David masuk ke dalam ruang persidangan dan melihat ke arah para orang yang hadir di persidangannya. Matanya menyapu pada semua orang di sana dan berhenti pada seorang gadis yang sedang berbicara dengan Detektif Ferisha.
Wanita itu ada mantan kekasih yang masih dia cintai, Almyra Putri. Wanita yang awal tidak pernah dia pikirkan kan malah dia duakan. Bahkan dia hanya menganggap wanita itu sebagai salah satu bonekanya yang bisa memenuhi hasratnya. Tapi seakan karma sedang menghampirinya hingga dia pada akhirnya malah jatuh cinta pada Almyra di saat gadis itu mulai menjauhinya.
David menatap wanita itu dengan sendu karena dia juga sadar tak ada kemungkinan dia bisa bersanding dengan wanita itu. Harapannya sudah pupus begitu dia tahu mengenai adik perempuan Almyra yang dia tabrak beberapa tahun yang lalu.
Almyra tidak pernah akan memaafkannya meskipun dia bersujud 1000 kali pun. Sekalipun dia dipenjara nanti, tidak mungkin wanita cantik itu akan mau menghapus rasa d
"Dia harus mengaku agar hukumannyamenjadi lebih ringan." Valentino mengatakannya dengan tenang tapi membuat Stefan langsung mendorongnya ke dinding."Apa maksudnya, hah? Kau meminta David untuk bunuh diri? Iya? Sekarang kamu mulai menunjukkan sifat aslimu ya? Kau sudah muak bersandiwara depan kami?" Stefan menekan dada Valentino dengan kedua tangannya tapi Valentino hanya mengabaikannya dan mendorongnya balik."Hentikan, Stefan!" teriak David yang sudah keluar dari ruang sidang itu.Stefan mendengus karena yakin sekali jika sepupunya itu tetap saja akan membela sahabat tercintanya."Sebenarnya apa masalah kamu sampai kamu begitu membenci dan mencurigai Calvin?"Stefan berdecak."Itu karena sahabat tersayang kamu itu telah memberikan saran bodoh yakni membuat kamu mengaku di persidangan nanti." Stefan menatap penuh kemenangan pada Valentino yang sudah merapikan dirinya.David menoleh pada Valentino yang kemudian ikut menatapnya.
Bara segera menyeret sahabat baiknya itu untuk pergi dari tempat sidang karena tak ingin Stefan berbuat gila dengan semakin memojokkan Calvin Miller.Mereka datang bersama-sama menggunakan mobil Bara, jadi kali ini kendali penuh ada di tangan Bara. Bara memaksa sahabatnya itu untuk masuk ke dalam mobilnya.Dengan ogah-ogahan, Stefan masuk ke dalam mobil tapi di bagian belakang."Kau pikir aku sopirmu?" Bara mendelik kesal pada Stefan yang cuek-cuek saja."Cerewet." Stefan dengan tenangnya mulai memejamkan matanya dan tidak menghiraukan umpatan yang mulai keluar dari mulut Bara.Baginya ha itu sudah biasa karena sejak mereka berteman, ucapan-ucapan kasar itu terlontar begitu saja dari mulut mereka masing-masing dan tak ada yang pernah sakit hati hanya karena ucapan.Bara sendiri sudah hafal sifat Stefan yang kelewat cuek itu jadi memilih untuk membuang mukanya dan mulai mengemudikan mobilnya.Bara menutup paradise night club dalam bebe
"Aku senang kalian sudah ada di sini." Valentino menatap penuh senyum pada Bu Sriani dan juga Aryan."Istirahatlah, Bu. Ibu pasti sangat lelah karena terlihat sekali di wajah Ibu." Aryan meminta ibunya untuk beristirahat."Kau juga, Aryan. Pergilah tidur." Valentino sekarang memerintahkan sahabatnya itu untuk ikut beristirahat seperti ibu kandungnya.Aryan menggeleng dan malah menyuruh ibunya untuk pergi terlebih dulu lalu kemudian dia duduk di samping Valentino."Terima kasih telah menyelamatkan ibuku. Dan terima kasih sudah mengganti pengacara baru untuk David karena aku rasanya tak bisa membayangkan jika diriku ini harus membela pria brengsek seperti David. Aku termasuk sangat beruntung sekali bisa lepas dari mereka."Valentino mengangguk dan untuk pertama kalinya dia merasa sangat lega sekali bisa membebaskan Bu Sriani dari cengkraman sahabat David itu."Iya, Aryan. Aku juga tidak mungkin bisa tidur tenang jika belum menyelamatkan ibu ka
