"Beliau berada di rumah, sementara aku sendiri sedang melakukan perjalanan untuk mencari pengalaman di dunia luar." Fang menjelaskan, "Bagaimana denganmu?" Ia kemudian balik bertanya kepada Lan Xuefeng.
Raut wajah perempuan itu berubah menjadi sedih, Fang menyadarinya, "Tidak perlu dijawab jika itu mengganggumu." Ucapnya.
"Bukan begitu, hanya saja aku sedikit membutuhkan waktu untuk menjawabnya." Lan Xuefeng lalu menghela napas berat, ia kemudian menceritakan tentangnya.
Lan Xuefeng adalah murid utama dari sekte menengah bernama Sekte Lembah Es Utara. Mereka adalah sekte aliran putih yang terletak di bagian ujung Utara Kekaisaran Yang. Ciri khas dari sekte ini adalah semua muridnya para wanita.
Sekte ini sering mengambil misi untuk mendapatkan pemasukan modal. Anggota-anggotanya menyelesaikan misi dengan baik dan tanpa kesulitan yang berarti setidaknya sebelum beberapa waktu lalu salah satu anggota mereka membuat masalah dengan salah satu kelompok yang ti
Paviliun Teratai Ungu adalah bangunan megah yang terdiri dari lima santai. Gedung itu merupakan tempat pusat layanan jual-beli informasi bagi para pendekar.Dari cerita Lan Xuefeng, paviliun tersebut sudah berdiri selama kurang lebih tiga tahun terakhir.Fang dan Lan Xuefeng tiba di depan pintu gedung, dua orang penjaga yang melihat kedatangan mereka hanya memberikan hormat dan mempersilahkan keduanya masuk.Kedua penjaga itu merupakan sebagian kecil dari banyaknya orang yang menyaksikan pertarungan Lan Xuefeng dan Fang menghadapi Sepuluh Setan Darah. Keduanya melihat dengan mata kepalanya sendiri kemampuan yang ditunjukkan oleh dua muda-mudi yang terlihat belasan tahun itu, terutama Fang yang berhasil membuat tubuh mereka gemetaran."Fang Gege ayo ikuti aku." Lan Xuefeng berjalan di depan sementara Fang mengikuti di belakangnya."Ada yang bisa kami bantu, tuan dan nona muda?" Salah satu pelayan menghampiri mereka dengan sopan. Pelayan itu bersikap
Hai Guys, Author disini! Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh. Kenalin saya penulis novel Sang Penguasa. Saya seorang pemuda yang masih duduk di bangku kuliah, mahasiswa yang malas, dan hidup seperti kelelawar, siang tidur malam kelayapan hehe. Oh iya, Author minta bantuan sama kalian, mohon untuk tinggalkan ulasannya ya, like dan komen sangat berarti untuk saya apalagi komen-komen yang membangun dan menyemangati. Tentu itu akan menambah daya juang saya untuk tetap menulis dan menyelesaikannya. Jangan lupa juga untuk di share ke teman-teman yang lain, biar novel ini bisa berkembang dan subscribe agar tidak ketinggalan kelanjutannya. Akhir kata, terima kasih untuk kalian semua yang sudah bersedia untuk mengikuti perjalanan novel Sang Penguasa, semoga kalian terhibur ya. Semoga kalian mendapatkan pahala yang berlipat ganda. Dzikir, Pikir dan Amal Sholeh. Wallahul muwaffiq ila aqwamithaaryq, Wassalamu'alaikum warahm
