Undangan pesta pertunangan sahabat Alden harus mereka hadiri. Indira terlihat kurang nyaman dengan acara yang terlalu formal seperti ini. Ia lebih memilih untuk menghadiri acara keluarga yang lebih santai.
Tapi demi Alden, ia mengiyakan. Sekarang hal tersebut menjadi kewajiban Indira dalam mendampingi suaminya setiap saat. Beberapa wartawan mencegat keduanya di lobi hotel untuk wawancara singkat dan foto. Indira menjawab dengan elegan dan anggun. Alden bersyukur karena didikan ibunya telah Indira serap dengan baik. Keduanya sempat menjadi pusat perhatian karena pernikahan mereka sempat mengundang kontroversial! Beberapa berita gosip menyebut sebagai hari patah hati nasional. Tebakan Dayu memang menjadi kenyataan. Sebelum memasuki ballroom acara, kembali wartawan majalah fashion mencegat mereka. Wartawan tersebut segera mengenali Indira. Desainer wanita yang mulai naik daun itu memang mencuri perhatian publik. Selain karena wajahnya menawSemua merengkuh kebahagiaan masing-masing, bahkan Shana. Kecuali wanita perkasa yang sangat tangguh, Siwi.Siwi termenung di kamar dengan benak berpikir. Dia tidak mengerti apa yang salah dengan dirinya. Tidak pernah sekalipun ia menolak untuk jatuh cinta. Tapi sepertinya kisah romantis itu tidak pernah menghampiri hidup Siwi.Pesan masuk dan ponselnya bergetar. Berita dari Dian, asistennya, mengabarkan jika perkumpulan batik di Solo sudah menyanggupi untuk ia kunjungi.“Asyik!” pekiknya gembira.Siwi segera bergegas untuk bersiap pergi.***Suara gamelan dengan gending khas terdengar dari pendopo di depan Siwi. Ia melangkah dengan ragu dan mencoba mencari sosok yang bisa ia tanyai. Seorang wanita dengan kebaya cokelat menyapa Siwi dengan ramah.“Sore, saya mau bertemu dengan Bapak Genta, bisa?” balas Siwi.“Oh, Mas Genta? Ada, lagi ngajar gamelan. Tuh ada di sana,” ucap wanita itu menunjuk k
Genta membalas semua email untuk perkumpulan seninya. Bukan hanya batik yang telah ia pasarkan, tapi juga sendra tari dan juga pertunjukan gamelan. Genta mewarisi semuanya dari kedua orang tua. Setelah ayahnya mangkat, Genta meneruskan semua yang pernah mereka rintis.Karena hanya menjadi anak tunggal, Genta tidak memiliki tempat untuk berbagi. Tapi mengumpulkan anak-anak muda yang kurang beruntung menempuh bangku kuliah adalah kesibukan yang ia nikmati dan membuatnya terhibur serta tidak kesepian.Ibunya yang sudah cukup lanjut usia mendukung penuh dan selalu menyetujui kiprah Genta yang ingin membawa usaha mereka ke kancah nasional.Selain sinden, Genta juga mendapat warisan berupa grup pelakon yang biasa manggung untuk wayang orang atau ketoprak. Ayahnya yang dulu menjadi salah satu dalang ternama, merupakan orang yang memiliki kiprah paling besar dalam menjaga tradisi ketoprak menjadi hiburan tradisional yang tetap lestari.Beruntung sekali, Genta mew
