Namun, yang membuatnya tidak habis pikir, bagaimana sang adik mengenal mereka. Karena penasaran, pemuda ini pun menanyakannya.
"Apa kabar, Matriak Lian?" Lan Xuefeng langsung memberi hormat setelah mendekati rombongan sekte Lembah Perawan. Melihat ekspresi dari gadis mungil dan ketua sekte tersebut, Fang dapat menyimpulkan bahwa mereka memang sedekat yang sang adik ceritakan."Lan'er, ternyata kau masih hidup." Di sisi lain, Matriak Lian langsung memegangi tubuh Lan Xuefeng dan memastikan bahwa yang ia lihat kini benar-benar gadis yang dirinya kenal."Iya ,Matriak. Aku berhasil selamat dari peristiwa itu, namun guru… guru dan saudari-saudariku tidak bernasib sama." Lan Xuefeng yang awalnya tersenyum hangat kini mulai berubah menjadi kesedihan."Sabar… Bibi juga menyadari kesedihanmu. Pertama kali Bibi mendengar tentang kehancuran sekte Lembah Es Utara, membuat Bibi terguncang. Apalagi setelah berita menginformasikan bahwa tak
Seminggu telah berlalu, Fang dan Lan Xuefeng kini tengah beristirahat di daerah bebatuan yang terletak di pinggiran bukit besar. Udara yang masih segar nan asri, juga pepohonan rindang dan menyejukkan hati membuat kedua muda-mudi ini begitu bersemangat.Saat itu, matahari sudah berada di ujung barat, tampak sebentar lagi akan pergi meninggalkan bumi. Fang dan Lan Xuefeng sedang mengisi perut mereka saat keduanya mendengar sesuatu mendekat. Belum sempat keduanya bersembunyi, tiga orang dari balik bukit melompat dan menghadang jalan mereka.Fang meningkatkan kewaspadaan, sambil membawa Lan Xuefeng untuk bersembunyi di belakang punggungnya. Pandangan pemuda itu tertuju pada tiga orang itu yang kini tengah menatapnya dengan tajam dan melepaskan nafsu pembunuh yang kuat. Fang sampai-sampai harus menggunakan qi yang cukup besar untuk menahan agar dirinya tetap stabil
Pertarungan antara pendekar tingkat tinggi memang jauh berbeda dengan pendekar biasa, mereka lebih kuat dan tentu saja memiliki jurus-jurus yang hebat. Dalam waktu singkat, banyak kerusakan yang tercipta di sekitar tempat itu, bahkan bebatuan yang sebelumnya terletak dengan rapi kini banyak yang hancur berkeping-keping.Kemampuan yang ditunjukkan Mu Wanli sangat tinggi dan pengalaman bertarungnya juga tak bisa dianggap remeh. Ditambah pusaka kipas yang belakangan diketahui bernama Kipas Sebelas Mata, membuat pendekar wanita itu sangatlah tangguh.Fang yang menyadari menyerang lawannya dengan tangan kosong tidak akan menghasilkan dampak yang baik, memutuskan untuk menggunakan pusakanya. Pemuda itu mengeluarkan pedang penggetar langit dari ruang hampa dan langsung dihunuskan pada Mu Wanli."Menarik… selain memiliki kemampuan yang tinggi kau juga mempunyai senjata setingkat pusaka langit." Mu Wanli menebak kualitas pedang di tangan Fang."Benar-benar
Mu Wanli mengibaskan kipasnya ke arah leher Fang, tapi pemuda itu masih terlalu kuat untuk dikalahkan. Ia berhasil menghindarinya dengan mudah. Bukan hanya itu, Fang membalas serangan dengan melepaskan sebuah tendangan.Wanita itu menyadarinya, dengan cepat ia menangkis dengan kipasnya. Meskipun berhasil, Mu Wanli tetap terdorong mundur beberapa langkah. Ternyata Fang menggunakan elemen tanah untuk memperkuat tendangannya dan elemen angin untuk menambah kecepatan. Hal yang sama membuat Mu Wanli menunjukkan celah.Fang tidak menyia-nyiakan kesempatan itu, itu kembali menggunakan pedang penggetar langit dan melepaskan jurus lainnya."Tujuh Tebasan Kilat!" Fang menebaskan pedangnya ke kedua lutut Mu Wanli juga pergelangan tangannya. Sementara saat ingin melepaskan tiga tebasan lainnya yang mengarah ke tenggorokan, jantung dan perut Pemimpin Tertinggi Kedelapan itu, ia berhasil menangkisnya.Fang melompat mundur, setelah serangan yang ia lepaskan tidak berhas
Pertarungan antara Fang dan Tang Bohu cukup sengit. Tidak salah jika mengatakan Pemimpin Kesembilan Kelompok Gagak Pembunuh itu merupakan salah satu pengguna tombak terbaik di Kekaisaran Yang. Selain gerakannya yang lincah, jurus-jurus yang ditunjukkan pun sangat beragam dan tingkat tinggi. Namun, Fang juga bukanlah pendekar sembarangan. Umur boleh masih muda, tapi pengalaman bertarungnya tidak bisa diragukan lagi.Tring!Pedang Penggetar Langit dan Tombak Mata Emas kembali berbenturan dan mengakibatkan gesekan yang menimbulkan suara nyaring terdengar lagi. Tidak hanya itu, keduanya terus saling menyerang dan dari waktu ke waktu terjadi benturan senjata.Tombak Mata Emas merupakan salah satu pusaka langit, yang tentunya selain memiliki kualitas tinggi juga mempunyai kemampuan khusus.
