Share

Makan!

Penulis: SWEET_OWL
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

Pagi baru saja tiba, dinginnya malam kini digantikan dengan kehangatan. Suara kokok ayam terdengar begitu nyaring. Bahkan suasana kota yang ramai pun menusuk ke telinga.

Fang terbangun dari tidurnya. Seperti biasa, pemuda ini hanya beristirahat sebentar dan kalaupun tidur hanya memejamkan matanya tapi tetap terjaga. Ia kemudian membangun sang adik, Lan Xuefeng yang saat ini masih asik dengan bantalnya.

"Uhhh," Lan Xuefeng menghela napas panjang, kemudian meregangkan otot-ototnya.

"Hoam," rasa kantuk masih menyelimuti dirinya, namun gadis mungil itu tetap terbangun meskipun sebenarnya keinginan menyambung tidurnya masih menghantui.

"Ayo kita cari makan dulu. Setelah itu baru melanjutkan perjalanan." Lan Xuefeng mengangguk, ia juga ingin merasakan makanan lain. Sebab ketik

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Sang Penguasa   Bertemu Ming Rui Lagi

    Pandangan Fang dan Lan Xuefeng tertuju pada suara langkah kaki yang semakin lama kian mendekat ke lantai tiga restoran Lima Warna. Saat itu keduanya sedang asik menyantap makanan yang dipesan sebelumnya.Ternyata itu berasal dari seorang pemuda dan tiga orang pria berpakaian lengkap seorang prajurit. Lan Xuefeng hanya memandangi rombongan itu sejenak lalu kembali fokus pada makanannya. Berbeda halnya dengan Fang yang kini memandang lekat ke arah rombongan tersebut dan menaikkan alisnya."Tuan muda Ming?!" Fang menyipitkan matanya, memastikan pemuda yang dilihatnya itu."Pendekar muda, kau kah itu?" Pemuda tersebut tersenyum ramah. Dia adalah Ming Rui, tuan muda keluarga Ming yang Fang selamat sebelumnya."Kalian cari meja terlebih dahulu!" Ming Rui memerintahkan ketiga p

  • Sang Penguasa   Bertamu Ke Rumah Ming Rui

    Ming Rui membawa Fang dan Lan Xuefeng ke sebuah rumah megah yang terletak di tengah kota Pantai Besar. Mereka disambut para penjaga yang berjaga di pintu dengan menggunakan pakaian lengkap seorang prajurit."Selamat datang, tuan muda." sapa para penjaga itu dengan hormat."Kalian sudah makan?" Ming Rui membalas sapaan itu dengan anggukan juga menanyakan kondisi mereka."Sudah tuan muda," para penjaga itu kembali tersenyum hangat. Dilihat dari wajah yang ditunjukkan mereka, Ming Rui ini adalah tipe tuan yang perhatian dan baik hati.Tak ayal, meskipun tidak sering, namun Fang sudah beberapa kali melihat tuan muda dari keluarga bangsawan lainnya. Mereka akan menempatkan para pengawal di luar saat ingin makan, sementara Ming Rui mengajaknya ke dalam. Seperti yang Fang lihat sebelumnya di restoran Lima Warna. Hal ini membuat Fang mengagumi sosok itu."Pendekar Fang, silahkan masuk!" Fang mengangguk, mengajak Lan Xuefeng di sampingnya. Kedua muda-mudi i

  • Sang Penguasa   Jamuan Makan!

    Gelapnya malam tidak membuat pusat kota menjadi sepi, para warga mulai menghidupkan lampu minyak maupun lampion sebagai media penerangannya. Tidak terkecuali di kediaman walikota Ming.Disaat yang sama, sang tuan muda ketiga, Ming Rui mendatangi ruangan Fang dan Lan Xuefeng. Ia mengetuk pintu dan beberapa saat kemudian dibukakan oleh Lan Xuefeng."Saudara Ming, silahkan masuk. Fang gege sudah menunggu di dalam." gadis itu mempersilahkan masuk. Sementara Fang sedang duduk di dekat meja."Saudara Fang," Ming Rui tersenyum hangat setelah melihat Fang yang tampak sudah menunggunya.Fang sendiri membalas senyuman tersebut, namun ia lebih terfokus pada buku tebal yang ada ditangan Ming Rui. Karena penasaran, pemuda itu pun menanyakannya."Ah, ini… buku ini yang ku maksud." Ming Rui berjalan mendekati Fang dan meletakkan bukunya di meja. Sementara Lan Xuefeng sendiri ikut duduk bersama mereka. Ia juga penasaran dengan yang ingin Ming Rui tunjukkan.

