Fenomena langit bulan purnama juga tidak hanya terjadi di Lembah Petir saja, namun di seluruh dimensi itu. Li Jianchen dan Jiang Qindai sedang bercerita di luar gua, jadi mereka juga bisa menyaksikannya.
Akan tetapi, kebahagiaan yang ditampilkan di wajah mereka seketika berubah menjadi tiga ratus enam puluh derajat ketika melihat langit yang berganti warna.
"Guru, apa yang terjadi?" Li Jianchen penasaran, ini kali pertama dirinya melihat fenomena seperti itu.
"Aih, ini terjadi saat dua makhluk perkasa itu akan bertarung." Jiang Qindai menatap ke langit dan menyilangkan kedua tangannya di belakang.
"Maksud guru?" Li Jianchen semakin penasaran.
"Lihat saja sebentar lagi kau akan mengetahuinya." Benar saja, mulut Li Jianchen terbuka lebar, jantungnya berdetak kencang setelah melihat dua makhluk di udara. Ia sudah mengetahui sosok burung besar berwarna biru itu adalah Burung Petir Perkasa sebab pernah muncul sebulan yang lalu. Tapi, burung besar lainny
"Fang'er, Jianchen'er, sesuai janji yang telah kita ucapkan beberapa tahun yang lalu. Waktu kalian kini tersisa beberapa bulan lagi. Oleh sebab itu, guru ingin memberitahukan satu rahasia lagi pada kalian berdua. Ayo ikuti guru!"Jiang Qindai berjalan ke bagian gua yang lebih dalam dan tiba di hadapan sebuah dinding pembatas."Kalian tau? Ini bukanlah dinding gua yang sebenarnya, melainkan ada ruangan rahasia yang tersimpan di dalam sini?" Jiang Qindai mengalihkan pandangannya ke arah Fang dan Li Jianchen yang ada di belakangnya dan mendapati kedua muridnya itu menggelengkan kepala.Jiang Qindai mengangguk, sejurus kemudian membuat mantra tangan. Lalu ia meletakkan telapak tangannya itu di atas sebuah batu setinggi satu meter dan terdapat corak tujuh petir di beberapa bagian.Batu itu bersinar terang, dan beberapa saat kemudian dinding tersebut bergetar hebat dan tak lama setelah itu terbuka melebar menunjukkan ruangan lain di dalam gua."Ayo kita
Jiang Qindai meminta Fang dan Li Jianchen mendekati Pedang Penggetar Langit. Siapa saja yang berhasil mencabutnya maka Jiang Qindai akan memberikan pedang itu padanya.Sebagai murid tertua, Jiang Qindai meminta Fang terlebih dahulu. Namun, pemuda itu menolak dan meminta adiknya, Li Jianchen yang pertama melakukannya.Dengan wajah senang, Li Jianchen menuruti kemauan Fang. Pedang Penggetar Langit merupakan senjata tingkat tinggi, siapa saja pasti sangat menginginkannya. Tidak terkecuali Li Jianchen sekalipun."Semoga berhasil," Fang menepuk pundak Li Jianchen lalu menjaga jarak dari tempat itu. Membiarkan Li Jianchen mempersiapkan dirinya.Li Jianchen mendekati Pedang itu, tatapannya tajam dan bersemangat. Ini adalah kesempatan baginya untuk bertambah kuat.
Tanpa terasa Fang sudah berlatih ilmu Tujuh Pedang Penggetar Langit selama dua bulan lebih. Sebulan yang lalu, ia sudah berhasil menarik pedang penggetar langit dari batu besar tempatnya menancap sebelumnya.Saat pertama kali berhasil mengangkat pedang tersebut, Fang merasakan gejolak yang hebat dalam dirinya. Bahkan membuatnya terjatuh dalam posisi berlutut dan memuntahkan darah segar dari mulutnya. Tapi, Fang tetap menggenggam erat pedang itu."Tebasan pedang tiada akhir!"Fang menggunakan pedang penggetar langit untuk menemaninya berlatih. Itu ia lakukan untuk membiasakan dirinya dengan pusaka dunia tersebut.Fang tidak sabar lagi untuk melihat keterkejutan di wajah Jiang Qindai dan Li Jianchen saat mengetahui dirinya mampu mencabut pedang pusaka terbaik itu.
