Menghadapi tiga Gajah Bulu Merah membuat Fang kesulitan, ukuran tubuh mereka yang jauh lebih besar darinya juga jumlah mereka menjadi penyebab utamanya. Tentu saja tidak memiliki tenaga dalam juga alasan lainnya. Pada suatu waktu, Fang harus dibuat dalam posisi bertahan.
Dua belalai seekor gajah membalut tubuh Fang sementara dua kaki gajah lainnya menghantamnya membuat pemuda itu tersungkur hingga puluhan meter. Tidak sampai di situ, satu gajah lainnya mengibaskan ekornya membuat Fang terpental ke udara.
Ketiga Gajah Bulu Merah itu sangat beringas, membuat Fang babak belur. Beruntung kualitas tulangnya cukup tinggi membuatnya masih bisa mempertahankan nyawanya. Namun, karena kondisinya yang sudah begitu lemah membuat Fang kehilangan kesadaran.
Li Jianchen yang melihat kondisi saudara angkatnya itu menjerit keras. Ha
Seminggu masa pemulihan telah berlalu, hari pertaruhan antara Li Jianchen dan Jiang Qindai pun di mulai.Pagi itu langit begitu cerah dengan awan-awan putih berbentuk aneka rupa. Tepat di halaman yang tidak begitu luas tapi cukup, berdiri tiga orang lelaki. Dua diantaranya dari generasi muda sementara lainnya seorang pria tua, ketiganya tidak lain adalah Fang, Li Jianchen dan Jiang Qindai."Sebelum kita memulai latihan, aku ingin bertanya sesuatu." Jiang Qindai melipat kedua tangannya di belakang sembari mendekati Fang dan Li Jianchen yang berdiri tegak."Fang'er, Jianchen'er, apakah kalian mengetahui tentang qi?" Kedua pemuda itu menggelengkan kepalanya, ini kali pertama mereka mendengar sesuatu bernama 'qi' itu."Aih, sudah kuduga," gerutu Jiang Qindai perlahan, "Ini a
Proses pembukaan dantian berlangsung dari pagi hingga menjelang malam. Meskipun merasakan sakit yang luar biasa, Fang dan Li Jianchen berusaha menahannya sekuat tenaga. Jeritan juga teriakan tidak henti-hentinya keluar dari mulut kedua pemuda itu, tapi dengan tekad yang kuat mereka mampu menghadapinya.Dalam proses tersebut juga, Fang dan Li Jianchen merasakan lingkaran energi mereka retak dan perlahan hancur, namun sejurus kemudian digantikan oleh lingkaran kecil yang berada tepat di bawah pusar keduanya. Setelah melalui proses yang panjang, keduanya mampu membuka dantian mereka."Syukurlah, kalian berhasil." Jiang Qindai tersenyum bahagia dan menarik kedua tangannya dari punggung Fang dan Li Jianchen. Ikut ikut senang melihat kedua pemuda itu mampu melewati proses yang mempertaruhkan nyawa mereka.Pembukaan dantia
Fang baru terbangun setelah tidak sadarkan diri selama tiga hari penuh. Selama itu juga, Li Jianchen selalu berada di sisinya untuk memberikan obat-obatan yang dibuat Jiang Qindai. Pemuda itu bahkan menunda latihannya agar bisa tetap bersama Fang.Li Jianchen tersenyum lebar, wajahnya sangat bahagia ketika melihat Fang sudah siuman dan tersenyum hangat padanya."Saudara Fang, kau sudah sadarkan diri." Fang mengangguk lalu bangkit dari tempat duduknya."Di mana guru?" tanya Fang setelah mengedarkan pandangannya ke seluruh penjuru gua namun tidak menemukan Jiang Qindai berada di sana."Guru sedang mencari bahan untuk obatmu lagi, pikir beliau kau masih memerlukan beberapa hari untuk sadarkan diri. Tidak disangka bisa lebih cepat, tapi syukurlah." Fang mengangguk pelan, ia