Selama hidup Siwi, ia selalu mencoba patuh dan menjalani hidup serta tiap kesempatan sebaik-baiknya. Besar di lingkungan keraton dan hidup dalam didikan yang baik membuat Siwi memahami makna hidup hanya sebentar.Tidak pernah sekalipun dalam hidup Siwi melakukan hal konyol yang merugikan orang lain. Satu-satunya hal yang Siwi pernah lakukan dan membuat orang lain menangis adalah ketika menuntut ayahnya untuk bertanggung jawab atas perbuatannya mendukung tindakan Widari.Kini, setelah sekian lama menunggu dan menyiapkan jiwanya sebagai pribadi yang matang, Siwi jatuh cinta. Tapi, ternyata itu tidak semudah yang ia pikirkan. Siwi harus berjuang menarik simpati yang sepertinya tidak berbalas.Hari ini, Siwi akan mencoba untuk yang terakhir memenuhi undangan Genta, pria yang membuat hatinya porak poranda. Setelah kalang kabut mencari baju yang terbaik, akhirnya Siwi menyerah. Ia menata kembali bajunya. Dia memilih kaos putih dan celana jeans sebagai kostumnya malam
Indira kalang kabut menyiapkan hari pertama Renzo sekolah. Walaupun ia sudah menyiapkan semua tadi malam, tapi ketika pagi menjelang semua masih saja ada yang kurang.“Ndi, dia cuman sekolah selama tiga jam aja!” teriak Alden ingin menenangkan Indira yang terlihat begitu repot.“Dalam dua jam, En bisa lapar, pipis di celana karena grogi atau kehausan karena lupa bawa minum!” jawab Indira masih menjejalkan beberapa persiapan untuk putra mereka ke dalam tas ransel kecil. Alden tidak ingin berdebat lagi dan memilih bersabar menunggu di mobil. Setelah selesai, Indira naik ke mobil dan mereka pun berangkat.Renzo tampak bangga menggendong tasnya masuk ke dalam kelas. Gurunya memberitahu untuk menjemput pukul dua belas. Indira bersikeras ingin menunggu, tapi Alden mengingatkan untuk istirahat.“Kita ke tempat mama. Kamu bangun dari jam lima, Ndi. Padahal En baru sekolah jam sembilan,” cetus Alden.Kali ini Indira tidak
Indira pikir ia akan menjalani hidup yang penuh dengan kedamaian. Tapi ternyata rencana Tuhan untuknya belum usai.Setelah menghadapi ibu mertuanya yang sempat jatuh sakit, kini ia juga sering menerima telepon gelap dari para wanita yang menerornya. Semua hanya karena ia istri seorang Alden Aminata.Indira awalnya tidak menanggapi dan hanya menganggap gangguan sementara. Ini semua akan berlalu setelah perkawinannya melewati tiga bulan. Namun beranjak ke bulan lima, terror dari para wanita semakin sering dan bahkan mengirim pesan sadis yang mengancam.“Kamu udah mencoba menelepon mereka dan menanyakan maksud pesan tersebut?” tanya Lila.“Udah. Tapi malah kena maki,” jawab Indira lesu.“Ngapain juga tanya? Langsung aja damprat!” seru Dayu tidak sabar. Indira tersenyum.“Aku nggak tahu cara berantem ama perempuan via mulut, Yu. Yang ada aku gagap duluan karena kelamaan mikir kalimat yang tepat,” k
Pagi yang berselimutkan mendung membayangi langit kota kecil, Salatiga. Siwi baru saja membereskan semua kertas yang akan dia kirimkan pada Shana. Tidak lama, Shana muncul.“Ada yang ngirim ini ke kita pagi tadi.” Shana memberikan dua lembar kertas yang berisi panggilan dari polisi.“Kita terlibat hukum apa? Kok dapat panggilan?” tanya Siwi heran. Ia menarik kertas dan membaca dengan seksama.“Kamu sudah cek semua surat tanah yang kita beli?” tanya Siwi setelah mengetahui isi berita tersebut.“Udah. Semua udah aku siapin,” jawab Shana cepat.“Pasti ada dalang di balik ini semua,” desis Siwi geram.Surat itu menyatakan jika ada yang keberatan tentang tanah yang telah mereka beli. Karena ternyata, tanah tersebut bukan milik penjual yang berhubungan dengan mereka.“Sorry. Aku bukan mau berpikiran negative, tapi kamu sebaiknya minta seseorang menyelidiki jika pakdhe dan pak
