Siang itu Satrio Wirang sedang berada di sebuah penginapan. Dia termenung melihat keluar jendela penginapan. Matanya tertuju pada puncak Pegunungan utara. Dia masih belum lepas dari kekalahannya melawan Kebo Ijo. Di terbayang pertarungannya dengan Kebo Ijo. Dalam pertarungan itu semua serangan yang dia lancarkan tidak dapat melukai Kebo Ijo. Bahkan Satrio tidak mampu sedikit pun menggores kulit Kebo Ijo yang sangat keras. Meski ada luka di tubuh Kebo Ijo tapi bukan dirinya yang melakukan itu tapi Naga Antaboga yang mengambil alih tubuhnya. Di mulai membayangkan jika dia datang menemui Kebo Ijo tanpa adanya Alikusuma. Mungkin dia dan Arum Sari sudah mati di tangan Kebo Ijo.
Alikusuma yang melihat Satrio Wirang termenung. Menghampirinya dan menepuk pundak Satrio Wirang.
"Kenapa Kamu malah melamun di sini?, Wirang" tanya Alikusuma.
"Entahlah, Aku sendiri juga tidak tahu" jawab Satrio Wirang.
"Apa Kamu masih memikirkan tentang pertarungan dengan Kebo Ij
Saat itu di sebuah halaman. Satrio Wirang menatap tajam Alikusuma. Di sisi lain Alikusuma juga membalas tatapan dari Satrio Wirang. Alikusuma memasang kuda-kudanya dan bersiap dengan Pusaka Naga Putih di tangannya. Sedangkan Satrio juga bersiap dengan kuda-kudanya. Bahkan Satrio Wirang langsung menggunakan mata Antaboganya. Wajah mereka berdua kelihatan begitu serius.Satrio Wirang memulai serangan dengan menembakkan jarum beracun dari senjata rahasianya. Tapi masih dengan mudah di tangkis dengan Tongkat Naga Putih. Ternyata itu hanya untuk mengalihkan perhatian dari Alikusuma. Satrio Wirang langsung melancarkan pukulan susulan. Namun hal ini sepertinya sudah di baca oleh Alikusuma. Belum sempat memukul Alikusuma. Satrio Wirang sudah di pukul oleh Alikusuma dengan Tongkat Naga Putihnya. Satrio Wirang merasa heran bagaimana Alikusuma bisa membaca gerakannya. Di tambah Satrio Wirang yang menggunakan mata Antaboganya bisa membaca gerakan Alikusuma tapi anehnya. Satrio Wirang mas
Pagi itu. Satrio Wirang, Arum Sari dan Alikusuma bersiap untuk menuju ke pegunungan utara. Mereka sudah membuat kesepakatan dengan Kebo Ijo bahwa siang ini akan di ada pertarungan kedua antara Satrio dan Kebo Ijo. Ini adalah kesempatan terakhir bagi Satrio Wirang untuk mendapatkan kembali Pusaka Gada Naga Bumi dari tangan Kebo Ijo. Hasil latihannya selama ini akan di uji dalam pertarungan kali ini. Meski sudah berlatih dengan keras Satrio Wirang masih merasa sedikit ragu karena dalam pertarungan sebelum dia kalah telak dari Kebo Ijo. Hal ini juga di sadari oleh Alikusuma yang melihat tangan Satrio Wirang yang tidak hentinya bergemetar."Apa Kamu sudah siap?, Wirang" tanya Alikisuma."Aku siap dan kali ini aku pasti akan mengalahkan Kebo Iji" jawab Satrio Wirang."Dalam pertarungan nanti Aku hanya berpesan agar Kamu membuang semua keraguanmu supaya tidak mengganggu pertarunganmu. Ingat, yakinlah dengan kekuatanmu dan latihan yang telah Kamu jalani" pesan Al
Pagi-pagi buta. Arum Sari sudah keluar dari penginapan. Dia hendak berbelanja ke pasar untuk merayakan keberhasilan mereka yang telah berhasil merebut kembali Pusaka Gada Naga Bumi. Dengan ini mereka sudah mempunyai empat pusaka naga sisanya tinggal Pusaka Tombak Halilintar yang ada di tangan Aryo Guntur. Pusaka Pedang Naga Api yang ada di tangan Wisang Geni dan satu lagi Pusaka Panah Naga Angin yang ada di tanganan Elangga. Setidaknya mereka sudah merebut setengah dari jumlah pusaka naga yang telah di curi.Suasanya pasar sudah sangat rame. Orang-orang sudah lalu lalang melakukan jual beli. Suara para pedagang terdengar di mana-mana. Mereka berteriak menawarkan dagangan mereka. Meski udara pagi masih begitu dingin tapi tidak bisa mencegah mereka untuk menjemput rezeki.Arum Sari tengah memilih-milih sayuran yang akan dia beli. Saat pagi begini sayuran yang di jual masih sangat segar. ketika sedang asyik memilih sayuran tiba-tiba ada seseorang yang tidak di kenal mencu
