Home / Urban / Sang Pelindung Mafia Cantik / 7. Di Luar Ekspektasi

Share

7. Di Luar Ekspektasi

Author: Haryulinda
last update Last Updated: 2023-07-24 21:05:27

Ekspresi Alice yang terkejut sekaligus bahagia tak bisa diartikan sama oleh Aslan. Justru Aslan merasa bingung dengan kotak besar yang ada di depannya.

"Coba pakai sidik jarimu untuk membukanya."

"Memangnya bisa? Aku kan tidak pernah mendaftarkannya?"

"Bisa. Di sini cukup memindai dari hasil salinan lain yang dimiliki oleh ayahmu. Kau akan tahu isinya."

Cukup canggih juga pikir Aslan apa yang dimiliki oleh ayahnya. Padahal selama ini Aslan hanya tahu jika kunci memakai sidik jari harus menginput dari orangnya langsung saat memindai.

Klek!

Kotak terbuka saat Aslan selesai menempelkan jempolnya. Isi kotak tersebut berupa beberapa berkas, sebuah kartu ATM, buku rekening, dan kotak-kotak kecil lainnya.

Alice senang bukan kepalang saat meraih satu per satu barang yang ada di sana. Ia tahu jika semuanya bernilai.

"Kau seolah-olah tidak pernah melihat uang yang banyak." Aslan angkat bicara.

"Ini sangat bernilai. Kenapa kau biasa saja? Kulihat latar belakang pekerjaanmu biasa saja. Tidak bi
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • Sang Pelindung Mafia Cantik   8. Dihantam Masalah

    Aslan berlari masuk ke dalam rumah. Ia tidak peduli dengan reaksi dari keluarga dari tetangganya yang menampung sang adik. Alice segera menyelamatkan tas ransel Aslan yang ditinggal begitu saja di depan pintu. Karena di dalam tas ransel tersebut ada barang berharga. Adik Aslan yang bernama David tampak diinfus di rumah. Kebetulan anak dari tetangga Aslan adalah perawat. Betapa hancurnya hati Aslan saat melihat David sakit. "Kakak!" David menatap Aslan dengan mata berair.Aslan menggendong adiknya. Ia juga mencium puncak kepalanya. David menangis sejadinya saat bertemu Aslan. Alice yang ikut masuk ke dalam rumah hanya diam menyaksikan interaksi Aslan dengan David. Tak lupa Alice mencari keberadaan Gavin yang merupakan sahabat Aslan. Jika Gavin tidak ada, maka akan repot bagi Alice dalam pengasuhan David. Namun keberadaan Gavin tidak ada di sana. "Kakak ternyata masih hidup. David kira Kak Aslan sudah meledak bersama rumah kita." Aslan tidak tahu jika adiknya menganggapnya sama pen

    Last Updated : 2023-07-26
  • Sang Pelindung Mafia Cantik   9. Bunyi Aneh

    Perlahan Aslan bangkit dengan tetap menggendong David. Mulut David tak lagi dibekap oleh Aslan. Karena David tampak bisa berkoordinasi dengan Aslan. Namun tubuh David masih terasa gemetar. "Itu dia!" ucap seorang pria saat memergoki Aslan akan melarikan diri.Dug!Aslan melempar batu bata ke wajah musuh. Hanya satu orang yang kena lemparan Aslan. Sedangkan satu orang lainnya bisa menghindar. Kesempatan mengulur waktu sedikit digunakan oleh Aslan untuk melarikan diri. Ia tidak bisa mencari keberadaan yang lainnya, yang terpenting adalah dirinya dan David selamat. Dor! Dor!Suara tembakan membuat Aslan harus membungkukkan diri dalam berlari. David tampak histeris digendongan Aslan akibat mendengar tembakan bersahutan dengan teriakan kesakitan."Lari ke sini!" seru suara Alice pada Aslan. Aslan langsung pergi ke kanan. Namun sayang harus terjatuh bersama David saat merasakan sesuatu menancap di punggungnya. "Arrrgghhh!" keluh Aslan kesakitan hingga melepaskan tangannya dari tubuh Da

    Last Updated : 2023-07-28
  • Sang Pelindung Mafia Cantik   10. Tanda Bahaya atau Bukan?

