Tang Bohu memilih untuk menyimpan kembali benda pusakanya. Ia tidak ingin, tombak yang selama ini menemani dirinya itu berhasil dipatahkan oleh sang lawan. Meskipun sebenarnya masih bisa diperbaiki, namun lelaki itu tidak ingin membuang-buang waktunya.
Pemimpin Kesembilan Kelompok Gagak Pembunuh tersebut menggertakkan giginya dengan keras. Tatapan matanya tajam kepada Fang, diikuti dengan aura yang begitu pekat. Tampaknya lelaki itu sangat membenci sang lawan. Andai saja tatapan mata itu bisa melukai, mungkin Fang sudah mendapatkan banyak luka di sekujur tubuhnya.
Fang tersenyum lebar, rencananya benar-benar berhasil untuk memprovokasi lawan. Ketika Tang Bohu maju menyerangnya, ia merasakan bahwa gerakan lelaki itu menjadi lebih kaku dan terburu-buru daripada sebelumnya.
Tentu saja pemuda itu tidak menyia-nyiakan kesempatan, dengan cepat ia melakukan gerakan sulit yang kemudian berhasil mendaratkan satu pukulan telak ke wajah Tang Bohu yang membuatnya terpukul m
Fang menghindari serangan demi serangan dari ketiga lawannya. Meskipun bisa melakukannya, namun tetap saja pemuda itu harus berupaya keras. Menghadapi tiga orang sekaligus memang bukanlah hal yang mudah, apalagi ketiganya memiliki kemampuan yang mumpuni bahkan lebih tinggi daripada kemampuannya sendiri. Akan tetapi, bukan Fang namanya jika tidak bisa menghadapi mereka.Pemuda itu bergerak dengan lincah, melompat ke kiri dan kanan kadang juga harus melayang di udara untuk menghindari serangan-serangan lawannya yang mematikan. Kali ini, Fang tengah memutar tubuhnya membentuk vertikal guna menghindari tendangan yang dilancarkan oleh Mu Wanli. Tidak hanya itu, pendekar muda ini juga melepaskan sebuah pukulan yang mengarah ke salah satu lawannya, Gui Long."Tidak semudah itu!" Gui Long sendiri mengetahui bahwa dirinya lah yang pasti akan banyak menerima serangan dar
Sebuah tebasan yang dilancarkan Fang mendarat tepat di bagian punggung Gui Long, membuat lelaki itu menjerit kesakitan. Tidak hanya sampai disitu, Fang juga menambahkan sebuah tendangan yang mengakibatkan sang lawan hampir tersungkur, namun ia masih bisa mempertahankan keseimbangannya. Fang langsung menjaga jarak dari lawannya tersebut, sebab Mu Wanli dan Tang Bohu datang membantunya."Kau tidak apa-apa, saudara Gui?" Mu Wanli menolehkan pandangan pada rekannya tersebut."Aku baik-baik saja!" Namun, lain diucapkan lain pula dengan kenyataan. Tubuh pria bertopeng putih itu tumbang dan meneteskan banyak darah.Tang Bohu dengan cepat menangkap tubuh Gui Long, lalu memberikan sebuah pil padanya. Gui Long pun langsung mengkonsumsi pil tersebut. Pandangannya sedikit gelap dan wajahnya pun memucat.Mu Wanli memutuskan untuk menyerang Fang dan mengalihkan perhatiannya, sementara Tang Bohu memeriksa luka rekannya tersebut. Betapa terkejutnya lelaki itu saat meliha