Sidang berikutnya digelar, David saat ini sudah kehilangan rasa percaya dirinya untuk bisa bebas dari tuntutan hukum setelah banyaknya bukti-bukti dan saksi-saksi yang hadir untuk membuatnya semakin terlihat bersalah.Dia tidak mungkin lolos begitu saja dari jerat hukum dan bahkan untuk sekedar mengurangi masa tahanan saja sudah sangat berat sekali. Bara dan Stefan juga tak bisa melakukan apa-apa sekarang setelah mereka kehilangan salah satu kunci dari semua kejadian yang menjadi tuntutan oleh jaksa penuntut umum.Saat ini Bara dan Stefan hanya bisa berdiam diri dan pasrah tentang segalanya karena percuma saja mereka mencari pengacara baru karena tak ada satupun pengacara di kota itu yang mau membela David. Mika bahkan sudah menghilang dan tidak mau lagi menjadi pengacara David.Stefan jadi berpikir kehadiran pengacara itu hanyalah sebagai boneka yang hanya bisa berdiam diri tanpa melakukan apa-apa jadi sekarang pun saat dia tak ada di persidangan, tak ada perub
Stefan tak melepaskan pandangannya kearah Valentino yang sekarang sedang menyapa beberapa orang di sana dan akhirnya duduk di samping Detektif Ferisha."Lihatlah dia! Sombong dan terlalu angkuh. Aku sangat yakin sekali dia memiliki hubungan dengan detektif cantik itu. Tidak mungkin mereka bisa sedekat itu kalau sebelumnya mereka tidak saling mengenal," ujar Bara yang juga sangat benci pada Valentino."Dia malah terlihat sangat percaya diri seolah yakin jika nanti David akan mendapatkan hukuman yang berat." Stefan kemudian mengalihkan pandangannya ke arah pintu yang kemudian dibuka karena tahanan yang akan digelar sidang nya itu sudah hadir di sana.Rosa Melinda yang masuk ke ruang sidang itu melihat Valentino yang duduk di kursi penonton. Rosa menatap benci pada anak tirinya itu. David yang masuk kemudian hanya menatap sekilas pada Valentino yang tak ingin dilihatnya sama sekali.Dia tak masalah sebenarnya jika mendapatkan hukuman yang berat tapi dia tak
Bara dan Stefan melongo saat melihat Rosa yang begitu santainya meludahi Valentino di depan umum. Semua orang di sana bahkan terkejut dan tak pernah menyangka jika wanita itu dengan berani melakukan hal itu tanpa rasa takut sedikitpun.Rosa bahkan sempat tersenyum miring sesaat setelah dia meludahi Valentino. David sendiri bahkan ikut langsung mendekat menuju sang ibu karena takut jika kejadian itu malah membuat ibunya mendapatkan kesulitan.Almyra yang juga hadir di persidangan itu memberikan tissue basah pada Valentino."Kau tak apa-apa kan?" tanya Almyra pada Valentino yang hanya dijawab dengan anggukan saja.Detektif Ferisha saling lirik dengan Almyra. Mereka seakan tahu apa yang terjadi selanjutnya sehingga memilih untuk berdiam diri di samping Valentino."Kau pantas menerima ini karena kau yang tak bisa melihat orang lain senang. Kenapa tuh harus muncul di sini? Kau harusnya tinggal di luar Indonesia dan tak usah balik-balik ke negara ini. Ka