Tang Bohu memilih untuk menyimpan kembali benda pusakanya. Ia tidak ingin, tombak yang selama ini menemani dirinya itu berhasil dipatahkan oleh sang lawan. Meskipun sebenarnya masih bisa diperbaiki, namun lelaki itu tidak ingin membuang-buang waktunya.Pemimpin Kesembilan Kelompok Gagak Pembunuh tersebut menggertakkan giginya dengan keras. Tatapan matanya tajam kepada Fang, diikuti dengan aura yang begitu pekat. Tampaknya lelaki itu sangat membenci sang lawan. Andai saja tatapan mata itu bisa melukai, mungkin Fang sudah mendapatkan banyak luka di sekujur tubuhnya.Fang tersenyum lebar, rencananya benar-benar berhasil untuk memprovokasi lawan. Ketika Tang Bohu maju menyerangnya, ia merasakan bahwa gerakan lelaki itu menjadi lebih kaku dan terburu-buru daripada sebelumnya.Tentu saja pemuda itu tidak menyia-nyiakan kesempatan, dengan cepat ia melakukan gerakan sulit yang kemudian berhasil mendaratkan satu pukulan telak ke wajah Tang Bohu yang membuatnya terpukul m
Fang menghindari serangan demi serangan dari ketiga lawannya. Meskipun bisa melakukannya, namun tetap saja pemuda itu harus berupaya keras. Menghadapi tiga orang sekaligus memang bukanlah hal yang mudah, apalagi ketiganya memiliki kemampuan yang mumpuni bahkan lebih tinggi daripada kemampuannya sendiri. Akan tetapi, bukan Fang namanya jika tidak bisa menghadapi mereka.Pemuda itu bergerak dengan lincah, melompat ke kiri dan kanan kadang juga harus melayang di udara untuk menghindari serangan-serangan lawannya yang mematikan. Kali ini, Fang tengah memutar tubuhnya membentuk vertikal guna menghindari tendangan yang dilancarkan oleh Mu Wanli. Tidak hanya itu, pendekar muda ini juga melepaskan sebuah pukulan yang mengarah ke salah satu lawannya, Gui Long."Tidak semudah itu!" Gui Long sendiri mengetahui bahwa dirinya lah yang pasti akan banyak menerima serangan dar
Halo, semuanya! Sweet_Owl di sini!Saya ingin mengabarkan bahwasanya karya kedua dan ketiga (terbaru) telah dirilis dan bisa dibaca melalui web ataupun aplikasi Goodnovel. So, saya harap pembaca sekalian bisa membaca dan mendukung karya tersebut.Judul : Penguasa Seni Racun Penulis : Sweet_OwlPenerbit : GoodnovelJudul : Kembalinya Sang PenguasaPenulis : Sweet_OwlPenerbit : Goodnovel Dengan ini, saya juga meminta masukan serta komentar yang membangun dari pembaca untuk pemacu semangat serta konsistensi saya dalam menulis. Semoga kalian menyukainya dan saya bisa menyuguhkan karya-karya yang menarik untuk menemani hari-hari Anda. Jangan dilewatkan ya, ini menarik lho! HeheheAyo buruan baca, jangan sampai ketinggalan ceritanya. Kalian akan disajikan konflik, intrik yang menarik dari pemeran utama kita (Long Tian), atau (Lei Xiayu) dan karakter lainnya.Akhir kata, terima kasih dan selamat membaca.
