Share

Guru Yang Baik

last update Last Updated: 2025-01-24 13:03:00

Sosok itu kaget karena merasakan getaran dari suara Arya, sosok itu menoleh dan anak muda itu bisa melihat jika sosok itu memiliki wajah yang menyeramkan, menakutkan dan pastinya akan membuat orang ketakutan.

"Aku tak yakin jika dia siluman! Aku tidak merasakan aura siluman dari orang ini, dia pasti manusia yang menyamar!" gumam Arya.

Huppppp!!

Arya melompat ke arah atap, dimana makhluk yang seperti siluman itu berada. Dan mendarat tak jauh dari sosok yang menjadi siluman itu.

"Kau bukan siluman!" kata Arya menunjuk sosok itu.

Sosok itu menatap Arya dengan dalam, dan jelas Arya melihat mata manusia pada sosok itu.

"Siapa kau?" tanya Arya.

Haaaaaaaaaaa!!

Sosok itu bergerak, dan memberikan satu serangan pada Arya, tapi Arya dengan cepat bergerak menghindar dari serangan itu.

"Sudah pasti kau bukan siluman!"

Arya mendarat, dan langsung memberikan serangan balasan pada sosok itu.

Plakkkkkk!!

Dua tangan mereka beradu, dan itu membuat tubuh makhluk itu terlempar ke belakang.

"Kurang ajar!"
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Related chapters

  • Sang Penghancur Langit    Dendam Ki Beling

    Berkali-kali Ki Beling menyerang dengan tendangan dan pukulan, tapi tidak ada satupun serangan yang mampu melukai dan mengenai Arya.Haaaaaaaaaaa!!Dan setiap Arya menyerang balik, maka Ki Beling akan kewalahan menahan setiap serangan Arya.Plakkkkkk!!Satu jotosan Arya mengenai ulu hati Ki beling, dan kakek tua itu terjungkal ke belakang."Kurang ajar! Bocah ini sangat kuat, aku tidak akan mampu menghadapi dia saat ini.Hiaaatttt!!Ki beling melepaskan satu pukulan jarak jauh, dan itu bukan mengarah pada Arya, tapi pada Wanto."Wanto!! menghindar!" teriak Arya.Tapi Arya melihat jika Wanto tidak akan mampu mengindari pukulan itu.Whusssssssss!!Arya bergerak cepat, dan menubruk tubuh Wanto agar pemuda itu terhindar dari serangan Ki Beling."Ini yang aku tunggu!" gumam Ki beling.Huppppp!!Ki beling mencoba ambil langkah seribu, tapi wajahnya pucat pasi saat Arya sudah ada di hadapannya."Bagaimana mungkin? Kapan dia bergerak?" gumam Ki beling.Bammmmmmmmm!!Saat Arya memberikan seran

    Last Updated : 2025-01-25
  • Sang Penghancur Langit    Bandit Gunung

    "Hahahaha! Apakah kau sadar diri yang bicara itu anak muda? lihat sekelilingmu? Apa kau tidak lihat jika kami lebih banyak darimu?" bentak pemimpin dari gerombolan yang sudah mengurung Arya.Arya hanya menatap sinis, dan tak memandang sedikit jika gerombolan orang itu akan memberikan dia hadangan.Haaaaaaaaaaa!!Arya keluarkan tenaga dalam yang besar, dan itu mengejutkan mereka semua."Siapa anak muda ini?" ucap pemimpin gerombolan itu pucat. Bahkan tanpa sadar kakinya mundur ke belakang."Ketua Hosun, bagaimana ini? Dia sangat kuat!" ucap anak buah gerombolan bandit gunung."Kita salah memilih korban!" kata ketua Hosun."Jadi apa yang akan kita lakukan?""Untuk apa kau tanyakan itu? Bukankah sudah sering seperti ini, jika menemukan lawan yang kuat, kita memilih mundur!" jawab ketua Hosun."MUNDUR ... CARI TEMPAT YANG MEMBUAT KALIAN HIDUP!" teriak ketua Hosun pada seluruh anak buahnya.Arya kaget, tidak dia sangka jika ketua dari kelompok bandit gunung itu akan memilih kabur.Huppppp!

