Share

Menyerap Qi

Penulis: SWEET_OWL
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

Latihan pertama Fang dan Li Jianchen dilakukan setelah tiga hari Fang sadarkan dari dari peristiwa pembentukan akar roh malam itu.

Fang sendiri diperintahkan untuk menyerap qi dengan teknik pernapasan yang telah diajarkan Jiang Qindai. Pemuda itu membutuhkan qi dalam jumlah besar bahkan beberapa kali lipat dibandingkan kultivator lainnya sebab ia memiliki lima akar roh yang semuanya murni. Yang artinya harus diisi satu persatu dengan elemen yang sama.

Mendapatkan takdir langit membuat Fang akan sedikit lebih tertinggal sebab kebutuhan qi-nya tidak main-main, tapi keuntungannya ia mampu mengalahkan kultivator ditingkat yang sama dengannya dalam waktu singkat. Ia juga bisa mengimbangi kultivator yang memiliki kekuatan di atasnya.

"Qi ini memang lebih murni dibandingkan tenaga dalam." gumam pelan Fang setelah merasakan sendiri qi yang masuk ke tubuhnya.

Dalam dunia kultivator, mereka tidak mengenal tingkatan kependekaran, mereka menyebutnya dengan tingkat ku

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Sang Penguasa   Kebenaran Terungkap

    "Panggil Jianchen'er kemari, ada yang ingin ku sampaikan pada kalian berdua." Fang mengangguk lalu kembali ke dalam gua untuk memanggil Li Jianchen.Beberapa saat kemudian Fang dan Li Jianchen datang menemui Jiang Qindai yang tengah mengelus jenggotnya dengan lembut."Fang'er, Jianchen'er, sebenarnya hal ini ingin ku sampaikan saat ilmu kalian sudah cukup matang. Tapi, setelah ku pertimbangkan lagi, tampaknya aku harus memberitahu kalian hari ini juga. Mungkin akan menambah semangat kalian untuk berlatih." Jiang Qindai tersenyum kecut."Asal kalian tau, tempat kita berada sekarang ini adalah dimensi lain yang berbeda dengan tempat kita berasal. Terdapat banyak perbedaan, yang paling mencolok adalah waktunya-" Jiang Qindai menghela napas panjang sebelum melanjutkan penjelasannya.Sementara Fang dan Li Jianchen saling berpandangan sambil tersenyum. Keduanya sudah mengetahuinya dari awal, terutama Fang yang sudah pernah memasuki dimensi hewan gaib. Menurutny

  • Sang Penguasa   4 Lawan 2

    Setahun pertama Fang dan Li Jianchen berguru dibawah bimbingan Jiang Qindai sudah berlalu. Selama itu juga Fang lebih memfokuskan dirinya berlatih teknik pernapasan untuk menyerap qi agar bisa menaikkan tingkat kultivasinya. Sementara Li Jianchen sendiri digembleng ilmu pedangnya untuk memantapkan dasar-dasar pedang yang ia dalami.Fang sesekali memperagakan teknik pedang yang ia pelajari dari Kakeknya, untuk mengingat-ingat gerakan-gerakannya."Syukurlah," Fang tersenyum tipis setelah menyadari kemampuannya perlahan mulai kembali seperti sebelumnya.Dalam satu tahun itu juga Fang dan Li Jianchen sering berlatih tanding untuk meningkatkan kemampuan bertarung mereka terutama Li Jianchen yang masih minim pengalaman bertarung.Meskipun Fang berada di tingkat kultivasi Penem

  • Sang Penguasa   Perbedaan

    "Gunakan elemen api, Saudara Li!" Fang mengalirkan qi elemen api pada pedang kayunya, seketika itu juga api yang sama menyelimuti senjatanya. Setelah melihat pertarungan Li Jianchen sebelumnya, ia menyadari bahwa elemen angin tidak dapat melukai tubuh kawanan Gajah Bulu Merah itu.Li Jianchen mengangguk, ia mengikuti perkataan Fang. Seketika pedangnya diselimuti api berwarna merah kebiruan."Pisau Api!" ujar Fang dan Li Jianchen bersamaan. Keduanya melepaskan jurus yang diajarkan Jiang Qindai pada mereka.Disaat yang sama, sepuluh bentuk pisau yang terbuat dari api keluar dari ujung pedang kayu Fang dan Li Jianchen lalu melesat dengan cepat ke arah kawanan Gajah Bulu Merah. Memiliki tubuh yang besar membuat kawanan Gajah Bulu Merah itu tidak dapat menghindari serangan yang dilancarkan Fang dan Li Jianchen pada merek

