Share

Bab 247

Author: Abimana
Daisha ingin menghentikan mereka karena takut mengganggu istirahat Arjuna, tetapi Arjuna mencegahnya.

Semenjak mereka menemani Arjuna ke sekolah, Disa dan Dinda telah menjadi sasaran ejekan dan makian para wanita itu. Mereka telah lama memendam kemarahan mereka.

Hari ini mereka akhirnya bisa melampiaskannya, jadi biarkan mereka gembira lebih lama.

"Tuan." Suara lembut Daisha terdengar.

Walaupun sekarang Arjuna dan Alsava bersaudari tidur di sisi yang berbeda, jarak di antara mereka tidak lagi selebar sebelumnya.

Jarak antara ketiga saudari itu dan Arjuna hanya sekitar satu meter.

"Hm?"

Arjuna menjawab, tetapi Daisha tidak melanjutkan bicaranya. Tepat saat dia hendak bertanya, dia mendengar suara gemerisik dari sampingnya.

Dia menoleh, kemudian mendapati Daisha mencondongkan tubuh ke arahnya.

Disa pernah terkunci di dasar sumur kering tanpa cahaya, jadi sekarang dia menderita fobia gelap.

Begitu lampu minyak dimatikan, dia akan mengalami mimpi buruk di tengah malam. Karena itu, sejak Di
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Related chapters

  • Sang Menantu Perkasa   Bab 248

    Gadis ini ....Arjuna merasa kesal sekaligus terharu dengan Daisha."Peringkatku pasti rendah? Apakah kamu memandang remeh tuanmu?""Tuan, kamu tahu bukan itu maksudku. Aku hanya khawatir kalau nilaimu jelek, aish .... Bukan, maksudku, kalau nilainya kurang bagus, bukan, bukan ...."Daisha panik. Makin dia menjelaskan, makin dia bingung. Dia hampir menangis."Tenang saja." Arjuna tersenyum sambil menghibur, "Aku tidak seburuk itu. Aku tidak menjamin pasti lulus, tapi aku tidak akan menduduki peringkat terbawah.""Tuan, Dik Daisha, apa yang sedang kalian lakukan?"Suara Daisha menarik perhatian Disa dan Dinda.Dinda memiliki penglihatan yang tajam. Meskipun cahayanya redup, dia bisa melihat air mata di mata Daisha. "Kenapa Kak Daisha menangis? Aku sepertinya mendengar peringkat tadi.""Tidak apa-apa." Daisha buru-buru menyeka air matanya."Sungguh tidak apa-apa. Daisha salah menghitung uang hari ini, jadi dia cemas."Arjuna turut menjelaskan sehingga Disa dan Dinda baru tenang."Kak Dai

  • Sang Menantu Perkasa   Bab 249

    Daisha sendiri pun tidak tahu berapa lama dia mempertahankan posisi ini.Meski lehernya terasa sakit dan mati rasa, dia enggan menjauh.Bila dia diberi sepuluh nyali pada siang hari, dia tidak akan berani memandang Arjuna dari jarak sedekat ini. Hanya pada saat ini, dia baru berani menatap Arjuna sepuasnya."Aish!"Daisha akhirnya tidak dapat menahan diri. Dia menghela napas pelan lalu berbisik, "Tuan benar-benar tampan.""Hm, kamu sudah menatap begitu lama, bukankah kamu harus membayar?"Daisha awalnya mengira dirinya berhalusinasi. Melihat mata Arjuna yang terbuka, dia malah memuji."Lihatlah matanya, begitu dalam dan jernih, benar-benar membuat hatiku ...."Bulu mata Arjuna yang bergerak membuat Daisha menyadari ada yang salah.Bukankah seharusnya Arjuna sedang tidur? Kenapa bulu matanya bergerak?Lalu kenapa mata Arjuna ....Tubuh Daisha tiba-tiba membeku."Hatimu kenapa?"Terdengar suara bariton di telinga Daisha.Daisha sangat akrab dengan suara ini."Tu ... Tuan! Ah!"Daisha yan