    Last Updated : 2025-01-25
  • Sang Penghancur Langit    Gadis Pembayar Hutang

    "Kirana putriku, maafkan ayah! tapi ayah sungguh tidak tahu lagi, apa yang harus ayah lakukan!" kata lelaki itu meminta maaf pada putrinya itu."Kenapa tidak ayah saja yang gantikan, Kirana!" ucap gadis itu."Jika saja nyawa bisa gantikan, maka akan ayah lakukan, putriku!" kata ayahnya.Lelaki itu adalah Wardana. Lelaki yang dahulu adalah seorang pedagang di kota Gambalang, tapi usahanya hancur, dan mau tidak mau dia harus meminta pinjaman pada juragan Bentra.Juragan Bentra tahu jika Wardana memiliki seorang gadis yang cantik, dan dia dengan senang hati memberikan pinjaman itu, dengan bunga yang tidak tinggi.Tapi meskipun Wardana sudah berusaha keras, tetap saja usahanya gagal. Dan kini, tenggak waktu pembayaran bulanan sudah mulai mendekati waktunya, Wardana tidak tahu harus mencari dari mana lagi.Wardana sesungguhnya tidak tahu, jika semua kegagalan yang terjadi di usaha itu ada ikut campur dari juragan Bentra, itu karena juragan Bentra sudah inginkan tubuh Kirana, putri Wardana.

    Last Updated : 2025-01-26
  • Sang Penghancur Langit    Modal Untuk Wardana

    "Membantu! Dengan apa Arya?" tanya Kirana."Sudah, kau tidak perlu cemberut lagi, ayo kita ke rumahmu, aku akan membantu kalian!" kata Arya."Tapi?" kata Kirana."Atau kau memang suka lelaki tua itu?" goda Arya."Jaga mulutmu!" kata Kirana.Arya dan Kirana memasuki kota Gambalang, dan beberapa pasang mata melihat kedatangan Arya dan Kirana yang seperti terlihat sepasang kekasih di hadapan mata banyak orang."Siapa pemuda itu?""Mana aku tahu!" "Kita beritahu pada juragan Bentra, pasti juragan tidak akan suka ada yang berani dekati gadis yang dia inginkan.""Kau benar! Tapi apa dia akan memberikan pekerjaan memberikan pelajaran pada kita?" tanya rekannya."Semoga saja iya!" ucap rekannya.Arya dan Kirana terus berjalan hingga mereka sampai di rumah Kirana, dan mata Wardana begitu tajam menatap Arya, seolah menatap dengan penuh tanda tanya."Saya Arya, paman!" kata Arya memperkenalkan dirinya sebelum Wardana bertanya."Aku tidak ingin tanyakan siapa namamu, tapi aku ingin tanyakan apa

    Last Updated : 2025-01-26
  • Sang Penghancur Langit    Pelanggan Pertama

    "Masalah apa antara kita?" tanya Arya."Kirana!" "Jadi ini karena gadis itu? Apa kalian utusan juragan Bentra?" tanya Arya."Bukan urusanmu, sekarang kami minta kau pergi dari kota ini, atau kau akan babak belur!" ancam mereka.Plakkkkkk!!Arya tidak ingin bicara lebih lama, Arya langsung menampar wajah salah satu pemuda itu hingga berputar bagaikan gasing."Bagaimana mungkin?"Bammmmmmmmm!!Arya memberikan pukulan pada orang Kedua, dan langsung jatuh karena merasakan perutnya bagaikan diaduk dalam bejana.Bukkkkkk!!Arya angkat kakinya, dan sebuah tendangan ke dagu orang yang ketiga membuat ketiga orang itu menyerah tanpa perlawanan.Arya jongkok di depan orang yang mengancamnya."Jika kalian masih berani menunjukkan wajah kalian dihadapanku, maka bukan hanya luka yang aku berikan, tapi kematian, ingat itu!" kata Arya balik mengancam.Setelah itu Arya meninggalkan tempat itu, dan memilih kembali ke rumah Wardana, dia sedikit khawatir karena dia sudah diancam, dan memiliki hubungan d

