Beranda / Urban / Sang Penguasa, Mr. Levon / Rela Mati Untuknya?

Share

Rela Mati Untuknya?

Penulis: imam Bustomi
last update Terakhir Diperbarui: 2021-10-03 13:16:48

“Tanyakan sesuatu pada Amel.”

“Apa yang harus aku tanyakan? Dan lagi pula Amel tidak akan menunjukku. Dia pasti menunjuk ke arah lain,” kata Levon sambil mengedarkan pandangan ke berbagai arah.

“Ya apa salahnya mengacungkan tangan?” Rose mengerucutkan bibir sambil membenarkan poni rambutnya.

“Aku ingin bertanya padamu saja. Kapan kita akan menikah?” goda Levon sambil menyenggol pelan lengan Rose.

“Minggu depan! Besok pulang kerja langsung memesan baju pengantin,” jawab Rose menatap lembut pada Levon.

Amelia menjawab pertanyaan dari tamu pesta dengan senang hingga tak terasa ia sudah menjawab sekitar 10 pertanyaan.

“Oke sudah cukup ya. Kita lanjutkan dengan berdansa,” kata Amelia. Di titik ini juga beberapa pelayan menawarkan berbagai minuman non alkohol kepada tamu pesta.

Pesta dilanjutkan dengan berdansa. Pasangan dansa mulai menunjukkan kebolehan.

Levon dan Rose melakukan tarian mengikuti irama lagu yang terdengar. Pa

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Sang Penguasa, Mr. Levon   Watak asli Rose

    Rose berteriak, ia spontan menunduk dan melindungi kepala dengan kedua tangannya. Sementara itu, Levon bersikap tenang dan cepat menggerakkan tangan kanan ke depan wajahnya. Blukkkk ...... batu itu menghantam kaca mobil. Beruntung batu itu tidak bisa memecahkan kaca mobil yang sudah dilengkapi pelapis kaca anti pecah. Hantaman batu itu hanya meninggal bekas retak berbentuk lingkaran bergaris-garis saja. “Shit! Kini giliranku!” Rose mengumpat dengan tatapan penuh amarah pada laki-laki misterius itu. ia melajukan mobil dan hendak menabrak orang yang berniat melukainya. “Hentikan! Nanti kau bisa membunuhnya!” Levon berusaha mengingatkan Rose, tetapi dihiraukan. Laki-laki misterius itu berhasil menghindar dan melarikan diri. “Sialan ...” Rose semakin emosi karena tidak berhasil menabrak laki-laki misterius itu. “Tenangkan dirimu, Rose,” ucap Levon memasang wajah sedih. Rose menurut, ia menghela napas pelan dan menenangkan d

    Terakhir Diperbarui : 2021-10-03
  • Sang Penguasa, Mr. Levon   Bukan Sebuah Candaan

    “Itu, emm ... orang misterius itu ditemukan mati terbunuh,” jawab asal Rose.“Apa?” Levon pura-pura kaget. “Bagaimana bisa?”“Mungkin orang misterius itu dibunuh oleh seseorang yang membayarnya untuk mencelakai kita. Dia dibunuh untuk menghilangkan jejak.” Rose menerka-nerka, tetapi Levon tahu maksudnya. Orang suruhan Rose berhasil membunuh orang misterius itu.Levon sangat yakin, Rose bukan kaget karena orang misterius itu mati terbunuh, tetapi karena orang suruhannya tidak berhasil membunuh Ethan yang dilindungi oleh beberapa orang bertopeng.“Ya, mungkin saja.” Respon Levon menunjukkan rasa takut.“Kau tenang saja. Polisi akan menanganinya dengan baik.” Rose tersenyum penuh arti menatap Levon.“Kau benar. Orang yang membunuh harus dimasukkan dalam penjara. Dia bukan manusia, tapi binatang,” kata Levon santai, tetapi sebenarnya ia menyinggung Rose.&