  • Sang Penguasa   Kolam Dewa Suci

    "Tempat apa ini, guru?" Mulut Fang terperangah, wajahnya menunjukkan rasa antusias setelah melihat pemandangan yang begitu enak dipandang.Di sisi lain Li Jianchen tidak dapat berkata-kata, perhatiannya masih tertuju pada pemandangan yang indah itu.Sebuah gunung yang menjulang tinggi hingga puncaknya menancap di antara awan. Dikelilingi hutan luas yang hijau dan menyejukkan hati."Itu gunung Pencakar Langit. Indah bukan?" Fang dan Li Jianchen mengangguk, menurut keduanya ini pemandangan terindah yang pernah mereka lihat selama hidup."Tapi- bukan itu yang ingin aku tunjukkan." Pernyataan tersebut membuat Fang dan Li Jianchen mengerutkan keningnya."Lalu apa?" Li Jianchen penasaran."Sudah kubilang ikut saja tanpa banyak bicara," Lagi-lagi Li Jianchen hanya bisa memanyunkan bibirnya. Fang sendiri tertawa kecil dari waktu ke waktu. Ia sangat menikmati perdebatan-perdebatan kecil yang sering ditunjukkan guru dan saudaranya itu. Keduanya sepert

  • Sang Penguasa   Kitab Pusaka

    Hari-hari Fang dan Li Jianchen dilalui dengan latihan dan latihan. Tanpa terasa, waktu seakan berjalan dengan cepat. Empat tahun sudah kedua pemuda itu tinggal bersama Jiang Qindai dan menerima berbagai macam ilmu serta pelajaran di sela-sela latihan mereka.Selama itu juga, Jiang Qindai sering menceritakan tentang kehidupannya setelah masuk ke dunia kultivator. Dunia yang lebih kejam daripada kekaisaran Yang sekalipun.Saat terlempar di dunia itu, Jiang Qindai bertemu dengan seorang pria tua yang belakangan mengangkatnya menjadi murid. Setelah cukup lama berada di bawah bimbingannya, Jiang Qindai baru mengetahui kalau gurunya seorang tabib terkenal di dunia kultivator.Beberapa tahun terakhir, gurunya sengaja menutup tempat tinggal mereka agar bisa melatih Jiang Qindai sepenuhnya dan tidak mendapat gangguan dari lu

  • Sang Penguasa   Teknik Sihir Ruang dan Waktu

    Fang dan Li Jianchen membuka lembar demi lembar kitab pusaka Sihir Ruang dan Waktu. Fang yang pertama kali mendapat pemahaman, ia kemudian mencoba memperagakannya. Namun, pemuda itu gagal melakukannya."Teknik ini terlihat mudah, tapi kenyataannya sangat sulit untuk dilakukan." Fang tersenyum kecut, wajahnya ditekuk lesu. Li Jianchen di sisi lain, wajahnya juga tidak jauh lebih baik.Fang dan Li Jianchen membaca dengan seksama halaman demi halaman hingga hari menjelang malam, mereka juga sesekali memperagakan pemahaman yang di dapat, tapi tidak ada satupun di antara mereka yang berhasil melakukannya. Hari pertama berlatih Sihir Ruang dan Waktu, Fang dan Li Jianchen gagal mendapatkan hasil.Hari kedua juga tidak lebih baik. Keduanya hanya membolak-balik kitab pusaka itu tapi tidak mendapatkan hasil yang diinginkan.

