Udara dingin menyusup ke tulang, Fang menghangatkan tubuhnya dengan mengalirkan tenaga dalam sementara Lan Xuefeng sendiri sudah tidur terlebih dahulu. Beberapa saat kemudian, pintu ruangan mereka diketuk. Dengan sikap waspada, Fang bergerak bagaikan angin tanpa suara, hingga tiba di depan pintu. Saat pemuda itu mengintip ke arah luar, ternyata yang mendatangi kediamannya adalah Tetua Fan.
"Tetua Fan!" Fang membuka pintu ruangannya dan mempersilahkan lelaki paruh baya itu masuk.
"Pendekar Fang!" Tetua Fan duduk di meja yang ada di ruangan tersebut, sementara Fang membawakan arak untuknya.
"Pendekar Fang, bukankah sebelumnya sudah ku bilang ada yang ingin bertemu denganmu?" Fang menganggukkan kepalanya.
"Baiklah, dia akan datang kemari sebentar lagi?"
Untuk menunggu kedatangan sosok yang membuat Fang penasaran itu, keduanya habiskan dengan minum arak sambil berbincang-bincang santai.
Tak berapa lama seorang pemuda masuk mendatangi keduanya. T
Fang mulai menanyakan satu persatu hal yang mengganjal di hatinya mengenai Huoyan. Patriak Muda Kelompok Partai Pengemis itu menolehkan kepalanya sejenak ke arah Tetua Fan sebelum menarik napas panjang dan mulai bercerita."Saudara Fang, tadi Anda menanyakan alasanku membunuh para bangsawan itu bukan?" Fang menganggukkan kepalanya."Kau tau… orang-orang seperti mereka memang pantas dibunuh. Aku bukan asal mengambil nyawa seseorang, Saudara Fang. Para bangsawan yang ku bunuh semuanya bermasalah dan merugikan rakyat." Fang menyipitkan matanya, menunggu penjelasan lebih lanjut dari Huoyan."Bangsawan Feng itu… Andai kau tau saja, dia adalah pejabat yang suka main wanita. Sudah banyak gadis-gadis yang ditangkap dan dijadikan pemuas nafsunya. Atau Bangsawan bermarga Ma itu, dia adalah penjual budak. Menculik kemudian menyelundupkannya ke bangsawan lain untuk dijadikan budak mereka." Fang terdiam setelah mendengar penjelasan Huoyan. Ada rasa tidak percay
Tidak ada hambatan yang berarti menghalangi perjalanan Fang dan Lan Xuefeng kembali ke istana. Hanya ada beberapa penjahat kecil yang menghadang mereka, namun saat Fang sedikit mengeluarkan auranya, rombongan itu tidak sadarkan diri. Ada juga beberapa hewan gaib, tapi langsung kabur saat merasakan kemampuan pemuda itu.Fang dan Lan Xuefeng kini baru saja memasuki gerbang Kota Awan Putih. Keduanya memutuskan untuk mencari tempat istirahat terlebih dahulu, terutama Lan Xuefeng yang bersikeras ingin mandi dan membeli pakaian untuk mengganti yang ada di tubuhnya. Menempuh perjalanan jauh membuat keduanya sedikit kelelahan."Adik Lan, setelah kau selesai mandi, susul Gege di Restoran Lima Warna." Lan Xuefeng mengangguk paham sementara Fang langsung meninggalkan tempat itu.Fang berjalan menyusuri Kota Awan Putih, setelah ditinggalnya beberapa waktu, tampak ada perubahan yang terjadi meskipun tidak terlalu besar. Selain bangunan-bangunan baru yang berdiri tegak, juga