    Terakhir Diperbarui : 2021-10-04
  • Sang Penguasa, Mr. Levon   Mengunjungi Pabrik

    Amelia tidak menjawab, ia justru tertawa geli dengan keras. Levon pun menghembus napas pelan dan menurunkan amarahnya. Ia sadar sepupunya itu sedang menjahili dirinya. “Aku tidak akan menemuimu lagi,” kata Levon dengan nada suara kesal, tetapi wajahnya tersenyum merekah. “Hahahahahaha ....” Amelia semakin tertawa keras. Itu membuat Levon tersenyum dan gemas dengan sikap sepupunya. “Aku benar-benar tidak akan menemuimu!” Levon memperlambat ucapannya dengan suara yang sangat tegas, tetapi itu hanya berpura-pura saja. “Jangan ngambek, Leo. Aku cuma bercanda. Aku ingin mengetes dirimu, seberapa khawatirnya dirimu kepadaku. Dan aku sudah tahu jawabannya, kau tidak berubah. Kau sangat menyanyangiku,” ucap Amelia dengan suara yang terdengar sedang menahan tawa. “Lihat saja, nanti. Aku akan membalasmu.” Kali ini Levon tidak bisa menahan tawanya. Ia sampai menutup mulut dengan tangan kanan agar tidak terdengar oleh penghuni rumah. “Ya, ya

    Terakhir Diperbarui : 2021-10-04
  • Sang Penguasa, Mr. Levon   Misi Membongkar Kecurangan

    “Hubert kerjamu sangat bagus,” puji Amelia begitu dingin pada Hubert saat sudah ada di hadapannya.“Terima kasih, Nona. Saya mencintai pekerjaan ini, jadi saya bekerja sepenuh hati,” kilah Hubert tersenyum.Amelia memalingkan wajah dan tersenyum miring. Batinnya mengutuk Hubert, “Mulutmu dusta. Semoga kau cepat mati.”Amelia menoleh kembali ke arah Hubert dengan tatapan dingin, “Oke Hubert, aku mau pergi ke pabrik lainnya.”“Iya, Nona. Hati-hati di jalan.” Hubert membungkuk dan tersenyum ramah pada Amelia.Amelia pergi menemui Levon dan berpura-pura bersikap dingin di hadapannya, “Levon, kita pergi ke pabrik lainnya.” “Baik, Nona.” Levon mengerti dengan alasan yang dibuat Amelia agar mereka segera pergi dari pabrik.“Hati-hati di jalan, Nona.” Aldrich menyahut yang sedari tadi berdiri di samping Levon dengan setengah membungkuk.Amelia menjawab dengan sedikit senyuman. Ia melangkah keluar dan masuk ke dalam mobil.“Ini sudah terbukti, Leo. Mereka melakukan kecurangan. Di data hanya te

    Terakhir Diperbarui : 2021-10-04
  • Sang Penguasa, Mr. Levon   Jadikan Hubert Sebagai Umpan

    “Aku sudah merekam tangki itu. Lalu apa lagi yang harus kita lakukan?” tanya Amelia sambil mematikan kamera ponsel dan meletaknya di depan.“Kita cepat kembali ke perusahaaan. Hubert pasti sudah memberitahu Rose mengenai kedatangan kita ke pabrik,” jawab Levon sambil memutar mobil dan melajukan dengan cepat menuju perusahaan.“Lalu?” tanya Amelia sambil mencengkeram jok mobil. Levon lebih gila dari seorang pembalap, ia semakin mempercepat laju mobilnya.“Rose, urusanku. Dan jika dia bertanya padamu, jawab dengan santai. Jawablah kau mengajakku karena aku supervisor kebersihan yang baru. Jadi perlu untuk berkoordinasi dengan supervisor kebersihan pabrik.”“Lalu, rekaman ini?”“Simpan rekaman itu di laptopmu dengan baik. Kita keluarkan rekaman itu pada waktu yang tepat.”“O-okeee baiklah,” kata Amelia setengah berteriak saat Levon menyalip truk panj

