Valentino tiba-tiba saja dibangunkan oleh Ruslan di pagi buta kala dia masih sangat mengantuk karena dia baru bisa tidur pukul empat pagi.
Valentino lirik ke jam dindingnya dan sangat kesal sekali ketika baru mengetahui jika saat ini pukul enam pagi.
"Ruslan, apa kau tahu sekarang ini baru jam berapa?" ujarnya sembari menggelengkan kepalanya untuk menghilangkan rasa pusing nya karena dibangunkan dengan tiba-tiba.
Walaupun begitu dia tetap berusaha untuk membuat dirinya sadar dan duduk di samping tempat tidurnya sebelum membuka pintu kamarnya.
"Maaf, Tuan Muda. Tapi ini sangat mendesak sekali dan Anda harus segera mengetahui hal ini."
Valentino rasa jengkel karena ternyata walaupun masalahnya telah selesai dengan David dan Rosa, nyatanya dia tidak dibiarkan hidup dengan tenang bahkan sekarang tidur pun dia belum bisa tenang dan nyenyak. Entah sebenarnya apa yang sedang terjadi sampai Ruslan dengan tega membangunkan dirinya padahal dia pun juga tahu
Satu per satu orang yang hadir di pemakaman itu pergi dari sana dan hanya menyisakan David dan kedua sahabatnya yang masih setia menemaninya.David cara melihat keluarga dari sang ayah yang hadir di pemakaman itu. Dia sebenarnya ingin sekali bertanya Stefan yang mengetahui dan lebih sering bertemu dengan ayahnya tapi keegoisannya tidak mengizinkan dirinya untuk menanyakan hal tersebut."David, kau harus segera kembali ke tahanan." Bara sebenarnya tak ingin mengatakan hal itu tapi setelah dia mendapatkan pesan dari petugas polisi yang bertugas untuk menjaga mereka itu, ya harus segera mengatakannya agar tak ada keributan di sana.David tidak mengindahkannya dan malah mengatakan hal yang sangat mengejutkan."Bantu aku kabur."Stefan sontak langsung menoleh untuk melihat apakah ada orang yang sedang mendengarkan percakapan mereka atau tidak."Jangan buat masalah lain lagi. Lebih baik kita pikirkan untuk banding agar bisa meringankan hukuman kam
Stefan dan Bara setelah berhasil menjawab beberapa anggota kepolisian yang dengan mudah mau membantu mereka agar bisa membawa David pergi dari penjara.Stefan sudah bersiap-siap di bagian pintu kiri penjara tersebut untuk menunggu kedatangan sepupunya itu. Bara yang masuk bersama dengan beberapa anak buahnya untuk membebaskan David.Tak perlu waktu lama, mereka berhasil mengeluarkan David dari penjara saat hampir pukul tiga dini hari.Bara segera meminta anak buahnya untuk mengawal mereka pergi dari sana. David masih tak ingin membuka mulutnya bahkan untuk sekedar berbicara dengan kedua sahabatnya yang berada di kursi depan. Stefan mengemudi mobil itu sendiri tanpa sopir karena dia meyakini akan lebih aman jika mereka hanya bertiga saja.Stefan dan Bara saling lirik dan bingung bagaimana caranya memulai obrolan mereka. Ibu David baru saja beberapa jam yang lalu dimakamkan dan hal ini pasti masih terasa sangat berat untuk David sekalipun pria itu tak terla
Valentino sampai di kantor Detektif Ferisha tak lama kemudian dia langsung segera membeberkan semua bukti-bukti menyangkut kejahatan yang telah dilakukan oleh Stefan Aditama serta semua hal mengenai bisnis ilegal yang dimiliki oleh Bara Ali.Detektif Ferisha menatap semua bukti-bukti yang telah diserahkan oleh Valentino itu dengan mata berbinar-binar."Astaga. Valentino, kau tahu tidak? Aku sudah berulang kali ingin sekali menangkap Bara Ali terkait dengan bisnis ilegal ini. Tapi kami tak pernah bisa menemukan bukti untuk menjerat nya jadi dia selalu lolos dari kami." Detektif Ferisha masih dengan mata bercahaya sambil meneliti bukti-bukti itu."Aku senang jika bukti-bukti ini bisa membantumu untuk menangkap Bara. Sedangkan Stefan, aku tak mengerti apakah ini cukup untuk bisa menangkapnya? Aku hanya memiliki bukti rekaman saat dia mengatakan tentang dia yang telah menyiksa wanita itu."Detektif Ferisha terlihat berpikir sebentar tapi kemudian dia tersenyu