  • Sang Menantu Perkasa   Bab 250

    Dia kembali membawa sebuah baskom untuk cuci muka."Jarang sekali Tuan bisa tidur nyenyak seperti ini. Dik Daisha, kamu benar-benar. Begitu bangun langsung membangunkan Tuan."Disa membawa baskom menuju Arjuna sambil memarahi Daisha."Bukan, Kak Disa, Tuan akan terlambat ke sekolah.""Kak Daisha, kamu benar-benar pelupa."Terdengar suara Dinda, lalu tirai pintu terangkat, wajah Dinda mengintip dari luar.Wajah kecilnya berkeringat, mungkin dia baru saja kembali dari bermain di luar."Bukankah Pak Cakra menghentikan kelas hari ini karena marah akibat istri para pelajar bertengkar kemarin?""Oh ...."Daisha menepuk dahinya. "Kenapa aku melupakan hal ini?""Kamu terlihat kurang bersemangat seperti kurang tidur.""Mana ada!" Daisha memelototi Dinda. "Aku tidur nyenyak tadi malam!"Arjuna menggoda. "Benar, Daisha tidur sangat nyenyak tadi malam sampai air liurnya hampir mengalir ke wajahku."Arjuna tidak melebih-lebihkan. Daisha menatapnya hingga hampir meneteskan air liur."Tuan, kamu ....

  • Sang Menantu Perkasa   Bab 251

    "Huh, dasar orang jahat yang mengambil keuntungan dari orang lain."Dinda cemberut sambil memelototi Shaka yang sedang berbicara tentang kebajikan, kebenaran dan moralitas."Aku benar-benar ingin memanahinya untuk memberinya pelajaran." Disa juga menggertakkan giginya.Arjuna menatap kedua gadis di sampingnya yang marah, kemudian dia menggelengkan kepalanya tanpa daya. "Kita baru keluar rumah, kalian sudah melupakan pesan Daisha? Nanti aku akan memberitahunya ....""Jangan, Tuan!"Disa dan Dinda buru-buru memohon, mereka memiliki keinginan masing-masing.Disa masih ingin membeli anak panah baru, sementara Dinda masih memikirkan uang sakunya....Waktu berlalu dengan cepat.Ujian musim semi tahunan akan segera dimulai di Dinasti Bratajaya.Ujian musim semi dibagi menjadi ujian daerah, ujian nasional dan ujian perguruan tinggi.Baik ujian daerah maupun ujian nasional diselenggarakan di masing-masing kabupaten, dengan kepala daerah sebagai penguji. Orang yang lulus ujian daerah dapat meng

  • Sang Menantu Perkasa   Bab 252

    Tidak lama setelah Arjuna bangun, keluarga Arkana tiba. Begitu pula Magano, Ravin serta penduduk desa yang menangkap ikan untuk Arjuna.Mereka datang untuk mengucapkan selamat dan pamit kepada Arjuna.Halaman rumah Arjuna cukup ramai, tetapi rumah Shaka yang ada di sebelah jauh lebih ramai dari rumah Arjuna.Banyak warga Desa Embun dan warga desa lain datang untuk mengantar Shaka. Halaman rumah Shaka sampai tidak muat, sebagian orang harus berdiri di luar gerbang.Orang-orang ini ingin dikenal oleh Shaka, berharap Shaka mengingat mereka kelak. Sekalipun mereka tidak mendapat keuntungan apa pun, mereka bisa membicarakan pengalaman ini di kemudian hari.Coba bayangkan, jika kelak Shaka menjadi pejabat tinggi, mereka bisa memberi tahu orang lain bahwa ketika Pejabat Shaka pergi mengikuti ujian musim semi, mereka pergi mengantarnya, lho.Betapa terhormatnya hal itu.Bahkan Pahan pun datang. Shaka tidak punya kereta, jadi dia membawa dua kereta. Satu untuk diri sendiri, satu lagi untuk Shak