  • Sang Penguasa   Lembah Petir

    "Tempat apa ini, guru?" Fang menatap lekat ke arah lokasi di depannya. Sebuah lembah yang terasa amat mencekam, di bagian luarnya terdapat kilatan petir yang tidak tau datangnya dari mana dan menyambar setiap waktu membuat siapa saja yang melihatnya akan berpikir ulang untuk memasukinya."Ini- Ini Lembah Petir. Guru ingin kamu berlatih di tempat ini selama tiga bulan." Jiang Qindai mengalihkan pandangannya kepada Fang dengan wajah yang serius."Tempat ini sangat cocok untukmu. Kau akan mendapatkan apa yang kamu butuhkan." Lelaki tua itu kemudian mengajak muridnya yang lain, Li Jianchen meninggalkan tempat itu."Saudara Fang, hati-hati. Kita akan bertemu tiga bulan lagi. Aku akan belajar di bawah bimbingan guru sembari menunggumu kembali." Li Jianchen tersenyum tipis kemudian memeluk Fang.

  • Sang Penguasa   Hewan Gaib Dalam Legenda

    Fang menjadikan Api Phoenix Abadi sebagai penerangannya. Ia kemudian menyusuri tempat itu dengan hati-hati. Kewaspadaannya dipertajam hingga ke tingkat yang lebih tinggi."Gua apa ini?" Penelusuran Fang berhasil membawanya ke sebuah gua.Fang mendekati gua tersebut dengan hati-hati. Setelah ia tiba di depannya, pemuda itu merasakan aura yang kuat berasal dari dalam gua."Celaka! Gua ini tempat tinggal makhluk berkekuatan besar!" Fang hendak meninggalkan tempat itu, namun sebelum ia bisa pergi jauh sesosok menghentikan langkahnya.Pemuda itu menatap lekat sosok tersebut yang menyerupai kelelawar berukuran besar dengan taring di sisi kanan dan kirinya. Tidak lupa sayap berwarna hitam pekat juga terlihat dari sosok tersebut. Kepalanya berbentuk unik, seperti kepala burung h

Bab terbaru

  • Sang Penguasa   Pengumuman!

    Halo, semuanya! Sweet_Owl di sini!Saya ingin mengabarkan bahwasanya karya kedua dan ketiga (terbaru) telah dirilis dan bisa dibaca melalui web ataupun aplikasi Goodnovel. So, saya harap pembaca sekalian bisa membaca dan mendukung karya tersebut.Judul : Penguasa Seni Racun Penulis : Sweet_OwlPenerbit : GoodnovelJudul : Kembalinya Sang PenguasaPenulis : Sweet_OwlPenerbit : Goodnovel Dengan ini, saya juga meminta masukan serta komentar yang membangun dari pembaca untuk pemacu semangat serta konsistensi saya dalam menulis. Semoga kalian menyukainya dan saya bisa menyuguhkan karya-karya yang menarik untuk menemani hari-hari Anda. Jangan dilewatkan ya, ini menarik lho! HeheheAyo buruan baca, jangan sampai ketinggalan ceritanya. Kalian akan disajikan konflik, intrik yang menarik dari pemeran utama kita (Long Tian), atau (Lei Xiayu) dan karakter lainnya.Akhir kata, terima kasih dan selamat membaca.

  • Sang Penguasa   Sepatah Dua Kata dari Author

    Bismillahirrahmanirrahim, Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh. Salam sejahtera untuk kita semua, adanya catatan dari author kali ini menjadi penutup dari kisah novel Sang Penguasa. Puji syukur atas kehadiran Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat-Nya jualah saya bisa mengakhiri cerita ini. Ya, walaupun saya sendiri mengetahui banyak kekurangan, tetapi saya mohon untuk para pembaca memakluminya. Shalawat teriring salam tak lupa kita haturkan kepada junjungan kita, Rasulullah Saw. Karena berkat beliaulah kita bisa hidup di zaman yang penuh kecanggihan seperti saat ini. Ada beberapa hal yang ingin saya sampaikan. Pertama, terima kasih kepada kalian yang telah setia membaca dan mengikuti novel ini dari awal sampai akhir. Saya sangat menghargai dan mengapresiasi dukungan tersebut. Kedua, maaf bisa selama ini saya selaku author masih banyak kekurangan, karena yakinlah tidak ada manusia yang sempurna, yang ada hanya mereka yang se