    Aslan bersama dengan yang lain langsung keluar dari mobil. Ketika menjauh hingga sepuluh meter, mobil yang dinaiki tadi langsung mengeluarkan percikan api dari bagian bawah mobil. Tidak ingin terkena ledakan lagi, mereka menghindar lebih jauh. Benar saja mobil meledak setelah terbakar hebat. Namun ledakannya tidak separah dari rumah yang meledak. "Kak, aku takut." David sempat merengek dalam pelukan Aslan.Hanya usapan di punggung yang bisa diberikan Aslan pada David. Perkataan tidak bisa menenangkan David sekarang. Karena kenyataannya cukup kontras dengan perkataan hiburan akan membuat bualan semata. "Tasmu aman kan?" tanya Alice.Aslan memperlihatkan punggungnya yang masih menggendong tas ransel."Syukurlah.""Kau lebih baik duduk saja dulu. Biar kami mencari tumpangan." Aslan kasihan melihat Alice meringis menahan rasa sakit sesekali. Alice menurut dengan terpincang-pincang berusaha duduk di pinggir jalan. Anak buah Alice dan Gavin membantu Alice yang terlihat kesulitan duduk se

    Last Updated : 2023-07-30
  • Sang Pelindung Mafia Cantik   11. Memulai Misi

    Dua minggu kemudian, menjadi hari penting. Di mana terakhir kali anak buah Alice menangkap adanya sinyal yang bukan berasal dari bahaya, melainkan sinyal tentang keberadaan Bella. Sebelum pergi menyelamatkan Bella, Aslan harus pergi mengantarkan David dan Gavin pada tempat aman untuk tinggal. Awalnya David merengek dengan segala drama anak kecil ketika diberitahu akan berpisah dengan Aslan. Namun Aslan meyakinkan David dengan sabar hingga David setuju berpisah."Sudah atau belum?" tanya Alice dengan nada tidak sabar. Bagaimana bisa sabar, jika Aslan membujuk David lebih dari satu jam.Aslan mengangguk. Ia kemudian menggendong David sebagai syarat yang diajukah oleh David."Ck! Manja sekali!" celetuk Alice.Aslan yang melewati Alice dengan menggendong David hanya menatap tajam pada Alice. Ia tidak bisa membiarkan Alice membuat dirinya yang membujuk adiknya menjadi rusak.Alice mengunci mulutnya rapat. Ia tahu jika sorot mata Aslan tampak tak terima.Semua orang yang pergi sama dengan

    Last Updated : 2023-07-31
  • Sang Pelindung Mafia Cantik   12. Rintangan Hadir

    Gavin menjalankan perintah Alice. Ia melajukan mobil dalam keadaan ban kempes bagian belakang. Ketegangan terjadi di dalam mobil. Alice menatap sekitar. Aslan tampak memperhitungkan sesuatu. "Kau harus mengemudi mendekat pada anak buah Alice, lalu buka kunci pintunya agar anak buah Alice bisa melompat.""Kau gila? Kita bisa tertangkap." ucap Alice pada Aslan."Kau yang lebih gila tega meninggalkan anak buahmu."Pergerakan Gavin membuat polisi gadungan tersebut tampak menatap mobil yang dikemudikan Gavin. "Bagaimana ini? Mobil di depan menghalangi jalanku. Aku tidak bisa mendekatkan mobil pada anak buah Alice.""Aku akan keluar! Kau teruskan saja, nanti aku akan melompat bersama dengan anak buah Alice."Alice melihat ke bagian kursi belakang. Rupanya anak buah Alice yang memesan mobil telah menyiapkan sebuah senjata seperti pisau lipat. Pisau lipat diberikan pada Aslan oleh Alice. Serangan dengan tangan kosong saja tidak akan cukup. "Kau ini mengemudi mobil atau menjelma jadi kura-

    Last Updated : 2023-08-02
  • Sang Pelindung Mafia Cantik   13. Ini Jebakan!

