Hari itu, tepatnya tengah malam ketika warga istana telah banyak yang beristirahat setelah beraktivitas seharian, lima orang sosok bertopeng merah darah dan seram menyusup ke dalam istana tanpa diketahui penjaga maupun penghuni lainnya. Gerakan mereka sangat lincah dan teratur menunjukkan kelimanya sangat profesional dalam hal seperti ini.
Mereka melompat dari satu bangunan ke bangunan lain tanpa menimbulkan suara sedikitpun. Hanya desiran suara angin yang berhembus mengiringi malam.
"Cepat cari ruangan pendekar muda itu?" Suara serak basah keluar dari salah satu sosok bertopeng. Belakangan diketahui, dia adalah pemimpin kelompok tersebut.
"Baik ketua," jawab empat sosok lainnya, lalu berpencar ke arah yang berbeda.
Disaat yang sama, Fang sedang tertidur di atas ranjangn
Fang memang bisa mengimbangi musuhnya dalam pertarungan jangka pendek, namun berbeda halnya dengan jangka panjang, tidak memiliki tenaga dalam alasan terbesarnya berada dalam kondisi terpojok seperti saat ini."Aku memang sengaja melakukannya, mengulur-ulur waktu agar kau semakin lemah. Aku ingin membunuhmu secara perlahan." tawa kembali menghiasi wajah sosok dibalik topeng."Apakah ini batasanku? Aku tidak bisa mengungkap misteri kematian kedua orang tuaku? Tidak bisa membalas mereka yang membunuh keduanya? Aku tidak bisa?" Fang tersenyum kecut, darah sudah mengalir ke beberapa bagian tubuhnya. Pemuda itu, sudah pasrah namun sebenarnya tidak rela hidupnya berakhir sekarang. Tapi apa daya, ia sudah tidak kuat lagi untuk bertahan."Sebaiknya kau menyerah, aku akan memberikanmu kematian tanpa rasa sakit." Sosok itu ke
Pertukaran jurus antara anggota Lima Topeng Setan dan Pembunuh Mawar Darah menghasilkan ledakan yang besar. Fang yang sudah menjaga jarak cukup jauh pun terkena dampaknya. Ia terlempar beberapa puluh meter sebelum mendarat di tanah. Sementara kedua sosok yang beradu sama-sama terpental mundur dan mengeluarkan darah segar dari masing-masing pinggir bibirnya.Berselang beberapa menit kemudian, empat sosok lain muncul di antara mereka, keempatnya merupakan anggota dari Lima Topeng Setan."Kenapa harus membuat keributan sebesar ini." Sosok yang memimpin Lima Topeng Setan mendengus kesal kepada anggotanya."Bukankah sudah kukatakan lakukan dengan diam-diam jangan sampai ada yang tau." ucapnya lagi. Menurutnya apa yang dilakukan anggotanya tersebut sangat berlebihan sebab diketahui Fang sedang terluka pada lingkaran energ
"Sial! Sial! Sial! Kenapa Pembunuh Mawar Darah tiba-tiba ada di tempat itu. Ini bukan sebuah kebetulan, sebenarnya apa hubungan pendekar muda itu dengannya." Ketua Lima Topeng Setan melampiaskan kemarahannya pada pepohonan yang ada di sekitar mereka."Sabar Kak, kita bisa melakukan lain kali." Rekannya yang lain mencoba menenangkan."Adik Luo, kau tau sendiri seperti apa Ketua Han. Dia tidak akan memberikan ampun pada anggota yang gagal melakukan tugas darinya." Suara perempuan terdengar di balik topeng. Dia satu-satunya wanita di antara Lima Topeng Setan."Terus kita harus bagaimana, Kak Yu? Apakah kita akan melarikan diri atau bersembunyi darinya?" Pria bernama Luo itu bergidik ngeri. Ia mengingat betul kekejaman yang dilakukan ketua Han pada anggota kelompok Gagak Pembunuh yang gagal menyelesaikan misi.