Fang menekan kekuatannya sampai di tingkat Pendekar Ahli Kelas Satu, setelah yakin ia lalu memukul Batu Pengukur Kekuatan.Cahaya berwarna Hijau terang muncul dari batu tersebut, tidak seperti Lan Xuefeng sebelumnya, cahaya terang yang dihasilkan Fang lebih lama sebelum kembali meredup."Luar biasa, kalian berdua sudah berada di tingkat Pendekar Ahli terutama saudara Fang yang sudah berada di puncaknya dan mungkin beberapa tahun lagi akan memasuki tahapan selanjutnya." Long Tian berdecak kagum sebab Pendekar Ahli untuk usia yang masih belasan tahun sangat sulit ditemui, hanya beberapa orang saja yang bisa mencapainya dan itupun mereka berasal dari sekte-sekte besar. Long Tian menjadi penasaran dengan identitas Fang dan Lan Xuefeng."Apakah mereka tuan dan nona muda dari sekte Pedang Surgawi, Shen Teng dan Shen Yue?" Pemikiran itu sempat terlintas dibenak Long Tian namun ia menggelengkan kepalanya kembali, "Tidak… Itu tidak mungkin terjadi. Tidak ada alasa
"Mencari jejak keberadaan Hewan Gaib, Beruang Darah.""Ah aku pernah mendengar tentang hewan ini. Di bagian timur Kota Jambu Batu beberapa waktu lalu dihebohkan dengan kemunculan Beruang Darah itu." Lan Xuefeng lalu menjelaskan lebih lanjut bahwa hewan gaib tersebut mengganggu dan merusak pemukiman warga di beberapa desa. Bukan hanya itu, cukup banyak juga manusia biasa yang menjadi korban keganasannya.Fang mendengarkan dengan seksama, setelah Lan Xuefeng selesai menjelaskan ia mengajak Fang meninggalkan bangunan itu dan mulai menjalankan misinya.Fang dan Lan Xuefeng berjalan ke arah timur kota, keduanya akan mendatangi desa-desa yang menjadi korban Beruang Darah untuk mencari jejaknya.Satu jam berlalu, keduanya tiba di salah satu desa dan menemukan bahwa tempat itu sudah menjadi desa tak berpenghuni. Lan Xuefeng menjelaskan bahwa pemerintah setempat mengungsikan mereka ke tempat yang lebih aman.Fang dan Lan Xuefeng mulai berpencar untuk mencar
Pria paruh baya itu berubah menjadi seekor beruang dengan seluruh tubuhnya berwarna merah pekat. Tingginya hampir mencapai tiga meter dengan tubuh yang besar. Beruang itu membuka mulutnya menunjukkan gigi-gigi tajamnya, ia juga mengangkat tangan yang memperlihatkan kuku-kukunya yang siap mencabik siapapun yang diinginkannya."Beruang Darah?!" Mata Fang maupun Lan Xuefeng terbelalak lebar, keduanya tidak menduga bahwa pria paruh baya yang bersama mereka sebelumnya adalah jelmaan dari Beruang Darah.Fang membuat dirinya lebih tenang sekaligus meningkatkan kewaspadaannya, namun ada hal yang mengganggu pikirannya. Fang kemudian mengingat cerita Kakeknya beberapa tahun lalu saat pertama kali ia mengajak Harimau Cambuk Api."Fang'er, seekor hewan gaib memiliki kemampuan khusus untuk menjelma menjadi manusia saat mereka memasuki tahapan tertentu setidaknya setara dengan Pendekar Bumi. Namun tidak semua hewan gaib yang bisa melakukan hal itu, hanya ada beberapa saja."
Sesuai cerita yang beredar, Beruang Madu itu sangat ganas dan berbahaya. Ia menyerang Fang dan Lan Xuefeng secara bersamaan tanpa rasa takut ataupun gentar. Dalam tubuh manusianya, ia bergerak dengan leluasa. Beruang Darah itu melesatkan pukulan ke arah Fang dan melakukan tendangan ke Lan Xuefeng membuat kedua muda-mudi itu terpisah jaraknya. Tangan Fang menjadi kebas saat menangkis pukulan dari jelmaan Beruang Darah menunjukkan lawannya menggunakan kekuatan yang besar untuk melukainya. Fang tidak tinggal diam saat melihat Beruang Darah dalam sosok wujud manusia itu melukai Lan Xuefeng. Ia menghadangnya dengan Pedang Naga Surgawi. "Tidak akan kubiarkan kau melukainya." Dengus Fang kesal. Ia lalu menggunakan jurus pedang yang dikuasainya, 'Tarian Bangau Putih'. Lan Xuefeng menghembuskan napas lega, ia berhasil selamat dari maut yang mengancamnya. Jika saja Fang tidak segera menolongnya, bisa jadi saat ini ia sudah terluka parah. Beruang Darah denga