    Rencana yang telah disebutkan Aslan pada Alice akan direncanakan seminggu kemudian. Rasanya cukup singkat karena persiapannya panjang hingga akan dilaksanakan hari ini. Sebelum melaksanakan rencana, Aslan mengantarkan Gavin dan David ke rumah milik Bella yang diberitahu Alice. Perjalanan ke rumah milik Bella harus dijalani dengan berbagai kendaraan yang ditumpangi. Alasan menumpang kendaraan adalah untuk menghemat biaya yang dikeluarkan. Uang yang dipegang oleh Aslan harus digunakan secara baik dan tepat sasaran. Aslan dan yang lainnya sampai menyamar sebagai pekerja dari truk cabai. Mereka sempat menurunkan cabai di pasar yang dituju. Namun hanya Alice yang bagian mendata cabe yang dikirim. Sepanjang jalan Alice sempat mengomel tentang perihnya mata Alice terkena embusan angin dari cab"Ini upah untuk kalian." Sopir cabe memberikan beberapa lembar uang dengan pecahan dua ribu rupiah cukup banyak.Alice ingin protes, langsung dicegah dengan cepat oleh Aslan. Hanya Aslan yang berani

    Last Updated : 2023-08-03
  • Sang Pelindung Mafia Cantik   14. Bertukar Tugas

    "Tunggu!" Sebuah teriakan dari orang di belakang mobil Alice. Aslan menoleh ke belakang. Terlihat seorang pria berpakaian serba hitam ada di belakang mobil. "Sepertinya dia mengenalmu." "Jangan hiraukan! Cepat jalan saja!" Ketika anak buah Alice akan menancap gas, justru ada seorang pria yang menghadang. Tentu saja anak buah Alice langsung mengerem mendadak. Alice turun dari mobil ketika melihat pria yang menghadang. Aslan pun ikut di belakang Alice. "Kenapa kau menghentikanku?" Alice berbicara pada pria yang berpakaian serba hitam.Aslan memperhatikan pria di hadapannya. Ia tidak bisa menyimpulkan kalau orang di hadapannya itu adalah mafia yang dicari Alice. Karena dari wajah dan lagaknya biasa saja. "Kau kan belum menyerahkan apa yang aku minta." Mendengar ucapan pria di hadapannya, Aslan menjadi yakin kalau memang mafia yang dicari Alice untuk menyewa mobil memang yang sekarang sedang berbicara. Ia tidak ingin ikut campur. "Kau pikir aku bodoh?" Alice justru terlihat tidak

    Last Updated : 2023-08-08
  • Sang Pelindung Mafia Cantik   15. Pertemuan Mafia

    Sesuatu yang ditampilkan Alice tentang tugas anak buahnya pada Aslan berupa hal yang tidak enak dijalankan. Rasanya Aslan terjebak di antara dua pilihan tidak bagus untuk dipilih."Jangan diam saja? Kau ingin tugas apa?""Kenapa tidak anak buahmu saja? Dia kan pelanggan VIP dalam hal narkoba.""Tidak bisa dijadikan pilihan utama. Karena takut ternyata nanti tertangkap.""Aku apa bedanya? Aku kan juga dikejar-kejar bersamamu?""Berbeda. Aku yakin kalau Charles bukan mengejarmu, melainkan aku. Jadi, wajahmu mungkin tidak dihafal oleh Charles si mafia kejam itu.""Mustahil sekali sepertinya. Pasti dia mengerahkan segala hal untuk mencari semua anggota keluarga dari ayahku.""Charles tidak seperti itu. Pasti akan menghabisi orang yang tidak memuaskan kerjanya menurut Charles. Apalagi orang yang berkhianat.""Ternyata begitu. Baiklah, aku pilih tugasku sendiri. Biar anak buahmu saja menjalankan tugasnya."Alice hanya tersenyum kecil mendengar ucapan Aslan. Sudah diduga oleh Alice kalau Asl