  • Sang Menantu Perkasa   Bab 253

    "Jangan begitu, siapa tahu dia benar-benar lulus.""Dia lulus? Apakah kamu tahu siapa dia?""Siapa dia?""Arjuna!""Arjuna yang menghabiskan waktu setengah tahun untuk mempelajari Kitab Tiga Aksara dan tulisannya seperti tulisan anak kecil?"Perihal Arjuna baru selesai mempelajari Kitab Tiga Aksara dan tulisannya jelek sudah tersebar ke seluruh desa.Kabar itu menyebar dari satu orang ke sepuluh orang, dari sepuluh orang ke ratusan orang. Arjuna jelas-jelas baru belajar selama sebulan lebih, rumornya menjadi setengah tahun."Ya, dia!""Ckck, dia benar-benar tak tahu diri, terlalu sombong.""Kalau tahu diri, bagaimana mungkin dia berani bersekolah.""Lihatlah betapa tak tahu dirinya dia. Seandainya juara terakhir, dia pasti tidak akan merasa malu.""Mungkin, pedagang memang paling tak tahu malu."Setelah semua orang mencemooh Arjuna, mereka berhenti memandang Arjuna, lalu memuji Shaka lagi.Orang-orang itu tentu tidak akan menyangka bahwa sekalipun Arjuna menyerahkan kertas kosong, dia

  • Sang Menantu Perkasa   Bab 254

    Orang yang berbicara adalah Pahan. Pada saat memarahi Buana, dia juga mencekal tangan Fiona, lalu menariknya ke atas kereta.Ini adalah pertama kalinya Fiona keluar sejak dia kecil.Pahan membawa Fiona keluar untuk mempertemukan Shaka dan Fiona. Dia ingin menetapkan pernikahan antara Shaka dan Fiona lebih awal.Kali ini Shaka mengikuti ujian musim semi. Jika dia lulus ujian daerah dan ujian nasional, pasti akan ada banyak orang yang berlomba-lomba untuk menikahkan putri mereka dengan Shaka.Pada saat itu, jika ada keluarga yang lebih terkemuka dari Pahan ingin menikahi putri mereka dengan Shaka, maka Fiona akan kehilangan kesempatan.Fiona satu tahun lebih tua dari Disa. Tahun ini, dia berusia sembilan belas tahun.Zaman itu, belum menikah pada usia 19 tahun sudah dianggap sebagai perawan tua.Selama bertahun-tahun, Pahan ingin menggunakan Fiona sebagai alat untuk naik jabatan. Dia ingin menikahkan Fiona dengan pria dari keluarga berstatus.Akan tetapi, sekarang jumlah anak laki-laki l

  • Sang Menantu Perkasa   Bab 255

    Manusia memang seperti itu, akan tersesat di tengah sanjungan.Membaca puisi tak lagi mampu memuaskan rasa percaya diri para pelajar yang tengah meledak-ledak.Seseorang mengusulkan untuk membuat puisi di paviliun ini. Jika kelak ada yang lulus ujian, paviliun ini akan menjadi tempat yang dapat dikunjungi oleh siswa di masa mendatang.Ada sebuah adat istiadat di Dinasti Bratajaya, yaitu tempat yang pernah disinggahi oleh juara tiga besar pada ujian tahun ini, akan dikunjungi oleh peserta ujian tahun berikutnya. Mereka akan berdoa di tempat-tempat tersebut. Dengan harapan dapat memperoleh keberuntungan seperti kakak senior mereka, dapat lulus ujian.Ketika para pelajar itu merasa bahwa mereka mungkin akan menjadi objek pemujaan para siswa tahun berikutnya, kepala mereka pun mendidih dengan kegembiraan. Mereka pun bergegas menyiapkan posisi lalu mulai menulis.Puisi demi puisi ditulis oleh para pelajar ini.Sama seperti membaca puisi tadi. Ketika sebuah puisi selesai ditulis pasti ada ya