    Terakhir Diperbarui : 2021-10-05
  • Sang Penguasa, Mr. Levon   Kesatria Sejati

    Amelia tersenyum miring mendengar Levon memuji wanita iblis itu, “Jujur aku tidak setuju kau menikah dengannya.” Levon tidak menjawab, ia lebih memilih mengangkat telepon Rose. “Ya, Rose?” “Ada dimana?” tanya Rose dengan suara lembut. “Ada di ruanganku, kenapa?” jawab Levon melembutkan suara, tetapi sebenarnya ia ingin tertawa menatap Amelia. Sepupunya itu berpura-pura ingin muntah mendengar suara lembutnya pada Rose. “Bisakah kau ke ruanganku? Aku sangat merindukanmu,” kata Rose dengan suara memelas. “Baiklah, tunggu. Raja akan menemui Sang Ratu,” jawab Levon sambil menahan tawa karena melihat tingkah Amelia yang mengejek dirinya dengan menjelek-jelekkan wajah. Levon memutus sambungan telepon, tawanya langsung lepas begitu saja. “Pergilah, nanti wanitamu marah,” sindir Amelia. Levon tidak menjawab, ia justru meneruskan tawanya. Lalu, ia melihat ke arah Pulisic yang melangkah menghampiri dirinya. “Tuan, saya sudah

    Terakhir Diperbarui : 2021-10-05
  • Sang Penguasa, Mr. Levon   Mempercepat Hari Pernikahan

    Levon melihat tatapan Rose tidak ada kebohongan sedikitpun, “Sekarang?” “Iya, sekarang!” Rose menjawab dengan tegas. Tatapannya semakin tajam mempertahan kontak mata dengan Levon. “Tidak mungkin, belum ada persiapan. Bagaimana kalau—” Levon menggantung kalimatnya. Ia memikirkan penawaran hari pernikahan pada Rose. “Dua hari lagi.” Tatapan Rose mengisyaratkan bahwa Levon harus menerima usulannya. “Baiklah. Dua hari lagi,” cetus Levon menatap lembut Rose, tetapi hatinya bertanya-tanya. Mengapa Rose mempercepat pernikahan mereka? Apakah ia sedang merencanakan hal buruk pada Amelia? Rose mencium pipi Levon, “Terima kasih.” “Emmm baiklah, aku mau kembali lagi ke ruanganku. Aku takut Tuan Pulisic melihatku ke ruanganmu disaat jam kerja. Nanti dia bisa mengaum. Haaauuungggg” kata Levon dengan kedua tangan mencakar-cakar angin dan menirukan suara macan. “Hahahahaha ya, ya, kau benar juga. Cepatlah kembali,” respon Amelia. S

    Terakhir Diperbarui : 2021-10-06
  • Sang Penguasa, Mr. Levon   Menunggu

    “Orang-orang suruhan kita juga menjadi tersangka karena dianggap membantu Ethan untuk membunuh orang itu,” jawab Pulisic kaku. “Apakah polisi mengenali wajah-wajah orang suruhan kita?” tanya Levon sambil berdiri dan menatap pulisic. “Tidak, Tuan. Untung orang-orang suruhan kita memakai topeng,” jelas Pulisic. “Itulah sebabnya aku menyuruh mereka memakai topeng,” ungkap Levon dengan tatapan tajam, tetapi di detik berikut bibirnya mengulas senyum licik. “Karena Rose pasti merencanakan semua ini.” “Lalu? Ethan?” tanya Levon lagi sambil merapikan dokumen di atas meja. “Dia sudah ada di penjara, Tuan. Pasti sekarang dia lebih merasa aman berada disana dari kejaran Rose,” jawab Pulisic. Levon menoleh ke arah Pulisic lagi dengan tatapan tajam, “Justru Rose menginginkan Ethan dipenjara agar dia lebih leluasa menyiksanya. Polisi akan meremukkan tulang-tulang Ethan setiap hari. Bukankah itu lebih menyakitkan dari kematian?” “Rose b