  • Sang Penguasa   Akhir Kebahagiaan

    Setahun telah berlalu setelah peristiwa yang sangat kelam di Kekaisaran Yang.Kabar mengejutkan terdengar, Biksu Tong Tian tidak berhasil bertahan dari racun yang diberikan menteri Han pada pertarungan terakhir mereka. Biksu sepuh itu menutup usianya setelah berusaha tetap bertahan selama enam bulan lebih.Kuil Tanah Suci segera berganti kepemimpinan, dan Biksu Muda Tong Min terpilih menggantikan Biksu Tong Tian untuk menjadi mahaguru di tempat itu karena ia dinilai telah memenuhi persyaratan untuk mendudukinya.Kabar lain juga beredar, Patriark Shen dan Patriark Lu sama-sama mengundurkan dari dari posisi mereka dan akan digantikan oleh anaknya masing-masing.Kemudian diperlihatkan kepada Li Jianchen dan Lan Xuefeng yang telah resmi menjadi sepasang suami istri. Sejak pertempuran itu, Li Guan tidak mempermasalahkan identitas Li Jianchen yang merupakan anak kandung dari Li Ning karena bagaimanapun juga pemuda itu adalah keponakannya. Sebaliknya, Li Guan me

  • Sang Penguasa   Akhir Pertempuran Berdarah

    Teknik yang digunakan menteri Han tidak mampu menghalangi laju jurus yang Fang keluarkan. Saat ribuan pedang itu tinggal satu meter lagi darinya, senjata tersebut bergabung menjadi satu dan membentuk pedang raksasa yang menakutkan. Menteri Han sudah membuat pagar pelindung, namun tetap tidak mampu menahannya. Tubuh menteri Han terasa lemas ketika pedang besar menembus badannya. Argh! Menteri Han menjerit kesakitan, ia tidak berdaya. Ini pertama kali bagi dirinya merasakan sakit yang begitu luar biasa. Qi-nya juga telah terkuras habis, membuatnya tidak dapat bertahan lebih lama di udara. Menteri Han memejamkan matanya, penglihatannya mulai buram dan perlahan jatuh dengan bebas. Fang masih kurang puas, meskipun kali ini dia melayang dengan keadaan yang juga terluka, setelah terkena efek dari pertukaran jurus sebelumnya, tetapi ia tetap menyusul arah jatuhnya menteri Han. Pemuda itu kembali melepaskan pukulan, tendangan yang membuat siapapun menerimanya

  • Sang Penguasa   Pertempuran Berdarah XIV

    Pertukaran sepuluh jurus pertama telah selesai, baik menteri Han maupun Yan Liang masih sama-sama kesulitan untuk menemukan celah lawan. Keduanya masih berimbang, menunjukkan bahwa kemampuan menteri Han memang luar biasa.Yan Liang membuat mantra tangan, dalam sekejap bola air mengumpulkan di telapak tangannya. Dari yang semula berukuran kecil, kini telah berubah menjadi ratusan kali lipat lebih besar. Saat Yan Liang melepaskan bola air tersebut, udara berguncang hebat, kekuatan itu menyapu bersih apa saja yang mencoba menghalangi jalannya.Menteri Han segera membuat pagar pelindung, namun bisa dihancurkan oleh bola air tersebut dan pada akhirnya mendarat dengan mulus di tubuh pria sepuh itu.Boom!Ledakan besar terjadi, mengundang orang-orang yang berada di bawah untuk menyaksikannya. Awalnya mereka tidak perduli lagi dengan menteri Han, namun mendengar adanya ledakan membuat mereka mengalihkan perhatian.Pendekar tingkat tinggi seperti Patr

  • Sang Penguasa   Pertempuran Berdarah XIII

    "Ayah … bangun … jangan membuatku takut." Li Jianchen menggoyangkan tubuh ayahnya, namun tetap tidak mampu membuat lelaki itu membuka matanya."Ayah … maafkan aku … aku hanya ingin membuatmu sadar … tetapi tidak sampai sejauh ini." Li Jianchen menambahkan. Air mata mengalir di pipinya, menunjukkan kesedihan yang mendalam. Tatapannya kosong, ia benar-benar merasa bersalah atas hal ini.Perlahan, Li Jianchen merasakan seseorang menyentuh bahunya dan itu adalah Lan Xuefeng. "Lan … tolong bantu aku untuk membuka mata ayah. Aku tahu dia hanya bercanda dan sedang marah kepadaku sebab itulah dia tidak ingin membuka matanya."Lan Xuefeng yang melihat kekasih hatinya itu menjadi histeris, ikut merasakan kesedihannya. Namun, ia tidak dapat berbuat banyak sebab Kaisar Li memang sudah meninggal. Lan Xuefeng menggelengkan kepalanya, dan memberikan Li Jianchen pengertian. "Chen … Yang Mulia sudah tiada. Kau tidak perlu berusaha