David berbalik dengan cepat pergi dari tempat itu karena tak ingin dikenali oleh orang-orang di sana. Meskipun dia telah berusaha untuk menyembunyikan wajahnya dengan masker hitam yang hampir menutupi seluruh wajahnya serta topi baseball untuk menyamarkan penampilannya, dia tetap saja merasa jika dia tak aman.Setelah ditipu habis-habisan oleh Valentino Araya yang menyamar menjadi di seorang pegawai kantornya sekaligus berpura-pura menjadi temannya itu, David kini lebih waspada yang tidak mempercayai siapapun. Apa lagi sekarang ini kedua sahabatnya malah masuk penjara dan masih menjalani masa hukuman mereka.David tak memiliki seorang teman satupun dan hidup sendirian. Dia akan berpindah-pindah setiap satu bulan sekali untuk menghindari kejaran polisi. David sudah menjalani hari-hari sebagai seorang narapidana yang melarikan diri selama empat bulan lamanya. Selama itu juga dia selalu mengawasi Valentino dari jauh sambil menyusun rencana untuk membalaskan dendamnya.
"David tidak ditemukan dimana-mana." Valentino sedang makan malam bersama Aryan dan Misky. Ketiganya sudah mulai dekat dan sekarang menjalin pertemanan. Kakek dan nenek Valentino berada di apartemen Valentino sejak David dan Rossa dijatuhi hukuman itu tapi karena kesehatan Ana Araya yang cukup menurun, mereka tidak ikut makan malam di luar. Valentino memang sengaja memilih restoran di hotel berbintang enam dari salah satu koleganya karena restoran tersebut terkenal memiliki makanan dengan citarasa yang sangat baik. Dia hanya ingin menunjukkan pada kedua temannya itu. "Dia pasti masih bersembunyi di suatu tempat dan kemungkinan besar sedang menunggu waktu yang tepat untuk kembali muncul," celetuk Misky sambil mengunyah makanannya. Aryan melirik pada teman barunya itu. "Kau sungguh mengenal David dengan sangat baik rupanya," timpal Aryan. Misky memutar bola matanya malas. "Tentu saja. Bagaimana aku tidak mengenalnya jika aku suda
David menyeringai ketika berhasil untuk mengelabuhi Ruslan dan anak buah Valentino lainnya. Setelah berhasil menyembunyikan dirinya dengan baik dan tetap tinggal di kota itu tanpa ketahuan oleh mereka, David semakin percaya diri untuk perlahan muncul kembali.David belajar dari Valentino yang dulunya pernah menyamar menjadi seorang karyawannya dan bertahan dan seperti pria culun dan bahkan memiliki nama samaran lain yakni sebagai Calvin Miller.David tadi memang mengenakan pakaian dengan serba hitam tapi begitu dia dikenali oleh anak kepala pelayannya dulu, dia langsung saja melepas topi dan juga baju hitamnya itu dan menggantinya dengan seragam serba putih yang telah dia pakai dibalik semua pakaian serba hitamnya itu.Dia menyeringai dengan puas karena setidaknya dia telah membuat Valentino gusar akan kemunculannya kembali. Hal itu entah kenapa membuat pria itu yang telah lama bosan dengan hidup bersembunyi kini mulai merasakan kesenangan dengan bermain kejar-k