Fang menggunakan jurus yang diajarkan kakeknya sementara Li Jianchen mengeluarkan ilmu yang dipelajarinya dari guru mereka, Jiang Qindai.Gerakan-gerakan Li Jianchen cukup cepat dan baik, membuat Jiang Qindai bersemangat melihatnya. Di sisi lain Fang juga menunjukkan kualitas yang mumpuni, gerakan cepat dan sulit ditebak membuat Jiang Qindai kagum.Awalnya pertarungan mereka cukup berimbang, namun lama kelamaan Fang sedikit demi sedikit mulai menguasai pertarungan. Ada beberapa hal yang membuat Fang unggul.Pertama, ia menguasai ilmu pedang sudah jauh sebelum Li Jianchen. Fang juga telah mencapai tingkat penguasaan pedang yang lebih tinggi. Kedua, tingkat kultivasi keduanya berbeda, Fang lebih tinggi dibandingkan adiknya itu."Fang'er memang jenius penguasa pedang sejati
Tujuh hari setelah latihan pedang antara Fang dan Li Jianchen sudah berlalu. Hari-hari mereka kembali seperti sebelum-sebelumnya, berlatih ilmu pedang dan menyerap qi untuk meningkatkan kekuatan.Tepat pada suatu malam, kali itu bulan hanya terbentuk setengahnya. Bintang-bintang bertaburan menerangi kegelapan malam. Jiang Qindai tengah duduk di sebuah batu besar, menyaksikan Fang dan Li Jianchen yang berlatih hingga semalaman."Fang'er, Jianchen'er, kemari!" Tegas Jiang Qindai yang membuat kedua muridnya itu. Bergegas mendekatinya."Ada apa, guru?" Fang yang pertama menanyakan alasannya."Silahkan duduk," Fang dan Li Jianchen mengikuti arahan dari Jiang Qindai. Keduanya duduk tepat di depan sang guru. Anehnya, wajah guru mereka itu menunjukkan kesedihan yang mendalam. Ta
Tepat di bawah cakrawala biru, saat matahari hampir mencapai puncaknya, terlihat tiga orang lelaki yang dua diantaranya merupakan pemuda yang masih berusia dibawah dua puluhan tahun dan seorang lagi lelaki tua. Ketiganya tidak lain adalah Fang, Li Jianchen dan Jiang Qindai.Mereka tengah menatap lekat ke arah depan tanpa berkedip. Memandangi sebuah dinding energi berwarna hitam kebiru-biruan itu dengan mengerutkan dahi."Guru, inikah jalan keluar yang Anda maksud?" Wajah Fang memburuk, ketiganya masih berjarak seratus meter dari tempat itu namun sudah merasakan hawa kuat yang dikeluarkan dinding energi tersebut."Guru, apakah Anda serius dengan ini? Jangan-jangan guru marah padaku dan saudara Fang karena kami ingin keluar dari dimensi ini. Jadi, guru ingin membunuh kami dengan membawa ke tempat ini." Li Jianchen men
Hal yang pertama kali Fang dan Li Jianchen lihat saat keluar dari dinding energi adalah sebuah hamparan hutan luas yang tampak tiada ujung. Beruntung saat itu waktu menunjukkan tengah hari, jadi Fang dan Li Jianchen tanpa kesulitan mencari jalan yang bisa dilewati.Pandangan keduanya teralih pada sebuah gunung yang tidak jauh dari hutan itu, menjulang tinggi hingga mencapai awan-awan di langit."Saudara Fang, kemana kita harus pergi?" Li Jianchen bertanya dengan serius. Meskipun dirinya pernah mempelajari peta kekaisaran Yang, namun ini kali pertama Li Jianchen berada di tempat itu."Aku juga tidak tau, saudara Li. Sebaiknya kita mengikuti jalan yang dibuat manusia. Mungkin nanti kita akan menemukan petunjuk." Fang menggeleng kepala, ia juga tidak mengetahui keberadaan mereka saat ini.