    Last Updated : 2023-08-09

Latest chapter

  • Sang Pelindung Mafia Cantik   30. Wajah Memucat saat bertemu Orang

    "Kita lewat sini saja!" Bella memberitahu Aslan tentang adanya sebuah jendela kamar yang terhubung keluar, letaknya ada di belakang lemari. "Tidak ada tralis yang menghalangi?" Aslan memastikan terlebih dahulu. Karena kamar yang digunakan untuk menyekap Aslan dengan Alice jendelanya tidak bisa digunakan kabur."Tidak ada."Alice segera mengunci pintu, agar bisa mencegah musuh masuk ke kamar yang sekarang. Tanpa membuang waktu, Aslan mendorong lemari ke arah kanan yang masih kosong. Bella dan Alice ingin membantu. Namun Aslan lebih kuat dari dugaan mereka. Kini terlihat jendela besar yang masih kuno. "Ayo cepat! Aku mendengar suara derap langkah mendekat." Alice memperingatkan."Aku akan coba membukanya. Kalian cari apapun yang bisa digunakan untuk mengganjal pintu."Alice dan Bella mengangguk bersamaan. Mereka berdua tidak ada yang sempat merasakan rasa sakit tubuh masing-masing. Dalam keadaan apapun, mereka tetap bisa bergerak sesuai perintah.Beralih pada Aslan yang perlahan memb

  • Sang Pelindung Mafia Cantik   29. Sudah Siap?

    Tanpa pikir panjang, Aslan merebut ujung tombak yang dipegang Alice. Total ada lima sel yang dibuka oleh Aslan. Semua orang yang ada di dalam sel keluar. Keadaan orang-orang yang keluar dari sel tahanan milik mantan Bella tampak masih bisa berdiri dan melawan dengan tangan. Berbeda halnya dengan satu wanita yang kakinya terluka hingga membusuk."Apa rencanamu?" tanya salah satu orang yang dibebaskan oleh Aslan. "Kita akan menyerang musuh yang menyekap kalian. Apapun caranya harus menang!" Semua orang setuju dengan apa yang diungkapkan Aslan. Alice dan Bella hanya percaya saja pada Aslan. Braakk!Pintu utama terbuka. Terlihat ada lima orang musuh yang tampak geram melihat pemandangan kaburnya tawanan dari sel masing-masing. "Kita harus menyerang paling belakang." Aslan berbisik pada Alice. Perkelahian terjadi. Beruntung musuh tak menggunakan pistol, sehingga perkelahian masih ada kemungkinan untuk menang. Bugh! Bugh!Aslan membantu dengan memukul punggung musuh yang sedang menyer

  • Sang Pelindung Mafia Cantik   28. Melarikan Diri

    Orang yang sempat datang ke hadapan Alice dan Aslan hanya menyeringai. "Dasar bodoh! Salahkan Bella! Bukan aku." Alice akan menyerang pria tersebut. Namun dicegah Aslan. Karena Aslan melihat ada beberapa orang yang dari jarak dua puluh meter telah mengarahkan senapan pads Aslan dan Alice."Lepas! Aku harus memberi dia prrhitungan!" Alice memberontak dengan menarik-narik tangannya dari Aslan. "Lihat ke arah jam sembilan dan jam dua belas. Kau akan menyesal bergerak gegabah." Aslan berbisik pada Alice.Alice menatap ke arah yang diberitahu Aslan. Rupanya ada dua orang penembak dari jarak jaug. "Ha ... Ha ... Hahaha. Rupanya kalian melakukan hal yang sia-sia sejak tadi. Kabur sejauh ini ternyata tertangkap."Aslan jelas kesal dengan ucapan pria di hadapannya. Jika saja tidak bersama wanita, mungkin Aslan masih nekat menyerang. Namun jika bersama Alice, bertindak nekat sedikit saja mungkin penembak yang disiapkan sudah menghabisi nyawa Alice. Sebisa mungkin Aslan tidak menyelesaikan de