Valentino memilih untuk mengabaikan pesan dari orang yang tidak kenal itu dan sekarang yang di pagi harinya dia mulai berdandan sebagai dirinya sendiri dan menyingkirkan semua hal yang berkaitan dengan penyamarannya. Dialah Valentino Araya, seorang miliarder yang memilih untuk menyembunyikan identitasnya dari semua orang. Dialah sang miliarder yang tersembunyi yang memiliki kekayaan yang luar biasa banyaknya dan tak akan habis dalam tujuh turunan sekalipun. Kekayaannya itu tak hanya berasal dari warisan sang ayah, tapi juga dia telah menjadi miliarder sebelumnya saat masih tinggal di Inggris. Dia memiliki beberapa perusahaan yang cukup besar dan sangat sukses di sana. Namanya dikenal luas di Inggris tapi jarang sekali yang mengetahui wajah aslinya. Di negara tempat tinggalnya dulu semua orang mengenalnya sebagai Valentino Miller karena dia memilih untuk menggunakan nama belakang ayah tirinya di sana. Sedangkan sekarang, dia membalikkan namanya menggun
Tidak seperti sebelumnya yang pesta perayaan kemunculan Valentino yang masih berdandan sebagai seorang Aditya Putra yang terbilang cukup biasa saja, kali ini pesta itu digelar dengan cukup besar di perusahaan itu. Valentino secara khusus memesan banyak makanan untuk mereka semua dan membuat semua karyawan menghentikan kegiatan mereka dan berkumpul di sebuah gedung utama.Semua karyawan di AL Group diundang tak terkecuali hanya saja di jam yang berbeda. Walaupun tentunya pesta pertama adalah untuk memperkenalkan Valentino Araya dengan resmi dan didampingi oleh beberapa pengacara serta dihadiri oleh Hari dan juga Ana Araya.Almyra Putri yang mengerti bagaimana perjuangan seorang Valentino Araya untuk mendapatkan kembali semua itu dan menghukum semua manusia yang telah membuatnya kehilangan segalanya itu sangat ikut merasa senang atas kebahagiaan yang telah diraih oleh Valentino.Gadis itu tetap menyimpan rasa kagumnya di dalam hatinya karena dia pun sadar diri jik
Dear, Readers. Terima kasih sudah setia membaca kisah Valentino Araya selama ini. Valentino Araya menjadi salah satu tokoh favorit saya (yah gimana nggak jadi favorit kalau saya sendiri yang menciptakannya) hehe. Ide novel ini tercipta begitu saja dan tidak menyangka jika ternyata banyak yang merelakan waktu dan juga koinnya untuk membaca kisah ini. Sungguh saya tidak pernah menduganya. Mohon maaf jika masih banyak sekali typo.Tapi jangan khawatir, akan segera direvisi agar nyaman dibaca. Season 1 dari Sang Miliarder yang Tersembunyi telah selesai ya readers. Saya akan kembali untuk season 2 ya readers, tapi kemungkinan tidak akan secepat season1 updatenya. Terima kasih,
Beberapa orang terlihat berdiri karena terlalu terkejut sedangkan beberapa lainnya masih duduk dengan ekspresi yang mulai terlihat sangat takut. Mereka saling melihat kearah orang-orang di sekitar mereka karena takut jika mereka duduk disekitar orang yang menjadi pembunuh Misky itu.Ferisha masih terlihat sangat tenang sekali tanpa apa rasa takut sedikitpun. Dia juga telah memerintahkan mantan anak buahnya dan juga bersama-sama dengan polisi untuk menangkap pembunuh itu di gedung itu."Tak perlu khawatir. Pembunuh itu sudah diawasi dengan ketat oleh banyak polisi yang ada di sini jadi Anda tidak perlu mencurigai orang-orang di sekitar Anda," lanjut Valentino.Aryan menatap sahabatnya itu dengan bingung tapi dia tidak mengucapkan apapun.Valentino mengangguk pada Ruslan. Ruslan langsung mengangguk pada ada polisi yang juga berdiri di sampingnya.Petugas polisi itu kemudian mendekat ke arah Aryan."Pak Aryan, Anda ditangkap atas pembunuhan ter