Perempuan tua yang telah mencapai usia senja tersebut kembali duduk termenung dalam diam. Pikirannya berkeliaran memikirkan semua hal yang masih menjadi ambisi terdalamnya. Widari, tidak mampu menyingkirkan semua keinginan yang selama ini terlanjur menjadi akar pahit dalam enam puluh tahun hidupnya.Semua berawal dari hal yang bagi sebagian orang dianggap paling sederhana, cinta. Namun ternyata berujung menjadi penyakit hati karena cinta itu berubah menjadi kecewa. Widari kemudian berkembang menjadi wanita getir yang selalu mencemooh semua orang yang tidak bersalah.Pikirannya terkungkung oleh kecaman dan tidak percaya. Ia membentengi dirinya terlalu tebal. Setelah Pramono mengandaskan harapan dan cintanya, Widari mampu bangkit untuk kembali pada titik awal pribadinya.Seto, adalah korban dari ambisinya yang egois dan keji. Putra tengahnya menjadi sasaran kendali penuh Widari. Termasuk urusan rumah tangga Seto juga menjadi incaran Widari untuk ia pastikan sesuai
Sandy terlihat mondar mandir dengan gelisah dan tidak tenang. Terkadang duduk tapi bangun kembali dan keluar masuk ruang tamu. Wajahnya terus muram dan mulutnya komat kamit seperti menggumamkan sesuatu.“Mas! Jangan bikin aku stress! Duduk dan coba tenang!” pekik Mirna istrinya dengan panik.“Gimana mau tenang? Semua tagihan nggak terbayar dan sekarang kita nggak punya dana untuk hidup sebulan ke depan!” bentak Sandy kalut. Mirna memberengut kesal.Semua perhiasannya sudah terjual dan tidak ada barang berharga tersisa yang bisa mereka jual kecuali sertifikat rumah. Widari menghentikan kucuran dana karena Sandy menolak mengerjakan perintah ibunya.“Coba kamu telepon keluarga Winoto! Atau telepon Menik, anaknya, siapa tahu kita bisa dapat pinjaman!” saran Mirna dengan mata penuh harap.Winoto adalah adik Widari yang bungsu. Sandy terlihat menimbang. Menik memang baik dan tidak pernah menolaknya setiap ia butuh bant
You know I want youIt's not a secret I try to hideI know you want meSo don't keep sayin' our hands are tiedYou claim it's not in the cardsAnd fate is pullin' you miles awayAnd out of reach from meBut you're here in my heartSo who can stop me if I decideThat you're my destiny?What if we rewrite the stars?Say you were made to be mineNothing could keep us apartYou'd be the one I was meant to findIt's up to you, and it's up to meNo one can say what we get to beSo why don't we rewrite the stars?Maybe the world could be oursTonightYou think it's easyYou think I don't wanna run to youBut there are mountainsAnd there are doors that we can't walk throughI know
Inilah kisah dari beberapa manusia yang mampu menaklukkan tantangan hidup dan cobaannya.Indira Sartika, seorang wanita yang begitu tegar menjalani berbagai krisis dalam hidupnya selama ini, akhirnya merengkuh dan layak mendapatkan buah dari keprihatinannya.Bukan karena dia wanita hebat dan memiliki kualitas bertahan yang mumpuni, tapi karena dia mencoba mengikuti nuraninya yang tidak mungkin berbohong. Setiap jalan yang ia ambil selalu menempuh cara benar dan bukan yang mudah.Berani berkata tidak dan menolak segala nikmat dunia, demi mempertahankan martabat sebagai wanita yang juga pantas dihormati.Pria melihat dia sebagai pribadi yang begitu berharga untuk dimiliki, karena prinsipnya tidak sekedar menjadi perempuan yang pasrah.Indira tahu dengan baik, tujuan hidup dan keinginannya. Tahu bagaimana memperjuangkan haknya sebagai wanita dan juga berani mengambil tanggung jawab meskipun pahit.Siwi dan Shana adalah saksi bagaimana Indira me
