Valentino yang kini setengah mabuk mengambil ponselnya yang menggunakan nomer Inggris dan mulai mencari nomer David yang telah dia simpan dengan nama "Si Bangsat".
Dia menelepon saudara tirinya itu. Dia hanya menunggu selama beberapa detik sebelum panggilannya diangkat. Valentino menggunakan sapu tangan untuk menyamarkan suara aslinya.
"Halo, saudara tiri," sapa Valentino.
David terdiam beberapa saat karena terlalu terkejut dia menerima telepon asing yang ternyata adalah orang yang selama ini sedang dicari-cari oleh dirinya.
"Valentino?" ucap David masih belum percaya jika dia ditelepon langsung.
"Hm. Memangnya kau pikir siapa lagi saudara tiri kamu selain aku? Apakah kau sudah lupa bagaimana suaraku? Ah, tentu saja kau lupa. Kita sudah tidak bertemu selama beberapa tahun," ucap Valentino.
David menegang di seberang sana.
"Tak perlu berbasa-basi. Apa tujuan kamu menelepon aku?" tanya David yang terlihat tidak sabar.
Valentino t
Valentino yang telah muak dengan identitasnya sebagai Aditya Putra kini memutuskan untuk resign dari AL Group. Dia berpikir jika saat ini identitasnya itu sudah tidak terlalu berguna lagi. "Apakah Anda sudah yakin, Tuan?" tanya Ruslan yang sekarang sedang menyiapkan persiapan Tuannya itu untuk pergi ke kantor. Valentino mengangguk. "Di sana sudah tidak ada lagi Agusta. Aku tidak bisa di sana sendirian karena tidak mungkin untuk menyelidikinya tanpa Agusta di sana. Aku pikir aku bisa membuat David lebih percaya pada Calvin," ucap Valentino. Ruslan mengangguk paham. Pria itu sebenarnya merasa jika Tuannya itu belum pulih dari rasa kehilangannya atas meninggalnya sang sahabat. Namun mau tidak mau pria muda itu harus membuat dirinya lebih tegar karena dia tidak bisa terus-menerus meratapi kematian sahabatnya itu. Langkahnya tidak boleh terhenti meskipun sekarang dia sudah kehilangan sosok yang telah membantunya selama ini. Ruslan sesungguhnya pun
Valentino masih berpamitan kepada beberapa orang yang cukup baik terhadapnya. Diana dan Levi yang selalu menghina dirinya pun kini menemuinya saat dia sudah mengemasi barang-barangnya. "Kau benar-benar harus pergi dari sini ya culun?" tanya Diana yang tiba-tiba saja bergerak mendekati Valentino dan membantunya memasukkan barang-barangnya. Valentino cukup kaget atas apa yang dilakukan oleh teman kerjanya yang sering sekali merendahkan dirinya itu. "Iya. Saya sudah menyampaikan surat pengunduran diri saya terhadap Pak Alfredo," kata Valentino. Levi yang ikutan mendekat itu menatap si culun dengan perasaan tak tega. "Aku tahu kau pasti masih sangat sedih atas kepergian Pak Agusta, tapi asal kau tahu sebenarnya kau bisa mendapatkan pria yang lebih baik daripada Pak Agusta," ucap Levi dengan santainya. Valentino hanya tersenyum masam mendengar perkataan Levi yang baginya sangat menggelikan itu. "Aku tak berniat mencari pengg
Valentino yang sudah sampai di apartemen miliknya itu kini membiarkan dirinya istirahat di kamarnya. Pria itu memilih untuk menghabiskan waktunya sampai makan malam tiba di kamarnya saja. Di sana dia hanya memeriksa beberapa dokumen yang berkaitan dengan bukti-bukti tentang pembunuhan terhadap ayahnya dan juga pembunuhan terhadap Agusta. Sampai detik ini Valentino belum membuka bukti yang telah diberikan oleh Almyra. Dia masih belum sanggup untuk memutar video yang merekam semua kejadian yang telah menimpa Agusta saat itu. Dia hanya menyimpannya saja sebagai bukti yang akan dia gunakan nantinya. "Tuan Muda, apakah Anda tidak ingin makan malam?" tanya Ruslan yang sangat mencemaskan Tuan Mudanya itu yang sudah beberapa hari belum ingin makan. Ruslan tentu tidak bisa memaksa orang dewasa seperti Tuan Muda yaitu hanya untuk memikirkan soal makanan. Bahkan sekarang pun ibunya, Hera Miller yang berkali-kali mencoba menghubungi putranya tersebut tida
Almyra telah menaruh obat tidur ke dalam minuman yang telah dia siapkan untuk David. Dia bahkan menuangkannya cukup banyak dan dia tidak peduli kalau nantinya David bisa overdosis.Walaupun sayang sekali jika David mati begitu saja tapi setidaknya hal ini membuatnya terasa sedikit gembira si brengsek itu setidaknya mendapatkan sedikit balasan atas perbuatannya."Terima kasih, Baby. Kau memang benar-benar wanita impian," ujar David.Pria itu menyunggingkan senyum manisnya pada sang kekasih yang balas tersenyum padanya walau bukan dari hatinya."Bagaimana kalau kita langsung ke kamar saja setelah kamu menghabiskan minuman itu, sayang," ajak Almyra sambil menatapnya dengan tatapan yang menggoda seolah menyiratkan jika dirinya ingin menghabiskan malam bersama dengan David.David yang mengira itu adalah ajakan untuk melakukan pergulatan panas itu langsung menyeringai."Ah, sepertinya aku harus sering-sering mengajakmu pulang ke rumahku," ucap Dav
