Kali ini Zhang Yuan telah melawan batasannya sendiri demi menepati perjanjian dengan Yinping. Dengan menyelamatkan Yinping, janjinya telah terpenuhi. Sedangkan untuk hukuman atas pelanggaran titah kaisar secara sengaja akan ditanggung sendiri tanpa melibatkan pasukan. Dengan kecepatan dan kemampuan Zhang Yuan memahami jalur perjalanan yang akan dilewati, dia akhirnya bisa menyusul pasukan bala bantuan yang dipimpin dua komandan. Namun di depannya hanya tumpukan tubuh tak bernyawa terlentang kaku di atas tanah yang bernoda darah. Dua pasukan yang dikirim oleh jenderal Ye telah dibantai sebelum tiba di lokasi terakhir Yinping berada. “To-tolong!” Mendengar samar suara di antara sekian banyak mayat prajurit, mata Zhang Yuan melirik cepat, mencari prajurit mana yang masih hidup. Begitu melihat sebuah tangan terangkat, dia menghampiri salah satu prajurit yang saat itu telah sekarat. “Apa yang terjadi? Siapa yang menyerang kali
“Bagaimana kau bisa ada di sini? Apa yang kau berikan padaku?” tanya Zhang Yuan penuh keheranan begitu mengenali wanita yang ada di depannya bukanlah Yinping melainkan wanita misterius yang menghilang di dalam penjara rahasia.“Aku pikir kau pintar, tapi ternyata kau begitu bodoh dan mudah terperdaya oleh wanita! Sia-sia saja aku memberikan petunjuk padamu!”Melihat tindakan sang wanita yang hendak menyerang, Zhang Yuan menegakkan tubuh dan menghindari serangan pertama. Namun hindaran itu tidak berakhir begitu saja sebab serangan lanjutan datang lagi dengan begitu cepat. Tak menyangka wanita yang terlihat lemah lembut memiliki kemampuan bertarung.Kali ini Zhang Yuan tidak mengalah lagi, dia membalas serangan hingga berhasil memukul perut wanita misterius. Namun begitu hendak mengalahkan dengan satu pukulan, rasa tak tega muncul dalam hati saat melihat ekspresi tak berdaya yang memandangnya sayu.Uluran tangan Zhang Yuan yang hendak memberikan bantuan diabaikan. Sang wanita ju
Mendengar pernyataan itu, Zhang Yuan tertawa kecil. Bukannya dia tak tahu akan terjadi hal seperti ini, tapi memang sengaja membawa dirinya masuk ke dalam jebakan hanya untuk mencari tahu siapa dan bagaimana rencana musuh.“Sepertinya kau belum mengenaliku, kasim Ma. Racun biasa seperti ini tidak akan bisa membunuhku! Kau simpan saja penawar racunnya untukmu!” ucap Zhang Yuan memundurkan langkah, mengambil aba-aba untuk bersiap menyerang, “siapa pun yang mencoba menyerang, tidak akan aku ampuni!”Keteguhan Zhang Yuan membuat Ma Jun kesal. Semua prajurit kembali bersiap untuk menyerang dan segera melakukannya saat melihat instruksi dari Ma Jun.Dalam kondisi tubuh yang telah terpengaruh oleh racun, Zhang Yuan membalas serangan dari prajurit. Menjatuhkan mereka satu persatu meski dirinya juga telah mendapatkan beberapa sayatan di bagian tubuh.SLING!....Darah segar memancar. Satu prajurit tergeletak di atas tanah dengan bekas sayatan di leher. Suasana menjadi tegang. Ekspresi