Alunan musik yang memenuhi ruang keluarga membuat hati siapa pun menjadi damai. Pilihan mereka adalah menikah di Bali dan setelah persiapan matang di Salatiga, akhirnya bersama-sama terbang ke Bali dua hari lalu.Besok adalah hari yang mereka nantikan. Persiapan gedung dan catering memang menggunakan event organizer, tapi Indira dan Menik tampak tidak bisa diam.Keduanya sibuk memeriksa bunga, pilihan makanan, tamu undangan, tempat duduk dan bahkan persiapan bulan madu. Keduanya memastikan jika ini akan berjalan baik dan tidak ada kendala.Kini malam sebelum pernikahan, Gya harus tinggal di hotel dan menjauh dari Renzo sementara waktu. Alden menggoda putranya yang tampak mulai gugup dengan seloroh yang cukup vulgar. Keenan menimpali dengan tawa yang tergelak. Genta dengan tenangnya mengatakan semua akan berakhir indah.“Seindah lenguhan panjang dan senyum cemerlang di pagi hari!” imbuh Alden tanpa menahan diri.Indira muncul dan bertola
Silka dan Ignar bergilir merawat dan menjaga Gya hingga sembuh. Renzo masih harus menyelesaikan keperluan surat menyurat untuk persyaratan pernikahan.Setiap sore dia datang menggantikan kedua adik sepupunya dan tidur di rumah sakit.Gya memang tidak memiliki luka dalam, tapi sepertinya dia masih menyimpan ketakutan tersendiri. Wajahnya sesekali mengernyit dan cemas.“Kamu masih inget kejadian itu, Kak?” tanya Silka tampak prihatin.Gya memejamkan mata dan membenarkan.“Kebencian sama Bayu nggak sebanding dengan penyesalanku karena udah ngebiarin dia masuk dalam hidup ini.”“Nyalahin diri adalah target Bayu yang sebenarnya. Jangan terpengaruh oleh hal itu, Kak. Kayaknya nggak berharga banget,” bantah Silka dengan cepat-cepat.“Ya. Dia memang mau ngancurin aku pelan-pelan, lewat pikiranku.”Gya sadar sekali akan hal itu.“Kita nggak akan ngebiarin itu, kan?” Silk
Renzo merasakah tubuhnya gemetar oleh amarah yang mengelegak. Melihat kekasihnya dihajar sedemikian rupa oleh pria biadab, membuat Renzo diliputi dendam.Alden dan Indira terus menenangkan dengan kata-kata lembut.“En, tenang. Pakai ini dan bukan ini,” ucap Alden sembari menunjuk kepala kemudian lengan.Putranya duduk terkulai dan meremas rambut gusar.Ibu dan kakak Gya sudah dikabari dan mereka sedang menuju ke rumah sakit dari hotel. Pernikahan tinggal dua minggu lagi dan suasana gembira menjadi duka dalam sekejap.Saat bertemu dengan Leo dan Dion, kedua pria yang akan menjadi kakak iparnya tersebut menepuk pundaknya dengan pelan.“Kita nggak akan bertindak apa pun, kecuali lapor polisi! Semua bakal ditindak melalu proses hukum yang benar dan tahan emosi kalian. Kalo ada yang nekad, Bayu menang dan kita kalah telak!” ingat Alden dengan lantang dan tegas.Ibu Gya terlihat gemetar dan tidak sanggup berdiri. Ind