Benar saja, tidak lama setelah itu, datanglah beberapa orang berpakaian menggunakan jas hitam dengan masker hitam menutupi wajah mereka. Salah satu dari mereka mengajak bicara Gea yang sebenarnya ketakutan tapi berusaha keras untuk tetap berani. "Apakah Nona tidak melihat adanya orang yang mencurigakan di sini?" Ruslan bertanya dengan suara rendah agar gadis itu tidak ketakutan. "Tidak. Saya tidak menemukan siapa-siapa di sini." Gea Takan menghianati pria yang sudah menolongnya dan bahkan memberi tempat tinggal untuknya. Jadi dia menepati janjinya pada pria yang bahkan tidak dia ketahui asal usulnya itu. "Apakah Anda yakin? Soalnya saya menerima laporan jika salah satu buronan di kota ini tinggal di apartemen ini. Di nomer kamar ini." Ruslan menangkapnya dengan curiga karena dia sangat yakin tidak mungkin informasinya salah. Ruslan rasanya ingin sekali mengutuk pemilik tempat itu karena tidak memiliki fasilitas yang cukup baik sehingga bahkan CCTV sud
David tidak bisa ditemukan setelah itu. Meskipun Detektif Ferisha telah memperluas pencarian merea ke kota-kota kecil sekalipun, tak ada jejak-jejak yang mengarah ke tempat baru persembunyian David. Ruslan bahkan mengira jika kemungkinan besar David kabur ke luar negeri.Valentino tak yakin pria itu akan kabur dari Indonesia karena jelas sekali dia tak memiliki uang sebanyak itu untuk bisa kabur ke luar negeri. Lagi pula, semua jalur baik darat, udara maupun laut telah dijaga dan poster David yang menjadi buronan telah dicetak dan disebar di mana-mana. Tidak mungkin saudara tirinya itu bisa keluar dari Indonesia.Valentino yakin seyakin-yakinnya jika David malah bisa jadi masih berada di kota tempat mereka tinggal. David tak mungkin kabur terlalu jauh karena tak ada juga yang akan membantunya. Dua tikusnya sudah dipenjara dan seingat Valentino, David tak lagi memiliki teman lain. Tak akan ada bala bantuan yang datang kepadanya.Valentino berpikir cukup keras ten
Dear, Readers. Terima kasih sudah setia membaca kisah Valentino Araya selama ini. Valentino Araya menjadi salah satu tokoh favorit saya (yah gimana nggak jadi favorit kalau saya sendiri yang menciptakannya) hehe. Ide novel ini tercipta begitu saja dan tidak menyangka jika ternyata banyak yang merelakan waktu dan juga koinnya untuk membaca kisah ini. Sungguh saya tidak pernah menduganya. Mohon maaf jika masih banyak sekali typo.Tapi jangan khawatir, akan segera direvisi agar nyaman dibaca. Season 1 dari Sang Miliarder yang Tersembunyi telah selesai ya readers. Saya akan kembali untuk season 2 ya readers, tapi kemungkinan tidak akan secepat season1 updatenya. Terima kasih,
Beberapa orang terlihat berdiri karena terlalu terkejut sedangkan beberapa lainnya masih duduk dengan ekspresi yang mulai terlihat sangat takut. Mereka saling melihat kearah orang-orang di sekitar mereka karena takut jika mereka duduk disekitar orang yang menjadi pembunuh Misky itu.Ferisha masih terlihat sangat tenang sekali tanpa apa rasa takut sedikitpun. Dia juga telah memerintahkan mantan anak buahnya dan juga bersama-sama dengan polisi untuk menangkap pembunuh itu di gedung itu."Tak perlu khawatir. Pembunuh itu sudah diawasi dengan ketat oleh banyak polisi yang ada di sini jadi Anda tidak perlu mencurigai orang-orang di sekitar Anda," lanjut Valentino.Aryan menatap sahabatnya itu dengan bingung tapi dia tidak mengucapkan apapun.Valentino mengangguk pada Ruslan. Ruslan langsung mengangguk pada ada polisi yang juga berdiri di sampingnya.Petugas polisi itu kemudian mendekat ke arah Aryan."Pak Aryan, Anda ditangkap atas pembunuhan ter