Alikusuma datang sendirian ke puncak pegunungan utara untuk menyelamatkan Arum Sari yang telah di culik oleh Kebo Ijo. Saat sampai di puncak Alikusuma melihat pemandangan yang sungguh mengerikan. Arum Sari yang terikat kedua tangannya sedang di siksa oleh Kebo Ijo dan pasukannya. Tubuh Arum Sari pun di penuhi dengan luka cambukkan. Hal ini membuat Alikusuma begitu marah pada Kebo Ijo karena telah melakukan hal kejam pada seorang wanita. Alikusuma segera ingin membebaskan Arum Sari tapi dia harus menahan emosinya agar rencananya tidak gagal. Alikusuma menghampiri Kebo Ijo yang sedang menyiksa Arum Sari. Kebo Ijo yang melihat Alikusuma datang sendirian merasa sedikit curiga."Mengapa Kamu datang sendirian di mana, Wirang" tanya Kebo Ijo."Aku sengaja tidak memberitahunya. Karena Aku tidak mau jika sampai Satrio Wirang menyerahkan Pusaka Gada Naga Bumi padamu hanya demi menyelamatkan wanita itu" jawab Alikusuma."Jadi Kamu datang ke sini tanpa membawa Pusaka Gada N
Sebuah rombongan pasukan besar datang ke pegunungan utara. Semua orang di sana membukakan jalan untuk rombongan pasukan itu. Mereka juga bersujud ketika rombongan pasukan lewat di hadapan mereka. Rombongan pasukan itu adalah pasukan Kerajaan Salakanegara yang dipimpin oleh Aryo Guntur. Semua orang begitu terkejut dengan kedatangan pasukan Kerajaan Salakanegara yang datang ke tempat mereka. Apalagi dalam jumlah yang cukup besar. Mereka semua bertanya-tanya apa tujuan pasukan Kerajaan Salakanegara datang kemari.Rombongan pasukan Salakanegara bergerak menuju ke puncak pegunungan utara. Tempat di mana Kebo Ijo berada. Gajah Sena yang menjaga lereng pegunungan utara begitu ketakutan dengan datang pasukan Kerajaan Salakanegara yang menuju ke pegunungan utara. Dia langsung menuju puncak dan melaporkan hal ini kepada Kebo Ijo. Namun Kebo Ijo hanya tersenyum dan menyuruh Gajah Sena untuk membiarkan pasukan Kerajaan Salakanegara untuk lewat.Aryo Guntur dan pasukannya telah sam
Satrio Wirang, Alikusuma, dan Arum Sari berhasil keluar dari dalam penginapan yang telah di kepung oleh Aryo Guntur. Satrio Wirang menggunakan kekuatan Pusaka Jubah Naga Hitam untuk membuat mereka bertiga menghilang. Mereka bertiga sengaja menunggu Aryo Guntur untuk mendobrak pintu. Lalu saat Aryo Guntur dan pasukannya masuk ke dalam penginapan. Mereka diam-diam keluar dari sana.Mereka bertiga langsung menuju kandang kuda untuk mengambil kuda mereka. Mereka bertiga langsung pergi dari sana dengan menunggangi kuda. Mereka bertiga memacu kuda mereka sekencang mungkin agar bisa secepatnya meninggalkan tempat itu.Sedangkan Aryo Guntur yang mendengar suara kuda langsung berlari keluar. Aryo Guntur melihat Satrio Wirang, Alikusuma, dan Arum Sari sedang memacu kuda mereka. Dia langsung menunggangi kudanya dan menyuruh padukannya untuk mengejar mereka bertiga.Kemampuan berkuda dari pasukan Kerajaan Salakanegara memang tidak bisa di remehkan. Mereka begitu cepat dan l