Latihan pertama Fang dan Li Jianchen dilakukan setelah tiga hari Fang sadarkan dari dari peristiwa pembentukan akar roh malam itu.Fang sendiri diperintahkan untuk menyerap qi dengan teknik pernapasan yang telah diajarkan Jiang Qindai. Pemuda itu membutuhkan qi dalam jumlah besar bahkan beberapa kali lipat dibandingkan kultivator lainnya sebab ia memiliki lima akar roh yang semuanya murni. Yang artinya harus diisi satu persatu dengan elemen yang sama.Mendapatkan takdir langit membuat Fang akan sedikit lebih tertinggal sebab kebutuhan qi-nya tidak main-main, tapi keuntungannya ia mampu mengalahkan kultivator ditingkat yang sama dengannya dalam waktu singkat. Ia juga bisa mengimbangi kultivator yang memiliki kekuatan di atasnya."Qi ini memang lebih murni dibandingkan tenaga dalam." gumam pelan Fang setelah merasakan sendiri qi yang masuk ke tubuhnya.Dalam dunia kultivator, mereka tidak mengenal tingkatan kependekaran, mereka menyebutnya dengan tingkat ku
"Panggil Jianchen'er kemari, ada yang ingin ku sampaikan pada kalian berdua." Fang mengangguk lalu kembali ke dalam gua untuk memanggil Li Jianchen.Beberapa saat kemudian Fang dan Li Jianchen datang menemui Jiang Qindai yang tengah mengelus jenggotnya dengan lembut."Fang'er, Jianchen'er, sebenarnya hal ini ingin ku sampaikan saat ilmu kalian sudah cukup matang. Tapi, setelah ku pertimbangkan lagi, tampaknya aku harus memberitahu kalian hari ini juga. Mungkin akan menambah semangat kalian untuk berlatih." Jiang Qindai tersenyum kecut."Asal kalian tau, tempat kita berada sekarang ini adalah dimensi lain yang berbeda dengan tempat kita berasal. Terdapat banyak perbedaan, yang paling mencolok adalah waktunya-" Jiang Qindai menghela napas panjang sebelum melanjutkan penjelasannya.Sementara Fang dan Li Jianchen saling berpandangan sambil tersenyum. Keduanya sudah mengetahuinya dari awal, terutama Fang yang sudah pernah memasuki dimensi hewan gaib. Menurutny
Setahun pertama Fang dan Li Jianchen berguru dibawah bimbingan Jiang Qindai sudah berlalu. Selama itu juga Fang lebih memfokuskan dirinya berlatih teknik pernapasan untuk menyerap qi agar bisa menaikkan tingkat kultivasinya. Sementara Li Jianchen sendiri digembleng ilmu pedangnya untuk memantapkan dasar-dasar pedang yang ia dalami.Fang sesekali memperagakan teknik pedang yang ia pelajari dari Kakeknya, untuk mengingat-ingat gerakan-gerakannya."Syukurlah," Fang tersenyum tipis setelah menyadari kemampuannya perlahan mulai kembali seperti sebelumnya.Dalam satu tahun itu juga Fang dan Li Jianchen sering berlatih tanding untuk meningkatkan kemampuan bertarung mereka terutama Li Jianchen yang masih minim pengalaman bertarung.Meskipun Fang berada di tingkat kultivasi Penem
"Gunakan elemen api, Saudara Li!" Fang mengalirkan qi elemen api pada pedang kayunya, seketika itu juga api yang sama menyelimuti senjatanya. Setelah melihat pertarungan Li Jianchen sebelumnya, ia menyadari bahwa elemen angin tidak dapat melukai tubuh kawanan Gajah Bulu Merah itu.Li Jianchen mengangguk, ia mengikuti perkataan Fang. Seketika pedangnya diselimuti api berwarna merah kebiruan."Pisau Api!" ujar Fang dan Li Jianchen bersamaan. Keduanya melepaskan jurus yang diajarkan Jiang Qindai pada mereka.Disaat yang sama, sepuluh bentuk pisau yang terbuat dari api keluar dari ujung pedang kayu Fang dan Li Jianchen lalu melesat dengan cepat ke arah kawanan Gajah Bulu Merah. Memiliki tubuh yang besar membuat kawanan Gajah Bulu Merah itu tidak dapat menghindari serangan yang dilancarkan Fang dan Li Jianchen pada merek