Bismillahirrahmanirrahim, Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh. Salam sejahtera untuk kita semua, adanya catatan dari author kali ini menjadi penutup dari kisah novel Sang Penguasa. Puji syukur atas kehadiran Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat-Nya jualah saya bisa mengakhiri cerita ini. Ya, walaupun saya sendiri mengetahui banyak kekurangan, tetapi saya mohon untuk para pembaca memakluminya. Shalawat teriring salam tak lupa kita haturkan kepada junjungan kita, Rasulullah Saw. Karena berkat beliaulah kita bisa hidup di zaman yang penuh kecanggihan seperti saat ini. Ada beberapa hal yang ingin saya sampaikan. Pertama, terima kasih kepada kalian yang telah setia membaca dan mengikuti novel ini dari awal sampai akhir. Saya sangat menghargai dan mengapresiasi dukungan tersebut. Kedua, maaf bisa selama ini saya selaku author masih banyak kekurangan, karena yakinlah tidak ada manusia yang sempurna, yang ada hanya mereka yang se
Setahun telah berlalu setelah peristiwa yang sangat kelam di Kekaisaran Yang.Kabar mengejutkan terdengar, Biksu Tong Tian tidak berhasil bertahan dari racun yang diberikan menteri Han pada pertarungan terakhir mereka. Biksu sepuh itu menutup usianya setelah berusaha tetap bertahan selama enam bulan lebih.Kuil Tanah Suci segera berganti kepemimpinan, dan Biksu Muda Tong Min terpilih menggantikan Biksu Tong Tian untuk menjadi mahaguru di tempat itu karena ia dinilai telah memenuhi persyaratan untuk mendudukinya.Kabar lain juga beredar, Patriark Shen dan Patriark Lu sama-sama mengundurkan dari dari posisi mereka dan akan digantikan oleh anaknya masing-masing.Kemudian diperlihatkan kepada Li Jianchen dan Lan Xuefeng yang telah resmi menjadi sepasang suami istri. Sejak pertempuran itu, Li Guan tidak mempermasalahkan identitas Li Jianchen yang merupakan anak kandung dari Li Ning karena bagaimanapun juga pemuda itu adalah keponakannya. Sebaliknya, Li Guan me
Teknik yang digunakan menteri Han tidak mampu menghalangi laju jurus yang Fang keluarkan. Saat ribuan pedang itu tinggal satu meter lagi darinya, senjata tersebut bergabung menjadi satu dan membentuk pedang raksasa yang menakutkan. Menteri Han sudah membuat pagar pelindung, namun tetap tidak mampu menahannya. Tubuh menteri Han terasa lemas ketika pedang besar menembus badannya. Argh! Menteri Han menjerit kesakitan, ia tidak berdaya. Ini pertama kali bagi dirinya merasakan sakit yang begitu luar biasa. Qi-nya juga telah terkuras habis, membuatnya tidak dapat bertahan lebih lama di udara. Menteri Han memejamkan matanya, penglihatannya mulai buram dan perlahan jatuh dengan bebas. Fang masih kurang puas, meskipun kali ini dia melayang dengan keadaan yang juga terluka, setelah terkena efek dari pertukaran jurus sebelumnya, tetapi ia tetap menyusul arah jatuhnya menteri Han. Pemuda itu kembali melepaskan pukulan, tendangan yang membuat siapapun menerimanya
Pertukaran sepuluh jurus pertama telah selesai, baik menteri Han maupun Yan Liang masih sama-sama kesulitan untuk menemukan celah lawan. Keduanya masih berimbang, menunjukkan bahwa kemampuan menteri Han memang luar biasa.Yan Liang membuat mantra tangan, dalam sekejap bola air mengumpulkan di telapak tangannya. Dari yang semula berukuran kecil, kini telah berubah menjadi ratusan kali lipat lebih besar. Saat Yan Liang melepaskan bola air tersebut, udara berguncang hebat, kekuatan itu menyapu bersih apa saja yang mencoba menghalangi jalannya.Menteri Han segera membuat pagar pelindung, namun bisa dihancurkan oleh bola air tersebut dan pada akhirnya mendarat dengan mulus di tubuh pria sepuh itu.Boom!Ledakan besar terjadi, mengundang orang-orang yang berada di bawah untuk menyaksikannya. Awalnya mereka tidak perduli lagi dengan menteri Han, namun mendengar adanya ledakan membuat mereka mengalihkan perhatian.Pendekar tingkat tinggi seperti Patr