Satrio Wirang, Alikusuma, dan Arum Sari telah sampai di padepokan Naga Putih. Padepokan Naga Putih memiliki banyak sekali murid. Padepokan itu juga memilik tempat yang sangat luas untuk berlatih. Hal ini sangat berbeda dengan padepokan Ki Naga Baruna yang dulu. Padepokan Naga Putih adalah sebuah padepokan terbesar saat ini. Nama padepokan ini sudah terkenal di seluruh negeri.Arum Sari sudah lama sekali tidak pulang ke sini. Dia sudah lama sekali tidak bertemu dengan ayahnya semenjak kepergiannya untuk membalaskan dendam kakeknya. Ketika Arum Sari memasuki padepokan. Semua murid di sana memberikan hormat pada Arum Sari. Arum Sari begitu di hormati oleh murid-murid di padepokan ini karena dia adalah anak dari pendiri Padepokan Naga Putih. Arum Sari yang sudah lama tidak bertemu dengan ayahnya. Langsung berlari memeluk ayahnya ketika melihat ayahnya.Ayah Arum Sari juga membalas pelukan anaknya karena dia juga begitu merindukan putrinya."Bagaimana Kabarmu putriku
Sudah beberapa hari Satrio Wirang tinggal di Padepokan Naga Putih. Dia tinggal di Padepokan Naga Putih sembari menunggu informasi tentang keberadaan Wisang Geni dan Elangga dari orang kepercayaan Naga Barong. Naga Barong membantu mencari tahu informasi tentang Wisang Geni dan Elangga dengan mengutus beberapa orang kepercayaannya. Satrio Wirang, Alikusuma, dan Arum Sari lebih memilih tinggal di Padepokan Naga Putih dari pada harus melanjutkan perjalanan yang tidak tahu ke tujuannya.Satrio Wirang juga ikut berlatih bersama murid-murid Naga Barong lainnya. Ini dia lakukan karena saat menjadi murid Ki Naga Baruna. Satrio Wirang tidak pernah serius dalam latihan dan demi menebus kesalahannya dia mengikuti latihan ini dengan sungguh-sungguh. Meski kelak jurus-jurus yang Satrio Wirang dapatkan dari latihan ini tidak dapat dia gunakan. Tetapi dia masih tetap berlatih dengan sungguh-sungguh.Ketika Satrio Wirang sedang serius berlatih terdengar suara ribut-ribut dari area lati
Satrio Wirang perlahan membuka matanya. Dia mendapati dirinya telah berada di tempat tidurnya. Tubuhnya penuh dengan perban. Dia mencoba untuk duduk meski semua tubuhnya terasa sakit. Luka yang dia terima akibat pertarungannya melawan Aryo Guntur dan Ular Sanca Ireng cukup parah.Alikusuma dan Arum Sari datang ke kamar Satrio Wirang dengan membawa beberapa ramuan obat dan makanan. Alikusuma memeriksa keadaan Satrio Wirang yang baru tersadar."Ternyata Kamu sudah tersadar. Bagaimana keadaanmu saat ini?" tanya Alikusuma."Tubuhku masih terasa nyeri untuk bergerak" jawab Satrio Wirang.Alikusuma memberikan pengobatan pada Satrio Wirang. Semua luka Satrio Wirang di beri ramuan obat oleh Alikusuma. Alikusuma juga mengganti perban Satrio Wirang. Semua perawatan terbaik Alikusuma berikan untuk Satrio Wirang. Satrio Wirang merasa lebih baik setelah mendapat perawatan dari Alikusuma."Perawatannya sudah selesai. Sekarang Kamu makanlah untuk memulihkan tenag
Raja Jaya Singa Warman, Elangga, dan Alikusuma telah tiba di tempat pertarungan Naga Antaboga dan Ular Sanca Ireng. Terlihat pemukiman warga yang menjadi tempat mereka bertarung telah porak-poranda dan sudah menjadi lautan api.Sedangkan Naga Antaboga dan Ular Sanca Ireng dengan menyemburkan api mereka tanpa memperhatikan dengan kondisi warga dan rumah warga yang telah habis terbakar karena ulah mereka. Belum lagi cambukkan dari ekor mereka yang menerbangkan semua barang dan menghancurkan semua bangunan yang ada. Yang jelas pemukiman itu telah hancur karena pertarungan dua raja ular ini.Raja Jaya Singa Warman dan yang lain tidak dapat berbuat banyak. Mengingat ukuran Naga Antaboga dan Ular Sanca Ireng yang sangat besar. Belum lagi semburan api mereka berdua yang dapat membakar seluruh rumah hanya dengan sekali sembur. Mereka hanya bisa menunggu adanya celah di antara pertarungan Naga Antaboga dab Ular Sanca Ireng. Begitu ada kesempatan baru mereka bertiga menyer