    Last Updated : 2025-01-27
  • Sang Penghancur Langit    Perjanjiannya Hutang

    "Pergilah! kami tidak ingin membunuhmu!" kata Ki Hura."Membunuhku? Aku tidak ada urusan dengan kalian, tapi dengan pemilik kedai ini!" ucap Arya.Arya menatap Wardana dengan pandangan yang penuh dengan pertanyaan."Apa perjanjian antara paman, dengan juragan Bentra?" tanya Arya."Perjanjian kami aku akan bayar setelah dua belas purnama, dan sampai waktu itu tiba, aku harus bayar bunganya tiap bulan!" jawab Wardana."Sudah berapa purnama berjalan, paman?" tanya Arya."Kalau tidak salah, baru delapan purnama!" jawab Wardana."Anda yang salah juragan, saat ini paman Wardana hanya wajib membayar bunga, belum semua hutangnya!" kata Arya dan berbalik kepada juragan Bentra."Aku tidak peduli, aku ingin dia bayar semuanya, lagian siapa kau? Apa urusanmu?" kata juragan Bentra sinis."Aku siapa? Aku yang memberikan modal untuk paman Wardana untuk membuka kembali usahanya, jika kau meminta semua modalnya, sudah pasti kami akan rugi!" jawab Arya."Apa? Kau yang memberikan modal? Apa kau tidak sa

    Last Updated : 2025-01-27
  • Sang Penghancur Langit    Tawaran Menggiurkan

    "Kurang ajar! Kehadiran pemuda itu sudah membuatku gagal mendapatkan Kirana, aku sungguh inginkan gadis itu!" maki juragan Bentra.Sudah berbagai cara dilakukan oleh juragan Bentra untuk menghancurkan kedai Wardana, tapi tetap tidak ada satupun yang berhasil melakukannya, semuanya gagal karena Arya selalu gagalkan semua yang sudah dia perbuat."Apa ada cara untuk jauhkan pemuda itu dari kota ini?" tanya juragan Bentra."Bagaimana jika kita bayar dia untuk pergi dari kota ini, juragan?" tanya danau hitam. Salah satu dari tiga pendekar danau maut."Membayarnya? Apakah itu mungkin, danau hitam?" tanya juragan Bentra."Menurut juragan, apa yang membuat dia bertahan di kota ini? Aku yakin dia ingin modalnya kembali setelah itu dia akan pergi dari kota ini!" kata danau hitam."Kau benar juga, kalau begitu panggil dia ke rumah ini!" kata juragan Bentra."Aku yang akan memanggil dia!' kata danau biru.Lelaki berpakaian biru itu memberikan hormat pada juragan Bentra, dan melesat menuju ke arah

    Last Updated : 2025-01-28
  • Sang Penghancur Langit    Ibu Yang Kejam

    Seperti biasa warung Wardana akan buka disaat siang mendekat, dan pagi itu, tidak seperti biasa.Nyai asih datang ke warung dengan pakaian yang bagus, dan dia mendekati Wardana."Warung kita sepertinya maju, suamiku!" kata nyai asih."Benar! Dan semuanya tidak lepas dari kerja keras, Kirana!" jawab Wardana."Dia memang, anak yang baik!" kata nyai asih.Saat keduanya masih bicara, Kirana datang, dan sudah membawa tempat belanjaan untuk belanja ke pasar."Kau mau belanja, Kirana?" tanya nyai Asih."Iya Bu!" jawab Kirana tidak suka pada ibunya itu."Ibu akan menemani mu, apakah kau mau?" tanya nyai Asih.Kirana menatap ayahnya, Wardana. Yang di sambut anggukan kepala."Baiklah ibu, Kirana mau," jawab gadis itu.Nyai asih tersenyum penuh misteri, dan dia angguk kepala pada suaminya."Kalian berdua hati-hati lah!" kata Wardana."Baik ayah!' kata Kirana dan keluar dari kedai mereka.Kirana begitu cantik pada hari itu, pancaran dari tubuhnya begitu sempurna, dan itu membuat siapapun yang mel