Latest chapter

  • Sang Menantu Perkasa   Bab 460

    "Gadis-gadis, berhenti menggali!" teriak Arjuna.Jaraknya masih kurang sedikit, tetapi dengan kekuatan lengan gadis-gadis itu, tidak masalah.Sejak memasuki terowongan, Arjuna terus mengawasi pergerakan di Kampung Seruni.Ketika suara tawa dari atas berhenti, dia tahu bahwa yang keluar pasti Sang Ahli Strategi Berwajah Anggun.Dia muncul berarti Kampung Seruni akan menyerang mereka.Sekarang arah angin telah berubah, sangat tidak menguntungkan mereka. Terowongan ini dapat menahan lemparan batu dan anak panah, tetapi tidak dapat menahan api."Saudara-saudara, cepat lengkapi gadis-gadis itu dengan senjata!""Siap!"Dipimpin oleh Magano dan Ravin, belasan pemuda dengan cepat memindahkan semua kotak kayu ke bawah kaki gadis-gadis itu."Gadis-gadis, siap-siap untuk menyerang!""Plak!""Plak, plak!"Gadis-gadis itu membuka kotak kayu yang ada di bawah kaki mereka.Para prajurit yang berdiri di samping menjulurkan leher, sangat penasaran dengan senjata misterius yang ada di dalam kotak-kotak

  • Sang Menantu Perkasa   Bab 459

    Mereka penasaran sekali dengan wanita-wanita itu.Banyak bandit diam-diam mengintip lagi.Galih menatap para bandit yang tak kuasa menahan diri untuk menjulurkan kepala lagi. Kemudian dia mengangkat kepalanya, menatap anak panah di udara yang berkurang hampir setengahnya.Tampaknya yang tidak fokus bukan hanya mereka, para perwira dan prajurit yang ada di bawah benteng juga sama.Ekspresi Galih menjadi muram. Jangan-jangan ini konspirasi Arjuna?Berpikir demikian, Galih bergegas mendekat untuk melihat.Di bawah benteng, tidak ada manusia yang terlihat, hanya lumpur yang beterbangan dari koridor.Sesekali ada satu atau dua kepala yang muncul, mereka dapat diidentifikasi sebagai wanita. Omongan bahwa beberapa di antara mereka memiliki tubuh yang bagus hanyalah tebakan para bandit yang tergila-gila pada wanita.Lumpur yang beterbangan di koridor bawah desa pegunungan makin dekat ke arah mereka. Galih memperkirakan bahwa wanita-wanita itu berjarak sekitar dua puluh lima meter dari Kampung

  • Sang Menantu Perkasa   Bab 458

    Ketika para prajurit menemukan para wanita, ekspresi mereka bahkan lebih berlebihan daripada ekspresi prajurit terluka yang tadi turun gunung.Semua orang tercengang.Syok, bingung.Wanita?Apa yang mereka lakukan di sini?Membantu mereka menggali jalur pemisah?Mereka begitu banyak pria mana membutuhkan bantuan wanita?Ketika para prajurit mendengar bahwa gadis-gadis itu bukan datang untuk membantu, melainkan untuk menyerang markas bandit, mereka makin tercengang. Banyak pemanah bahkan lupa menembakkan anak panah mereka.Para bandit di Kampung Seruni juga menemukan ada yang tidak beres.Tiba-tiba, jumlah anak panah di udara berkurang.Prajurit pejabat berhenti menyerang?Banyak bandit menjulurkan kepala untuk melihat ke bawah.Di koridor yang tak jauh dari gerbang desa, banyak tanah berlubang."Apa yang sedang dilakukan para prajurit itu? Mereka tampak seperti sedang menggali terowongan.""Apakah mereka menggali terowongan untuk naik menyerang kita?""Haha!" Rajo tertawa. "Kalau begit