Valentino telah yakin atas apa yang dia lakukan. Ferisha memang tidak memberitahu dirinya mengenai kecurigaan istrinya itu pada salah satu orang yang dianggap benar-benar melakukan pembunuhan itu.Akan tetapi dia ingin mengalihkan pikirannya dulu dan berujar, "Aryan, bersiap-siaplah karena aku akan segera melantik dirimu menjadi direktur pemasaran."Aryan mengangguk kemudian dia keluar dari ruang kerja Valentino. Pria itu tersenyum dan berjalan kembali menuju ruangannya.Setelah pria itu keluar dari ruang kerjanya, Valentino menghubungi istrinya dan mengatakan akan pulang dengan cepat.Ferisha telah menyiapkan makanan untuk sang suami. Saat Valentino di apartemen mereka, dia itu langsung menghambur ke pelukan istrinya."Hei, apakah kau terlalu merindukan aku sampai kau memelukku seperti ini?" tanya Ferisha sambil mengusap punggung suaminya itu.Ferisha melepaskan pelukannya dan menatap suaminya yang terlihat cukup sedih itu."Apa yang
Malam itu Ferisha menemani suaminya hingga suaminya itu bisa tertidur pulas di tempat tidur mereka. Ferisha tidak langsung tidur cantik langsung saya menghubungi anak buahnya untuk mencari tahu lebih lanjut mengenai kasus pembunuhan terhadap Misky. Wanita itu sedang hamil besar dan kehamilannya telah mencapai usia tujuh bulan. Usia kehamilan yang sudah memasuki usia tua karena sebentar lagi dirinya akan segera melahirkan. Akan tetapi, semangatnya untuk mengungkap kasus itu tidaklah sirna karena dia telah mencurigai seseorang yang mungkin saja menjadi pelaku utama dalam kasus pembunuhan itu. Dia sangat yakin dugaannya itu benar karena banyak hal yang mencurigakan tentang orang itu. Ferisha hanya tidak ingin menyesal di kemudian hari karena tak bisa mengungkap kasus pembunuhan itu. Dia tidak bisa menolong sahabatnya, Almyra saat itu. Dan bahkan dia juga tidak bisa menyelamatkan Misky, suami Almyra. Jadi satu-satunya cara untuk menebus rasa bersalahnya terhadap
Meskipun perkataan Bara dan argumen Valentino dan juga Aryan cukup terdengar meyakinkan, Misky belum bisa mempercayai sepenuhnya dan kemudian dia kembali mencari Stefan Aditama di sekitar daerah tempat dia menemukan Bara. Dia kembali menelusuri apartemen mewah di sekitar tempat itu tapi sayangnya dia tidak menemukan apa-apa.Misky mulai frustrasi ketika hingga hampir satu minggu lamanya setelah kematian Bara, Misky belum juga menemukan setitik terangkan mengenai keberadaan Stefan. Pria itu pintar sekali menyembunyikan dirinya hingga bahkan ketika Valentino mengarahkan semua anak buahnya untuk mencari Stefan, tetap tak ada hasilnya.Misky merasa tidak bisa membalas dendamnya pada pria itu dan langsung saja dia pergi ke makam istrinya.Saat itu sudah sore dan Masih banyak orang yang sedang mengunjungi pemakaman tersebut.Misky terduduk di makam istrinya itu dan dia malah kembali teringat semua kejadian yang telah dia alami. Dia merasa menjadi pria paling sial