Lan Xuefeng mengangkat telapak kanannya yang seketika mengeluarkan cahaya kebiruan. Setelahnya ia melepaskan cahaya itu, Beruang Darah terlambat menghindarinya yang membuat serangan Lan Xuefeng berhasil mendarat di tubuhnya. Ternyata jurus yang baru saja dikeluarkan Lan Xuefeng berguna untuk menekan kekuatannya lawannya, Fang melihat Beruang Darah bergerak lebih kaku daripada sebelumnya."Kekuatannya sudah turun setingkat daripada sebelumnya, ia juga tidak bisa berubah menjadi wujud aslinya." Lan Xuefeng menjelaskan, salah satu kekhawatiran sang gadis adalah lawan mereka berubah wujud menjadi Beruang Darah, hal itu akan membuat mereka kerepotan sebab ia akan bertambah kekuatannya dalam wujud asli."Kuserahkan padamu!" Setelah berkata demikian, Lan Xuefeng terjatuh dari ketinggian, sebelumnya ia terbang di udara. Dalam waktu singkat Lan Xuefeng kembali ke wujud semula dan tidak sadarkan diri. Fang berhasil menangkap tubuh sang adik dengan cepat. Ia kemudian meletakkan Lan Xuefe
Saat Fang tersadar, matanya menatap langit-langit rumah yang tidak ia kenali. Pemuda itu menelisik ruangan menemukan Lan Xuefeng berada tidak jauh darinya. "Lan'er?!" Tanpa memperdulikan tubuhnya yang masih sakit, Fang mendekati Lan Xuefeng yang masih belum sadarkan diri sampai sekarang. "Ah Anda sudah bangun." Suara pelan seorang wanita terdengar di telinga Fang dari belakangnya membuat pemuda itu waspada. Ia lalu membalikkan tubuhnya menemukan seorang wanita yang terlihat berusia lima puluh tahunan sedang tersenyum tipis ke arahnya. Ditangannya terdapat sebuah mangkuk yang tidak diketahui isinya. "Kau pasti terkejut dan kebingungan bukan? Biarkan aku ceritakan agar tidak ada kesalahpahaman." Wanita tua itu mendekati Fang dan Lan Xuefeng. Ia berhenti setelah Fang menunjukkan kewaspadaannya. "Aiyo," wanita tua itu tersenyum pahit namun tidak tersinggung dengan sikap yang ditunjukkan Fang. Menurutnya itu masih wajar sebab mereka tidak saling kenal sebe
Halo, semuanya! Sweet_Owl di sini!Saya ingin mengabarkan bahwasanya karya kedua dan ketiga (terbaru) telah dirilis dan bisa dibaca melalui web ataupun aplikasi Goodnovel. So, saya harap pembaca sekalian bisa membaca dan mendukung karya tersebut.Judul : Penguasa Seni Racun Penulis : Sweet_OwlPenerbit : GoodnovelJudul : Kembalinya Sang PenguasaPenulis : Sweet_OwlPenerbit : Goodnovel Dengan ini, saya juga meminta masukan serta komentar yang membangun dari pembaca untuk pemacu semangat serta konsistensi saya dalam menulis. Semoga kalian menyukainya dan saya bisa menyuguhkan karya-karya yang menarik untuk menemani hari-hari Anda. Jangan dilewatkan ya, ini menarik lho! HeheheAyo buruan baca, jangan sampai ketinggalan ceritanya. Kalian akan disajikan konflik, intrik yang menarik dari pemeran utama kita (Long Tian), atau (Lei Xiayu) dan karakter lainnya.Akhir kata, terima kasih dan selamat membaca.