  • Sang Menantu Perkasa   Bab 457

    Saat gadis-gadis itu melewati para prajurit terluka yang sedang menuruni gunung, para prajurit menyeka mata mereka.Mata mereka pasti sudah rusak akibat asap.Kenapa wanita muncul di tempat seperti ini, di saat seperti ini?Ketika mereka mengetahui bahwa gadis-gadis itu akan menyerang Kampung Seruni, ekspresi mereka menjadi makin heran.Asap api tidak hanya merusak mata mereka, tetapi juga telinga mereka?Di bawah perlindungan sejumlah besar kembang api dan tentara yang bertarung dengan para bandit, Disa memimpin gadis-gadis itu dengan tenang ke medan perang.Gadis-gadis itu terus melangkah maju hingga mereka berada sekitar lima puluh meter dari Kampung Seruni barulah berhenti.Setelah berhenti, mereka tidak mengatakan apa-apa, hanya fokus menggali terowongan.Pengawal Danis dan Andi berlari ke atas gunung satu demi satu.Mereka semua diperintahkan untuk mencari tahu apa yang dilakukan gadis-gadis itu."Menggali terowongan?"Danis dan Andi bertanya dengan serempak ketika mereka mendeng

  • Sang Menantu Perkasa   Bab 456

    Andi tidak melarang Firhan. Dia ingin Danis mendengarnya. Betapa konyolnya Danis menggunakan Arjuna.Danis berdiri dengan tenang tanpa ekspresi, dia tidak senang maupun marah. Tidak ada seorang pun yang tahu bagaimana suasana hatinya saat ini.Akan tetapi, bohong jika mengatakan bahwa dia tidak khawatir."Yang Mulia, suruh para prajurit mundur ke depan perkemahan pemanah, bagi mereka menjadi tiga kelompok. Kelompok pertama gunakan perisai untuk melindungi para pemanah, suruh para pemanah terus menembak. Kelompok kedua gunakan pedang untuk menggali zona isolasi di tempat.""Zona isolasi yang aku tandai di meja pasir. Lebarnya sekitar dua setengah meter."Arjuna memberi isyarat dengan tangannya. Dia tidak menandai lebarnya di atas meja pasir karena dia tidak menyangka Firhan akan datang membawa pasukan."Kelompok terakhir, bawa orang yang terluka turun dengan tertib."Mendengar suara Arjuna yang mendesak, tetapi tenang, ekspresi Danis yang awalnya tidak menunjukkan emosi pun, menunjukkan

  • Sang Menantu Perkasa   Bab 455

    Danis melambaikan tangannya. "Bercanda atau bukan, aku bisa tentukan sendiri."Ketika Danis melihat Arjuna memimpin sekelompok wanita, dia juga merasa gelisah.Namun, jangan mempekerjakan orang yang kamu ragukan, jangan meragukan orang yang kamu pekerjakan. Itu adalah prinsipnya.Arjuna mengangkat tangannya.Melihat gerakan Arjuna, Disa yang memimpin tim pun berteriak, "Semuanya, berhenti!"Gadis-gadis itu segera berhenti bergerak maju, mereka berdiri tegak dalam lima baris.Meskipun mereka semua perempuan, Eshan merasa jauh lebih nyaman melihat mereka daripada tiga ribu prajurit pria yang dipimpin oleh Firhan.Selama beberapa hari terakhir, Arjuna meminta gadis-gadis itu untuk melakukan tiga hal: menggali lubang, berbaris, serta melempar karung pasir.Danis juga merasa sangat tertarik.Memimpin sekelompok wanita saja sudah cukup aneh, perintah formasinya juga aneh.Namun biarpun anehnya, formasi dan perintahnya membuat seluruh tim terlihat sangat energik.Jika wanita saja bisa begitu