Pertarungan tidak berlangsung lebih lama karena memang kedua belah pihak sudah kelelahan. Pertukaran serangan juga tidak seintensif seperti sebelumnya.Fang berhasil menebaskan sebuah goresan pedang di wajah Mu Wanli yang berhasil membuat topengnya terbelah menjadi dua. Dari bagian pipi bawah ke arah dagu topeng tersebut terlepas dari wajah wanita itu sementara sebagian lagi masih tersemat di wajahnya.Namun, disaat yang sama Mu Wanli juga berhasil mendaratkan tebasan dari Pedang Kipas miliknya ke punggung pemuda itu dan meninggalkan luka yang cukup dalam.Keduanya sama-sama menjaga jarak, saat itulah Mu Wanli memutuskan untuk meninggalkan lokasi pertarungan tanpa memikirkan kedua rekannya yang lain.Fang sendiri tidak berniat mengejarnya, sebab pemuda itu saat ini tengah terluka parah. Setelah memastikan Mu Wanli sudah meninggalkannya, ia langsung terduduk di bawah sebuah pohon yang rindang dan mengalirkan qi-nya untuk menekan pendarahan yang saat ini di
Pertarungan Fang melawan tiga orang Pemimpin Tertinggi Kelompok Gagak Pembunuh menciptakan ruang untuk Lan Xuefeng melarikan diri. Sebenarnya hati gadis itu berat meninggalkan sang kakak, namun setelah berpikir dengan matang, ia pun mengikuti perintahnya.Lan Xuefeng terus berlari sesuai dengan petunjuk yang diberikan Fang. Ia berharap bisa menemukan Kota Lima Kembang yang menjadi tujuan perjalanan mereka.Usaha gadis itu pun tidak sia-sia, ia melihat sebuah gerbang kota di kejauhan. Dengan perasaan yang panik dan juga terus memikirkan Fang, Lan Xuefeng bergegas mendatanginya.Lan Xuefeng tiba di gerbang kota, kemudian dihentikan oleh dua orang yang mengenakan pakaian seperti pengemis. Setelah melihatnya, ia yakin bahwa kota ini benar-benar merupakan pusat dari kelompok Partai Pengemis."Aku tidak bisa menjelaskannya lebih jauh. Tolong antarkan aku pada orang yang berwenang di tempat ini." Pernyataan Lan Xuefeng membuat kedua pengemis itu menyipitkan mata
Tiga orang tetua Partai Pengemis memilih berpencar agar bisa menemukan Fang dengan cepat. Sementara Lan Xuefeng sendiri mengikuti salah satu dari mereka.Tak berapa lama, salah satu tetua berteriak dan mengatakan menemukan sesuatu. Dengan segera, mereka bergabung kembali."Ini…" salah satu tetua mengamati tubuh yang hampir tidak dikenali itu, namun merekah langsung menyadari sesuatu."Tampaknya tubuh ini berasal dari salah satu Pemimpin Tertinggi Kelompok Gagak Pembunuh." sambungnya lagi.Kedua rekannya yang lain mengangguk, menyetujui pendapat temannya itu. Dugaan mereka diperkuat oleh topeng berwarna putih yang biasa digunakan Kelompok Gagak Pembunuh."Fang gege!" Lan Xuefeng sendiri masih cemas memikirkan keselamatan sang kakak."Jangan panik, kita akan mencarinya sampai ketemu. Meskipun tidak, mungkin kita bisa mendapatkan petunjuk yang berarti." Salah satu tetua menenangkan Lan Xuefeng.Meskipun hari sedang malam, namun pa
"Fang gege, bangun!" Lan Xuefeng masih saja menangis. Melihat kondisi Fang seperti ini mengingatkannya pada kejadian yang menimpa guru dan saudari-saudari seperguruannya. Perasaan takut kehilangan pun kembali muncul di hati gadis muda itu.Akan tetapi, tangisnya segera berhenti setelah melihat tubuh Fang bergerak."Fang gege!" Beberapa saat kemudian, Fang membuka matanya yang membuat Lan Xuefeng bahagia."Adik Lan? Bagaimana kau bisa…? Eh… tunggu dulu, dimana kita sekarang?" Fang mengedarkan pandangannya ke seluruh ruangan yang terasa asing baginya."Fang gege, jangan banyak bergerak dulu. Kau masih dalam proses pemulihan." Setelah ucapan Lan Xuefeng itulah Fang baru merasakan sakit di sekujur tubuhnya. Yang paling terasa adalah di bagian punggung pemuda itu. Fang kemudian mengingat kejadian yang menimpanya beberapa waktu lalu."Dimana mereka? Xiao Laohu? Kong Guan?" Pertanyaan Fang itu membuat Lan Xuefeng mengerutkan keningnya. Tidak