Sepanjang perjalanan Fang mendengarkan cerita dari warga desa yang menemaninya, hingga mereka tiba di sebuah bangunan yang tidak lain adalah restoran kecil yang diceritakan sebelumnya. Fang kemudian mengajak lelaki tua itu untuk masuk dan makan bersamanya. Fang juga sudah mengetahui lelaki tua itu bernama Fu Nian. Sehingga Fang memanggilnya kakek Fu.Sebenarnya kakek Fu ingin menolak, tapi Fang memaksa membuatnya tidak punya pilihan lain. Di sisi lain, Fang mengajaknya karena ia menyadari lelaki tua itu sedang menahan lapar. Ia sudah mendengar beberapa kali perut kakek Fu yang berkeriuk."Tidak perlu sungkan, kek. Anggap saja ini ucapan terima kasih dariku." Fang tersenyum tipis. Sementara kakek Fu mengangguk setuju.Fang menelisik seluruh ruangan setelah berada di dalam, ia kemudian menemukan seorang pemuda yang fa
Halo, semuanya! Sweet_Owl di sini!Saya ingin mengabarkan bahwasanya karya kedua dan ketiga (terbaru) telah dirilis dan bisa dibaca melalui web ataupun aplikasi Goodnovel. So, saya harap pembaca sekalian bisa membaca dan mendukung karya tersebut.Judul : Penguasa Seni Racun Penulis : Sweet_OwlPenerbit : GoodnovelJudul : Kembalinya Sang PenguasaPenulis : Sweet_OwlPenerbit : Goodnovel Dengan ini, saya juga meminta masukan serta komentar yang membangun dari pembaca untuk pemacu semangat serta konsistensi saya dalam menulis. Semoga kalian menyukainya dan saya bisa menyuguhkan karya-karya yang menarik untuk menemani hari-hari Anda. Jangan dilewatkan ya, ini menarik lho! HeheheAyo buruan baca, jangan sampai ketinggalan ceritanya. Kalian akan disajikan konflik, intrik yang menarik dari pemeran utama kita (Long Tian), atau (Lei Xiayu) dan karakter lainnya.Akhir kata, terima kasih dan selamat membaca.
Bismillahirrahmanirrahim, Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh. Salam sejahtera untuk kita semua, adanya catatan dari author kali ini menjadi penutup dari kisah novel Sang Penguasa. Puji syukur atas kehadiran Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat-Nya jualah saya bisa mengakhiri cerita ini. Ya, walaupun saya sendiri mengetahui banyak kekurangan, tetapi saya mohon untuk para pembaca memakluminya. Shalawat teriring salam tak lupa kita haturkan kepada junjungan kita, Rasulullah Saw. Karena berkat beliaulah kita bisa hidup di zaman yang penuh kecanggihan seperti saat ini. Ada beberapa hal yang ingin saya sampaikan. Pertama, terima kasih kepada kalian yang telah setia membaca dan mengikuti novel ini dari awal sampai akhir. Saya sangat menghargai dan mengapresiasi dukungan tersebut. Kedua, maaf bisa selama ini saya selaku author masih banyak kekurangan, karena yakinlah tidak ada manusia yang sempurna, yang ada hanya mereka yang se