"Ayah … bangun … jangan membuatku takut." Li Jianchen menggoyangkan tubuh ayahnya, namun tetap tidak mampu membuat lelaki itu membuka matanya."Ayah … maafkan aku … aku hanya ingin membuatmu sadar … tetapi tidak sampai sejauh ini." Li Jianchen menambahkan. Air mata mengalir di pipinya, menunjukkan kesedihan yang mendalam. Tatapannya kosong, ia benar-benar merasa bersalah atas hal ini.Perlahan, Li Jianchen merasakan seseorang menyentuh bahunya dan itu adalah Lan Xuefeng. "Lan … tolong bantu aku untuk membuka mata ayah. Aku tahu dia hanya bercanda dan sedang marah kepadaku sebab itulah dia tidak ingin membuka matanya."Lan Xuefeng yang melihat kekasih hatinya itu menjadi histeris, ikut merasakan kesedihannya. Namun, ia tidak dapat berbuat banyak sebab Kaisar Li memang sudah meninggal. Lan Xuefeng menggelengkan kepalanya, dan memberikan Li Jianchen pengertian. "Chen … Yang Mulia sudah tiada. Kau tidak perlu berusaha
Dengan kedua belas tubuhnya, Fang menyerang menteri Han secara bersamaan, membuat lelaki sepuh itu harus mengambil posisi bertahan. Masing-masing tubuh Fang juga menggunakan teknik yang berbeda membuat menteri Han cukup kesulitan menahannya.Misalnya saja saat ini, satu tubuh Fang menggunakan teknik tebasan pedang tiada akhir. Sementara tubuh lainnya mengikuti dan melepaskan teknik tujuh tebasan Kilat. Begitupula dengan tubuh-tubuh lainnya yang segera memberikan serangan kepada menteri Han.Menteri Han berhasil menghindari sebagian serangan sehingga tebasan Fang hanya menghantam udara kosong namun mencipta suara keras. Ia juga berhasil menangkis sebagian lainnya yang menciptakan bunyi nyaring saat kedua pedang mereka bertemu. Namun karena serangan Fang terlalu cepat, membuat dua tubuhnya yang lain berhasil mendaratkan tebasan ke tubuh menteri Han, tepatnya di bagian dada dan punggungnya yang berhasil menciptakan goresan besar setelah mengoyak pakaiannya sehingga dari l
Anggota Kelompok Gagak Pembunuh tidak memiliki semangat bertarung lagi setelah mendapati semua pemimpin mereka telah terbunuh. Tidak ingin bernasib sama, mereka memilih untuk menyerah karena berpikir bisa mempertahankan nyawa mereka. Keputusan tersebut tidak sia-sia, pihak lawan menghentikan serangan mereka saat anggota Kelompok Gagak Pembunuh meletakkan senjata mereka ke tanah dan mengangkat tangan. Namun, tentu saja mereka tidak dibiarkan begitu saja. Pihak lawan memang tidak membunuh, tetapi tetap mengumpulkan mereka dan akan memberikan hukuman. Semua anggota Kelompok Gagak Pembunuh bernapas lega, paling tidak mereka tetap dapat bertahan hidup meskipun akan berakhir di dalam penjara. Fang sendiri masih berhadapan dengan menteri Han. Hingga saat ini, keduanya telah bertukar puluhan jurus, namun Fang hanya mampu mendaratkan satu tebasan pedang saja yang itu pun tidak terlalu mematikan. Di sisi lain, menteri Han berhasil melukai Fang dan memberikan luka di beberapa b
Pertarungan antara Patriak Shen dan Shi Liong cukup sengit, membawa keduanya harus menggunakan teknik rahasia mereka masing-masing. Darah segar mengucur di sebagian tubuh Patriak Shen, akibat luka yang diberikan Shi Liong. Namun, Shi Liong tentunya mengalami luka yang lebih parah. Bahkan, di bagian dadanya terdapat goresan besar akibat tebasan pedang milik Patriak Shen.Shi Liong menggertakkan giginya dengan keras, kemudian memegangi erat pisau yang ada di tangannya. Ia menatap tajam, memfokuskan perhatiannya kepada target yang telah ditentukan."Hiyah!" Shi Liong menjerit keras. "Terima ini!" Diikuti dengan gerakan yang cepat.Ia melemparkan pisaunya ke udara, dan mengalirkan tenaga dalam ke senjata itu, membuatnya mampu bergerak dengan sendirinya. Namun, yang menarik perhatian dari teknik tersebut adalah pisau itu perlahan berubah menjadi dua, tiga, sepuluh, seratus bahkan seribu dan menutupi sebagian wilayah istana, membuat dua kelompok yang sedang bertarung