"Tempat apa ini, guru?" Mulut Fang terperangah, wajahnya menunjukkan rasa antusias setelah melihat pemandangan yang begitu enak dipandang.Di sisi lain Li Jianchen tidak dapat berkata-kata, perhatiannya masih tertuju pada pemandangan yang indah itu.Sebuah gunung yang menjulang tinggi hingga puncaknya menancap di antara awan. Dikelilingi hutan luas yang hijau dan menyejukkan hati."Itu gunung Pencakar Langit. Indah bukan?" Fang dan Li Jianchen mengangguk, menurut keduanya ini pemandangan terindah yang pernah mereka lihat selama hidup."Tapi- bukan itu yang ingin aku tunjukkan." Pernyataan tersebut membuat Fang dan Li Jianchen mengerutkan keningnya."Lalu apa?" Li Jianchen penasaran."Sudah kubilang ikut saja tanpa banyak bicara," Lagi-lagi Li Jianchen hanya bisa memanyunkan bibirnya. Fang sendiri tertawa kecil dari waktu ke waktu. Ia sangat menikmati perdebatan-perdebatan kecil yang sering ditunjukkan guru dan saudaranya itu. Keduanya sepert
Halo, semuanya! Sweet_Owl di sini!Saya ingin mengabarkan bahwasanya karya kedua dan ketiga (terbaru) telah dirilis dan bisa dibaca melalui web ataupun aplikasi Goodnovel. So, saya harap pembaca sekalian bisa membaca dan mendukung karya tersebut.Judul : Penguasa Seni Racun Penulis : Sweet_OwlPenerbit : GoodnovelJudul : Kembalinya Sang PenguasaPenulis : Sweet_OwlPenerbit : Goodnovel Dengan ini, saya juga meminta masukan serta komentar yang membangun dari pembaca untuk pemacu semangat serta konsistensi saya dalam menulis. Semoga kalian menyukainya dan saya bisa menyuguhkan karya-karya yang menarik untuk menemani hari-hari Anda. Jangan dilewatkan ya, ini menarik lho! HeheheAyo buruan baca, jangan sampai ketinggalan ceritanya. Kalian akan disajikan konflik, intrik yang menarik dari pemeran utama kita (Long Tian), atau (Lei Xiayu) dan karakter lainnya.Akhir kata, terima kasih dan selamat membaca.
Bismillahirrahmanirrahim, Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh. Salam sejahtera untuk kita semua, adanya catatan dari author kali ini menjadi penutup dari kisah novel Sang Penguasa. Puji syukur atas kehadiran Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat-Nya jualah saya bisa mengakhiri cerita ini. Ya, walaupun saya sendiri mengetahui banyak kekurangan, tetapi saya mohon untuk para pembaca memakluminya. Shalawat teriring salam tak lupa kita haturkan kepada junjungan kita, Rasulullah Saw. Karena berkat beliaulah kita bisa hidup di zaman yang penuh kecanggihan seperti saat ini. Ada beberapa hal yang ingin saya sampaikan. Pertama, terima kasih kepada kalian yang telah setia membaca dan mengikuti novel ini dari awal sampai akhir. Saya sangat menghargai dan mengapresiasi dukungan tersebut. Kedua, maaf bisa selama ini saya selaku author masih banyak kekurangan, karena yakinlah tidak ada manusia yang sempurna, yang ada hanya mereka yang se