Pemuda itu terus menyantap makanan yang ada di hadapannya. Namun, beberapa saat kemudian datang beberapa orang yang mengenakan pakaian sama dan menbuat para pendekar di tempat itu menjadi heboh."Bukankah dia adalah Shen Long dan Shen Yue, murid utama Sekte Pedang Surgawi sekaligus Pendekar Muda paling berbakat di generasinya?" ujar salah seorang yang duduk tidak jauh dari Fang."Benar, lihat saja ia mengenakan baju kebesaran Sekte Pedang Surgawi." timpal yang lainnya."Ku dengar junior Shen Long ini sudah mencapai tingkat Pendekar Kaisar Kelas Satu. Tidak banyak atau mungkin tidak ada generasinya yang bisa menandingi bakatnya. Benar-benar manusia yang ditakdirkan dan lahir seratus tahun sekali." Pendekar lain berpendapat."Jangan lupakan juga Nona Shen Yue itu. Ku dengar saat ini dirinya sedang berusaha menembus tingkat Pendekar Kaisar. Masa depan Sekte Pedang Surgawi benar-benar cerah." sambung orang-orang itu lagi."Hei-hei, jangan terlalu memuj
"Izin, Mahaguru!" ucap Shen Long, setelah melihat Pria sepuh tersebut mengangguk, ia baru membuka suaranya."Maafkan atas ketidaknyamanan yang dilakukan oleh Tetua Ma sebelumnya, para Senior dan Saudara-saudara sekalian. Tujuan kami datang kemari untuk menyampaikan pesan dari Patriak!" Semua orang tidak melanjutkan makan mereka dan mendengarkan Shen Long dengan penuh perhatian tanpa terkecuali Fang."Patriak mengundang Senior dan Saudara-saudara sekalian untuk datang ke Sekte Pedang Surgawi dalam tiga hari ke depan sesuai dengan undangan yang telah kami sebarkan sebelumnya." Para Pendekar itu mengangguk paham. Namun, beberapa saat kemudian ada seorang Pendekar yang memberanikan diri untuk berdiri."Maafkan aku, perkenalkan namaku Niang Guang, Pendekar pengelana yang tak dikenali. Hanya melakukan perjalanan dari tempat ke tempat lain dan tak terlibat langsung dengan banyak pertarungan. Aku ingin bertanya mewakili Pendekar yang lain. Apakah Pendekar pengelana tanp
Fang mengajak Lan Xuefeng kembali ke penginapan, sementara gadis itu masih merengek pada sang kakak."Fang gege, Lan'er masih lapar tapi kenapa Gege malah pergi!" Gadis ini cemberut memperlihatkan dua lesung pipi yang dimilikinya."Salah siapa? Coba kalau kamu tidak memanggil nama Gege, maka kita masih bisa menghabiskan makanan di sana." Fang menjentik kening Lan Xuefeng dengan jarinya."Memangnya kenapa? Ada yang salah?" Lan Xuefeng tidak ingin disalahkan."Apa salahnya mereka mengetahui identitas Gege. Bukankah itu lebih baik? Sebentar lagi pasti Kota Awan Putih akan heboh dengan kemunculanmu." Fang menggelengkan kepalanya pelan."Adik Lan, kau tidak tau saja. Mungkin memang banyak yang ingin bertemu dengan Gege, tapi sebagian besar dari mereka pasti ingin mengetahui kebenarannya. Bahkan bisa juga ada yang berniat membunuh Gege karena merasa terancam." Fang memberi pemahaman."Bukankah kau tau sendiri, Lembah Es Utara hancur karena keserak
"Tidak perlu waspada, Pendekar Muda. Aku tidak berniat bertarung denganmu!" Fang mulai menurunkan kewaspadaannya, namun tetap berhati-hati."Maafkan kelancangan Junior sebelumnya, Senior." Fang memberi hormat kepada Niang Guang, Pendekar Tapak Merah Darah."Aih… tak apa. Aku yang salah, sudah berniat ikut campur urusanmu." Niang Guang tidak mempermasalahkannya. Ia mendekati Fang dan mengobrol dengannya."Senior ,bagaimana Anda bisa sampai di sini?" tanya Fang menyelidik."Oh itu… tadi aku melihat kau pergi. Karena penasaran, aku mengikutimu. Tidak disangka kau akan menemui Pemimpin Ketiga Kelompok Gagak Pembunuh." Niang Guang berterus terang."Karena sebelumnya aku sudah penasaran padamu, jadi aku memutuskan untuk melihat saja." Lelaki paruh baya itu tertawa kecil."Junior Fang, kemampuanmu memang sebanding dengan kabar yang beredar. Tidak salah mengatakan jika kaulah pendekar paling berbakat di generasi muda." Niang Guang memu