  • Sang Penguasa   Tujuan Baru

    Setelah tiba di ruangan mereka, Fang meletakkan Lan Xuefeng di ranjang sementara dirinya berjalan ke arah pintu dan keluar dari sana. Pemuda itu mendongakkan kepalanya ke atas, menatap bulan yang kini bersinar terang sepenuhnya juga dikelilingi bintang-bintang yang bertaburan."Hm," Pemuda ini menghela napas panjang. Masih memikirkan apa yang dilihatnya pada buku yang dibawakan Ming Rui.Semakin terus berusaha ia menyembunyikan jati diri, semakin banyak pula yang mengetahui tentangnya. Dimulai dari sosok misterius Pembunuh Mawar Darah, dan sekarang Ming Rui bahkan juga keluarganya."Apakah sudah saatnya aku mengungkap identitas ku? Tapi… jika sekarang aku melakukannya, tak akan ada orang yang percaya padaku." Kebimbangan menghiasi pikiran Fang, ia sadar saat ini dirinya hanya sendiri dan jikapun memiliki oran

  • Sang Penguasa   Membantu Sekte Lembah Perawan

    "Itu…" Lan Xuefeng membuka mulutnya lebar-lebar tapi tidak ada kata lain yang keluar. Ia hanya memandang lekat ke arah sesuatu yang ada di depan mereka."Kenapa adik Lan?" Fang yang menyadari mencoba menanyakannya."Fang gege, kita harus menolong sekte Lembah Perawan." Pemuda itu mengerutkan keningnya kemudian kembali menatap dua kelompok yang tengah bertarung.Satu kelompok menggunakan pakaian berwarna keunguan dengan corak bunga mawar berukuran besar yang tersemat di belakangnya. Namun, yang menarik perhatian dari mereka adalah semuanya terdiri dari para wanita dan terlihat masih sangat muda.Sementara kelompok lain mengenakan pakaian berwarna hitam juga terdapat lukisan sebuah tengkorak di bagian belakang.Tanpa diperjelas lebih jauh, Fang sudah menyadari bahwa kelompok yang dimaksud adalah para wanita itu. Namun, yang membuatnya tidak habis pikir, bagaimana sang adik mengenal mereka. Karena penasaran, pemuda ini pun menanyakannya.

  • Sang Penguasa   Membantu Sekte Lembah Perawan II

    "Apa kabar, Matriak Lian?" Lan Xuefeng langsung memberi hormat setelah mendekati rombongan sekte Lembah Perawan. Melihat ekspresi dari gadis mungil dan ketua sekte tersebut, Fang dapat menyimpulkan bahwa mereka memang sedekat yang sang adik ceritakan."Lan'er, ternyata kau masih hidup." Di sisi lain, Matriak Lian langsung memegangi tubuh Lan Xuefeng dan memastikan bahwa yang ia lihat kini benar-benar gadis yang dirinya kenal."Iya ,Matriak. Aku berhasil selamat dari peristiwa itu, namun guru… guru dan saudari-saudariku tidak bernasib sama." Lan Xuefeng yang awalnya tersenyum hangat kini mulai berubah menjadi kesedihan."Sabar… Bibi juga menyadari kesedihanmu. Pertama kali Bibi mendengar tentang kehancuran sekte Lembah Es Utara, membuat Bibi terguncang. Apalagi setelah berita menginformasikan bahwa tak