Pertarungan Satrio Wirang dan Aryo Guntur telah usai dengan hasil kemenangan untuk Satrio Wirang. Tapi saat semua mengira bahwa ini telah usai. Muncullah kabut hitam yang menyelimuti tubuh Aryo Guntur. Tiba-tiba mata Aryo Guntur menjadi merah dan dia dapat bangkit kembali. Satrio Wirang yang sudah tidak punya tenaga lagi mencoba kembali berdiri sebisa mungkin. Sebenarnya Satrio Wirang cukup heran dengan Aryo Guntur yang masih bisa bangkit meski Satrio Wirang sudah sangat yakin kalo dia tadi telah mengalahkannya."Dasar manusia tidak berguna" ujar Ular Sanca Ireng.Ternyata tubuh Aryo Guntur telah di ambil Ular Sanca Ireng. Itu yang membuat Aryo Guntur masih bisa bangkit lagi setelah menerima serangan telak dari Satrio Wirang."Siapa Kamu?" tanya Satrio Wirang."Dia adalah Ular Sanca Ireng raja dari segala ular" jelas Naga Antaboga."Hahahaa..., Kali ini Aku akan mengalahkanmu Antaboga" tawa Ular Sanca Ireng.Ular Sanca Ireng dengan menggunak
Sudah seharian penuh Satrio Wirang dan Aryo Guntur bertarung mati-matian. Karena pertarungan mereka berdua pula seluruh wilayah Kerajaan Tarumanegara menjadi gelap seharian. Semua warga tindak ada yang berani keluar rumah dan semua aktivitas warga di hentikan. Semua orang takut jika ada hal buruk yang menimpa mereka. Raja Jaya Singa Warman semakin khawatir karena pertarungan mereka belum juga usai. Meski sudah seharian penuh mereka bertarung.Arum Sari yang tidak yang tidak melihat Satrio Wirang seharian berniat untuk mencarinya tapi di tahan oleh Alikusuma. Karena Alikusuma tahu bahwa Satrio Wirang sedang bertarung melawa musuh yang sangat kuat. Dan jika sampai Arum Sari sampai menyusul Satrio Wirang maka itu akan menghambat Satrio Wirang dan mengancam nyawa Arum Sari."Langit sangat gelap. Tapi kenapa Kanda belum juga pulang. Aku khawatir pada Kanda. Aku harus mencarinya" kata Arum Sari."Tunggu. Kamu tidak perlu mencari Wirang dia sedang di istana bersama Raj
Pertemuan Aryo Guntur dan Satrio Wirang menimbulkan suasana mencengkam semua orang di Kerajaan Tarumanegara menjadi merinding tanpa tahu apa yang membuat mereka menjadi merinding ketakutan. Sepertinya dalam alam bawah sadar mereka menyadari bahwa ada bahaya besar yang terjadi.Aura yang keluar dari mereka berdua sangat lah kuat. Orang biasa pasti akan pingsan karena tidak mampu menahan tekanan aura mereka berdua. Untung saja mereka bertemu di tempat yang sepi dan tidak ada orang.Raja Jaya Singa Warman, Alikusuma, Elangga dan para pendekar dengan ilmu tinggi juga bisa merasakan bahwa ada dua orang dengan kekuatan yang sangat hebat sedang bertemu dan akan bertarung. Hal ini membuat Raja Jaya Singa Warman khawatir karena jika sampai kedua orang itu benar-benar bertarung di kerajaannya maka seluruh Kerajaan Tarumanegara bisa rata dengan tanah.Satrio Wirang juga sadar bahwa kekuatan Aryo Guntur sudah sangat besar jika sampai dirinya dan Aryo Guntur bertarung di pem