Kedatangan Fang dan Lan Xuefeng disambut dengan baik penjaga gerbang istana. Salah satu dari mereka diperintahkan untuk menyampaikan kepulangan pemuda itu kepada sang Kaisar dan Li Jianchen. Sementara Fang dan Lan Xuefeng sendiri kembali ke kediaman sang Pemuda. "Tuan Muda Fang! Anda sudah kembali?!" Baru saja keduanya tiba di kediamannya, mereka sudah disambut baik oleh senyuman hangat Lily dan Shushu, pelayan yang bertugas membantu kebutuhan Fang sehari-hari. "Nona Lily! Nona Shushu! Lama tidak bertemu, apa kabar kalian?!" Fang membalas sapaan itu dengan menanyakan kabar mereka. "Kami sangat baik, Tuan Muda!" "Tampaknya kalian berlatih dengan rajin?" sambung pemuda itu yang dibalas dengan senyuman kecil dari Lily dan Shushu. "Ini berkat bantuan, Tuan Muda!" jawab keduanya bersamaan. Meskipun tidak bisa menjadi pendekar tangguh, namun kedua gadis itu sudah bisa mempertahankan nyawa mereka sendiri. "Syukurlah, aku senang meliha
Di sela-sela obrolan, Li Jianchen menyinggung tentang Sekte Pedang Surgawi yang mengundang para Pendekar untuk membuat aliansi dalam menghadapi ancaman Kelompok Gagak Pembunuh yang semakin hari semakin melebar. Ternyata pihak istana juga di undang untuk menghadiri pertemuan tersebut sekaligus menjadi tamu istimewa.Langkah Sekte Pedang Surgawi memang sudah tepat, bagaimanapun mereka berada di daerah Kekaisaran Yang, jadi sudah sepantasnya mengikutsertakan pihak istana dalam menekan ancaman Kelompok Gagak Pembunuh. Meskipun tidak bisa menyumbang pendekar maupun pasukan, tapi pihak istana dapat membantu dengan harta ataupun pangan."Saudara Fang, aku diutus Ayahanda untuk mewakili dirinya menghadiri undangan tersebut. Bagaimana jika kau dan Nona Lan ikut bersamaku?" Fang terlihat berpikir sejenak dengan ajakan Li Jianchen, kemudian mengangguk setuju."Akan lebih baik seperti ini." ujar Fang di dalam hatinya.Saat mereka masih mengobrol, seorang prajurit men
Halo, semuanya! Sweet_Owl di sini!Saya ingin mengabarkan bahwasanya karya kedua dan ketiga (terbaru) telah dirilis dan bisa dibaca melalui web ataupun aplikasi Goodnovel. So, saya harap pembaca sekalian bisa membaca dan mendukung karya tersebut.Judul : Penguasa Seni Racun Penulis : Sweet_OwlPenerbit : GoodnovelJudul : Kembalinya Sang PenguasaPenulis : Sweet_OwlPenerbit : Goodnovel Dengan ini, saya juga meminta masukan serta komentar yang membangun dari pembaca untuk pemacu semangat serta konsistensi saya dalam menulis. Semoga kalian menyukainya dan saya bisa menyuguhkan karya-karya yang menarik untuk menemani hari-hari Anda. Jangan dilewatkan ya, ini menarik lho! HeheheAyo buruan baca, jangan sampai ketinggalan ceritanya. Kalian akan disajikan konflik, intrik yang menarik dari pemeran utama kita (Long Tian), atau (Lei Xiayu) dan karakter lainnya.Akhir kata, terima kasih dan selamat membaca.
