Fang dan pangeran Li menutup perjalanan mereka dengan mengunjungi Restoran Lima Warna. Masing-masing mereka memesan beberapa menu makanan yang disukai. Fang juga meminta pelayan untuk membawakan satu guci arak untuknya.
"Saudara Fang, kenapa kau hanya memesan satu guci arak? Apakah kita akan berbagi setengahnya saja?" tanya pangeran Li sedikit kebingungan.
"Berbagi? Tentu saja tidak. Arak itu hanya untukku." Fang menaikkan alisnya.
"Lalu, bagaimana denganku?" Pangeran Li kembali bertanya.
"Anda masih di bawah umur, jadi tidak boleh minum arak." Fang menggelengkan kepalanya.
"Apakah aku harus mengingatkanmu salah satu aturan yang dibuat istana? Meskipun Anda bagian dari kekaisaran, Anda juga harus mengikuti aturan."
Setelah mengambil pakaian yang di pesan, rombongan Fang meninggalkan pasar kota. Seperti saat berangkat, Fang dan pangeran Li naik ke dalam kereta kuda sementara sepuluh prajurit mengawal di depan dan belakang mereka.Tidak butuh waktu lama untuk rombongan Fang tiba di istana sebab tak ada hambatan yang mengganggu perjalanan mereka."Pangeran Li, terima kasih atas hadiah yang telah Anda berikan. Aku sangat menyukainya." Fang memberi hormat kepada Li Jianchen sebelum pamit kembali ke kediamannya."Tidak perlu sungkan saudara Fang. Itu hanya masalah kecil." Li Jianchen membiarkan pendekar muda itu meninggalkan ruangannya.Hal yang pertama kali Fang lakukan setelah tiba di kediamannya adalah membuka kitab pusaka yang selama ini ia simpan dan belum pernah dibukanya. Pemuda i
Li Jianchen mendatangi kediaman Fang dengan berlari tergesa-gesa saat pendekar muda itu sedang menyantap hidangan yang dibawakan pelayan sebelumnya. Menurut Fang, pangeran mahkota ini suka sekali mengejutkannya. "Kenapa Anda berlari seperti itu tuan muda? Apakah ada yang mengejarmu?" Meskipun terlihat khawatir, tetapi Fang tidak bergeming dari tempat duduknya. Pendekar muda itu tau tidak akan ada orang yang berani berbuat buruk pada pangeran Li di istana. "Saudara Fang, aku kesini karena ingin memberitahu sebuah kabar." Li Jianchen menghentikan langkahnya dan duduk di kursi yang berhadapan dengan Fang. "Sebuah kabar?" tanya Fang penasaran. "Iya," Li Jianchen mengangguk pelan. Setelah memastikan Fang belum mengetahuinya, pangeran mahkota itu menceritakannya.
"Tuan muda, apakah Anda sudah siap untuk membentuk lingkaran energi?" Fang bertanya sekali lagi kepada Li Jianchen untuk mengetahui keputusan pangeran mahkota itu."Proses ini akan sedikit menyakitkan, Anda harus bisa menahannya atau akan mendapatkan cidera yang serius. Paling ringan Anda akan mengalami kelumpuhan sementara yang kemungkinan terburuk akan mati.Jadi, jika Anda tidak yakin maka sebaiknya kita urungkan saja proses ini. Aku tidak ingin mendapatkan hukuman karena Anda."Li Jianchen menggelengkan kepalanya, tekadnya sudah bulat untuk melakukan proses pembentukan lingkaran energi."Tenang saja saudara Fang, andaikan aku gagal melakukan proses ini. Aku sudah menulis pernyataan yang tidak akan membuat dirimu bersalah." sebuah senyuman tulus merekah di bibir pange
Rona wajah Fang mulai berubah menjadi lebih baik setelah mendapat penanganan dari tabib istana. Aura kehidupan yang sempat menghilang kini sudah kembali bisa dirasakan oleh orang-orang sekitarnya. Bibir yang tadinya putih pucat, berangsur pulih."Aku tidak tau apa yang menyebabkan pendekar Fang bisa dalam kondisi seperti ini, yang pasti dia harus beristirahat selama beberapa hari untuk memulihkan kesehatannya." ucap tabib istana setelah memberikan ramuan dan pil khusus pada sang pendekar muda."Kakek tabib, apakah Anda bisa memastikannya?" Li Jianchen yang dari tadi menyaksikan kini mengeluarkan suaranya. Tubuhnya masih gemetaran hebat, karena dialah penyebab utama Fang berada dalam kondisi seperti sekarang."Benar, Tuan Muda. Asalkan dia bisa beristirahat dengan penuh, maka kondisinya akan kembali prima seperti sebelumnya." Tabib istana mengangguk pelan."Syukurlah kalau begitu," Li Jianchen bernapas lega setelah mendengar penjelasan sang tabib."