Setahun telah berlalu setelah peristiwa yang sangat kelam di Kekaisaran Yang.Kabar mengejutkan terdengar, Biksu Tong Tian tidak berhasil bertahan dari racun yang diberikan menteri Han pada pertarungan terakhir mereka. Biksu sepuh itu menutup usianya setelah berusaha tetap bertahan selama enam bulan lebih.Kuil Tanah Suci segera berganti kepemimpinan, dan Biksu Muda Tong Min terpilih menggantikan Biksu Tong Tian untuk menjadi mahaguru di tempat itu karena ia dinilai telah memenuhi persyaratan untuk mendudukinya.Kabar lain juga beredar, Patriark Shen dan Patriark Lu sama-sama mengundurkan dari dari posisi mereka dan akan digantikan oleh anaknya masing-masing.Kemudian diperlihatkan kepada Li Jianchen dan Lan Xuefeng yang telah resmi menjadi sepasang suami istri. Sejak pertempuran itu, Li Guan tidak mempermasalahkan identitas Li Jianchen yang merupakan anak kandung dari Li Ning karena bagaimanapun juga pemuda itu adalah keponakannya. Sebaliknya, Li Guan me
Teknik yang digunakan menteri Han tidak mampu menghalangi laju jurus yang Fang keluarkan. Saat ribuan pedang itu tinggal satu meter lagi darinya, senjata tersebut bergabung menjadi satu dan membentuk pedang raksasa yang menakutkan. Menteri Han sudah membuat pagar pelindung, namun tetap tidak mampu menahannya. Tubuh menteri Han terasa lemas ketika pedang besar menembus badannya. Argh! Menteri Han menjerit kesakitan, ia tidak berdaya. Ini pertama kali bagi dirinya merasakan sakit yang begitu luar biasa. Qi-nya juga telah terkuras habis, membuatnya tidak dapat bertahan lebih lama di udara. Menteri Han memejamkan matanya, penglihatannya mulai buram dan perlahan jatuh dengan bebas. Fang masih kurang puas, meskipun kali ini dia melayang dengan keadaan yang juga terluka, setelah terkena efek dari pertukaran jurus sebelumnya, tetapi ia tetap menyusul arah jatuhnya menteri Han. Pemuda itu kembali melepaskan pukulan, tendangan yang membuat siapapun menerimanya
Pertukaran sepuluh jurus pertama telah selesai, baik menteri Han maupun Yan Liang masih sama-sama kesulitan untuk menemukan celah lawan. Keduanya masih berimbang, menunjukkan bahwa kemampuan menteri Han memang luar biasa.Yan Liang membuat mantra tangan, dalam sekejap bola air mengumpulkan di telapak tangannya. Dari yang semula berukuran kecil, kini telah berubah menjadi ratusan kali lipat lebih besar. Saat Yan Liang melepaskan bola air tersebut, udara berguncang hebat, kekuatan itu menyapu bersih apa saja yang mencoba menghalangi jalannya.Menteri Han segera membuat pagar pelindung, namun bisa dihancurkan oleh bola air tersebut dan pada akhirnya mendarat dengan mulus di tubuh pria sepuh itu.Boom!Ledakan besar terjadi, mengundang orang-orang yang berada di bawah untuk menyaksikannya. Awalnya mereka tidak perduli lagi dengan menteri Han, namun mendengar adanya ledakan membuat mereka mengalihkan perhatian.Pendekar tingkat tinggi seperti Patr
"Ayah … bangun … jangan membuatku takut." Li Jianchen menggoyangkan tubuh ayahnya, namun tetap tidak mampu membuat lelaki itu membuka matanya."Ayah … maafkan aku … aku hanya ingin membuatmu sadar … tetapi tidak sampai sejauh ini." Li Jianchen menambahkan. Air mata mengalir di pipinya, menunjukkan kesedihan yang mendalam. Tatapannya kosong, ia benar-benar merasa bersalah atas hal ini.Perlahan, Li Jianchen merasakan seseorang menyentuh bahunya dan itu adalah Lan Xuefeng. "Lan … tolong bantu aku untuk membuka mata ayah. Aku tahu dia hanya bercanda dan sedang marah kepadaku sebab itulah dia tidak ingin membuka matanya."Lan Xuefeng yang melihat kekasih hatinya itu menjadi histeris, ikut merasakan kesedihannya. Namun, ia tidak dapat berbuat banyak sebab Kaisar Li memang sudah meninggal. Lan Xuefeng menggelengkan kepalanya, dan memberikan Li Jianchen pengertian. "Chen … Yang Mulia sudah tiada. Kau tidak perlu berusaha