  • Sang Menantu Perkasa   Bab 454

    "Oke." Danis menyerahkan lencananya kepada Arjuna. "Mulai sekarang, prajurit penjaga Kota Perai berada di bawah komandomu!"Mata Andi dan Firhan membelalak. Melihat lencana itu bagaikan melihat Danis sendiri.Dengan adanya lencana tersebut, Arjuna tidak hanya dapat memimpin prajurit penjaga Kota Perai, tetapi juga Pasukan Serigala yang melindungi Bratajaya."Yang Mulia, aku tidak membutuhkan lencanamu. Tidak butuh prajurit penjaga Kota Perai untuk menyerang bandit."Arjuna berkata sambil berlari menuruni gunung. "Disa!"Setelah Andi menyerahkan tugas menumpas bandit kepada Firhan, Arjuna meminta Disa untuk membawa seratusan gadis tersebut untuk beristirahat di kaki gunung."Arjuna!"Melihat Arjuna yang berlari menjauh, Eshan begitu cemas hingga ingin menghentakkan kakinya.Anak bodoh, lencana Marsekal Agung adalah benda yang agung. Biarpun lain kali harus dikembalikan, setidaknya Arjuna pernah memegang lencana Marsekal Agung dan memimpin tiga ribu prajurit penjaga Kota Perai. Dia bisa

  • Sang Menantu Perkasa   Bab 453

    "Arjuna? Dia hanya seorang pelajar, bagaimana mungkin dia punya ide? Apa idenya? Menggunakan kendi-kendi anggurnya?"Firhan berlidah tajam. Jangankan ketika dia tidak percaya bahwa Arjuna punya ide, seandainya Arjuna benar-benar bisa menangani situasi ini, Firhan tidak mungkin membiarkan Arjuna melakukannya.Dia, seorang kapten yang membawa tiga ribu prajurit, membiarkan seorang pelajar membantunya. Bukankah hal itu akan menjadi lelucon?Selain itu ....Firhan merasa sedikit gelisah.Walaupun Arjuna tidak mungkin bisa menangani situasi ini, anak itu sangat licik.Firhan sudah menyaksikannya sendiri ketika dia dan Fauzi pergi ke Desa Embun untuk menangkap Arjuna.Arjuna jelas-jelas baru belajar selama dua bulan, tetapi dia menduduki peringkat teratas. Arjuna jelas-jelas masih muda, tetapi dia telah membaca lebih banyak buku daripada Bima. Arjuna jelas-jelas seorang pelajar yang lemah, tetapi dia dapat menghindari penangkapan para polisi.Bila hal ajaib terjadi pada anak itu lagi. Bila A

  • Sang Menantu Perkasa   Bab 452

    Ratusan prajurit yang sekujur tubuhnya terbakar berguling-guling, berlarian kesakitan. Sedangkan prajurit yang tidak terbakar berlarian kembali.Di tengah kekacauan, banyak prajurit yang berlarian terjatuh sehingga terinjak.Mayoritas orang bukan mati terbakar atau tertembak panah dari bandit, tetapi mati terinjak oleh rekannya sendiri."Saudara-saudara yang tidak terluka, cepat berdiri, bunuh bajingan-bajingan itu!"Di Kampung Seruni, Naga Bermata Satu berteriak dengan keras."Bunuh bajingan-bajingan itu.""Lepaskan anak panah!"Anak panah yang tak terhitung jumlahnya ditembakkan dari benteng gunung."Dorong batu!"Satu demi satu batu besar berguling turun dari kampung.Anak panah yang tadi ditembakkan oleh para prajurit kini menjadi sumber anak panah bagi para bandit.Batu-batu tembok kampung yang runtuh berubah menjadi batu-batu yang tak habis digunakan."Saudara-saudara, ikut aku!" teriak Rajo, lalu mendorong kereta bola api untuk mendobrak gerbang desa yang telah terbakar hingga m

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status