  • Sang Penguasa   Pertempuran Berdarah XII

    Dengan kedua belas tubuhnya, Fang menyerang menteri Han secara bersamaan, membuat lelaki sepuh itu harus mengambil posisi bertahan. Masing-masing tubuh Fang juga menggunakan teknik yang berbeda membuat menteri Han cukup kesulitan menahannya.Misalnya saja saat ini, satu tubuh Fang menggunakan teknik tebasan pedang tiada akhir. Sementara tubuh lainnya mengikuti dan melepaskan teknik tujuh tebasan Kilat. Begitupula dengan tubuh-tubuh lainnya yang segera memberikan serangan kepada menteri Han.Menteri Han berhasil menghindari sebagian serangan sehingga tebasan Fang hanya menghantam udara kosong namun mencipta suara keras. Ia juga berhasil menangkis sebagian lainnya yang menciptakan bunyi nyaring saat kedua pedang mereka bertemu. Namun karena serangan Fang terlalu cepat, membuat dua tubuhnya yang lain berhasil mendaratkan tebasan ke tubuh menteri Han, tepatnya di bagian dada dan punggungnya yang berhasil menciptakan goresan besar setelah mengoyak pakaiannya sehingga dari l

  • Sang Penguasa   Pertempuran Berdarah XI

    Anggota Kelompok Gagak Pembunuh tidak memiliki semangat bertarung lagi setelah mendapati semua pemimpin mereka telah terbunuh. Tidak ingin bernasib sama, mereka memilih untuk menyerah karena berpikir bisa mempertahankan nyawa mereka. Keputusan tersebut tidak sia-sia, pihak lawan menghentikan serangan mereka saat anggota Kelompok Gagak Pembunuh meletakkan senjata mereka ke tanah dan mengangkat tangan. Namun, tentu saja mereka tidak dibiarkan begitu saja. Pihak lawan memang tidak membunuh, tetapi tetap mengumpulkan mereka dan akan memberikan hukuman. Semua anggota Kelompok Gagak Pembunuh bernapas lega, paling tidak mereka tetap dapat bertahan hidup meskipun akan berakhir di dalam penjara. Fang sendiri masih berhadapan dengan menteri Han. Hingga saat ini, keduanya telah bertukar puluhan jurus, namun Fang hanya mampu mendaratkan satu tebasan pedang saja yang itu pun tidak terlalu mematikan. Di sisi lain, menteri Han berhasil melukai Fang dan memberikan luka di beberapa b

  • Sang Penguasa   Pertempuran Berdarah X

    Pertarungan antara Patriak Shen dan Shi Liong cukup sengit, membawa keduanya harus menggunakan teknik rahasia mereka masing-masing. Darah segar mengucur di sebagian tubuh Patriak Shen, akibat luka yang diberikan Shi Liong. Namun, Shi Liong tentunya mengalami luka yang lebih parah. Bahkan, di bagian dadanya terdapat goresan besar akibat tebasan pedang milik Patriak Shen.Shi Liong menggertakkan giginya dengan keras, kemudian memegangi erat pisau yang ada di tangannya. Ia menatap tajam, memfokuskan perhatiannya kepada target yang telah ditentukan."Hiyah!" Shi Liong menjerit keras. "Terima ini!" Diikuti dengan gerakan yang cepat.Ia melemparkan pisaunya ke udara, dan mengalirkan tenaga dalam ke senjata itu, membuatnya mampu bergerak dengan sendirinya. Namun, yang menarik perhatian dari teknik tersebut adalah pisau itu perlahan berubah menjadi dua, tiga, sepuluh, seratus bahkan seribu dan menutupi sebagian wilayah istana, membuat dua kelompok yang sedang bertarung

DMCA.com Protection Status