Selain Hutan Kematian, satu tempat lagi yang masuk ke dalam lima lokasi paling berbahaya untuk di kunjungi atau di tinggali di Kekaisaran Yang adalah Hutan Dua Alam. Tempat ini berada di ujung timur Kekaisaran Yang dan mengalami fenomena aneh karena selalu gelap sepanjang harinya. Hutan Dua Alam menempati posisi kedua lokasi paling berbahaya, pasalnya setiap manusia yang mendatangi tempat itu tidak akan pernah kembali. Bahkan pendekar sekalipun belum ada yang pernah selamat hidup-hidup setelah masuk ke dalamnya. Namun, tepat di tengah-tengah hutan tersebut berdiri sebuah desa bernama Gagak Bertuah yang memuat sepertiga wilayah Hutan Dua Alam. Inilah alasan terbesar Hutan Dua Alam berbahaya, tapi tidak ada seorang pun yang mengetahuinya kecuali mereka yang berasal dari desa tersembunyi itu. Tepat di dalam bangunan besar yang ada di desa, sekelompok orang sedan
Setelah seminggu penuh terbaring di ranjangnya, Fang akhirnya sadarkan diri. Pemuda itu memegangi kepalanya yang sakit, tubuhnya juga masih sangat lelah."Tuan pendekar," suara lembut seorang wanita mengalun di udara, ketika Fang mengalihkan pandangan ia melihat Lily sedang mendekat ke arahnya dengan penuh senyuman."Apa yang terjadi padaku?" Fang mengubah posisi tubuhnya dengan menyenderkan kepala ke pinggir ranjang."Tuan pendekar, Anda sudah tidak sadarkan diri selama seminggu penuh…" Lily kemudian menjelaskan semua yang diketahuinya.Fang memejamkan matanya, lalu mengangguk pelan. Ingatan terakhirnya ia sedang membantu Li Jianchen untuk membentuk lingkaran energi."Dimana pangeran Li?"
Setiap harinya, kesehatan Fang mulai berangsur membaik. Disaat yang sama juga, pemuda itu terus mencoba mengalirkan tenaga dalamnya namun tidak menemui hasil. Fang hanya bisa tersenyum kecut karena kondisinya seperti itu. Sudah sebulan penuh lamanya, kini ia sudah bisa menggerakkan tubuhnya meskipun belum selincah dan segesit saat sebelum dirinya kehilangan kekuatannya. Hari ini, tepat disaat matahari baru muncul untuk melakukan tugasnya. Fang berdiri tegak dengan memegang sebilah pedang kayu sambil menatap ke satu arah. "Pangeran mahkota, Anda bisa menyerangku sekarang." Fang mengangkat pedangnya menunggu kedatangan serangan dari Li Jianchen. Li Jianchen saat ini sudah resmi menjadi seorang pendekar. Seminggu yang lalu Fang mengajar teknik pernapasan membuatnya deng
Hari itu, tepatnya tengah malam ketika warga istana telah banyak yang beristirahat setelah beraktivitas seharian, lima orang sosok bertopeng merah darah dan seram menyusup ke dalam istana tanpa diketahui penjaga maupun penghuni lainnya. Gerakan mereka sangat lincah dan teratur menunjukkan kelimanya sangat profesional dalam hal seperti ini.Mereka melompat dari satu bangunan ke bangunan lain tanpa menimbulkan suara sedikitpun. Hanya desiran suara angin yang berhembus mengiringi malam."Cepat cari ruangan pendekar muda itu?" Suara serak basah keluar dari salah satu sosok bertopeng. Belakangan diketahui, dia adalah pemimpin kelompok tersebut."Baik ketua," jawab empat sosok lainnya, lalu berpencar ke arah yang berbeda.Disaat yang sama, Fang sedang tertidur di atas ranjangn
Halo, semuanya! Sweet_Owl di sini!Saya ingin mengabarkan bahwasanya karya kedua dan ketiga (terbaru) telah dirilis dan bisa dibaca melalui web ataupun aplikasi Goodnovel. So, saya harap pembaca sekalian bisa membaca dan mendukung karya tersebut.Judul : Penguasa Seni Racun Penulis : Sweet_OwlPenerbit : GoodnovelJudul : Kembalinya Sang PenguasaPenulis : Sweet_OwlPenerbit : Goodnovel Dengan ini, saya juga meminta masukan serta komentar yang membangun dari pembaca untuk pemacu semangat serta konsistensi saya dalam menulis. Semoga kalian menyukainya dan saya bisa menyuguhkan karya-karya yang menarik untuk menemani hari-hari Anda. Jangan dilewatkan ya, ini menarik lho! HeheheAyo buruan baca, jangan sampai ketinggalan ceritanya. Kalian akan disajikan konflik, intrik yang menarik dari pemeran utama kita (Long Tian), atau (Lei Xiayu) dan karakter lainnya.Akhir kata, terima kasih dan selamat membaca.