    Last Updated : 2025-01-29

Latest chapter

  • Sang Penghancur Langit    Tak Mau Bertemu

    Dengan kuda yang dia tunggangi, Arya melesat meninggalkan hutan, dan ia memilih untuk ikuti jalan yang ada di depannya.Arya beruntung karena jalan itu merupakan jalan tunggal, dan jalan satu-satunya yang ia lalui hingga ia tak merasa bingung selama dalam perjalanan itu.Satu hari satu malam Arya berada dalam perjalanan, dan yang dia lalui hanya jalanan tanpa pernah melihat sebuah desa apalagi sebuah kota. "Apakah di negeri ini tidak ada kota atau sebuah desa?" kata Arya bingung akan hal itu. Bahkan saat hari akan sore, Arya tetap tidak melihat sebuah desa, padahal ia sudah butuh tempat yang tenang untuk istirahat."Manusia!" kata Arya. Di kejauhan, mata Arya melihat ada dua orang yang sedang berjalan kaki, dan Arya memilih untuk mendatangi mereka. Arya segera turun dari atas kudanya, dan mendekati kedua orang itu."Mohon maaf, apakah ada desa yang dekat do sekitar hutan ini?" tanya Arya. "Tidak ada anak muda! Tapi jika kau ingin istirahat, kau bisa datangi Perguruan Mawar Kuning

  • Sang Penghancur Langit    Bandit Hutan

    Kusir Kereta Kuda yang membawa Putri Gut terus memacu kereta kuda itu hingga mereka masuk ke dalam hutan. Arya yang berada di bagian belakang kereta kuda itu semakin curiga, dan ia yakin kalau kusir kereta itu tidak bisa untuk dipercaya."Kita istirahat!" teriak Arya dan memacu kuda hingga berada di samping Kusir Kereta Kuda itu."Tidak bisa, kita harus keluar dari hutan ini, barulah kita istirahat!" kata Kusir Kereta Kuda itu. "Kita harus istirahat!" kata Arya. Namun Kusir Kereta Kuda itu masih saja memaksa kuda yang menarik kereta kuda untuk berlari, hingga mereka sampai di tengah-tengah hutan itu. "Baiklah, kita istirahat!" kata Kusir Kereta Kuda dan ia menarik tali pekana kuda.Huppppp!!Dan setelah itu, dia melompat dari kursi kusir kereta kuda, dan ia memperlihatkan ilmu meringankan tubuh yang cukup tinggi. "Siapa kau sebenarnya?" tanya Arya ingin tahu. Kecurigaan pada Kusir Kereta Kuda itu semakin besar, dan itu membuat Arya jadi waspada."Keluar kalian semua!" teriak Kus

  • Sang Penghancur Langit    Kecurigaan Pada Kusir Kereta Kuda

    Beberapa hari setelah Ki Barata dan Intan sampai di Negeri Burma, kapal yang membawa Putri Gut dan pengawalnya, serta Arya pun tiba Negeri yang cukup besar itu. "Mari kita turun, Arya! Setelah itu kita akan lanjutkan perjalanan menggunakan kereta kuda!" kata Putri Gut. "Baik, Tuan Putri!" kata Arya. Putri Gut kembali kenakan topeng untuk menutupi wajahnya, dan itu dia lakukan untuk mengurangi masalah karena wajahnya yang cukup cantik dan menarik perhatian orang-orang."Cari sebuah kamar penginapan, aku akan istirahat sebelum kita lanjutkan perjalanan ke ibu kota!" kata Putri Gut pada salah satu pengawalnya. "Baik, Tuan Putri!" kata salah satu pengawalnya dan segera mencari penginapan yang pantas untuk Putri Kedua dari Raja Burma itu. Putri Gut menunggu, dan memilih untuk duduk di sebuah kursi yang kosong, yang mana dua pengawal, dan Arya mengawasi Putri Gut. Tidak berapa lama, pengawal yang mencari kamar itu kembali datang, dan ia katakan kalau sudah menyewa kamar untuk tempat i