Setahun telah berlalu setelah peristiwa yang sangat kelam di Kekaisaran Yang.Kabar mengejutkan terdengar, Biksu Tong Tian tidak berhasil bertahan dari racun yang diberikan menteri Han pada pertarungan terakhir mereka. Biksu sepuh itu menutup usianya setelah berusaha tetap bertahan selama enam bulan lebih.Kuil Tanah Suci segera berganti kepemimpinan, dan Biksu Muda Tong Min terpilih menggantikan Biksu Tong Tian untuk menjadi mahaguru di tempat itu karena ia dinilai telah memenuhi persyaratan untuk mendudukinya.Kabar lain juga beredar, Patriark Shen dan Patriark Lu sama-sama mengundurkan dari dari posisi mereka dan akan digantikan oleh anaknya masing-masing.Kemudian diperlihatkan kepada Li Jianchen dan Lan Xuefeng yang telah resmi menjadi sepasang suami istri. Sejak pertempuran itu, Li Guan tidak mempermasalahkan identitas Li Jianchen yang merupakan anak kandung dari Li Ning karena bagaimanapun juga pemuda itu adalah keponakannya. Sebaliknya, Li Guan me
Teknik yang digunakan menteri Han tidak mampu menghalangi laju jurus yang Fang keluarkan. Saat ribuan pedang itu tinggal satu meter lagi darinya, senjata tersebut bergabung menjadi satu dan membentuk pedang raksasa yang menakutkan. Menteri Han sudah membuat pagar pelindung, namun tetap tidak mampu menahannya. Tubuh menteri Han terasa lemas ketika pedang besar menembus badannya. Argh! Menteri Han menjerit kesakitan, ia tidak berdaya. Ini pertama kali bagi dirinya merasakan sakit yang begitu luar biasa. Qi-nya juga telah terkuras habis, membuatnya tidak dapat bertahan lebih lama di udara. Menteri Han memejamkan matanya, penglihatannya mulai buram dan perlahan jatuh dengan bebas. Fang masih kurang puas, meskipun kali ini dia melayang dengan keadaan yang juga terluka, setelah terkena efek dari pertukaran jurus sebelumnya, tetapi ia tetap menyusul arah jatuhnya menteri Han. Pemuda itu kembali melepaskan pukulan, tendangan yang membuat siapapun menerimanya
Pertukaran sepuluh jurus pertama telah selesai, baik menteri Han maupun Yan Liang masih sama-sama kesulitan untuk menemukan celah lawan. Keduanya masih berimbang, menunjukkan bahwa kemampuan menteri Han memang luar biasa.Yan Liang membuat mantra tangan, dalam sekejap bola air mengumpulkan di telapak tangannya. Dari yang semula berukuran kecil, kini telah berubah menjadi ratusan kali lipat lebih besar. Saat Yan Liang melepaskan bola air tersebut, udara berguncang hebat, kekuatan itu menyapu bersih apa saja yang mencoba menghalangi jalannya.Menteri Han segera membuat pagar pelindung, namun bisa dihancurkan oleh bola air tersebut dan pada akhirnya mendarat dengan mulus di tubuh pria sepuh itu.Boom!Ledakan besar terjadi, mengundang orang-orang yang berada di bawah untuk menyaksikannya. Awalnya mereka tidak perduli lagi dengan menteri Han, namun mendengar adanya ledakan membuat mereka mengalihkan perhatian.Pendekar tingkat tinggi seperti Patr
"Ayah … bangun … jangan membuatku takut." Li Jianchen menggoyangkan tubuh ayahnya, namun tetap tidak mampu membuat lelaki itu membuka matanya."Ayah … maafkan aku … aku hanya ingin membuatmu sadar … tetapi tidak sampai sejauh ini." Li Jianchen menambahkan. Air mata mengalir di pipinya, menunjukkan kesedihan yang mendalam. Tatapannya kosong, ia benar-benar merasa bersalah atas hal ini.Perlahan, Li Jianchen merasakan seseorang menyentuh bahunya dan itu adalah Lan Xuefeng. "Lan … tolong bantu aku untuk membuka mata ayah. Aku tahu dia hanya bercanda dan sedang marah kepadaku sebab itulah dia tidak ingin membuka matanya."Lan Xuefeng yang melihat kekasih hatinya itu menjadi histeris, ikut merasakan kesedihannya. Namun, ia tidak dapat berbuat banyak sebab Kaisar Li memang sudah meninggal. Lan Xuefeng menggelengkan kepalanya, dan memberikan Li Jianchen pengertian. "Chen … Yang Mulia sudah tiada. Kau tidak perlu berusaha