Almyra memandang kaget ke arah orang itu."Ibu. Bu Sri," panggil Almyra."Iya, Nona. Syukurlah saya datang tepat waktu karena jika Nona sampai ketahuan oleh mereka, Nona bisa mendapatkan masalah," ucap Sriani pelan.Almyra terbengong-bengong karena tak menyangka jika kepala pembantu di rumah keluarga Araya malah membantunya sekarang."Sebaiknya Nona lebih berhati-hati dan silakan kembali ke kamar Tuan Muda David agar tidak ada yang curiga," ucap Sriani."Tapi Bu. Kenapa Ibu membantu saya? Ibu bekerja untuk keluarga Araya?" tanya Almyra yang kebingungan dengan sikap kepala pembantu di rumah itu."Karena saya ditugaskan untuk membantu Nona ketika Nona berada di sini," ucap Sriani yang malah semakin membuat tanda tanya besar di kepala Almyra."Maksud Ibu apa? Saya tidak mengerti. Memangnya siapa yang menyuruh Ibu untuk membantu saya di sini?" tanya Almyra.Sriani selalu saja cemas ketika berada di rumah keluarga Araya. Dia kembali
Almyra masih berpikir tentang Tuan Muda Araya yang lain, Valentino Araya yang sangat membuatnya penasaran.Si brengsek hanya mau bercerita sedikit tentang saudara tirinya itu dan ini semakin membuatnya yakin jika suatu saat Valentino Araya muncul, dia pasti akan bisa mengalahkan David.Almyra baru saja sampai di apartemen Gardenia Hills, sebuah tempat yang saat ini membuatnya agak takut setelah dia menceritakan tentang identitas aslinya dan rencananya yang sampai mendekati David Araya pada Calvin Miller, seorang pengusaha asal Singapura yang telah menarik hatinya.Tapi tentu dia sadar diri tentang posisinya saat ini bahwa tidak mungkin dia bisa mendekati pria yang sudah menjadi teman David itu.Walaupun dia sangat membenci David atas tabrak lari yang dilakukannya pada sang adik, Almyra masih belum bisa meninggalkannya sekarang. Dia benar-benar harus masih menyabarkan dirinya bertahan di sisi pria itu sampai dia berhasil menemukan bukti tentang tabrak lari
"Kamu benar-benar Aditya Putra?" ucap Almyra yang serasa mau pingsan ketika melihat sebuah photo yang ditunjukkan oleh Valentino.Photo itu adalah photo collage di saat Valentino berdandan sebagai Aditya putra dan di sampingnya dia yang berdandan sebagai Calvin Miller. Di dalam photo tersebut dia mengenakan kemeja berwarna biru muda dan dibalut dengan jas berwarna hitam.Dalam sekali lihat, Almyra sudah tahu dua orang yang ada di dalam photo itu adalah orang yang sama karena memang sangat persis sekali hanya berbeda di tatanan rambut dan juga kacamata tebal serta sebuah tahi lalat besar yang ada di pipi.Almyra masih ternganga saat mengembalikan ponsel itu pada sang pemilik."Tapi kenapa?" tanya Almyra yang lemas karena masih belum bisa mempercayai kenyataan yang sudah di depan matanya itu."Ada banyak alasan di balik itu semua dan maaf aku belum bisa menceritakan semuanya sama kamu," ucap Valentino yang sudah tahu jika wanita itu walaupun sudah me
Setelah mendapatkan pencerahan dari Valentino, Almyra mulai mencoba untuk menghargai dirinya sendiri dan menjaga jarak dengan David. Pria itu sekarang ini sedang menginap di apartemennya tapi gadis itu beralasan sedang haid jadi tidak bisa melakukan apa yang diinginkan oleh David.David awalnya cukup kesal sekali Almyra karena tak bisa melayaninya tapi dia tentu tak bisa memaksa seseorang yang sedang datang bulan untuk melayani dirinya.Almyra juga sudah berjanji akan membantu Calvin untuk mendapatkan apa yang dia inginkan meskipun dia belum tahu semua hal tentang pria itu. Dan walaupun dia tidak akan pernah bisa berada di samping pria itu, dia tidak akan pernah menyesal telah mengenal Calvin Miller.Pria itu adalah satu-satunya pria yang sangat menghargai dirinya dan membuatnya merasa sebagai seorang wanita yang berharga."David, tidakkah kau ingin pulang ke rumah kamu saja? Karena percuma juga kamu menginap di sini karena kita tidak bisa melakukan hal i