  • Sang Penghancur Langit    Merusak Pikiran Intan

    Selama dalam perjalanan menuju Negeri Burma, Arya selalu saja berada di geladak kapal, dan menunggu kapan mereka akan tiba di Negeri itu. "Dari keterangan yang diberikan oleh Baju Kijang Emas, masih ada empat baju pelindung yang harus aku cari, dan keberadaan baju pelindung itu ada dua di Negri Burma! Aku harap menemukan petunjuk tentang hal itu!" kata Arya. Arya merasa mendatangi Negeri Burma merupakan sebuah takdir, dan ia yakin dia baju pelindung yang ada di Negeri Burma pun pasti ditakdirkan untuk dia miliki. Saat Arya menatap ke arah lautan, saat itulah Putri Gut datang dan berdiri di samping anak muda itu."Apa yang kau pikirkan, Arya?" tanya Putri Gut. "Sudah jelas aku memikirkan sahabatku, Tuan Putri! Aku harus mencari dia," kata Rangga Satria."Aku akan berikan kau sedikit petunjuk!" kata Putri Gut."Petunjuk apa itu, Tuan Putri?" tanya Arya. "Datangi Perguruan Mawar Kuning, jumpai Ketua Noat, dia pasti tahu sesuatu!" kata Putri Gut. "Dimana Perguruan Mawar Kuning itu,

  • Sang Penghancur Langit    Tinggalkan Negeri Malaya

    Peerempuan berkerudung kuning itu keluar dari kedai bersama dengan pengawalnya.Ke tujuh orang dengan warna kulit yang cukup berbeda dengan penduduk negeri Malaya itu memasuki kedai yang lain."Mana orangnya?" tanya perempuan itu."Itu tuan putri!" jawab panglima Cun dan menunjuk nakhoda Rundi.Perempuan itu mendekati nakhoda Rundi dan duduk tanpa diminta."Apakah tuan nakhoda yang akan membawa kapal menuju negeri Burma?" tanya perempuan itu."Benar nona, apa nona rekan dari dia?" tanya nakhoda Rundi menujuk panglima Cun."Benar! Dan aku yang menyuruh dia untuk mencari kapal, apakan benar jika kapal itu ada, tapi kekurangan penumpang?" tanya perempuan itu."Benar nona, bahkan sampai sekarang baru satu penumpang yang akan menuju negeri Burma, tidak mungkin aku berangkat hanya dengan tujuh atau delapan penumpang saja, kecuali kalian membayar lebih," kata nakhoda Rundi."Berapa yang kau inginkan?" tanya perempuan berkerudung kuning itu."Berapa ya? Aku tidak dapat memastikan berapa nona,

  • Sang Penghancur Langit    Bandit Pelabuhan

    "Paman! Apa ada kapal yang akan berlayar menuju negeri Burma?" tanya Arya pada saudagar yang tak lain adalah saudagar Hasyim."Aduh anak muda, kau terlambat. Kapal menuju negeri Burma baru saja kemarin berangkat," jawab saudagar Hasyim pada Arya.Ya, begitu Arya sampai yang dia lakukan adalah bertanya pada saudagar yang memiliki kapal, tapi Arya memang sudah terlambat."Apakah ada pemilik kapal lain yang akan berangkat paman?" tanya Arya."Silahkan kau tanyakan di kedai itu, mungkin saja ada," jawab saudagar Hasyim menunjukkan sebuah kedai yang tak jauh dari tempat dia duduk."Baik, terimakasih Paman!"Arya tidak menunda waktu. Dia segera menuju kedai yang di tunjuk oleh saudagar Hasyim.Tapi belum juga Arya dekati kedai itu, seorang lelaki tua menghadang langkahnya."Kau mau kemana anak muda? Aku akan uruskan," ucap lelaki tua itu."Aku ingin ke negeri Burma, apa aku dapat menemukan kapal?" tanya Arya."Negeri Burma? Itu sangat jauh, dan pastinya ongkos yang harus dikeluarkan pastin