  • Sang Penguasa   Tiga Pendekar Menghadang

    Seminggu telah berlalu, Fang dan Lan Xuefeng kini tengah beristirahat di daerah bebatuan yang terletak di pinggiran bukit besar. Udara yang masih segar nan asri, juga pepohonan rindang dan menyejukkan hati membuat kedua muda-mudi ini begitu bersemangat.Saat itu, matahari sudah berada di ujung barat, tampak sebentar lagi akan pergi meninggalkan bumi. Fang dan Lan Xuefeng sedang mengisi perut mereka saat keduanya mendengar sesuatu mendekat. Belum sempat keduanya bersembunyi, tiga orang dari balik bukit melompat dan menghadang jalan mereka.Fang meningkatkan kewaspadaan, sambil membawa Lan Xuefeng untuk bersembunyi di belakang punggungnya. Pandangan pemuda itu tertuju pada tiga orang itu yang kini tengah menatapnya dengan tajam dan melepaskan nafsu pembunuh yang kuat. Fang sampai-sampai harus menggunakan qi yang cukup besar untuk menahan agar dirinya tetap stabil

  • Sang Penguasa   Fang VS Mu Wanli

    Pertarungan antara pendekar tingkat tinggi memang jauh berbeda dengan pendekar biasa, mereka lebih kuat dan tentu saja memiliki jurus-jurus yang hebat. Dalam waktu singkat, banyak kerusakan yang tercipta di sekitar tempat itu, bahkan bebatuan yang sebelumnya terletak dengan rapi kini banyak yang hancur berkeping-keping.Kemampuan yang ditunjukkan Mu Wanli sangat tinggi dan pengalaman bertarungnya juga tak bisa dianggap remeh. Ditambah pusaka kipas yang belakangan diketahui bernama Kipas Sebelas Mata, membuat pendekar wanita itu sangatlah tangguh.Fang yang menyadari menyerang lawannya dengan tangan kosong tidak akan menghasilkan dampak yang baik, memutuskan untuk menggunakan pusakanya. Pemuda itu mengeluarkan pedang penggetar langit dari ruang hampa dan langsung dihunuskan pada Mu Wanli."Menarik… selain memiliki kemampuan yang tinggi kau juga mempunyai senjata setingkat pusaka langit." Mu Wanli menebak kualitas pedang di tangan Fang."Benar-benar

Bab terbaru

  • Sang Penguasa   Pengumuman!

    Halo, semuanya! Sweet_Owl di sini!Saya ingin mengabarkan bahwasanya karya kedua dan ketiga (terbaru) telah dirilis dan bisa dibaca melalui web ataupun aplikasi Goodnovel. So, saya harap pembaca sekalian bisa membaca dan mendukung karya tersebut.Judul : Penguasa Seni Racun Penulis : Sweet_OwlPenerbit : GoodnovelJudul : Kembalinya Sang PenguasaPenulis : Sweet_OwlPenerbit : Goodnovel Dengan ini, saya juga meminta masukan serta komentar yang membangun dari pembaca untuk pemacu semangat serta konsistensi saya dalam menulis. Semoga kalian menyukainya dan saya bisa menyuguhkan karya-karya yang menarik untuk menemani hari-hari Anda. Jangan dilewatkan ya, ini menarik lho! HeheheAyo buruan baca, jangan sampai ketinggalan ceritanya. Kalian akan disajikan konflik, intrik yang menarik dari pemeran utama kita (Long Tian), atau (Lei Xiayu) dan karakter lainnya.Akhir kata, terima kasih dan selamat membaca.

  • Sang Penguasa   Sepatah Dua Kata dari Author

    Bismillahirrahmanirrahim, Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh. Salam sejahtera untuk kita semua, adanya catatan dari author kali ini menjadi penutup dari kisah novel Sang Penguasa. Puji syukur atas kehadiran Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat-Nya jualah saya bisa mengakhiri cerita ini. Ya, walaupun saya sendiri mengetahui banyak kekurangan, tetapi saya mohon untuk para pembaca memakluminya. Shalawat teriring salam tak lupa kita haturkan kepada junjungan kita, Rasulullah Saw. Karena berkat beliaulah kita bisa hidup di zaman yang penuh kecanggihan seperti saat ini. Ada beberapa hal yang ingin saya sampaikan. Pertama, terima kasih kepada kalian yang telah setia membaca dan mengikuti novel ini dari awal sampai akhir. Saya sangat menghargai dan mengapresiasi dukungan tersebut. Kedua, maaf bisa selama ini saya selaku author masih banyak kekurangan, karena yakinlah tidak ada manusia yang sempurna, yang ada hanya mereka yang se