Fang terkejut saat dirinya terbangun menemukan seorang lelaki paruh baya bertubuh kekar dan memiliki kumis yang tebal. Jika orang lain melihatnya dalam sepintas, maka tidak akan menebak bahwa pria itu merupakan salah satu tetua dari Partai Pengemis.Pria itu lebih terlihat seperti bangsawan yang memiliki pendidikan dan kedudukan tinggi, atau setidaknya berasal keluarga bangsawan. Berbanding terbalik dengan kondisinya saat ini yang mengenakan pakaian compang-camping layaknya seorang pengemis."Kau sudah bangun, anak muda?!" ucapnya dengan pelan, namun tegas.Fang mencoba bangkit dari tempat tidurnya dan berusaha memberi hormat, namun sakit di tubuhnya kembali terasa yang membuatnya tidak bisa bergerak dengan leluasa."Jangan paksakan diri, tidak perlu mengikuti tradisi la
Udara dingin menyusup ke tulang, Fang menghangatkan tubuhnya dengan mengalirkan tenaga dalam sementara Lan Xuefeng sendiri sudah tidur terlebih dahulu. Beberapa saat kemudian, pintu ruangan mereka diketuk. Dengan sikap waspada, Fang bergerak bagaikan angin tanpa suara, hingga tiba di depan pintu. Saat pemuda itu mengintip ke arah luar, ternyata yang mendatangi kediamannya adalah Tetua Fan."Tetua Fan!" Fang membuka pintu ruangannya dan mempersilahkan lelaki paruh baya itu masuk."Pendekar Fang!" Tetua Fan duduk di meja yang ada di ruangan tersebut, sementara Fang membawakan arak untuknya."Pendekar Fang, bukankah sebelumnya sudah ku bilang ada yang ingin bertemu denganmu?" Fang menganggukkan kepalanya."Baiklah, dia akan datang kemari sebentar lagi?"Untuk menunggu kedatangan sosok yang membuat Fang penasaran itu, keduanya habiskan dengan minum arak sambil berbincang-bincang santai.Tak berapa lama seorang pemuda masuk mendatangi keduanya. T
Halo, semuanya! Sweet_Owl di sini!Saya ingin mengabarkan bahwasanya karya kedua dan ketiga (terbaru) telah dirilis dan bisa dibaca melalui web ataupun aplikasi Goodnovel. So, saya harap pembaca sekalian bisa membaca dan mendukung karya tersebut.Judul : Penguasa Seni Racun Penulis : Sweet_OwlPenerbit : GoodnovelJudul : Kembalinya Sang PenguasaPenulis : Sweet_OwlPenerbit : Goodnovel Dengan ini, saya juga meminta masukan serta komentar yang membangun dari pembaca untuk pemacu semangat serta konsistensi saya dalam menulis. Semoga kalian menyukainya dan saya bisa menyuguhkan karya-karya yang menarik untuk menemani hari-hari Anda. Jangan dilewatkan ya, ini menarik lho! HeheheAyo buruan baca, jangan sampai ketinggalan ceritanya. Kalian akan disajikan konflik, intrik yang menarik dari pemeran utama kita (Long Tian), atau (Lei Xiayu) dan karakter lainnya.Akhir kata, terima kasih dan selamat membaca.