Bismillahirrahmanirrahim, Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh. Salam sejahtera untuk kita semua, adanya catatan dari author kali ini menjadi penutup dari kisah novel Sang Penguasa. Puji syukur atas kehadiran Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat-Nya jualah saya bisa mengakhiri cerita ini. Ya, walaupun saya sendiri mengetahui banyak kekurangan, tetapi saya mohon untuk para pembaca memakluminya. Shalawat teriring salam tak lupa kita haturkan kepada junjungan kita, Rasulullah Saw. Karena berkat beliaulah kita bisa hidup di zaman yang penuh kecanggihan seperti saat ini. Ada beberapa hal yang ingin saya sampaikan. Pertama, terima kasih kepada kalian yang telah setia membaca dan mengikuti novel ini dari awal sampai akhir. Saya sangat menghargai dan mengapresiasi dukungan tersebut. Kedua, maaf bisa selama ini saya selaku author masih banyak kekurangan, karena yakinlah tidak ada manusia yang sempurna, yang ada hanya mereka yang se
Setahun telah berlalu setelah peristiwa yang sangat kelam di Kekaisaran Yang.Kabar mengejutkan terdengar, Biksu Tong Tian tidak berhasil bertahan dari racun yang diberikan menteri Han pada pertarungan terakhir mereka. Biksu sepuh itu menutup usianya setelah berusaha tetap bertahan selama enam bulan lebih.Kuil Tanah Suci segera berganti kepemimpinan, dan Biksu Muda Tong Min terpilih menggantikan Biksu Tong Tian untuk menjadi mahaguru di tempat itu karena ia dinilai telah memenuhi persyaratan untuk mendudukinya.Kabar lain juga beredar, Patriark Shen dan Patriark Lu sama-sama mengundurkan dari dari posisi mereka dan akan digantikan oleh anaknya masing-masing.Kemudian diperlihatkan kepada Li Jianchen dan Lan Xuefeng yang telah resmi menjadi sepasang suami istri. Sejak pertempuran itu, Li Guan tidak mempermasalahkan identitas Li Jianchen yang merupakan anak kandung dari Li Ning karena bagaimanapun juga pemuda itu adalah keponakannya. Sebaliknya, Li Guan me
Teknik yang digunakan menteri Han tidak mampu menghalangi laju jurus yang Fang keluarkan. Saat ribuan pedang itu tinggal satu meter lagi darinya, senjata tersebut bergabung menjadi satu dan membentuk pedang raksasa yang menakutkan. Menteri Han sudah membuat pagar pelindung, namun tetap tidak mampu menahannya. Tubuh menteri Han terasa lemas ketika pedang besar menembus badannya. Argh! Menteri Han menjerit kesakitan, ia tidak berdaya. Ini pertama kali bagi dirinya merasakan sakit yang begitu luar biasa. Qi-nya juga telah terkuras habis, membuatnya tidak dapat bertahan lebih lama di udara. Menteri Han memejamkan matanya, penglihatannya mulai buram dan perlahan jatuh dengan bebas. Fang masih kurang puas, meskipun kali ini dia melayang dengan keadaan yang juga terluka, setelah terkena efek dari pertukaran jurus sebelumnya, tetapi ia tetap menyusul arah jatuhnya menteri Han. Pemuda itu kembali melepaskan pukulan, tendangan yang membuat siapapun menerimanya
Pertukaran sepuluh jurus pertama telah selesai, baik menteri Han maupun Yan Liang masih sama-sama kesulitan untuk menemukan celah lawan. Keduanya masih berimbang, menunjukkan bahwa kemampuan menteri Han memang luar biasa.Yan Liang membuat mantra tangan, dalam sekejap bola air mengumpulkan di telapak tangannya. Dari yang semula berukuran kecil, kini telah berubah menjadi ratusan kali lipat lebih besar. Saat Yan Liang melepaskan bola air tersebut, udara berguncang hebat, kekuatan itu menyapu bersih apa saja yang mencoba menghalangi jalannya.Menteri Han segera membuat pagar pelindung, namun bisa dihancurkan oleh bola air tersebut dan pada akhirnya mendarat dengan mulus di tubuh pria sepuh itu.Boom!Ledakan besar terjadi, mengundang orang-orang yang berada di bawah untuk menyaksikannya. Awalnya mereka tidak perduli lagi dengan menteri Han, namun mendengar adanya ledakan membuat mereka mengalihkan perhatian.Pendekar tingkat tinggi seperti Patr