Teriakan yang terdengar membuat Zhang Yuan harus melanjutkan pelariannya yang entah kapan akan berakhir. Dari belakang, pasukan berkuda meringkik keras hingga membuat pengejaran itu terhenti. Namun para prajurit yang telah tergiur dengan iming-imingan Ma Jun tak berhenti mengejar. Mereka turun dari kuda lalu mengikuti Zhang Yuan masuk ke dalam area hutan yang memiliki pepohon besar sama persis. Langkah Zhang Yuan melambat. Diperhatikan lagi sekelilingnya. Ada kabut aneh terlihat bersamaan dengan bunyi lonceng yang entah berasal dari mana. Aura yang ada di dalam hutan tidak seperti biasa. “Berhentilah melarikan diri, panglima Zhang! Kau tidak akan bisa melawan kami semua, jadi lebih baik jangan sia-siakan tenagamu dan menyerahlah!” Para prajurit yang mengejar telah menghunuskan pedang dan bersiap menyerang. Zhang Yuan berbalik lalu berucap, “kalau begitu tunggu apalagi?” Dieratkannya cengkeraman jemari di gagang pedang. Secara bersamaan para prajurit menyerang Zhang Yua
Dua bulan berlalu akhirnya kabar tentang Zhang Yuan diterima Qin Huang melalui prajurit rahasia yang diutus untuk mencari keberadaan. Bersamaan dengan hal itu rumor tentang lelaki yang ditemukan membusuk di tepi perairan meresahkan warga di desa yang tak jauh wilayah benteng perbatasan Utara. Qin Huang secara diam-diam keluar dari istananya dengan membawa prajurit seratus untuk mengawal keamanannya. Bahkan dia secara khusus mengundang Yinping untuk menemani perjalanan itu dengan beralasan hanya sekedar jalan-jalan. “Apa yang kau rencanakan, Qin Huang? Sangat aneh kau mengajakku keluar secara rahasia, bahkan membawa prajurit seratus untuk mengawal,” tanya Yinping menatap datar. “Kau akan mengetahuinya sebentar lagi.” “Cih! Kau berharap rumor yang tersebar itu adalah benar. Kau pikir Zhang Yuan bisa semudah itu meninggal?” ketus Yinping tersenyum remeh. “Aku juga berpikir sama, tapi yang namanya kematian tidak akan bisa dihindari. Memangnya kau berpikir panglima Zhang me
Di daerah hutan terlarang, terlihat seorang lelaki muda tergesa-gesa menemui lelaki tua yang duduk bersemedi di atas sebuah batu besar. Merasa terganggu dengan kedatangan lelaki muda sang lelaki tua menghela napas panjang sembari kedua tangannya bergerak naik turun di depan dada ke bagian depan perut. Begitu mendengarkan perkataan lelaki muda ekspresi kesal berubah, petua itu segera melompat dan terbang dengan cepat. Di sisi lain, tubuh seorang lelaki yang terlentang di atas tempat tidur perlahan menggerakkan jemari tangannya. Kegelapan berganti menjadi terang begitu kedua mata dibuka. “Jangan bangun dulu!” Suara seseorang menghentikan tindakan yang hendak dilakukan. Saat ini Zhang Yuan dalam kondisi lemah dengan suasana dan situasi yang sepertinya terulang kembali. “Sepertinya kau memang berjodoh di tempat ini. Tak menyangka racun mematikan tidak membunuhmu!” Mendengar perkataan itu, Zhang Yuan yang masih kebingu
“A’hu! Hentikan!” Hewan berbulu putih yang tadinya melompat untuk menerkam Zhang Yuan segera mendaratkan kakinya. Mata Zhang Yuan masih terpaku melihat hewan bertubuh besar yang hampir sama dengan tinggi badannya berada tepat di depan. Bahkan masih terdengar erangan kesal tertahan menampakkan taring tajam yang terpaksa harus ditahan. “A-anak baik, patuhi tuanmu, yah,” ucap Zhang Yuan mengangkat pelan tangannya dan meraih kepala hewan berbulu. Namun sebelum tangannya menyentuh kepala, hewan itu segera berpaling lalu berjalan ke arah Ji Kun. “Tidak apa-apa, dia adalah tamu kita. Kau tidak keberatan, ‘kan, jika membagi makan siangmu dengannya?” !!! “Ugh! Ueek!” Perut Zhang Yuan terasa mual mendengarkan perkataan Ji Kun. Tak menyangka daging selezat itu adalah makanan bagi hewan peliharaan. “Jadi daging yang kumakan tadi….” Pertanyaan Zhang Yuan mendapatkan respon anggukkan kepala dari Ji Kun. Mengingat cerita Ji Kun tenta