Warning! Terdapat adegan kekerasan yang mungkin tidak membuat nyaman, jadi bijaklah dalam membaca. Bara masih belum juga menyerah padahal dia sudah hampir kehabisan napasnya karena terus-menerus berlari tanpa henti. Pada akhirnya Misky tetap saja berhasil mobilnya di depan pemuda itu dan kemudian turun dari mobilnya dengan wajah yang masih tenang. "Kau mau lari ke mana lagi?" Misky bertanya sambil minum susu kotak dengan santainya tanpa menoleh pada Bara yang sudha pucat pasi. "Kenapa kau mengejarku?" tanya Bara mencoba untuk mencari peruntungannya berharap jika mereka tidak mengetahui jika dirinya yang telah membunuh Almyra. Misky tersedak saat minum susu itu dan kemudian melempar kotak susu yang hampir habis itu ke tempat sampah. Saat dia berhasil memasukkan susu kotak itu dia pun berseru, "Wow. Aku hebat, bukan?" Bara menggelengkan kepalanya seakan pria yang sedang ada di depannya itu sudah gila karena bisa-bisanya ma
Misky dengan mudah bisa mendapatkan informasi mengenai Bara Ali yang telah membeli apartemen mewah itu dengan namanya sendiri.Misky sungguh berpikir itu adalah suatu kebodohan terbesar yang pernah dilakukan oleh Bara. Dia benar-benar bingung kenapa kecerobohan yang fatal seperti ini malah dilakukan oleh Bara.Entah karena Bara yang terlalu bodoh tahu mungkin memang dia yang terlalu meremehkan Misky hingga tak mengira mereka bisa menemukan dia.Misky lebih mempercayai kedua alasan itu sekaligus.Ruslan yang menemani pria itu juga merasa sangat bersemangat karena sebentar lagi mereka akan segera menemui Bara, pria yang telah dengan sengaja membunuh Almyra dengan tangannya sendiri."Jangan gegabah!" ucap Ruslan yang mencoba untuk memperingatkan Misky pria itu tetap lebih berhati-hati karena mereka belum tahu apakah Bara memiliki anak buah yang melindunginya atau hanya sendirian saja."Iya, aku tahu. Aku juga tak ingin mati konyol sebelum membala
Bara telah menemukan tempat tinggalnya yang baru dan kemudian segera minta anak buahnya untuk menyiapkan tempat itu.Pria itu takkan pernah memaafkan temannya itu karena lebih membela orang yang tidak dikenalnya dibandingkan dengan dirinya sendiri. Almyra bukankah teman dekat mereka dan mereka hanya mengenal dari situ sebagai kekasih David tanpa pernah terlalu sering terlibat dengannya.Namun Stefan malah membelanya mati-matian hingga membuat hubungan mereka semakin memburuk. Bara masih tidak habis pikir bagaimana bisa dia menyalahkan dirinya tentang penembakan itu padahal Stefan juga menginginkan mereka semua mendapatkan balasan atas perbuatan mereka terhadap David dam kepada mereka sendiri. Tapi anehnya pria itu malah mengecam perbuatannya pada Almyra.Bara tidak bisa menerima semua itu dan dia bahkan tidak menjawab panggilan dari Stefan yang sudah berkali-kali menghubungi dirinya. Pria berambut cepak itu benar-benar telah mengabaikan Bara sepenuhnya dan tak i
Misky mendekatkan dirinya ke arah istrinya itu dan kemudian dia mendengar istrinya berkata, "Bunuh mereka."Misky membeku di tempatnya. Dia kembali menatap istrinya yang menangis dan mulai terlihat semakin lemah tapi dia tetap memaksakan dirinya untuk tetap berusaha mengeluarkan suaranya.Misky mendengar Almyra kembali berkata, "Bunuh mereka. Bunuh mereka untukku, Misky."Wanita itu pun memandang sang suami secara lekat lekat dan kemudian menutup matanya secara perlahan. Almyra mengembuskan napas terakhirnya di dalam mobil ambulans itu.Misky yang melihat istrinya itu sudah udah tak bernyawa hanya bisa menangis frustrasi dan tak henti-hentinya mengecup tangan istrinya dengan rasa sedih yang luar biasa.Ketiga tak bisa berbuat apa-apa karena memang Almyra sudah benar-benar pergi. Peluru itu menembus jantungnya dan tak mungkin bisa dikeluarkan. Perdarahan pun yang terjadi cukup fatal hingga membuat wanita itu tak bisa bertahan. Meskipun mereka tiba t