Bismillahirrahmanirrahim, Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh. Salam sejahtera untuk kita semua, adanya catatan dari author kali ini menjadi penutup dari kisah novel Sang Penguasa. Puji syukur atas kehadiran Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat-Nya jualah saya bisa mengakhiri cerita ini. Ya, walaupun saya sendiri mengetahui banyak kekurangan, tetapi saya mohon untuk para pembaca memakluminya. Shalawat teriring salam tak lupa kita haturkan kepada junjungan kita, Rasulullah Saw. Karena berkat beliaulah kita bisa hidup di zaman yang penuh kecanggihan seperti saat ini. Ada beberapa hal yang ingin saya sampaikan. Pertama, terima kasih kepada kalian yang telah setia membaca dan mengikuti novel ini dari awal sampai akhir. Saya sangat menghargai dan mengapresiasi dukungan tersebut. Kedua, maaf bisa selama ini saya selaku author masih banyak kekurangan, karena yakinlah tidak ada manusia yang sempurna, yang ada hanya mereka yang se
Setahun telah berlalu setelah peristiwa yang sangat kelam di Kekaisaran Yang.Kabar mengejutkan terdengar, Biksu Tong Tian tidak berhasil bertahan dari racun yang diberikan menteri Han pada pertarungan terakhir mereka. Biksu sepuh itu menutup usianya setelah berusaha tetap bertahan selama enam bulan lebih.Kuil Tanah Suci segera berganti kepemimpinan, dan Biksu Muda Tong Min terpilih menggantikan Biksu Tong Tian untuk menjadi mahaguru di tempat itu karena ia dinilai telah memenuhi persyaratan untuk mendudukinya.Kabar lain juga beredar, Patriark Shen dan Patriark Lu sama-sama mengundurkan dari dari posisi mereka dan akan digantikan oleh anaknya masing-masing.Kemudian diperlihatkan kepada Li Jianchen dan Lan Xuefeng yang telah resmi menjadi sepasang suami istri. Sejak pertempuran itu, Li Guan tidak mempermasalahkan identitas Li Jianchen yang merupakan anak kandung dari Li Ning karena bagaimanapun juga pemuda itu adalah keponakannya. Sebaliknya, Li Guan me
Teknik yang digunakan menteri Han tidak mampu menghalangi laju jurus yang Fang keluarkan. Saat ribuan pedang itu tinggal satu meter lagi darinya, senjata tersebut bergabung menjadi satu dan membentuk pedang raksasa yang menakutkan. Menteri Han sudah membuat pagar pelindung, namun tetap tidak mampu menahannya. Tubuh menteri Han terasa lemas ketika pedang besar menembus badannya. Argh! Menteri Han menjerit kesakitan, ia tidak berdaya. Ini pertama kali bagi dirinya merasakan sakit yang begitu luar biasa. Qi-nya juga telah terkuras habis, membuatnya tidak dapat bertahan lebih lama di udara. Menteri Han memejamkan matanya, penglihatannya mulai buram dan perlahan jatuh dengan bebas. Fang masih kurang puas, meskipun kali ini dia melayang dengan keadaan yang juga terluka, setelah terkena efek dari pertukaran jurus sebelumnya, tetapi ia tetap menyusul arah jatuhnya menteri Han. Pemuda itu kembali melepaskan pukulan, tendangan yang membuat siapapun menerimanya
Pertukaran sepuluh jurus pertama telah selesai, baik menteri Han maupun Yan Liang masih sama-sama kesulitan untuk menemukan celah lawan. Keduanya masih berimbang, menunjukkan bahwa kemampuan menteri Han memang luar biasa.Yan Liang membuat mantra tangan, dalam sekejap bola air mengumpulkan di telapak tangannya. Dari yang semula berukuran kecil, kini telah berubah menjadi ratusan kali lipat lebih besar. Saat Yan Liang melepaskan bola air tersebut, udara berguncang hebat, kekuatan itu menyapu bersih apa saja yang mencoba menghalangi jalannya.Menteri Han segera membuat pagar pelindung, namun bisa dihancurkan oleh bola air tersebut dan pada akhirnya mendarat dengan mulus di tubuh pria sepuh itu.Boom!Ledakan besar terjadi, mengundang orang-orang yang berada di bawah untuk menyaksikannya. Awalnya mereka tidak perduli lagi dengan menteri Han, namun mendengar adanya ledakan membuat mereka mengalihkan perhatian.Pendekar tingkat tinggi seperti Patr