Napas Zhang Yuan tersenggal-senggal, hutan gelap yang dia lewati secepat mungkin berhasil membawa dirinya keluar dari dalam sana. Selama menyiapkan makanan untuk peliharaan Ji Kun, pikiran Zhang Yuan melayang-layang memikirkan segala macam kemungkinan tentang apa yang baru saja dia lihat. *** “Jadi, kau sudah berhasil mendapatkan makanan untuk A’hu?” Zhang Yuan mengangguk diam. “Kakek Ji Kun, terima kasih untuk semua kebaikanmu selama ini. Sekarang sudah waktunya aku harus kembali—” “Kenapa begitu terburu-buru?” sela Ji Kun melemparkan pertanyaan. Tatapan matanya begitu dalam seolah sedang mengintimidasi seorang tersangka. “Sudah terlalu lama aku berada di sini, kerajaan Song membutuhkanku.” Ji Kun tersenyum menggelengkan kepala, “seseorang yang telah mati tidak akan mungkin dibutuhkan lagi.” “Apa maksudmu, Kakek Ji Kun?” Jawaban yang didengarkan Zhang Yuan membangkitkan kekesalan. Tangannya mencari di lipatan-lipatan pakaian. Ternyata memang benar rumbai pedang telah
Semua orang terperangah melihat kaisar Qin Huang yang seharusnya tak boleh ada di situasi berisiko seperti ini. Perintah untuk menangkap permaisuri Xun Yan dan Ma Jun segera dilakukan oleh prajurit yang dipimpin He Qianfan. Namun sayang tindakan itu berakhir gagal sebab kerumunan rakyat yang berlari dari arah berlawanan, menghalangi pasukan He Qianfan yang berusaha mengejar Ma Jun dan Xun Yan. Sementara itu Zhang Yuan justru terdiam melihat pemandangan di depan mata. Ma Jun dan Xun Yan berlari begitu cepat, hingga berhasil bergabung dengan pasukan musuh. Sedangkan Qin Huang terlarut dalam kegeraman, dia memerintahkan jenderal memimpin pasukan dan menangkap kembali kedua tahanan kerajaan yang meloloskan diri dengan cara apa pun. “Panglima Zhang, kau berani meloloskan tahanan kerajaan!? Apa perintahku sama sekali tidak kau anggap!?” Qin Huang menatap geram ke arah Zhang Yuan. Zhang Yuan menundukkan wajah dan mengakui kesalahan. Namun emo
Pesan yang tertulis di atas kertas membangkitkan kegeraman. Ekspresi Zhang Yuan berubah, kertas dicengkeram kuat hingga tangannya bergetar. “Ada apa panglima Zhang?” tanya jenderal ikut merasa penasaran melihat ekspresi Zhang Yuan. “Mereka meminta kita untuk menyerah. Jika tidak, akan ada kiriman tubuh tak bernyawa lagi setiap dua jam!” “Sialan! Mereka benar-benar tidak manusiawi!” umpat jenderal menahan geram, “apa panglima Zhang punya rencana lain?” Zhang Yuan terdiam sejenak. “Mau mengancamku? Baik!” Zhang Yuan memerintahkan Chen Changyi untuk membawakan pesan ke pihak musuh menggunakan ancaman balik dengan menggunakan nyawa Ma Jun dan permaisuri. Suasana menjadi semakin tegang ketika dua jam berlalu. Kali ini tubuh tak bernyawa seorang wanita muda dan anak kecil yang dikirimkan oleh seekor kuda. Namun Zhang Yuan masih tetap tidak memberi perintah penyerangan hingga menimbulkan perdebatan dengan jenderal.