Bismillahirrahmanirrahim, Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh. Salam sejahtera untuk kita semua, adanya catatan dari author kali ini menjadi penutup dari kisah novel Sang Penguasa. Puji syukur atas kehadiran Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat-Nya jualah saya bisa mengakhiri cerita ini. Ya, walaupun saya sendiri mengetahui banyak kekurangan, tetapi saya mohon untuk para pembaca memakluminya. Shalawat teriring salam tak lupa kita haturkan kepada junjungan kita, Rasulullah Saw. Karena berkat beliaulah kita bisa hidup di zaman yang penuh kecanggihan seperti saat ini. Ada beberapa hal yang ingin saya sampaikan. Pertama, terima kasih kepada kalian yang telah setia membaca dan mengikuti novel ini dari awal sampai akhir. Saya sangat menghargai dan mengapresiasi dukungan tersebut. Kedua, maaf bisa selama ini saya selaku author masih banyak kekurangan, karena yakinlah tidak ada manusia yang sempurna, yang ada hanya mereka yang se
Setahun telah berlalu setelah peristiwa yang sangat kelam di Kekaisaran Yang.Kabar mengejutkan terdengar, Biksu Tong Tian tidak berhasil bertahan dari racun yang diberikan menteri Han pada pertarungan terakhir mereka. Biksu sepuh itu menutup usianya setelah berusaha tetap bertahan selama enam bulan lebih.Kuil Tanah Suci segera berganti kepemimpinan, dan Biksu Muda Tong Min terpilih menggantikan Biksu Tong Tian untuk menjadi mahaguru di tempat itu karena ia dinilai telah memenuhi persyaratan untuk mendudukinya.Kabar lain juga beredar, Patriark Shen dan Patriark Lu sama-sama mengundurkan dari dari posisi mereka dan akan digantikan oleh anaknya masing-masing.Kemudian diperlihatkan kepada Li Jianchen dan Lan Xuefeng yang telah resmi menjadi sepasang suami istri. Sejak pertempuran itu, Li Guan tidak mempermasalahkan identitas Li Jianchen yang merupakan anak kandung dari Li Ning karena bagaimanapun juga pemuda itu adalah keponakannya. Sebaliknya, Li Guan me
Teknik yang digunakan menteri Han tidak mampu menghalangi laju jurus yang Fang keluarkan. Saat ribuan pedang itu tinggal satu meter lagi darinya, senjata tersebut bergabung menjadi satu dan membentuk pedang raksasa yang menakutkan. Menteri Han sudah membuat pagar pelindung, namun tetap tidak mampu menahannya. Tubuh menteri Han terasa lemas ketika pedang besar menembus badannya. Argh! Menteri Han menjerit kesakitan, ia tidak berdaya. Ini pertama kali bagi dirinya merasakan sakit yang begitu luar biasa. Qi-nya juga telah terkuras habis, membuatnya tidak dapat bertahan lebih lama di udara. Menteri Han memejamkan matanya, penglihatannya mulai buram dan perlahan jatuh dengan bebas. Fang masih kurang puas, meskipun kali ini dia melayang dengan keadaan yang juga terluka, setelah terkena efek dari pertukaran jurus sebelumnya, tetapi ia tetap menyusul arah jatuhnya menteri Han. Pemuda itu kembali melepaskan pukulan, tendangan yang membuat siapapun menerimanya
Pertukaran sepuluh jurus pertama telah selesai, baik menteri Han maupun Yan Liang masih sama-sama kesulitan untuk menemukan celah lawan. Keduanya masih berimbang, menunjukkan bahwa kemampuan menteri Han memang luar biasa.Yan Liang membuat mantra tangan, dalam sekejap bola air mengumpulkan di telapak tangannya. Dari yang semula berukuran kecil, kini telah berubah menjadi ratusan kali lipat lebih besar. Saat Yan Liang melepaskan bola air tersebut, udara berguncang hebat, kekuatan itu menyapu bersih apa saja yang mencoba menghalangi jalannya.Menteri Han segera membuat pagar pelindung, namun bisa dihancurkan oleh bola air tersebut dan pada akhirnya mendarat dengan mulus di tubuh pria sepuh itu.Boom!Ledakan besar terjadi, mengundang orang-orang yang berada di bawah untuk menyaksikannya. Awalnya mereka tidak perduli lagi dengan menteri Han, namun mendengar adanya ledakan membuat mereka mengalihkan perhatian.Pendekar tingkat tinggi seperti Patr