    Terakhir Diperbarui : 2021-10-06

Bab terbaru

  • Sang Penguasa, Mr. Levon   240. Akhir Cerita

    Air mata Angelina mengalir deras, menumpahkan semua kesedihannya. Kalimatnya barusan diucapkan secara sadar. Ia siap mati, Jika dengan nyawanya bisa membuat Amelia kembali ke jalan yang Sementara itu, Amelia sangat terkejut. Tanpa dugaannya sama sekali, Angelina mengetahui identaitasnya. “Nona Amelia? Aku Ketty ... Namaku Ketty, bukan Nona Amelia,” ucap Amelia masih belum mengaku. “Sudahlah, Nona. Buka topengmu. Jika kau ingin membunuhku, silahkan saja. Aku tidak akan melawannnya,” kata Angelina pasrah. Amelia mulai cemas. Ia mulai curiga bahwa Angelina datang bersama dengan Levon dan orang-orang kepercayaannya. “Aku bukan Nona Amelia!” teriak Amelia. “Aku Ketty ... Aku memanggilmu kesini untuk menyelesaikan masalahku. Tapi kau justru berpihak pada wanita itu.” Amelia masih mempertahankan penyamarannya. Lalu ia berjalan cepat ke arah sudut pintu. Ia melihat layar pengintai aktifitas di luar, depan dan sekitar kamarnya. Tidak ada siapa-siapa, batinnya. Lalu ia kembali memutar ba

  • Sang Penguasa, Mr. Levon   239. Angelina Dalam Bahaya

    “Sayang sekali, padahal kue ini sangat enak,” ucap Amelia sambil meletakkan kue itu ke wadahnya“Em kalau begitu, makanlah,” kata Angelina setengah mengetes.“Ah aku sudah kenyang ... aku sudah banyak menghabiskan kue ini,” kilah Amelia tersenyum paksa, menutupi rasa kesalnya.“Ow ya, Ketty. Rumahmu dimana?” tanya Angelina.“Hemmm dekat dengan mansion Tuan Leo,” jawab Amelia.“Apa Tuan Leo mengenalmu?” tanya Angelina memancing.“Emmm tidak ... Tuan Leo tidak mengenalku,” kilah Amelia. “ow ya lanjutkan pembahasan yang tadi ... Jadi bagaimana menurutmu? Apa aku harus mengalah?”“Terkadang kita harus mengalah demi kebahagiaan orang yang kita cintai,” jawab Angelina bijak. “Tapi aku tidak sudi wanita iblis itu merebut orang yang aku cintai ... Hanya aku yang pantas mendampinginya, bukan wanita iblis itu,” respon Amelia sedikit emosi. Tatapan tajamnya mulai diperlihatkan pada Angelina. “tunggu ... Apa itu artinya kau mendukung wanita itu merebut pujaan hatiku?” tanyanya.Angelina menghela

  • Sang Penguasa, Mr. Levon   238. Angelina Masuk Sendirian

    “Ya, Tuan.” Angelina mengangguk dengan tatapan serius “aku siap kehilangan nyawa asal Nona Amelia kembali menjadi orang baik. Karena aku memang salah.”Mendengar itu, Levon terharu. Ia menatap Angelina dengan tatapan bangga. Jack dan teman-temannya pun merasakan hal yang sama.“Aku tidak salah memilih calon istri ...” ucap Levon dengan tatapan lembut. Lalu ia mengambil ponsel Angelina. “Aku tidak akan membiarkan calon istriku celaka.”Angelina meneteskan air mata, lalu ia spontan memeluk Levon.“Tuan, aku stress. Aku tidak tahu harus berbuat apa. Aku ingin sekali menjadi istri Tuan, tapi disisi lain ... aku kasihan pada Nona Amelia. Aku tidak mau merebut Tuan darinya,” kata Angelina menangis dalam pelukan Levon. Lalu ia melepas pelukannya dan mendongak menatap penuh arti pada calon suaminya itu. “Menikahlah saja dengan Nona Amelia, Tuan.”“Aku menyayangi Amelia. Dia adikku, dan selamanya statusnya tidak berubah ... Sementara kau, Angel. Kau adalah calon istriku,” respon Levon tersenyu