“Jenderal, kau mencariku?” Pertanyaan Zhang Yuan tak dijawab. Dilihatnya ke mana tujuan arah pandangan mata jenderal. Di ruangan lain, tampak Ma Jun tengah diinterogasi dengan paksaan dan siksaan agar pertanyaan dari seorang prajurit dijawab. Jeritan memekik setiap kali satu layangan cambukkan mengoyak tubuh Ma Jun. “Dia sangat gigih!” jenderal menoleh ke samping lalu melanjutkan perkataan, “sejak tadi dia meminta untuk berbicara denganmu, panglima Zhang.” Zhang Yuan mengangguk singkat lalu berjalan meninggalkan jenderal menuju ke ruangan dimana Ma Jun sementara disiksa. Dengan wajah lebam dan tubuh terluka seperti itu, Ma Jun masih begitu gigih. Ekspresi wajahnya berubah saat kedatangan Zhang Yuan disadari. “Tinggalkan kami berdua.” Tak peduli seperti apa ekspresi Ma Jun padanya, Zhang Yuan hanya diam dalam tatapan dingin. Kini di dalam sana hanya tersisa Zhang Yuan dan Ma Jun. Dua pasang mata saling menatap lama
Terasa nyeri hebat dipunggung akibat benda pipih dan tajam. Nyeri semakin bertambah saat benda yang telah menembus daging ditarik kembali. Zhang Yuan berbalik. Ditatapnya wajah ketakutan dari perempuan yang memegang belati berdarah. “Kak Zhang!” seru Liu Bai dengan suara lantang. Dia berlari cepat dari kejauhan diikuti beberapa prajurit di belakang menuju ke arah Zhang Yuan. “Tangkap dia!” pintah Liu Bai dengan wajah panik memeriksa luka tusukan di punggung Zhang Yuan. Sementara Liu Bai memeriksa punggung Zhang Yuan yang terluka, Zhang Yuan memerintahkan para prajurit untuk melepaskan perempuan yang menusuknya. “Liu Bai, aku tidak apa-apa. Luka ini sama sekali tidak berpengaruh bagiku.” “Tidak bisa! Melukai pejabat penting kaisar hukumannya adalah kematian! Bunuh dia!” bantah Liu Bai memandang serius ke arah prajurit. “Liu Bai! Sudahku bilang jangan mengikutiku!” bisik Zhang Yuan menetapkan sorot mata tajam menata
“Ma Jun….” seorang prajurit muncul dari belakang prajurit lainnya, “kau terlalu menyulitkan panglima Zhang. Berikan dia waktu lebih lama untuk memikirkan tawaranmu.” Sosok yang muncul dan berucap menyela Ma Jun menjadi pusat perhatian semua orang. Jika tidak mengenali suara, Zhang Yuan tentu tak tahu kalau yang berbicara adalah permaisuri Xun Yan. Memakai pakaian lelaki, tatanan rambut lelaki, wajah tanpa riasan telah mengubah penampilan keagungan Xun Yan. “Permaisuri Xun Yan, akhirnya kau muncul juga. Aku memang sengaja menunggumu.” Sudut mulut Zhang Yuan melengkung kecil. “Zhang Yuan, aku sedang mengandung keturunan kaisar. Jika nyawa mereka sama sekali tidak bisa memaksamu, bagaimana dengan keturunan kaisar? Apa kau mau membinasakan keturunan kaisarmu!?” “Baik! Kalau begitu, aku ingin lihat seperti apa cara permaisuri membinasakan keturunan kaisar. Apakah dengan racun? Atau kau ingin menusuk perutmu sendiri dengan pedang?"