  • Sang Pelindung Mafia Cantik   27. Mencari Celah

    "Oke. Aku percaya padamu." Aslan menyerahkan segala cara pada Alice. Ia ingin membangun rekan tim yang baik, sehingga tidak perlu memandang Alice seorang wanita yang tidak memiliki kemampuan."Aku akan berakting berteriak histeris. Nanti saat pintu terbuka, kau langsung serang mereka!"Aslan setuju dengan rencana Alice. Ia kemudian mencari sesuatu yang bisa dijadikan sebagai senjata.Di dalam kamar tidak terdapat apapun yang berguna. Hanya ada ranjang, seprei dengan dua bantal. Menyerang orang dengan bantal hanya menghasilkan barang tertawaan saja. Apalagi yang dihadapi anak buah mafia. "Kenapa?" tanya Alice dengan nada lirih saat melihat Aslan tampak berpikir sembari memandangi tempat tidur.Aslan mengambil tindakan dengan menarik seprei hingga terlepas dari kasur. Ia kemudian memberi kode pada Alice untuk memulai rencana.Posisi Aslan saat ini berada di balik pintu. Teriakan Alice terdengar histeris. Aslan sampai terkejut hingga sempat tidak fokus.Suara kunci dimasukkan ke lubang

  • Sang Pelindung Mafia Cantik   26. Hanya Ada Satu Cara

    Aslan tidak beranjak. Walaupun rasa penasaran menggebu di dalam pikiran Aslan. Alice yang bukan orang sabar, bertindak menarik tangan Aslan hingga terduduk."Sial! Kau tidak tahu badanku rasanya remuk?" Aslan geram atas tindakan Alice."Salah sendiri nakal. Aku bilang makan, setelah itu aku beritahu berita bahagia.""Apa cluenya?""Adikmu.""Cepat beritahu aku!" Aslan tidak suka ada orang lain yang mengatur kebahagiaannya. Terutama tentang sang adik."Makan dulu." Alice tetap memaksa Aslan makan. Bukan tanpa alasan, Alice kasihan pada Aslan dijadikan percobaan oleh Bella. Tubuh Aslan juga terlihat lemas."Kau seharusnya tidak perlu mengkhawatirkanku. Khawatirkan dirimu sendiri." Aslan masih tak percaya Alice yang mengalami luka di bagian kepala saat ini terlihat biasa saja. Alice tidak mendengarkan Aslan. Ia justru memakan makanan yang ada di dalam piring. "Kau lihat? Aku tidak apa-apa kan? Jadi makanan ini tidak ada racunnya."Aslan masih diam. Ia berusaha membaringkan tubuh kembal

  • Sang Pelindung Mafia Cantik   25. Kacau Balau

    Bella dan Alice saling berpandangan. Mereka seperti merasa puas dengan apa yang telah dilakukan. Tanpa ada niat untuk menolong Aslan, Bella dan Alice justru hanya menatap Aslan yang terjatuh di lantai.Aslan terlihat sekarat. Bella masih tak gentar dengan keputusannya. Ia membiarkan Aslan berusaha sendiri. Alice merasa Aslan tak main-main merasakan hal buruk. Ia mengambilkan minuman yang masih ada di meja. Tangan Alice dicegah oleh Bella. "Dia bisa mati sungguhan." Alice melepaskan tangan Bella yang menarik sebelah tangannya. Alice membantu Aslan duduk. Namun ada sedikit perlawanan. Ketika Aslan mulai melemas, Alice menjadikan kesempatan itu untuk mendudukkan Aslan. Minuman yang ada di tangan Alice, langsung disodorkan pada mulut Aslan. Namun Aslan enggan membuka mulutnya. Bella yang melihat adegan tersebut merasa gemas. Akhirnya Bella ikut membantu Alice. Bella menekan rahang Aslan agar bisa membuka mulut. "Cepat tuang!" Bella memberi perintah. Gelas yang ada di tangan Alice be

  • Sang Pelindung Mafia Cantik   24. Apakah Mati Begitu Saja?