Kabar tentang rencana pembunuhan terhadap Fang sampai di telinga Li Jianchen membuatnya dengan tergesa-gesa berlari untuk memastikan saudara angkatnya itu dalam keadaan baik-baik saja. Li Jianchen menatap lubang yang terdapat di halaman depan kediaman Fang menunjukkan bahwa penyerangnya bukanlah orang biasa atau memiliki kemampuan rendah. Apalagi setelah ia melihat beberapa bagian rumah Fang yang tengah diperbaiki tukang."Saudara Fang, kau tidak apa-apa?" Li Jianchen memegangi tubuh Fang, memastikan tidak ada sesuatu yang serius terjadi padanya."Aku tidak apa-apa pangeran Li. Anda terlalu khawatir." balas Fang menenangkan remaja di hadapannya."Bagaimana aku tidak mengkhawatirkanmu. Andai saja tenaga dalammu tidak hilang, mungkin aku tidak akan terlalu takut dengan keselamatanmu. Tapi kini, kau sedang dalam masa pemulihan.""Tak apa, lagipula aku bisa selamat bukan?" Fang tersenyum lebar, semakin lama hubungan dirinya dengan Li Jianchen memang semakin d
Kaisar Li menjelaskan di bagian tenggara Kekaisaran Yang terdapat sebuah sebuah Kota besar bernama kota Bukit Barisan. Kota tersebut merupakan kota yang memiliki jumlah penduduk urutan ketiga di kekaisaran Yang. Namun, lima tahun terakhir kota tersebut menyatakan sikap dan melakukan tindakan yang berniat membuat perpecahan dan ingin memisahkan diri dari wilayah kekaisaran Yang.Beberapa bulan ke depan, kota Bukit Barisan akan mengadakan pemilihan walikota baru. Masalahnya ada pada agenda tersebut, kaisar Li sudah menempatkan satu koalisinya untuk mencalonkan diri menjadi calon walikota dan menjadi lawan bagi walikota sebelumnya yang kembali mendaftar sebagai calon.Akan tetapi, rencana tersebut terancam gagal sebab beberapa waktu yang lalu koalisinya mengabari bahwa kondisi di kota Bukit Barisan tengah terjadi gejolak. Calon yang diusung kaisar Li diancam dan d
Tiga hari telah berlalu setelah kaisar Li memanggilnya untuk menghadap. Fang tidak perlu keluar kamar meskipun setiap hari terdengar suara Li Jianchen memanggilnya.Pagi ini juga sama, Li Jianchen kembali berniat menemuinya, namun Fang tidak membuka pintunya."Pangeran Li, hari ini sama seperti hari sebelumnya. Kalian bertiga berlatih sendiri, aku masih harus melakukan sesuatu." jawab Fang dari dalam kamar.Fang bisa mendengar Li Jianchen yang menghela napas panjang, ia tau pemuda itu kecewa. Fang sebenarnya tidak enak hati, namun ia memang tidak bisa keluar sekarang.Waktu berjalan begitu cepat, yang tadinya masih pagi kini beranjak siang. Dingin yang menyusup hingga ke tulang perlahan berganti panas yang membakar kulit. Meskipun Fang berada di dalam kamar, tapi ia masi
Gelapnya malam membuat siapa saja terasa enggan melakukan perjalanan keluar rumah. Apalagi suasana yang dingin, membuat semua orang berpikir untuk menarik selimut dan tertidur dengan pulas.Namun tidak dengan dua orang yang wajahnya dibalut topeng besi itu. Dari penampilan atau bentuk tubuhnya, mereka terlihat dua orang pemuda.Keduanya menyusuri jalan yang hanya mendapat penerangan dari cahaya bulan dan bintang itu. Bergerak mengikuti arah langkah kaki membawanya kemana."Saudara Fang, apakah kau tidak merasakan capek?" tanya salah satu pemuda ke pemuda lainnya."Tidak, saudara Li. Kenapa, anda capek?" Pemuda itu mengerutkan keningnya dibalik topeng. Menurutnya, keduanya baru melakukan perjalanan ini selama satu jam tidak mungkin pendekar seperti mereka akan cepat lelah
"Dinginnya pagi, ditemani embun-embun yang seolah tak mau pergi, ditambah seekor ikan bakar juga seguci arak, aku merasakan surganya dunia." Ujar Fang santai dan bahagia."Saudara Fang, kau tidak merasa bersalah sedikitpun setelah berkata demikian di depanku?" Li Jianchen mengerutkan keningnya, mempertanyakan hati nurani pendekar muda dihadapannya itu.Bagaimana Fang bisa berkata seperti itu, dihadapan seorang remaja seperti Li Jianchen yang hingga saat ini belum boleh mencicipi arak yang katanya minuman para lelaki tangguh itu."Kenapa aku harus merasa bersalah, itu sudah takdirmu saudara Li." Fang tertawa kecil."Uh, bukankah arak ini begitu enak." ucapnya lagi.Entah mengapa, Fang sangat senang membuat Li Jianchen kesal pa
Halo, semuanya! Sweet_Owl di sini!Saya ingin mengabarkan bahwasanya karya kedua dan ketiga (terbaru) telah dirilis dan bisa dibaca melalui web ataupun aplikasi Goodnovel. So, saya harap pembaca sekalian bisa membaca dan mendukung karya tersebut.Judul : Penguasa Seni Racun Penulis : Sweet_OwlPenerbit : GoodnovelJudul : Kembalinya Sang PenguasaPenulis : Sweet_OwlPenerbit : Goodnovel Dengan ini, saya juga meminta masukan serta komentar yang membangun dari pembaca untuk pemacu semangat serta konsistensi saya dalam menulis. Semoga kalian menyukainya dan saya bisa menyuguhkan karya-karya yang menarik untuk menemani hari-hari Anda. Jangan dilewatkan ya, ini menarik lho! HeheheAyo buruan baca, jangan sampai ketinggalan ceritanya. Kalian akan disajikan konflik, intrik yang menarik dari pemeran utama kita (Long Tian), atau (Lei Xiayu) dan karakter lainnya.Akhir kata, terima kasih dan selamat membaca.