  • Sang Penguasa   Akhir Kebahagiaan

    Setahun telah berlalu setelah peristiwa yang sangat kelam di Kekaisaran Yang.Kabar mengejutkan terdengar, Biksu Tong Tian tidak berhasil bertahan dari racun yang diberikan menteri Han pada pertarungan terakhir mereka. Biksu sepuh itu menutup usianya setelah berusaha tetap bertahan selama enam bulan lebih.Kuil Tanah Suci segera berganti kepemimpinan, dan Biksu Muda Tong Min terpilih menggantikan Biksu Tong Tian untuk menjadi mahaguru di tempat itu karena ia dinilai telah memenuhi persyaratan untuk mendudukinya.Kabar lain juga beredar, Patriark Shen dan Patriark Lu sama-sama mengundurkan dari dari posisi mereka dan akan digantikan oleh anaknya masing-masing.Kemudian diperlihatkan kepada Li Jianchen dan Lan Xuefeng yang telah resmi menjadi sepasang suami istri. Sejak pertempuran itu, Li Guan tidak mempermasalahkan identitas Li Jianchen yang merupakan anak kandung dari Li Ning karena bagaimanapun juga pemuda itu adalah keponakannya. Sebaliknya, Li Guan me

  • Sang Penguasa   Akhir Pertempuran Berdarah

    Teknik yang digunakan menteri Han tidak mampu menghalangi laju jurus yang Fang keluarkan. Saat ribuan pedang itu tinggal satu meter lagi darinya, senjata tersebut bergabung menjadi satu dan membentuk pedang raksasa yang menakutkan. Menteri Han sudah membuat pagar pelindung, namun tetap tidak mampu menahannya. Tubuh menteri Han terasa lemas ketika pedang besar menembus badannya. Argh! Menteri Han menjerit kesakitan, ia tidak berdaya. Ini pertama kali bagi dirinya merasakan sakit yang begitu luar biasa. Qi-nya juga telah terkuras habis, membuatnya tidak dapat bertahan lebih lama di udara. Menteri Han memejamkan matanya, penglihatannya mulai buram dan perlahan jatuh dengan bebas. Fang masih kurang puas, meskipun kali ini dia melayang dengan keadaan yang juga terluka, setelah terkena efek dari pertukaran jurus sebelumnya, tetapi ia tetap menyusul arah jatuhnya menteri Han. Pemuda itu kembali melepaskan pukulan, tendangan yang membuat siapapun menerimanya

  • Sang Penguasa   Pertempuran Berdarah XIV

    Pertukaran sepuluh jurus pertama telah selesai, baik menteri Han maupun Yan Liang masih sama-sama kesulitan untuk menemukan celah lawan. Keduanya masih berimbang, menunjukkan bahwa kemampuan menteri Han memang luar biasa.Yan Liang membuat mantra tangan, dalam sekejap bola air mengumpulkan di telapak tangannya. Dari yang semula berukuran kecil, kini telah berubah menjadi ratusan kali lipat lebih besar. Saat Yan Liang melepaskan bola air tersebut, udara berguncang hebat, kekuatan itu menyapu bersih apa saja yang mencoba menghalangi jalannya.Menteri Han segera membuat pagar pelindung, namun bisa dihancurkan oleh bola air tersebut dan pada akhirnya mendarat dengan mulus di tubuh pria sepuh itu.Boom!Ledakan besar terjadi, mengundang orang-orang yang berada di bawah untuk menyaksikannya. Awalnya mereka tidak perduli lagi dengan menteri Han, namun mendengar adanya ledakan membuat mereka mengalihkan perhatian.Pendekar tingkat tinggi seperti Patr

  • Sang Penguasa   Pertempuran Berdarah XIII

    "Ayah … bangun … jangan membuatku takut." Li Jianchen menggoyangkan tubuh ayahnya, namun tetap tidak mampu membuat lelaki itu membuka matanya."Ayah … maafkan aku … aku hanya ingin membuatmu sadar … tetapi tidak sampai sejauh ini." Li Jianchen menambahkan. Air mata mengalir di pipinya, menunjukkan kesedihan yang mendalam. Tatapannya kosong, ia benar-benar merasa bersalah atas hal ini.Perlahan, Li Jianchen merasakan seseorang menyentuh bahunya dan itu adalah Lan Xuefeng. "Lan … tolong bantu aku untuk membuka mata ayah. Aku tahu dia hanya bercanda dan sedang marah kepadaku sebab itulah dia tidak ingin membuka matanya."Lan Xuefeng yang melihat kekasih hatinya itu menjadi histeris, ikut merasakan kesedihannya. Namun, ia tidak dapat berbuat banyak sebab Kaisar Li memang sudah meninggal. Lan Xuefeng menggelengkan kepalanya, dan memberikan Li Jianchen pengertian. "Chen … Yang Mulia sudah tiada. Kau tidak perlu berusaha