Dengan kedua belas tubuhnya, Fang menyerang menteri Han secara bersamaan, membuat lelaki sepuh itu harus mengambil posisi bertahan. Masing-masing tubuh Fang juga menggunakan teknik yang berbeda membuat menteri Han cukup kesulitan menahannya.Misalnya saja saat ini, satu tubuh Fang menggunakan teknik tebasan pedang tiada akhir. Sementara tubuh lainnya mengikuti dan melepaskan teknik tujuh tebasan Kilat. Begitupula dengan tubuh-tubuh lainnya yang segera memberikan serangan kepada menteri Han.Menteri Han berhasil menghindari sebagian serangan sehingga tebasan Fang hanya menghantam udara kosong namun mencipta suara keras. Ia juga berhasil menangkis sebagian lainnya yang menciptakan bunyi nyaring saat kedua pedang mereka bertemu. Namun karena serangan Fang terlalu cepat, membuat dua tubuhnya yang lain berhasil mendaratkan tebasan ke tubuh menteri Han, tepatnya di bagian dada dan punggungnya yang berhasil menciptakan goresan besar setelah mengoyak pakaiannya sehingga dari l
Anggota Kelompok Gagak Pembunuh tidak memiliki semangat bertarung lagi setelah mendapati semua pemimpin mereka telah terbunuh. Tidak ingin bernasib sama, mereka memilih untuk menyerah karena berpikir bisa mempertahankan nyawa mereka. Keputusan tersebut tidak sia-sia, pihak lawan menghentikan serangan mereka saat anggota Kelompok Gagak Pembunuh meletakkan senjata mereka ke tanah dan mengangkat tangan. Namun, tentu saja mereka tidak dibiarkan begitu saja. Pihak lawan memang tidak membunuh, tetapi tetap mengumpulkan mereka dan akan memberikan hukuman. Semua anggota Kelompok Gagak Pembunuh bernapas lega, paling tidak mereka tetap dapat bertahan hidup meskipun akan berakhir di dalam penjara. Fang sendiri masih berhadapan dengan menteri Han. Hingga saat ini, keduanya telah bertukar puluhan jurus, namun Fang hanya mampu mendaratkan satu tebasan pedang saja yang itu pun tidak terlalu mematikan. Di sisi lain, menteri Han berhasil melukai Fang dan memberikan luka di beberapa b
Pertarungan antara Patriak Shen dan Shi Liong cukup sengit, membawa keduanya harus menggunakan teknik rahasia mereka masing-masing. Darah segar mengucur di sebagian tubuh Patriak Shen, akibat luka yang diberikan Shi Liong. Namun, Shi Liong tentunya mengalami luka yang lebih parah. Bahkan, di bagian dadanya terdapat goresan besar akibat tebasan pedang milik Patriak Shen.Shi Liong menggertakkan giginya dengan keras, kemudian memegangi erat pisau yang ada di tangannya. Ia menatap tajam, memfokuskan perhatiannya kepada target yang telah ditentukan."Hiyah!" Shi Liong menjerit keras. "Terima ini!" Diikuti dengan gerakan yang cepat.Ia melemparkan pisaunya ke udara, dan mengalirkan tenaga dalam ke senjata itu, membuatnya mampu bergerak dengan sendirinya. Namun, yang menarik perhatian dari teknik tersebut adalah pisau itu perlahan berubah menjadi dua, tiga, sepuluh, seratus bahkan seribu dan menutupi sebagian wilayah istana, membuat dua kelompok yang sedang bertarung