Bismillahirrahmanirrahim, Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh. Salam sejahtera untuk kita semua, adanya catatan dari author kali ini menjadi penutup dari kisah novel Sang Penguasa. Puji syukur atas kehadiran Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat-Nya jualah saya bisa mengakhiri cerita ini. Ya, walaupun saya sendiri mengetahui banyak kekurangan, tetapi saya mohon untuk para pembaca memakluminya. Shalawat teriring salam tak lupa kita haturkan kepada junjungan kita, Rasulullah Saw. Karena berkat beliaulah kita bisa hidup di zaman yang penuh kecanggihan seperti saat ini. Ada beberapa hal yang ingin saya sampaikan. Pertama, terima kasih kepada kalian yang telah setia membaca dan mengikuti novel ini dari awal sampai akhir. Saya sangat menghargai dan mengapresiasi dukungan tersebut. Kedua, maaf bisa selama ini saya selaku author masih banyak kekurangan, karena yakinlah tidak ada manusia yang sempurna, yang ada hanya mereka yang se
Setahun telah berlalu setelah peristiwa yang sangat kelam di Kekaisaran Yang.Kabar mengejutkan terdengar, Biksu Tong Tian tidak berhasil bertahan dari racun yang diberikan menteri Han pada pertarungan terakhir mereka. Biksu sepuh itu menutup usianya setelah berusaha tetap bertahan selama enam bulan lebih.Kuil Tanah Suci segera berganti kepemimpinan, dan Biksu Muda Tong Min terpilih menggantikan Biksu Tong Tian untuk menjadi mahaguru di tempat itu karena ia dinilai telah memenuhi persyaratan untuk mendudukinya.Kabar lain juga beredar, Patriark Shen dan Patriark Lu sama-sama mengundurkan dari dari posisi mereka dan akan digantikan oleh anaknya masing-masing.Kemudian diperlihatkan kepada Li Jianchen dan Lan Xuefeng yang telah resmi menjadi sepasang suami istri. Sejak pertempuran itu, Li Guan tidak mempermasalahkan identitas Li Jianchen yang merupakan anak kandung dari Li Ning karena bagaimanapun juga pemuda itu adalah keponakannya. Sebaliknya, Li Guan me
Teknik yang digunakan menteri Han tidak mampu menghalangi laju jurus yang Fang keluarkan. Saat ribuan pedang itu tinggal satu meter lagi darinya, senjata tersebut bergabung menjadi satu dan membentuk pedang raksasa yang menakutkan. Menteri Han sudah membuat pagar pelindung, namun tetap tidak mampu menahannya. Tubuh menteri Han terasa lemas ketika pedang besar menembus badannya. Argh! Menteri Han menjerit kesakitan, ia tidak berdaya. Ini pertama kali bagi dirinya merasakan sakit yang begitu luar biasa. Qi-nya juga telah terkuras habis, membuatnya tidak dapat bertahan lebih lama di udara. Menteri Han memejamkan matanya, penglihatannya mulai buram dan perlahan jatuh dengan bebas. Fang masih kurang puas, meskipun kali ini dia melayang dengan keadaan yang juga terluka, setelah terkena efek dari pertukaran jurus sebelumnya, tetapi ia tetap menyusul arah jatuhnya menteri Han. Pemuda itu kembali melepaskan pukulan, tendangan yang membuat siapapun menerimanya
Pertukaran sepuluh jurus pertama telah selesai, baik menteri Han maupun Yan Liang masih sama-sama kesulitan untuk menemukan celah lawan. Keduanya masih berimbang, menunjukkan bahwa kemampuan menteri Han memang luar biasa.Yan Liang membuat mantra tangan, dalam sekejap bola air mengumpulkan di telapak tangannya. Dari yang semula berukuran kecil, kini telah berubah menjadi ratusan kali lipat lebih besar. Saat Yan Liang melepaskan bola air tersebut, udara berguncang hebat, kekuatan itu menyapu bersih apa saja yang mencoba menghalangi jalannya.Menteri Han segera membuat pagar pelindung, namun bisa dihancurkan oleh bola air tersebut dan pada akhirnya mendarat dengan mulus di tubuh pria sepuh itu.Boom!Ledakan besar terjadi, mengundang orang-orang yang berada di bawah untuk menyaksikannya. Awalnya mereka tidak perduli lagi dengan menteri Han, namun mendengar adanya ledakan membuat mereka mengalihkan perhatian.Pendekar tingkat tinggi seperti Patr