"Ayah … bangun … jangan membuatku takut." Li Jianchen menggoyangkan tubuh ayahnya, namun tetap tidak mampu membuat lelaki itu membuka matanya."Ayah … maafkan aku … aku hanya ingin membuatmu sadar … tetapi tidak sampai sejauh ini." Li Jianchen menambahkan. Air mata mengalir di pipinya, menunjukkan kesedihan yang mendalam. Tatapannya kosong, ia benar-benar merasa bersalah atas hal ini.Perlahan, Li Jianchen merasakan seseorang menyentuh bahunya dan itu adalah Lan Xuefeng. "Lan … tolong bantu aku untuk membuka mata ayah. Aku tahu dia hanya bercanda dan sedang marah kepadaku sebab itulah dia tidak ingin membuka matanya."Lan Xuefeng yang melihat kekasih hatinya itu menjadi histeris, ikut merasakan kesedihannya. Namun, ia tidak dapat berbuat banyak sebab Kaisar Li memang sudah meninggal. Lan Xuefeng menggelengkan kepalanya, dan memberikan Li Jianchen pengertian. "Chen … Yang Mulia sudah tiada. Kau tidak perlu berusaha
Dengan kedua belas tubuhnya, Fang menyerang menteri Han secara bersamaan, membuat lelaki sepuh itu harus mengambil posisi bertahan. Masing-masing tubuh Fang juga menggunakan teknik yang berbeda membuat menteri Han cukup kesulitan menahannya.Misalnya saja saat ini, satu tubuh Fang menggunakan teknik tebasan pedang tiada akhir. Sementara tubuh lainnya mengikuti dan melepaskan teknik tujuh tebasan Kilat. Begitupula dengan tubuh-tubuh lainnya yang segera memberikan serangan kepada menteri Han.Menteri Han berhasil menghindari sebagian serangan sehingga tebasan Fang hanya menghantam udara kosong namun mencipta suara keras. Ia juga berhasil menangkis sebagian lainnya yang menciptakan bunyi nyaring saat kedua pedang mereka bertemu. Namun karena serangan Fang terlalu cepat, membuat dua tubuhnya yang lain berhasil mendaratkan tebasan ke tubuh menteri Han, tepatnya di bagian dada dan punggungnya yang berhasil menciptakan goresan besar setelah mengoyak pakaiannya sehingga dari l
Anggota Kelompok Gagak Pembunuh tidak memiliki semangat bertarung lagi setelah mendapati semua pemimpin mereka telah terbunuh. Tidak ingin bernasib sama, mereka memilih untuk menyerah karena berpikir bisa mempertahankan nyawa mereka. Keputusan tersebut tidak sia-sia, pihak lawan menghentikan serangan mereka saat anggota Kelompok Gagak Pembunuh meletakkan senjata mereka ke tanah dan mengangkat tangan. Namun, tentu saja mereka tidak dibiarkan begitu saja. Pihak lawan memang tidak membunuh, tetapi tetap mengumpulkan mereka dan akan memberikan hukuman. Semua anggota Kelompok Gagak Pembunuh bernapas lega, paling tidak mereka tetap dapat bertahan hidup meskipun akan berakhir di dalam penjara. Fang sendiri masih berhadapan dengan menteri Han. Hingga saat ini, keduanya telah bertukar puluhan jurus, namun Fang hanya mampu mendaratkan satu tebasan pedang saja yang itu pun tidak terlalu mematikan. Di sisi lain, menteri Han berhasil melukai Fang dan memberikan luka di beberapa b
Pertarungan antara Patriak Shen dan Shi Liong cukup sengit, membawa keduanya harus menggunakan teknik rahasia mereka masing-masing. Darah segar mengucur di sebagian tubuh Patriak Shen, akibat luka yang diberikan Shi Liong. Namun, Shi Liong tentunya mengalami luka yang lebih parah. Bahkan, di bagian dadanya terdapat goresan besar akibat tebasan pedang milik Patriak Shen.Shi Liong menggertakkan giginya dengan keras, kemudian memegangi erat pisau yang ada di tangannya. Ia menatap tajam, memfokuskan perhatiannya kepada target yang telah ditentukan."Hiyah!" Shi Liong menjerit keras. "Terima ini!" Diikuti dengan gerakan yang cepat.Ia melemparkan pisaunya ke udara, dan mengalirkan tenaga dalam ke senjata itu, membuatnya mampu bergerak dengan sendirinya. Namun, yang menarik perhatian dari teknik tersebut adalah pisau itu perlahan berubah menjadi dua, tiga, sepuluh, seratus bahkan seribu dan menutupi sebagian wilayah istana, membuat dua kelompok yang sedang bertarung