  • Sang Penguasa, Mr. Levon   237. Rencana Jahat Amelia

    Dengan pakaian khas pria bertopeng, Amelia menunggu di salah satu kamar apartemen British, kira-kira jarak tempuhnya sekitar satu jam dari apartemen Hoston. Amelia sudah menyelipkan sebuah pisau di sela-sela lubang sofa. Ia juga mencampurkan racun di makanan ringan berupa kue keju yang ada di atas meja. “Leo sudah berbohong padaku, Angelina tidak pulang ke Washington.” Angelina sangat marah, ia sudah tidak sabar ingin bertemu gadis itu dan segera membunuhnya. “Aku pastikan hari adalah hari terakhirnya bisa bernapas!” Sementara itu, Jack bergerak cepat setelah menerima pesan dari Levon. Ia melacak nomor ponsel yang diberikan Sang Tuan. “kamar nomor 987,” ucap temannya pada Jack setelah berhasil melacak keberadaan pemilik nomor itu. Jack dan teman-temannya menyusuri setiap lorong, menaiki lift untuk sampai ke kamar teratas yang ada di apartemen British. Salah satu di antara mereka menyamar sebagai cleaning service, namanya Sancho. TOK! TOK! Sancho mengetok pintu kamar Amelia, se

  • Sang Penguasa, Mr. Levon   236. Wanita Itu Hanya Umpan

    Levon tampak duduk di kursi ruangan makan yang ada di apartemen Hoston. Ia sudah janjian dengan Angelina untuk makan bersama.“Hem dia sangat cantik,” gerutu Levon ketika melihat Angelina datang. Ia memandangi penampilan gadis itu dari atas sampai bawah. Kecantikannya sangat natural.“Tuan sudah menunggu lama?” tanya Angelina sambil menarik kursi makan yang menghadap Levon.“Hemm dua menit yang lalu,” jawab Levon. lalu ia memanggil waitress“Mau makan apa, Angel?” tanya Levon, Angelina pun mengamati daftar menu makanan dan minuman yang ada di hadapannya.“Tuna sandwich, terus minumannya emmm ...lemon tea.”“Dua tuna sandwich, dua lemon tea,” ulang Levon pada waitress yang berdiri di samping meja makan mereka.“Baik, mohon ditunggu.”Angelina terkekeh pelan, “Kenapa Tuan memesan menu yang sama?”“Karena sebent

  • Sang Penguasa, Mr. Levon   235. Bukan Sebuah Permainan

    Amelia turun dari atas dan bepura-pura tidak mengetahui apa-apa. Dengan mengenakan pakaian olaharaga, ia menghampiri mereka.“Hai,” sapa Amelia ramah. “Selamat pagi semuanya.”“Pagi,” jawab mereka bersamaan.“Mau kemana, nak?” tanya Emma perhatian. Sebenarnya ia merasa kasihan dan tidak tidak tega mendengar keputusan Levon mengirim sepupunya itu kembali ke Turki.“Mau olahraga, Anne,” jawab Amelia. “Ya udah dulu, lanjutkan obrolan kalian.”Amelia berjalan ke luar mansion. Ia ingin melarikan diri tanpa naik mobil karena orang-orang kepercayaan Levon ada dimana-mana.Pandangannya mengawasi sekitar jalan. Dirasa aman, ia meyetop taksi yang kebetulan lewat.“Nona Amelia?” tanya supir taksi itu setelah tahu siapa penumpangnya.“Hem antarkan aku ke toko pakaian terdekat,” titah Amelia. “cepat, aku terburu-buru.”“B