Di sebuah hutan belantara terlihat Aryo Guntur yang terbaring tidak sadarkan diri. Terlihat bahwa tubuhnya penuh luka akibat terkena jurus ledakan sukma dari Raja Jaya Singa Warman. Ledakan itu ternyata melemparkannya ke tempat yang sangat jauh. Walaupun terkena jurus sehebat itu tapi dengan ajaibnya detak jantung Aryo Guntur masih belum juga hilang. Sepertinya kekuatan yang dia serap dari orang lain telah menjadikannya sangat kuat sehingga masih bisa selamat dari jurus sedahsyat itu. Tapi sampai saat ini Aryo Guntur masih belum membuka matanya.Di dalam alam bawah sadarnya Aryo Guntur seperti sedang di dalam kawah gunung berapi sekelilingnya penuh dengan lava panas yang mendidih. Dia berusaha mencari jalan keluar dari tempat itu tapi ujung-ujungnya dia kembali ke tempat yang sama. Saat dia kebingungan mencari jalan keluar dari tempat itu muncullah sesosok ulah hitam besar dengan mata merah. Sebelum sempat Aryo Guntur memikirkan dari mana datangnya ular besar itu. Ular itu su
Setelah kekacauan besar yang terjadi akibat serangan Aryo Guntur ke Istana Kerajaan Tarumanegara. Kini Kerajaan Tarumanegara telah tenang kembali. Sudah tidak ada teror lagi dari Aryo Guntur. Karena dalam beberapa hari ini Aryo Guntur sama sekali tidak muncul dan sudah tidak ada lagi orang yang mati akibat Aryo Guntur. Pengorbanan Raja Jaya Singa Warman yang merelakan seluruh kesaktiannya untuk mengalahkan Aryo Guntur telah menyelamatkan rakyat Kerajaan Tarumanegara dari kegilaan Aryo Guntur.Tapi setelah melakukan jurus ledakan sukma yang berhasil mengalahkan Aryo Guntur. Sampai hari ini Raja Jaya Singa Warman masih tidak sadarkan diri. Sepertinya jurus ledakan sukma tidak hanya mengambil kesaktian Raja Jaya Singa Warman tapi juga merusak organ dalam dari Raja Jaya Singa Warman. Berbagai tabib telah di undang untuk menyembuhkan Raja Jaya Singa Warman tapi tidak ada satu pun dari mereka yang bisa menyembuhkan Raja Jaya Singa Warman. Alikusuma yang ahli dalam pengobatan
Satrio Wirang dan Naga Antaboga yang sudah bersahabat. Membuat Satrio Wirang dapat mengembangkan jurus baru yang lebih kuat dari jurus Terakhir Naga Hitam Antaboga yang telah berhasil mengalahkan Raja Dewa Warman sebelumnya. Tentu saja Satrio Wirang harus berlatih keras agar dapat mengusai jurus itu dan dapat mengalahkan Aryo Guntur yang sekarang telah menjadi sangat kuat. Bahkan Raja Jaya Singa Warman yang memiliki ilmu tinggi sekarang bukan tandingan dari Aryo Guntur. Kemampuan Aryo Guntur yang dapat menyerap kekuatan orang lain. Membuat Aryo Guntur bertambah kuat setiap harinya. Untuk itu di perlukan kekuatan yang sangat besar untuk mengalahkan Aryo Guntur.Setelah berlatih dalam waktu yang cukup lama. Satrio Wirang kini menjadi sangat kuat di tambah dengan dia yang dapat menggunakan kekuatan Naga Antaboga dalam tubuhnya membuatnya semakin tidak terkalahkan. Meski begitu karena waktu telah berlalu cukup lama tentunya Aryo Guntur juga bertambah semakin kuat. Agar tida
Satrio Wirang dan Elangga yang menyusul Raja Jaya Singa Warman dan Ki Naga Barong. Mereka terlambat sampai di tempat pertempuran. Ketika mereka sampai terlihat Ki Naga Barong yang sudah mati mengenaskan dan Raja Jaya Singa Warman yang terduduk tidak berdaya. Satrio Wirang mencoba periksa Ki Naga Barong tapi sudah ada dekat jantung dalam tubuh Ki Naga Barong.Elangga berusaha menenangkan Raja Jaya Singa Warman yang terkena metal akibat pertarungannya dengan Aryo Guntur. Setelah cukup lama menenangkan Raja Jaya Singa Warman akhirnya Raja Jaya Singa Warman sudah tenang kembali.Raja Jaya Singa Warman yang berhutang nyawa kepada Ki Naga Barong. Kemudian dia mengangkat mayat Ki Naga Barong dan membawanya pulang.Ketika hendak meninggalkan tempat itu. Satrio Wirang melihat Pusaka Tombak Naga Petir yang ditinggalkan oleh Aryo Guntur. Satrio Wirang mengambil Pusaka Tombak Naga Petir itu lalu mengayunkannya. Ternyata Pusaka Tombak Naga Petir sangat kuat dan sangat mudah