Dengan kedua belas tubuhnya, Fang menyerang menteri Han secara bersamaan, membuat lelaki sepuh itu harus mengambil posisi bertahan. Masing-masing tubuh Fang juga menggunakan teknik yang berbeda membuat menteri Han cukup kesulitan menahannya.Misalnya saja saat ini, satu tubuh Fang menggunakan teknik tebasan pedang tiada akhir. Sementara tubuh lainnya mengikuti dan melepaskan teknik tujuh tebasan Kilat. Begitupula dengan tubuh-tubuh lainnya yang segera memberikan serangan kepada menteri Han.Menteri Han berhasil menghindari sebagian serangan sehingga tebasan Fang hanya menghantam udara kosong namun mencipta suara keras. Ia juga berhasil menangkis sebagian lainnya yang menciptakan bunyi nyaring saat kedua pedang mereka bertemu. Namun karena serangan Fang terlalu cepat, membuat dua tubuhnya yang lain berhasil mendaratkan tebasan ke tubuh menteri Han, tepatnya di bagian dada dan punggungnya yang berhasil menciptakan goresan besar setelah mengoyak pakaiannya sehingga dari l
Anggota Kelompok Gagak Pembunuh tidak memiliki semangat bertarung lagi setelah mendapati semua pemimpin mereka telah terbunuh. Tidak ingin bernasib sama, mereka memilih untuk menyerah karena berpikir bisa mempertahankan nyawa mereka. Keputusan tersebut tidak sia-sia, pihak lawan menghentikan serangan mereka saat anggota Kelompok Gagak Pembunuh meletakkan senjata mereka ke tanah dan mengangkat tangan. Namun, tentu saja mereka tidak dibiarkan begitu saja. Pihak lawan memang tidak membunuh, tetapi tetap mengumpulkan mereka dan akan memberikan hukuman. Semua anggota Kelompok Gagak Pembunuh bernapas lega, paling tidak mereka tetap dapat bertahan hidup meskipun akan berakhir di dalam penjara. Fang sendiri masih berhadapan dengan menteri Han. Hingga saat ini, keduanya telah bertukar puluhan jurus, namun Fang hanya mampu mendaratkan satu tebasan pedang saja yang itu pun tidak terlalu mematikan. Di sisi lain, menteri Han berhasil melukai Fang dan memberikan luka di beberapa b
Pertarungan antara Patriak Shen dan Shi Liong cukup sengit, membawa keduanya harus menggunakan teknik rahasia mereka masing-masing. Darah segar mengucur di sebagian tubuh Patriak Shen, akibat luka yang diberikan Shi Liong. Namun, Shi Liong tentunya mengalami luka yang lebih parah. Bahkan, di bagian dadanya terdapat goresan besar akibat tebasan pedang milik Patriak Shen.Shi Liong menggertakkan giginya dengan keras, kemudian memegangi erat pisau yang ada di tangannya. Ia menatap tajam, memfokuskan perhatiannya kepada target yang telah ditentukan."Hiyah!" Shi Liong menjerit keras. "Terima ini!" Diikuti dengan gerakan yang cepat.Ia melemparkan pisaunya ke udara, dan mengalirkan tenaga dalam ke senjata itu, membuatnya mampu bergerak dengan sendirinya. Namun, yang menarik perhatian dari teknik tersebut adalah pisau itu perlahan berubah menjadi dua, tiga, sepuluh, seratus bahkan seribu dan menutupi sebagian wilayah istana, membuat dua kelompok yang sedang bertarung