"Ayah … bangun … jangan membuatku takut." Li Jianchen menggoyangkan tubuh ayahnya, namun tetap tidak mampu membuat lelaki itu membuka matanya."Ayah … maafkan aku … aku hanya ingin membuatmu sadar … tetapi tidak sampai sejauh ini." Li Jianchen menambahkan. Air mata mengalir di pipinya, menunjukkan kesedihan yang mendalam. Tatapannya kosong, ia benar-benar merasa bersalah atas hal ini.Perlahan, Li Jianchen merasakan seseorang menyentuh bahunya dan itu adalah Lan Xuefeng. "Lan … tolong bantu aku untuk membuka mata ayah. Aku tahu dia hanya bercanda dan sedang marah kepadaku sebab itulah dia tidak ingin membuka matanya."Lan Xuefeng yang melihat kekasih hatinya itu menjadi histeris, ikut merasakan kesedihannya. Namun, ia tidak dapat berbuat banyak sebab Kaisar Li memang sudah meninggal. Lan Xuefeng menggelengkan kepalanya, dan memberikan Li Jianchen pengertian. "Chen … Yang Mulia sudah tiada. Kau tidak perlu berusaha
Dengan kedua belas tubuhnya, Fang menyerang menteri Han secara bersamaan, membuat lelaki sepuh itu harus mengambil posisi bertahan. Masing-masing tubuh Fang juga menggunakan teknik yang berbeda membuat menteri Han cukup kesulitan menahannya.Misalnya saja saat ini, satu tubuh Fang menggunakan teknik tebasan pedang tiada akhir. Sementara tubuh lainnya mengikuti dan melepaskan teknik tujuh tebasan Kilat. Begitupula dengan tubuh-tubuh lainnya yang segera memberikan serangan kepada menteri Han.Menteri Han berhasil menghindari sebagian serangan sehingga tebasan Fang hanya menghantam udara kosong namun mencipta suara keras. Ia juga berhasil menangkis sebagian lainnya yang menciptakan bunyi nyaring saat kedua pedang mereka bertemu. Namun karena serangan Fang terlalu cepat, membuat dua tubuhnya yang lain berhasil mendaratkan tebasan ke tubuh menteri Han, tepatnya di bagian dada dan punggungnya yang berhasil menciptakan goresan besar setelah mengoyak pakaiannya sehingga dari l
Anggota Kelompok Gagak Pembunuh tidak memiliki semangat bertarung lagi setelah mendapati semua pemimpin mereka telah terbunuh. Tidak ingin bernasib sama, mereka memilih untuk menyerah karena berpikir bisa mempertahankan nyawa mereka. Keputusan tersebut tidak sia-sia, pihak lawan menghentikan serangan mereka saat anggota Kelompok Gagak Pembunuh meletakkan senjata mereka ke tanah dan mengangkat tangan. Namun, tentu saja mereka tidak dibiarkan begitu saja. Pihak lawan memang tidak membunuh, tetapi tetap mengumpulkan mereka dan akan memberikan hukuman. Semua anggota Kelompok Gagak Pembunuh bernapas lega, paling tidak mereka tetap dapat bertahan hidup meskipun akan berakhir di dalam penjara. Fang sendiri masih berhadapan dengan menteri Han. Hingga saat ini, keduanya telah bertukar puluhan jurus, namun Fang hanya mampu mendaratkan satu tebasan pedang saja yang itu pun tidak terlalu mematikan. Di sisi lain, menteri Han berhasil melukai Fang dan memberikan luka di beberapa b
Pertarungan antara Patriak Shen dan Shi Liong cukup sengit, membawa keduanya harus menggunakan teknik rahasia mereka masing-masing. Darah segar mengucur di sebagian tubuh Patriak Shen, akibat luka yang diberikan Shi Liong. Namun, Shi Liong tentunya mengalami luka yang lebih parah. Bahkan, di bagian dadanya terdapat goresan besar akibat tebasan pedang milik Patriak Shen.Shi Liong menggertakkan giginya dengan keras, kemudian memegangi erat pisau yang ada di tangannya. Ia menatap tajam, memfokuskan perhatiannya kepada target yang telah ditentukan."Hiyah!" Shi Liong menjerit keras. "Terima ini!" Diikuti dengan gerakan yang cepat.Ia melemparkan pisaunya ke udara, dan mengalirkan tenaga dalam ke senjata itu, membuatnya mampu bergerak dengan sendirinya. Namun, yang menarik perhatian dari teknik tersebut adalah pisau itu perlahan berubah menjadi dua, tiga, sepuluh, seratus bahkan seribu dan menutupi sebagian wilayah istana, membuat dua kelompok yang sedang bertarung