Valentino telah yakin atas apa yang dia lakukan. Ferisha memang tidak memberitahu dirinya mengenai kecurigaan istrinya itu pada salah satu orang yang dianggap benar-benar melakukan pembunuhan itu.Akan tetapi dia ingin mengalihkan pikirannya dulu dan berujar, "Aryan, bersiap-siaplah karena aku akan segera melantik dirimu menjadi direktur pemasaran."Aryan mengangguk kemudian dia keluar dari ruang kerja Valentino. Pria itu tersenyum dan berjalan kembali menuju ruangannya.Setelah pria itu keluar dari ruang kerjanya, Valentino menghubungi istrinya dan mengatakan akan pulang dengan cepat.Ferisha telah menyiapkan makanan untuk sang suami. Saat Valentino di apartemen mereka, dia itu langsung menghambur ke pelukan istrinya."Hei, apakah kau terlalu merindukan aku sampai kau memelukku seperti ini?" tanya Ferisha sambil mengusap punggung suaminya itu.Ferisha melepaskan pelukannya dan menatap suaminya yang terlihat cukup sedih itu."Apa yang
Malam itu Ferisha menemani suaminya hingga suaminya itu bisa tertidur pulas di tempat tidur mereka. Ferisha tidak langsung tidur cantik langsung saya menghubungi anak buahnya untuk mencari tahu lebih lanjut mengenai kasus pembunuhan terhadap Misky. Wanita itu sedang hamil besar dan kehamilannya telah mencapai usia tujuh bulan. Usia kehamilan yang sudah memasuki usia tua karena sebentar lagi dirinya akan segera melahirkan. Akan tetapi, semangatnya untuk mengungkap kasus itu tidaklah sirna karena dia telah mencurigai seseorang yang mungkin saja menjadi pelaku utama dalam kasus pembunuhan itu. Dia sangat yakin dugaannya itu benar karena banyak hal yang mencurigakan tentang orang itu. Ferisha hanya tidak ingin menyesal di kemudian hari karena tak bisa mengungkap kasus pembunuhan itu. Dia tidak bisa menolong sahabatnya, Almyra saat itu. Dan bahkan dia juga tidak bisa menyelamatkan Misky, suami Almyra. Jadi satu-satunya cara untuk menebus rasa bersalahnya terhadap
Meskipun perkataan Bara dan argumen Valentino dan juga Aryan cukup terdengar meyakinkan, Misky belum bisa mempercayai sepenuhnya dan kemudian dia kembali mencari Stefan Aditama di sekitar daerah tempat dia menemukan Bara. Dia kembali menelusuri apartemen mewah di sekitar tempat itu tapi sayangnya dia tidak menemukan apa-apa.Misky mulai frustrasi ketika hingga hampir satu minggu lamanya setelah kematian Bara, Misky belum juga menemukan setitik terangkan mengenai keberadaan Stefan. Pria itu pintar sekali menyembunyikan dirinya hingga bahkan ketika Valentino mengarahkan semua anak buahnya untuk mencari Stefan, tetap tak ada hasilnya.Misky merasa tidak bisa membalas dendamnya pada pria itu dan langsung saja dia pergi ke makam istrinya.Saat itu sudah sore dan Masih banyak orang yang sedang mengunjungi pemakaman tersebut.Misky terduduk di makam istrinya itu dan dia malah kembali teringat semua kejadian yang telah dia alami. Dia merasa menjadi pria paling sial