"Ayah … bangun … jangan membuatku takut." Li Jianchen menggoyangkan tubuh ayahnya, namun tetap tidak mampu membuat lelaki itu membuka matanya."Ayah … maafkan aku … aku hanya ingin membuatmu sadar … tetapi tidak sampai sejauh ini." Li Jianchen menambahkan. Air mata mengalir di pipinya, menunjukkan kesedihan yang mendalam. Tatapannya kosong, ia benar-benar merasa bersalah atas hal ini.Perlahan, Li Jianchen merasakan seseorang menyentuh bahunya dan itu adalah Lan Xuefeng. "Lan … tolong bantu aku untuk membuka mata ayah. Aku tahu dia hanya bercanda dan sedang marah kepadaku sebab itulah dia tidak ingin membuka matanya."Lan Xuefeng yang melihat kekasih hatinya itu menjadi histeris, ikut merasakan kesedihannya. Namun, ia tidak dapat berbuat banyak sebab Kaisar Li memang sudah meninggal. Lan Xuefeng menggelengkan kepalanya, dan memberikan Li Jianchen pengertian. "Chen … Yang Mulia sudah tiada. Kau tidak perlu berusaha
Dengan kedua belas tubuhnya, Fang menyerang menteri Han secara bersamaan, membuat lelaki sepuh itu harus mengambil posisi bertahan. Masing-masing tubuh Fang juga menggunakan teknik yang berbeda membuat menteri Han cukup kesulitan menahannya.Misalnya saja saat ini, satu tubuh Fang menggunakan teknik tebasan pedang tiada akhir. Sementara tubuh lainnya mengikuti dan melepaskan teknik tujuh tebasan Kilat. Begitupula dengan tubuh-tubuh lainnya yang segera memberikan serangan kepada menteri Han.Menteri Han berhasil menghindari sebagian serangan sehingga tebasan Fang hanya menghantam udara kosong namun mencipta suara keras. Ia juga berhasil menangkis sebagian lainnya yang menciptakan bunyi nyaring saat kedua pedang mereka bertemu. Namun karena serangan Fang terlalu cepat, membuat dua tubuhnya yang lain berhasil mendaratkan tebasan ke tubuh menteri Han, tepatnya di bagian dada dan punggungnya yang berhasil menciptakan goresan besar setelah mengoyak pakaiannya sehingga dari l
Anggota Kelompok Gagak Pembunuh tidak memiliki semangat bertarung lagi setelah mendapati semua pemimpin mereka telah terbunuh. Tidak ingin bernasib sama, mereka memilih untuk menyerah karena berpikir bisa mempertahankan nyawa mereka. Keputusan tersebut tidak sia-sia, pihak lawan menghentikan serangan mereka saat anggota Kelompok Gagak Pembunuh meletakkan senjata mereka ke tanah dan mengangkat tangan. Namun, tentu saja mereka tidak dibiarkan begitu saja. Pihak lawan memang tidak membunuh, tetapi tetap mengumpulkan mereka dan akan memberikan hukuman. Semua anggota Kelompok Gagak Pembunuh bernapas lega, paling tidak mereka tetap dapat bertahan hidup meskipun akan berakhir di dalam penjara. Fang sendiri masih berhadapan dengan menteri Han. Hingga saat ini, keduanya telah bertukar puluhan jurus, namun Fang hanya mampu mendaratkan satu tebasan pedang saja yang itu pun tidak terlalu mematikan. Di sisi lain, menteri Han berhasil melukai Fang dan memberikan luka di beberapa b
Pertarungan antara Patriak Shen dan Shi Liong cukup sengit, membawa keduanya harus menggunakan teknik rahasia mereka masing-masing. Darah segar mengucur di sebagian tubuh Patriak Shen, akibat luka yang diberikan Shi Liong. Namun, Shi Liong tentunya mengalami luka yang lebih parah. Bahkan, di bagian dadanya terdapat goresan besar akibat tebasan pedang milik Patriak Shen.Shi Liong menggertakkan giginya dengan keras, kemudian memegangi erat pisau yang ada di tangannya. Ia menatap tajam, memfokuskan perhatiannya kepada target yang telah ditentukan."Hiyah!" Shi Liong menjerit keras. "Terima ini!" Diikuti dengan gerakan yang cepat.Ia melemparkan pisaunya ke udara, dan mengalirkan tenaga dalam ke senjata itu, membuatnya mampu bergerak dengan sendirinya. Namun, yang menarik perhatian dari teknik tersebut adalah pisau itu perlahan berubah menjadi dua, tiga, sepuluh, seratus bahkan seribu dan menutupi sebagian wilayah istana, membuat dua kelompok yang sedang bertarung