Bismillahirrahmanirrahim, Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh. Salam sejahtera untuk kita semua, adanya catatan dari author kali ini menjadi penutup dari kisah novel Sang Penguasa. Puji syukur atas kehadiran Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat-Nya jualah saya bisa mengakhiri cerita ini. Ya, walaupun saya sendiri mengetahui banyak kekurangan, tetapi saya mohon untuk para pembaca memakluminya. Shalawat teriring salam tak lupa kita haturkan kepada junjungan kita, Rasulullah Saw. Karena berkat beliaulah kita bisa hidup di zaman yang penuh kecanggihan seperti saat ini. Ada beberapa hal yang ingin saya sampaikan. Pertama, terima kasih kepada kalian yang telah setia membaca dan mengikuti novel ini dari awal sampai akhir. Saya sangat menghargai dan mengapresiasi dukungan tersebut. Kedua, maaf bisa selama ini saya selaku author masih banyak kekurangan, karena yakinlah tidak ada manusia yang sempurna, yang ada hanya mereka yang se
Setahun telah berlalu setelah peristiwa yang sangat kelam di Kekaisaran Yang.Kabar mengejutkan terdengar, Biksu Tong Tian tidak berhasil bertahan dari racun yang diberikan menteri Han pada pertarungan terakhir mereka. Biksu sepuh itu menutup usianya setelah berusaha tetap bertahan selama enam bulan lebih.Kuil Tanah Suci segera berganti kepemimpinan, dan Biksu Muda Tong Min terpilih menggantikan Biksu Tong Tian untuk menjadi mahaguru di tempat itu karena ia dinilai telah memenuhi persyaratan untuk mendudukinya.Kabar lain juga beredar, Patriark Shen dan Patriark Lu sama-sama mengundurkan dari dari posisi mereka dan akan digantikan oleh anaknya masing-masing.Kemudian diperlihatkan kepada Li Jianchen dan Lan Xuefeng yang telah resmi menjadi sepasang suami istri. Sejak pertempuran itu, Li Guan tidak mempermasalahkan identitas Li Jianchen yang merupakan anak kandung dari Li Ning karena bagaimanapun juga pemuda itu adalah keponakannya. Sebaliknya, Li Guan me
Teknik yang digunakan menteri Han tidak mampu menghalangi laju jurus yang Fang keluarkan. Saat ribuan pedang itu tinggal satu meter lagi darinya, senjata tersebut bergabung menjadi satu dan membentuk pedang raksasa yang menakutkan. Menteri Han sudah membuat pagar pelindung, namun tetap tidak mampu menahannya. Tubuh menteri Han terasa lemas ketika pedang besar menembus badannya. Argh! Menteri Han menjerit kesakitan, ia tidak berdaya. Ini pertama kali bagi dirinya merasakan sakit yang begitu luar biasa. Qi-nya juga telah terkuras habis, membuatnya tidak dapat bertahan lebih lama di udara. Menteri Han memejamkan matanya, penglihatannya mulai buram dan perlahan jatuh dengan bebas. Fang masih kurang puas, meskipun kali ini dia melayang dengan keadaan yang juga terluka, setelah terkena efek dari pertukaran jurus sebelumnya, tetapi ia tetap menyusul arah jatuhnya menteri Han. Pemuda itu kembali melepaskan pukulan, tendangan yang membuat siapapun menerimanya
Pertukaran sepuluh jurus pertama telah selesai, baik menteri Han maupun Yan Liang masih sama-sama kesulitan untuk menemukan celah lawan. Keduanya masih berimbang, menunjukkan bahwa kemampuan menteri Han memang luar biasa.Yan Liang membuat mantra tangan, dalam sekejap bola air mengumpulkan di telapak tangannya. Dari yang semula berukuran kecil, kini telah berubah menjadi ratusan kali lipat lebih besar. Saat Yan Liang melepaskan bola air tersebut, udara berguncang hebat, kekuatan itu menyapu bersih apa saja yang mencoba menghalangi jalannya.Menteri Han segera membuat pagar pelindung, namun bisa dihancurkan oleh bola air tersebut dan pada akhirnya mendarat dengan mulus di tubuh pria sepuh itu.Boom!Ledakan besar terjadi, mengundang orang-orang yang berada di bawah untuk menyaksikannya. Awalnya mereka tidak perduli lagi dengan menteri Han, namun mendengar adanya ledakan membuat mereka mengalihkan perhatian.Pendekar tingkat tinggi seperti Patr