Persiapan pernikahan memang selalu merepotkan. Namun Gya tidak melihat sedikit pun kesulitan yang membuatnya kelelahan dan stress. Ibu mertuanya, Indira, selalu membantu dan mengarahkan dengan sabar.Pemilihan pernak pernik yang berbeda pendapat dengan keluarga besarnya, akhirnya berhasil ditengahi dengan elegan dan bijak oleh Indira.Ibu Gya memuji berkali-kali tentang calon ibu mertuanya yang ternyata masih muda dan sangat cantik tersebut. Terlebih lagi ayah mertuanya, Alden, yang mirip dengan pria muda dengan penampilan masih tidak kalah menarik dan modis dengan Renzo.Dengan hati-hati, Gya menjelaskan mengenai siapa Renzo dan ibunya semakin kagum dengan keluarga mereka. Gya melihat dengan jelas, bagaimana ibunya sedikit syok dan tersentuh oleh kebesaran hati Indira yang membesarkan Renzo tanpa menimbang dia bukan putra yang terlahir dari rahimnya.Keputusan buat Indira tidak memiliki anak kandung adalah karena dirinya merasa lebih dari cukup mendapatk
Alden berdiri di depan bingkai foto di ruang tengah rumah Salatiga. Matanya menatap gambar dirinya bersama Indira dan Renzo dalam baju adat Jawa.Di sebelah bingkai foto besar tersebut, terdapat foto Indira bersama Jantayu dan Renzo dengan baju pernikahan modern. Hatinya berdesir sakit.Bukan karena cemburu, melainkan merasa prihatin akan nasib Jantayu yang malang.Pria baik itu tidak sempat menjalani kehidupan bahagia yang lama dengan wanita luar biasa, Indira. Alden bahkan sempat mengalah demi memberi kesempatan pada Jantayu untuk menjadi pria yang bisa meneruskan harapannya.“Kayaknya baru kemarin dia ada di sini,” gumam Indira tiba-tiba ada di sebelahnya.Alden mengingat dengan jelas saat datang ke rumah ini beberapa belas tahun yang lalu setelah Jan meninggal. Foto itu menjadi satu-satunya kehangatan yang terpancar dan bisa memberi sinar juga kekuatan bagi Indira untuk bertahan dalam kesedihan.Dunia istrinya mungkin dalam k
Kembali ke Jakarta dengan status baru, cukup membuat Silka risih. Antara dia dan Alka adalah hubungan kecelakaan yang tidak disengaja.Sementara kembali pada aktivitas kuliah yang super sibuk mendekati akhir semester, Silka memilih tidak lagi memusingkan tentang Alka.Pria itu cukup memberinya ruang dan gerak yang tidak mengikat. Mungkin inilah enaknya pacaran dengan orang dewasa. Banyak pengertian yang dia dapatkan dari Alka.“Sil! Kamu beneran pacaran sama dosen baru anak fakultas kedokteran?” tanya teman kuliahnya dengan wajah penasaran.Silka mengangguk ragu.“Gila! Keren banget sih! Pak Alka itu ganteng dan baik banget!”Silka terus mendengarkan puluhan pujian untuk kekasihnya yang hingga detik ini belum pernah dia cium atau pegangan tangan.Setelah mendekati jam masuk kelas, Silka mengakhiri obrolan satu arah itu dan melenggang masuk. Selama kuliah berjalan, dia tidak habis-habisnya memikirkan tentang Alk
Mungkin bertemu jodoh itu terjadi tanpa bisa terduga.Bagi Silka yang masih berusia awal dua puluhan, ini bukan menjadi pertimbangan seriusnya. Terlebih lagi Ignar juga masih bimbang akan jati dirinya, semua keluarga tidak akan berpusat pada hal pernikahan dalam waktu dekat.Mengunjungi orang tua dan kerabatnya di Salatiga memang menyenangkan. Dia kadang malas meninggalkan kota kecil tempat ia tumbuh dan besar. Teman masa kecilnya ada di sini. Tapi Silka untuk saat ini tidak memiliki pilihan.Semua keluarga berkumpul di rumahnya. Ayahnya, Keenan, tampak masih tampan meskipun menjelang usia setengah baya. Mati-matian ayahnya menolak dengan mengatakan masih lima tahun lagi, tapi Silka suka mengangguk dengan gencar.Malam itu Renzo datang sendiri dan Silka senang karena memiliki waktu untuk berbagi lebih banyak. Perhatian kakak sepupunya memang tertuju pada dua hal akhir-akhir ini.Untuk Ignar dan Gya, kekasihnya.Silka merindukan masa-masa di