"Ayah … bangun … jangan membuatku takut." Li Jianchen menggoyangkan tubuh ayahnya, namun tetap tidak mampu membuat lelaki itu membuka matanya."Ayah … maafkan aku … aku hanya ingin membuatmu sadar … tetapi tidak sampai sejauh ini." Li Jianchen menambahkan. Air mata mengalir di pipinya, menunjukkan kesedihan yang mendalam. Tatapannya kosong, ia benar-benar merasa bersalah atas hal ini.Perlahan, Li Jianchen merasakan seseorang menyentuh bahunya dan itu adalah Lan Xuefeng. "Lan … tolong bantu aku untuk membuka mata ayah. Aku tahu dia hanya bercanda dan sedang marah kepadaku sebab itulah dia tidak ingin membuka matanya."Lan Xuefeng yang melihat kekasih hatinya itu menjadi histeris, ikut merasakan kesedihannya. Namun, ia tidak dapat berbuat banyak sebab Kaisar Li memang sudah meninggal. Lan Xuefeng menggelengkan kepalanya, dan memberikan Li Jianchen pengertian. "Chen … Yang Mulia sudah tiada. Kau tidak perlu berusaha
Dengan kedua belas tubuhnya, Fang menyerang menteri Han secara bersamaan, membuat lelaki sepuh itu harus mengambil posisi bertahan. Masing-masing tubuh Fang juga menggunakan teknik yang berbeda membuat menteri Han cukup kesulitan menahannya.Misalnya saja saat ini, satu tubuh Fang menggunakan teknik tebasan pedang tiada akhir. Sementara tubuh lainnya mengikuti dan melepaskan teknik tujuh tebasan Kilat. Begitupula dengan tubuh-tubuh lainnya yang segera memberikan serangan kepada menteri Han.Menteri Han berhasil menghindari sebagian serangan sehingga tebasan Fang hanya menghantam udara kosong namun mencipta suara keras. Ia juga berhasil menangkis sebagian lainnya yang menciptakan bunyi nyaring saat kedua pedang mereka bertemu. Namun karena serangan Fang terlalu cepat, membuat dua tubuhnya yang lain berhasil mendaratkan tebasan ke tubuh menteri Han, tepatnya di bagian dada dan punggungnya yang berhasil menciptakan goresan besar setelah mengoyak pakaiannya sehingga dari l
Anggota Kelompok Gagak Pembunuh tidak memiliki semangat bertarung lagi setelah mendapati semua pemimpin mereka telah terbunuh. Tidak ingin bernasib sama, mereka memilih untuk menyerah karena berpikir bisa mempertahankan nyawa mereka. Keputusan tersebut tidak sia-sia, pihak lawan menghentikan serangan mereka saat anggota Kelompok Gagak Pembunuh meletakkan senjata mereka ke tanah dan mengangkat tangan. Namun, tentu saja mereka tidak dibiarkan begitu saja. Pihak lawan memang tidak membunuh, tetapi tetap mengumpulkan mereka dan akan memberikan hukuman. Semua anggota Kelompok Gagak Pembunuh bernapas lega, paling tidak mereka tetap dapat bertahan hidup meskipun akan berakhir di dalam penjara. Fang sendiri masih berhadapan dengan menteri Han. Hingga saat ini, keduanya telah bertukar puluhan jurus, namun Fang hanya mampu mendaratkan satu tebasan pedang saja yang itu pun tidak terlalu mematikan. Di sisi lain, menteri Han berhasil melukai Fang dan memberikan luka di beberapa b
Pertarungan antara Patriak Shen dan Shi Liong cukup sengit, membawa keduanya harus menggunakan teknik rahasia mereka masing-masing. Darah segar mengucur di sebagian tubuh Patriak Shen, akibat luka yang diberikan Shi Liong. Namun, Shi Liong tentunya mengalami luka yang lebih parah. Bahkan, di bagian dadanya terdapat goresan besar akibat tebasan pedang milik Patriak Shen.Shi Liong menggertakkan giginya dengan keras, kemudian memegangi erat pisau yang ada di tangannya. Ia menatap tajam, memfokuskan perhatiannya kepada target yang telah ditentukan."Hiyah!" Shi Liong menjerit keras. "Terima ini!" Diikuti dengan gerakan yang cepat.Ia melemparkan pisaunya ke udara, dan mengalirkan tenaga dalam ke senjata itu, membuatnya mampu bergerak dengan sendirinya. Namun, yang menarik perhatian dari teknik tersebut adalah pisau itu perlahan berubah menjadi dua, tiga, sepuluh, seratus bahkan seribu dan menutupi sebagian wilayah istana, membuat dua kelompok yang sedang bertarung