"Ayah … bangun … jangan membuatku takut." Li Jianchen menggoyangkan tubuh ayahnya, namun tetap tidak mampu membuat lelaki itu membuka matanya."Ayah … maafkan aku … aku hanya ingin membuatmu sadar … tetapi tidak sampai sejauh ini." Li Jianchen menambahkan. Air mata mengalir di pipinya, menunjukkan kesedihan yang mendalam. Tatapannya kosong, ia benar-benar merasa bersalah atas hal ini.Perlahan, Li Jianchen merasakan seseorang menyentuh bahunya dan itu adalah Lan Xuefeng. "Lan … tolong bantu aku untuk membuka mata ayah. Aku tahu dia hanya bercanda dan sedang marah kepadaku sebab itulah dia tidak ingin membuka matanya."Lan Xuefeng yang melihat kekasih hatinya itu menjadi histeris, ikut merasakan kesedihannya. Namun, ia tidak dapat berbuat banyak sebab Kaisar Li memang sudah meninggal. Lan Xuefeng menggelengkan kepalanya, dan memberikan Li Jianchen pengertian. "Chen … Yang Mulia sudah tiada. Kau tidak perlu berusaha
Dengan kedua belas tubuhnya, Fang menyerang menteri Han secara bersamaan, membuat lelaki sepuh itu harus mengambil posisi bertahan. Masing-masing tubuh Fang juga menggunakan teknik yang berbeda membuat menteri Han cukup kesulitan menahannya.Misalnya saja saat ini, satu tubuh Fang menggunakan teknik tebasan pedang tiada akhir. Sementara tubuh lainnya mengikuti dan melepaskan teknik tujuh tebasan Kilat. Begitupula dengan tubuh-tubuh lainnya yang segera memberikan serangan kepada menteri Han.Menteri Han berhasil menghindari sebagian serangan sehingga tebasan Fang hanya menghantam udara kosong namun mencipta suara keras. Ia juga berhasil menangkis sebagian lainnya yang menciptakan bunyi nyaring saat kedua pedang mereka bertemu. Namun karena serangan Fang terlalu cepat, membuat dua tubuhnya yang lain berhasil mendaratkan tebasan ke tubuh menteri Han, tepatnya di bagian dada dan punggungnya yang berhasil menciptakan goresan besar setelah mengoyak pakaiannya sehingga dari l
Anggota Kelompok Gagak Pembunuh tidak memiliki semangat bertarung lagi setelah mendapati semua pemimpin mereka telah terbunuh. Tidak ingin bernasib sama, mereka memilih untuk menyerah karena berpikir bisa mempertahankan nyawa mereka. Keputusan tersebut tidak sia-sia, pihak lawan menghentikan serangan mereka saat anggota Kelompok Gagak Pembunuh meletakkan senjata mereka ke tanah dan mengangkat tangan. Namun, tentu saja mereka tidak dibiarkan begitu saja. Pihak lawan memang tidak membunuh, tetapi tetap mengumpulkan mereka dan akan memberikan hukuman. Semua anggota Kelompok Gagak Pembunuh bernapas lega, paling tidak mereka tetap dapat bertahan hidup meskipun akan berakhir di dalam penjara. Fang sendiri masih berhadapan dengan menteri Han. Hingga saat ini, keduanya telah bertukar puluhan jurus, namun Fang hanya mampu mendaratkan satu tebasan pedang saja yang itu pun tidak terlalu mematikan. Di sisi lain, menteri Han berhasil melukai Fang dan memberikan luka di beberapa b
Pertarungan antara Patriak Shen dan Shi Liong cukup sengit, membawa keduanya harus menggunakan teknik rahasia mereka masing-masing. Darah segar mengucur di sebagian tubuh Patriak Shen, akibat luka yang diberikan Shi Liong. Namun, Shi Liong tentunya mengalami luka yang lebih parah. Bahkan, di bagian dadanya terdapat goresan besar akibat tebasan pedang milik Patriak Shen.Shi Liong menggertakkan giginya dengan keras, kemudian memegangi erat pisau yang ada di tangannya. Ia menatap tajam, memfokuskan perhatiannya kepada target yang telah ditentukan."Hiyah!" Shi Liong menjerit keras. "Terima ini!" Diikuti dengan gerakan yang cepat.Ia melemparkan pisaunya ke udara, dan mengalirkan tenaga dalam ke senjata itu, membuatnya mampu bergerak dengan sendirinya. Namun, yang menarik perhatian dari teknik tersebut adalah pisau itu perlahan berubah menjadi dua, tiga, sepuluh, seratus bahkan seribu dan menutupi sebagian wilayah istana, membuat dua kelompok yang sedang bertarung