Warning! Terdapat adegan kekerasan yang mungkin tidak membuat nyaman, jadi bijaklah dalam membaca. Bara masih belum juga menyerah padahal dia sudah hampir kehabisan napasnya karena terus-menerus berlari tanpa henti. Pada akhirnya Misky tetap saja berhasil mobilnya di depan pemuda itu dan kemudian turun dari mobilnya dengan wajah yang masih tenang. "Kau mau lari ke mana lagi?" Misky bertanya sambil minum susu kotak dengan santainya tanpa menoleh pada Bara yang sudha pucat pasi. "Kenapa kau mengejarku?" tanya Bara mencoba untuk mencari peruntungannya berharap jika mereka tidak mengetahui jika dirinya yang telah membunuh Almyra. Misky tersedak saat minum susu itu dan kemudian melempar kotak susu yang hampir habis itu ke tempat sampah. Saat dia berhasil memasukkan susu kotak itu dia pun berseru, "Wow. Aku hebat, bukan?" Bara menggelengkan kepalanya seakan pria yang sedang ada di depannya itu sudah gila karena bisa-bisanya ma
Misky dengan mudah bisa mendapatkan informasi mengenai Bara Ali yang telah membeli apartemen mewah itu dengan namanya sendiri.Misky sungguh berpikir itu adalah suatu kebodohan terbesar yang pernah dilakukan oleh Bara. Dia benar-benar bingung kenapa kecerobohan yang fatal seperti ini malah dilakukan oleh Bara.Entah karena Bara yang terlalu bodoh tahu mungkin memang dia yang terlalu meremehkan Misky hingga tak mengira mereka bisa menemukan dia.Misky lebih mempercayai kedua alasan itu sekaligus.Ruslan yang menemani pria itu juga merasa sangat bersemangat karena sebentar lagi mereka akan segera menemui Bara, pria yang telah dengan sengaja membunuh Almyra dengan tangannya sendiri."Jangan gegabah!" ucap Ruslan yang mencoba untuk memperingatkan Misky pria itu tetap lebih berhati-hati karena mereka belum tahu apakah Bara memiliki anak buah yang melindunginya atau hanya sendirian saja."Iya, aku tahu. Aku juga tak ingin mati konyol sebelum membala
Bara telah menemukan tempat tinggalnya yang baru dan kemudian segera minta anak buahnya untuk menyiapkan tempat itu.Pria itu takkan pernah memaafkan temannya itu karena lebih membela orang yang tidak dikenalnya dibandingkan dengan dirinya sendiri. Almyra bukankah teman dekat mereka dan mereka hanya mengenal dari situ sebagai kekasih David tanpa pernah terlalu sering terlibat dengannya.Namun Stefan malah membelanya mati-matian hingga membuat hubungan mereka semakin memburuk. Bara masih tidak habis pikir bagaimana bisa dia menyalahkan dirinya tentang penembakan itu padahal Stefan juga menginginkan mereka semua mendapatkan balasan atas perbuatan mereka terhadap David dam kepada mereka sendiri. Tapi anehnya pria itu malah mengecam perbuatannya pada Almyra.Bara tidak bisa menerima semua itu dan dia bahkan tidak menjawab panggilan dari Stefan yang sudah berkali-kali menghubungi dirinya. Pria berambut cepak itu benar-benar telah mengabaikan Bara sepenuhnya dan tak i
Misky mendekatkan dirinya ke arah istrinya itu dan kemudian dia mendengar istrinya berkata, "Bunuh mereka."Misky membeku di tempatnya. Dia kembali menatap istrinya yang menangis dan mulai terlihat semakin lemah tapi dia tetap memaksakan dirinya untuk tetap berusaha mengeluarkan suaranya.Misky mendengar Almyra kembali berkata, "Bunuh mereka. Bunuh mereka untukku, Misky."Wanita itu pun memandang sang suami secara lekat lekat dan kemudian menutup matanya secara perlahan. Almyra mengembuskan napas terakhirnya di dalam mobil ambulans itu.Misky yang melihat istrinya itu sudah udah tak bernyawa hanya bisa menangis frustrasi dan tak henti-hentinya mengecup tangan istrinya dengan rasa sedih yang luar biasa.Ketiga tak bisa berbuat apa-apa karena memang Almyra sudah benar-benar pergi. Peluru itu menembus jantungnya dan tak mungkin bisa dikeluarkan. Perdarahan pun yang terjadi cukup fatal hingga membuat wanita itu tak bisa bertahan. Meskipun mereka tiba t