  • Sang Penguasa   Pertempuran Berdarah XII

    Dengan kedua belas tubuhnya, Fang menyerang menteri Han secara bersamaan, membuat lelaki sepuh itu harus mengambil posisi bertahan. Masing-masing tubuh Fang juga menggunakan teknik yang berbeda membuat menteri Han cukup kesulitan menahannya.Misalnya saja saat ini, satu tubuh Fang menggunakan teknik tebasan pedang tiada akhir. Sementara tubuh lainnya mengikuti dan melepaskan teknik tujuh tebasan Kilat. Begitupula dengan tubuh-tubuh lainnya yang segera memberikan serangan kepada menteri Han.Menteri Han berhasil menghindari sebagian serangan sehingga tebasan Fang hanya menghantam udara kosong namun mencipta suara keras. Ia juga berhasil menangkis sebagian lainnya yang menciptakan bunyi nyaring saat kedua pedang mereka bertemu. Namun karena serangan Fang terlalu cepat, membuat dua tubuhnya yang lain berhasil mendaratkan tebasan ke tubuh menteri Han, tepatnya di bagian dada dan punggungnya yang berhasil menciptakan goresan besar setelah mengoyak pakaiannya sehingga dari l

  • Sang Penguasa   Pertempuran Berdarah XI

    Anggota Kelompok Gagak Pembunuh tidak memiliki semangat bertarung lagi setelah mendapati semua pemimpin mereka telah terbunuh. Tidak ingin bernasib sama, mereka memilih untuk menyerah karena berpikir bisa mempertahankan nyawa mereka. Keputusan tersebut tidak sia-sia, pihak lawan menghentikan serangan mereka saat anggota Kelompok Gagak Pembunuh meletakkan senjata mereka ke tanah dan mengangkat tangan. Namun, tentu saja mereka tidak dibiarkan begitu saja. Pihak lawan memang tidak membunuh, tetapi tetap mengumpulkan mereka dan akan memberikan hukuman. Semua anggota Kelompok Gagak Pembunuh bernapas lega, paling tidak mereka tetap dapat bertahan hidup meskipun akan berakhir di dalam penjara. Fang sendiri masih berhadapan dengan menteri Han. Hingga saat ini, keduanya telah bertukar puluhan jurus, namun Fang hanya mampu mendaratkan satu tebasan pedang saja yang itu pun tidak terlalu mematikan. Di sisi lain, menteri Han berhasil melukai Fang dan memberikan luka di beberapa b

  • Sang Penguasa   Pertempuran Berdarah X

    Pertarungan antara Patriak Shen dan Shi Liong cukup sengit, membawa keduanya harus menggunakan teknik rahasia mereka masing-masing. Darah segar mengucur di sebagian tubuh Patriak Shen, akibat luka yang diberikan Shi Liong. Namun, Shi Liong tentunya mengalami luka yang lebih parah. Bahkan, di bagian dadanya terdapat goresan besar akibat tebasan pedang milik Patriak Shen.Shi Liong menggertakkan giginya dengan keras, kemudian memegangi erat pisau yang ada di tangannya. Ia menatap tajam, memfokuskan perhatiannya kepada target yang telah ditentukan."Hiyah!" Shi Liong menjerit keras. "Terima ini!" Diikuti dengan gerakan yang cepat.Ia melemparkan pisaunya ke udara, dan mengalirkan tenaga dalam ke senjata itu, membuatnya mampu bergerak dengan sendirinya. Namun, yang menarik perhatian dari teknik tersebut adalah pisau itu perlahan berubah menjadi dua, tiga, sepuluh, seratus bahkan seribu dan menutupi sebagian wilayah istana, membuat dua kelompok yang sedang bertarung

DMCA.com Protection Status