  • Sang Penguasa, Mr. Levon   234. Obat Sariawan

    “Arg! Sial!” teriak Amelia menghempaskan tubuhnya ke kasur sambil mengacak-acak rambutnya sendiri. Lalu ia berdiri lagi dan mulai merusak barang-barang miliknya di kamar itu.“Leo!” teriaknya lagi penuh emosi. Kali ini ia mengacak-acak sprei kasur. “Apa kau menginginkan aku mati? Kenapa kau tak mencegahku, Leo? Kenapa kau malah mengantar wanita iblis itu pulang?”Angelina sangat marah karena setelah mengirim video itu, Levon justru tidak panik dan berusaha datang menemuinya.“Leo!” teriakannya lebih kencang hingga suaranya serak. “gara-gara wanita iblis itu, kau jauh dariku!”Sementara itu Levon sudah sampai di mansion. Kedatangannya ditemui Emma.“Leo kenapa pulang? Dimana Angel? Bukannya kau mengantarkan Angel ke Washington?” tanya Emma cemas.“Tidak, Anne. Leo mengantarnya ke apartemen Hoston. Sementara waktu dia lebih baik tinggal di sana sampai keadaan di mans

  • Sang Penguasa, Mr. Levon   233. Penyebab Tuan Leo Hampir Terbunuh

    Amelia mengirimkan sebuah video yang memperlihatkan dirinya sedang melakukan aksi percobaan bunuh diri dengan cara memakan serbuk sabun cuci.“Ada apa, Leo?” tanya Emma sekilas melihat perubahan ekspresi wajah Levon.“Hem tidak ada apa-apa, Anne,” kilah Levon. Beruntung ia barusan menekan mute suara di ponselnya.“Hem Anne kira ada sesuatu.”Levon menggelengkan kepala. Lalu pandangannya bergeser ke arah Angelina. “Ow ya, Angel. Aku akan mengantarmu pulang.”“Tidak perlu, Tuan. Aku minta bantuan pada Fred saja,” respon Angelina menolak. Ia berusaha menghindar dari Levon.“Biarlah Levon yang mengantarmu pulang, Angel,” kata Emma.“Tidak perlu ....” Angelina berhenti berbicara ketika Emma menatapnya dengan isyarat dirinya tidak boleh menolak dihantar Levon. “Baik, Anne.”Malam ini aja aku menuruti permintaan Anne. Setelah ini aku akan m

  • Sang Penguasa, Mr. Levon   232. Ancaman Bunuh Diri

    “Nona, jangan lakukan itu.” Yang tadinya Angelina diam seribu bahasa, akhirnya bersuara. Tatapannya penuh rasa bersalah. “Aku tidak akan menerima perjodohan ini. Maafkan aku ... aku gadis yang tidak tahu diri. Seharusnya dari dulu aku tidak hadir dalam keluarga Tuan Leo.” “Jika kau menyadari semua kesalahanmu, pergilah sekarang juga!” bentak Amelia pada Angelina dengan sorot mata tajam. “Jika kau tidak ingin melihatku mati, pergilah sejauh mungkin dan jangan perlihatkan wajahmu lagi! Kalau perlu pindah Negara!” Angelina meneteskan air mata, “Baik, Nona. Aku akan pergi dari kehidupan Tuan Leo. Aku akan menjauh dari Tuan Leo ... Maafkan semua kesalahanku. Sejujurnya aku tidak pernah punya niat merebut Tuan Leo dari Nona.” Angelina pun berlari ke kamarnya dengan tangisan, sedangkan sedari tadi tatapan tajam Levon tetap menyorot pada Amelia. “Menikahlah denganku, Leo. Aku janji akan menjadi istri yang baik untukmu,” ucap Amelia dengan buliran tangisan, me

DMCA.com Protection Status