Waktu sudah menunjukkan pukul sebelas malam. Indira baru saja selesai membersihkan semua make up dan mandi. Tubuhnya cukup penat, tapi hatinya begitu lega dan bahagia.
Kamar hotel yang menjadi tempat beristirahat malam itu didesain begitu cantik dan romantis. Taburan petal bunga mawar tersebar di karpet dan tempat tidur. Bath up tempat ia mandi tadi juga dihiasi bunga mawar putih bercampur merah. Indira menyisir rambutnya yang basah. Ia memandang pantulan diri di kaca. Baju tidur lingerie seksi yang Menik belikan untuknya, membalut tubuh Indira dengan sempurna. Lekuk tubuhnya terlihat menawan. Indira tersipu sendiri. Alden masih menjumpai teman-teman sekolahnya dan mungkin sebentar lagi menyusul. Indira rebah di kasur dan menyibukkan diri membalas pesan dari teman-teman yang memberi selamat padanya. Pintu kamarnya terbuka dan Alden muncul dengan menenteng jas putihnya. Lengan kemejanya sudah tergulung hingga ke lengan. “Hai …!” sMereka sengaja tidak mengambil waktu khusus untuk berbulan madu. Setelah semua acara pernikahan, termasuk dengan adat Bali, selesai, mereka harus menyiapkan rumah untuk ditempati ke depannya.Walaupun dibantu oleh teman dan keluarga, tapi Indira ingin turut terlibat. Sebuah villa kecil di pinggir jalan dekat pantai menjadi pilihan mereka.Renzo sibuk menyiapkan pindahan semua mainannya. Balita itu asyik menata dengan rapi. Indira melukis sendiri kamar Renzo dengan pesawat berwarna biru.“Syukurlah, akhirnya kelar!” pekik Indira dengan puas.Ini adalah hari terakhirnya berbenah. Alden muncul dari arah kolam renang dengan tubuh basah.“Renzo mana?” tanya Alden.“Dijemput Abby buat nemenin Tera main,” sahut Indira. Tera adalah putri Abby yang seumuran dengan Renzo.“Dah kelar semua kan?” tanya Alden.Indira mengangguk dengan ceria. Suaminya melenggang ke meja tempat mereka menatanya menjadi bar kecil yang wajib dim
Undangan pesta pertunangan sahabat Alden harus mereka hadiri. Indira terlihat kurang nyaman dengan acara yang terlalu formal seperti ini. Ia lebih memilih untuk menghadiri acara keluarga yang lebih santai.Tapi demi Alden, ia mengiyakan. Sekarang hal tersebut menjadi kewajiban Indira dalam mendampingi suaminya setiap saat. Beberapa wartawan mencegat keduanya di lobi hotel untuk wawancara singkat dan foto. Indira menjawab dengan elegan dan anggun. Alden bersyukur karena didikan ibunya telah Indira serap dengan baik.Keduanya sempat menjadi pusat perhatian karena pernikahan mereka sempat mengundang kontroversial! Beberapa berita gosip menyebut sebagai hari patah hati nasional. Tebakan Dayu memang menjadi kenyataan.Sebelum memasuki ballroom acara, kembali wartawan majalah fashion mencegat mereka. Wartawan tersebut segera mengenali Indira. Desainer wanita yang mulai naik daun itu memang mencuri perhatian publik.Selain karena wajahnya menaw
Semua merengkuh kebahagiaan masing-masing, bahkan Shana. Kecuali wanita perkasa yang sangat tangguh, Siwi.Siwi termenung di kamar dengan benak berpikir. Dia tidak mengerti apa yang salah dengan dirinya. Tidak pernah sekalipun ia menolak untuk jatuh cinta. Tapi sepertinya kisah romantis itu tidak pernah menghampiri hidup Siwi.Pesan masuk dan ponselnya bergetar. Berita dari Dian, asistennya, mengabarkan jika perkumpulan batik di Solo sudah menyanggupi untuk ia kunjungi.“Asyik!” pekiknya gembira.Siwi segera bergegas untuk bersiap pergi.***Suara gamelan dengan gending khas terdengar dari pendopo di depan Siwi. Ia melangkah dengan ragu dan mencoba mencari sosok yang bisa ia tanyai. Seorang wanita dengan kebaya cokelat menyapa Siwi dengan ramah.“Sore, saya mau bertemu dengan Bapak Genta, bisa?” balas Siwi.“Oh, Mas Genta? Ada, lagi ngajar gamelan. Tuh ada di sana,” ucap wanita itu menunjuk k