  • Sang Penghancur Langit    Meninggalkan Negeri Malaya

    Ki Barata melesat menuju kota gajah, kota yang merupakan kota pelabuhan negeri Malaya, dan seperti saat kembali ke kota bangau, kali inipun Ki Barata tidak menghentikan sedikitpun langkah larinya."Aku harus cepat, tidak boleh menunda sedikit waktu, jika tidak pemuda itu akan susul diriku," ucap Ki Barata.Dengan gerakan ringan Ki Barata melesat, dan tidak ada hal yang menghalangi dirinya.Dalam dua hari Ki Barata sudah sampai di kota gajah, dan meneruskan langkah menuju pelabuhan kota gajah."Apa ada kapal yang akan menuju negeri Burma?" tanya Ki Barata pada salah satu pemilik kapal terkenal di kota itu."Ki Barata? Sungguh aku tidak percaya jika ini adalah dirimu," ucap saudagar pemilik kapal itu."Aku hanya ingin tanyakan itu, jika tidak ada aku akan tanyakan saudagar yang lain," kata Ki Barata tidak terlalu suka bersungkan ria dengan saudagar kapal itu."Untuk Ki Barata akan aku usahakan kapal berlayar nanti sore. Tapi apa yang membuat Ki Barata begitu tergesa-gesa?" tanya saudaga

  • Sang Penghancur Langit    Putri Sombong

    Saat pertarungan antara Arya dan Ki Resta terjadi, dan saat Pertarungan memasuki fase yang kritis, saat itulah Ki Barata mengambil kesempatan."Bodoh! Silahkan kalian terus bertarung, aku tidak akan peduli siapa yang akan menang di antara kalian berdua, yang aku inginkan hanyalah tubuh bulan itu," kata Ki Barata.Huppppp!Ki Barata melesat masuk ke dalam istana. Dan dia berdiri tepat di hadapan panglima Jauli."Jika kau ingin hidup, segera berikan gadis itu padaku!" kata Ki Barata mengancam panglima Jauli.Panglima Jauli dan segenap penghuni kerajaan tahu dengan kemampuan yang dimiliki Ki Barata, dan tak ada penolakan dari mereka saat Ki Barata meminta tubuh Intan.Hehehe!"Bagus! Ternyata kau memilih untuk hidup," kata Ki Barata dan membopong tubuh Intan yang sudah tidak berdaya.Hupppp!!Dengan satu gerakan cepat, Ki Barata membawa tubuh Intan keluar dari istana kerajaan Malaya.Tidak ada satu orangpun yang berani halangi langkah Ki Barata, dan dia pergi dengan tenang, pergi meningg

  • Sang Penghancur Langit    Kekalahan Ki Resta

    Arya cukup terkejut dengan jurus yang dikeluarkan oleh Ki Resta. Tapi Arya tidak mau menunjukkan itu pada Ki Resta."Tarian pedang naga!"Haaaaaaaaaaa!Arya menari dan berputar untuk hindari lima pedang yang datang kepadanya.Tranggggg!!Arya menahan satu pedang tapi pedang itu hancur, dan malah nyawa Arya terancam oleh empat pedang yang lain.Arya bersalto ke udara, dan menebas satu pedang yang lain. Dua pedang sudah Arya lumpuhkan, tapi itu membuat tiga pedang yang lain semakin cepat untuk habisi Arya.Tranggggg!!Arya kembali menangkis satu pedang, dan itu adalah pedang yang asli. Pedang itu terlempar, dan bersamaan dengan itu jatuh juga pedang yang merupakan pedang ilusi."Luncuran pedang kematian!"Ki Resta langsung merapal jurus yang lain, itu karena pedang hitam miliknya terlempar.Ki Resta melompat dan tangkap pedang hitam miliknya, dan menyerang dengan meluncur cepat.Huppppp!!Tranggggg!!Bagian lebar pedang urat petir menjadi penahan bagi ujung runcing dari pedang hitam, d

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status