Lama menunggu pergerakkan di dalam hutan, akhirnya bayangan salah satu prajurit seratus muncul menunggangi kuda dengan membawa informasi keadaan di dalam hutan. Tak menyangka perangkap yang ditujukan untuk menyerang pasukan musuh malah harus dibatalkan sebab Ma Jun menjadikan rakyat yang disanderanya sebagai tameng. Liu Bai dan kedua komandan tidak berani mengambil risiko, mereka menunggu Zhang Yuan untuk memberikan perintah. Zhang Yuan mendengus remeh, ”lakukan penyerangan! Perintahkan komandan Liu Bai melindungi para sandera dari jauh, sedangkan ketiga komandan lainnya jalankan perintah sesuai rencana!” Suara keributan dari dalam hutan terdengar. Dentingan pedang berirama tak beraturan memberikan berita secara tak langsung bahwa pertempuran sedang terjadi di dalam sana. Semakin lama keributan yang berasal dari dalam hutan terdengar begitu jelas, hingga bayangan prajurit seratus muncul di depan mata. Dengan langkah berhati-hati mereka b
Seminggu berlalu pekerjaan penggalian pun di luar dugaan, kedua pasukan yang ditugaskan menggali di dua titik berbeda telah bertemu. Perintah untuk memblokir jalur sungai yang mengalir ke desa wilayah musuh dilaksanakan. Dengan menggunakan batu-batu besar sebagai landasan dilapisi batu-batu kecil dan tumpukan tanah, akhirnya pekerjaan ini selesai. Kabar dari He Qianfan memberitahukan bahwa terjadi masalah besar di istana. Permaisuri Xun Yan dikabarkan sedang mengandung keturunan kaisar. Hal ini menyebabkan hukuman eksekusi untuk sementara ditiadakan sampai permaisuri melahirkan. Namun di malam beberapa hari berikutnya permaisuri menghilang dari istana. He Qianfan juga memberitahukan kalau kaisar menitipkan pesan pada Zhang Yuan apa pun yang terjadi jangan biarkan Ma Jun atau permaisuri keluar dari wilayah kerajaan. Disodorkannya lembaran kertas yang baru saja selesai Zhang Yuan baca ke depan Liu Bai. Sementara Liu Bai, Peng Boqin dan Chao Jiming mel
Mendengar pertanyaan Zhang Yuan, wajah jenderal menjadi canggung. Dia memberikan penjelasan kalau rakyat hanya ingin membantu meringankan dan melayani prajurit agar mereka bisa beristirahat dan pulih secepatnya. “Dengan kondisi rakyat yang sudah seperti ini, bagaimana bisa jenderal membebankan mereka untuk melayani kita?!” Zhang Yuan kesal. Disampaikannya masukan agar semua prajurit yang tidak terluka mengambil bagian dalam pekerjaan rakyat. “Tapi panglima Zhang, jika harus memerintahkan prajurit melakukan tugas rakyat, mereka bisa kewalahan jika sewaktu-waktu musuh datang menyerang. Lagipula aku yang memimpin peperangan ini, panglima Zhang hanya datang untuk membantu saja. Semua keputusan ada di tanganku!” bantah jenderal memasang wajah tak suka. “Seperti apa hasil dari kepemimpinanmu dalam perang ini, kau tentu lebih tahu!” Ditatapnya jenderal dengan wajah dingin lalu melanjutkan perkataan, “jika jenderal bisa lebih baik dalam memimpin
Setelah berjam-jam menunggangi kuda mengikuti tepi jalur sungai, Zhang Yuan menghentikan perjalanannya. Beristirahat di depan perapian sambil memegang batang kayu yang ujungnya tertancap seekor ikan. Aroma lezat dari ikan segar yang telah matang tak menyia-nyiakan waktu selama satu jam menangkap ikan di sungai. Suara ringkikan kuda dari kejauhan melengkungkan sudut mulut Zhang Yuan. Wajah Liu Bai terlihat begitu kesal ketika dia turun dari kuda. “Kak Zhang, kau ke mana lagi? Aku mencarimu sejauh ini dan kau ternyata sedang menikmati makanan enak di sini?” “Bukankah aku bilang akan menunggumu di tepi sungai?” jawab Zhang Yuan santai, melihat ke depan sungai lalu menoleh ke arah Liu Bai lagi. “Kemarilah dan cicipi ikan buatanku,” lanjut Zhang Yuan mendekatkan ikan yang telah masak ke hidungnya. Liu Bai tersenyum penuh semangat duduk di sisi Zhang Yuan lalu mengambil sedikit daging ikan. “Kak Zhang ternyata sangat hebat dalam ha