Genta membalas semua email untuk perkumpulan seninya. Bukan hanya batik yang telah ia pasarkan, tapi juga sendra tari dan juga pertunjukan gamelan. Genta mewarisi semuanya dari kedua orang tua. Setelah ayahnya mangkat, Genta meneruskan semua yang pernah mereka rintis.Karena hanya menjadi anak tunggal, Genta tidak memiliki tempat untuk berbagi. Tapi mengumpulkan anak-anak muda yang kurang beruntung menempuh bangku kuliah adalah kesibukan yang ia nikmati dan membuatnya terhibur serta tidak kesepian.Ibunya yang sudah cukup lanjut usia mendukung penuh dan selalu menyetujui kiprah Genta yang ingin membawa usaha mereka ke kancah nasional.Selain sinden, Genta juga mendapat warisan berupa grup pelakon yang biasa manggung untuk wayang orang atau ketoprak. Ayahnya yang dulu menjadi salah satu dalang ternama, merupakan orang yang memiliki kiprah paling besar dalam menjaga tradisi ketoprak menjadi hiburan tradisional yang tetap lestari.Beruntung sekali, Genta mew
Selama hidup Siwi, ia selalu mencoba patuh dan menjalani hidup serta tiap kesempatan sebaik-baiknya. Besar di lingkungan keraton dan hidup dalam didikan yang baik membuat Siwi memahami makna hidup hanya sebentar.Tidak pernah sekalipun dalam hidup Siwi melakukan hal konyol yang merugikan orang lain. Satu-satunya hal yang Siwi pernah lakukan dan membuat orang lain menangis adalah ketika menuntut ayahnya untuk bertanggung jawab atas perbuatannya mendukung tindakan Widari.Kini, setelah sekian lama menunggu dan menyiapkan jiwanya sebagai pribadi yang matang, Siwi jatuh cinta. Tapi, ternyata itu tidak semudah yang ia pikirkan. Siwi harus berjuang menarik simpati yang sepertinya tidak berbalas.Hari ini, Siwi akan mencoba untuk yang terakhir memenuhi undangan Genta, pria yang membuat hatinya porak poranda. Setelah kalang kabut mencari baju yang terbaik, akhirnya Siwi menyerah. Ia menata kembali bajunya. Dia memilih kaos putih dan celana jeans sebagai kostumnya malam
Indira kalang kabut menyiapkan hari pertama Renzo sekolah. Walaupun ia sudah menyiapkan semua tadi malam, tapi ketika pagi menjelang semua masih saja ada yang kurang.“Ndi, dia cuman sekolah selama tiga jam aja!” teriak Alden ingin menenangkan Indira yang terlihat begitu repot.“Dalam dua jam, En bisa lapar, pipis di celana karena grogi atau kehausan karena lupa bawa minum!” jawab Indira masih menjejalkan beberapa persiapan untuk putra mereka ke dalam tas ransel kecil. Alden tidak ingin berdebat lagi dan memilih bersabar menunggu di mobil. Setelah selesai, Indira naik ke mobil dan mereka pun berangkat.Renzo tampak bangga menggendong tasnya masuk ke dalam kelas. Gurunya memberitahu untuk menjemput pukul dua belas. Indira bersikeras ingin menunggu, tapi Alden mengingatkan untuk istirahat.“Kita ke tempat mama. Kamu bangun dari jam lima, Ndi. Padahal En baru sekolah jam sembilan,” cetus Alden.Kali ini Indira tidak
Indira pikir ia akan menjalani hidup yang penuh dengan kedamaian. Tapi ternyata rencana Tuhan untuknya belum usai.Setelah menghadapi ibu mertuanya yang sempat jatuh sakit, kini ia juga sering menerima telepon gelap dari para wanita yang menerornya. Semua hanya karena ia istri seorang Alden Aminata.Indira awalnya tidak menanggapi dan hanya menganggap gangguan sementara. Ini semua akan berlalu setelah perkawinannya melewati tiga bulan. Namun beranjak ke bulan lima, terror dari para wanita semakin sering dan bahkan mengirim pesan sadis yang mengancam.“Kamu udah mencoba menelepon mereka dan menanyakan maksud pesan tersebut?” tanya Lila.“Udah. Tapi malah kena maki,” jawab Indira lesu.“Ngapain juga tanya? Langsung aja damprat!” seru Dayu tidak sabar. Indira tersenyum.“Aku nggak tahu cara berantem ama perempuan via mulut, Yu. Yang ada aku gagap duluan karena kelamaan mikir kalimat yang tepat,” k
Pagi yang berselimutkan mendung membayangi langit kota kecil, Salatiga. Siwi baru saja membereskan semua kertas yang akan dia kirimkan pada Shana. Tidak lama, Shana muncul.“Ada yang ngirim ini ke kita pagi tadi.” Shana memberikan dua lembar kertas yang berisi panggilan dari polisi.“Kita terlibat hukum apa? Kok dapat panggilan?” tanya Siwi heran. Ia menarik kertas dan membaca dengan seksama.“Kamu sudah cek semua surat tanah yang kita beli?” tanya Siwi setelah mengetahui isi berita tersebut.“Udah. Semua udah aku siapin,” jawab Shana cepat.“Pasti ada dalang di balik ini semua,” desis Siwi geram.Surat itu menyatakan jika ada yang keberatan tentang tanah yang telah mereka beli. Karena ternyata, tanah tersebut bukan milik penjual yang berhubungan dengan mereka.“Sorry. Aku bukan mau berpikiran negative, tapi kamu sebaiknya minta seseorang menyelidiki jika pakdhe dan pak