    Bella tidak menggubris segala perkataan Aslan. Ia sibuk dengan apa yang ada di dalam pikiran. Sementara Aslan yang sejak tadi bicara, merasa tidak dihargai. Akhirnya Aslan memilih mengeluarkan ponsel dari sakunya. Kerinduan Aslan terasa mendalam pada sang adik. Walaupun baru beberapa hari Aslan berpisah dari David, nyatanya membuat Aslan harus rindu mendalam. Apalagi sekarang keadaannya cukup mencekam, karena bisa saja nyawa adik Aslan dalam bahaya. "Jangan mengabaikanku." Bella merebut ponsel Aslan. "Kau dulu yang mengabaikanku. Untuk apa aku menunggu orang yang merasa tidak perlu bantuanku?""Aku sedang berpikir. Karena tadi aku lihat kau tidak memiliki ide apapun. Tidak mungkin aku mengandalkan kau saja.""Kau meremehkanku!" Aslan merasa tidak terima. Karena nyatanya bukan Aslan yang lamban berpikir, melainkan Bella yang tidak memberi petunjuk jelas. Tidak seperti Alice yang masih bisa menceritakan kejadiannya terlebih dahulu.Bella akan mendebat Aslan. Namun dicegah oleh Alice.

  • Sang Pelindung Mafia Cantik   23. Perundingan Panas

    Sopir ambulans membanting setir ke kiri sesuai permintaan Aslan dan Alice. Selain itu, sopir ambulans cukup terkejut saat Aslan berusaha keluar dari lubang kaca pembatas antara bagian depan dengan bagian belakang."Apa yang kau lakukan?" Sopir ambulans tampak panik. Bugh!Aslan terjatuh ke kursi samping sopir ambulans. Tanpa merasakan sakitnya Aslan mendorong sopir ambulans untuk bergantian mengemudi. Akibat ada perlawanan, maka Aslan membuat sopir pingsan dengan memukulnya. Mobil ambulans oleng ke kanan dan ke kiri sejak perebutan yang dilakukan oleh Aslan. Rupanya hal itu memberi kesempatan agar musuh tak menyerang. Aslan terus menancap gas. Ia kemudian memanfaatkan satu hal. Tak berselang lama, truk dari arah berlawanan menabrak mobil yang mengikuti Aslan.Perasaan Aslan lega saat melihat mobil yang mengikutinya tertabrak truk. Sebenarnya perasaan lega tidak boleh dimiliki Aslan dalam keadaan seperti ini, karena melibatkan orang lain. Namun jika dilihat secara detail, mobil yang

  • Sang Pelindung Mafia Cantik   22. Dihantam dari Belakang

    Pria yang dicurigai oleh Aslan masih belum diketahui identitas dan kepentinganny. Obrolan yang cukup lama terjadi antara pria yang baru saja datang dengan pria paruh baya yang menolong Aslan. Bahkan saat Aslan diminta masuk ke dalam ruang tindakan, tidak terjadi perbincangan dengan pria yang tiba-tiba datang. Beberapa luka Aslan telah diobati. Namun energi yang tersisa di dalam tubuh Aslan menurun hingga membuat Aslan memejamkan mata. Rasa kantuk akibat lelah yang luar biasa membawa Aslan ke alam mimpi. Sementara pria yang berbicara dengan pria paruh baya tadi hanya memandangi Aslan dari luar ruangan. Ia hanya memastikan kalau Aslan masih hidup.Selama satu jam Aslan beristirahat. Aslan kemudian membuka mata. Energinya tak sepenuhnya kembali fresh. Ia masih merasakan lemas pada tubuhnya. Namun tidak seburuk tadi saat memejamkan mata. Aslan berusaha bangkit dari tempat tidur Puskesmas. Ia tidak bisa bergerak bebas akibat selang infus yang membatasi. Demi bisa pergi dari ruangan, Asl

DMCA.com Protection Status