"Terima kasih atas bantuan Tuan Muda! Tapi, mereka melakukan ini untuk melindungi keluarga mereka. Mohon Tuan Muda tidak melanjutkan masalah ini!" Yao Yikai memberi penghormatan pada Bai Lihai. "Siapa yang bilang aku membantu kalian! Aku melakukan ini untuk urusanku sendiri," balas Bai Lihai. Yao Yikai membuka mulut mendengar perkataan Bai Lihai yang kurang sopan. Secara usia, Yao Yikai lebih tua dari Bai Lihai. Praktik Kultivasi-nya pun juga lebih tinggi dari pemuda itu. Seharusnya, Bai Lihai lah yang memberi penghormatan, bukan sebaliknya. Yao Yikai sudah merendahkan diri dengan memberi penghormatan karena merasa pemuda itu sudah membantu ia dan adiknya. Nyatanya, pemuda itu justru membalas dengan sikap sedikit kurang sopan. "Jika tujuan Tuan Muda bukan untuk membantu kami, berarti kami tidak memiliki hutang budi pada Tuan Muda. Kami tidak perlu memberi sebuah penghormatan. Tapi, saya tetap meminta Tuan Muda untuk melepaskan mereka!""Jangan panggil aku Tuan Muda, aku bukan atasa
Bai Lihai kembali menemui Xiao Qiumei di tempat persembunyiannya. Anggrek Dewa langsung ia berikan tanpa mengucapkan sepatah katapun. "Sudah kuduga, kau pasti akan mendapatkan Anggrek Dewa ini untukku!" Xiao Qiumei kegirangan mendapatkan apa yang ia cari. Bai Lihai tidak menanggapi apa yang dikatakan oleh si gadis. Ia terus berjalan meninggalkan Xiao Qiumei tanpa mengatakan apapun. Xiao Qiumei kebingungan dengan tingkah Bai Lihai. Memang, pemuda itu sering bersikap acuh tak acuh padanya, tapi kali ini ia terlihat berbeda dari biasanya. Tanpa menunggu lagi, Xiao Qiumei mengikuti langkah kaki Bai Lihai. Kebingungan Xiao Qiumei semakin bertambah melihat langkah kaki Bai Lihai justru mengarah kembali ke goa yang mereka tempati sebelumnya. Padahal, si pemuda telah mengatakan akan melakukan perjalanan yang jauh untuk mencari sesuatu. Namun, ia justru kembali ke goa sebelum mendapatkan sesuatu itu. Sesuatu itu jelas bukanlah Anggrek Dewa karena untuk menemukan tanaman itu tidak memerluka
Bai Lihai berjalan dengan diikuti oleh Xiao Qiumei dari belakang. Gadis itu terlihat marah karena sikap Bai Lihai sebelumnya. Si gadis berjalan lambat untuk menunjukkan kemarahannya. Ini adalah balasan untuk perkataan Bai Lihai yang menyebutnya bodoh karena tidak tau cara mengolah Anggrek Dewa, padahal pemuda itu juga tidak mengetahuinya. Namun, Bai Lihai tidak peduli dengan tingkah Xiao Qiumei dan terus berjalan cepat. Itu membuat si gadis terpaksa berjalan cepat juga agar ia tidak ketinggalan. "Aku marah padamu! Jika kau tidak minta maaf, aku tidak ingin lagi berteman denganmu!" Sadar tidak mendapatkan tanggapan dengan cara diam, ia melakukannya dengan berbicara. Xiao Qiumei ingin semua yang dilakukannya ditanggapi oleh Bai Lihai, meski ia tau pemuda itu sering kali tidak peduli dengan yang ada disekitarnya. "Kalau kau tidak ingin berteman denganku, jangan ikuti aku! Kau bisa pergi sendiri!" Pada akhirnya, Bai Lihai menanggapinya juga. Xiao Qiumei membuka mulut mendengar ucapan
Sepasang muda-mudi itu kembali melanjutkan perjalanan. Medan yang sulit membuat mereka lebih berhati-hati dalam melangkah. Banyak turunan terjal serta beberapa batu besar yang menghalangi jalan mereka. Keduanya tidak bisa melangkah dengan lebih cepat. Xiao Qiumei terlihat kesulitan menuruni sebuah jalan yang cukup terjal. Ditambah lagi, bagian bawah jalan itu cukup licin, sehingga si gadis takut tergelincir saat menuruninya. Sementara itu, Bai Lihai hanya melihat tanpa membantu. Itu membuat si gadis menjadi kesal. "Kenapa kau tidak membantuku? Sebagai seorang pria kau wajib menolong wanita yang sedang kesusahan!" Xiao Qiumei meneriaki Bai Lihai. "Kau terlalu manja sebagai seorang wanita. Sudah, jangan banyak bicara! Cepat turun, kau hanya memperlambat perjalananku!" Bai Lihai membalas ucapan si gadis."Makanya, kau harus membantuku agar aku bisa menuruni jalan ini dengan cepat!" "Dari pada membantumu lebih baik aku pergi sendiri! Aku tidak butuh kau mengikutiku!" Xiao Qiumei menyi
"Akhirnya, mereka semua mati juga!" Seorang pria berusia sekitar 40-an tahun menyimpan kembali pedangnya. Di satu hutan di Tanah Mutiara Putih, sekelompok Kultivator yang mengenakan seragam berupa jubah berwarna biru baru saja melalui sebuah pertempuran. Mereka tidak lain berasal dari Sekte Gerbang Naga. Lawan yang mereka hadapi bukanlah Kultivator lain, melainkan sekelompok Hewan Roh berjenis kera dengan Elemen berunsur Tanah. Ada lebih dari seratus ekor Kera Tanah dan semuanya sudah mati terbunuh. Tentu ada alasan tersendiri kenapa rombongan Sekte Gerbang Naga itu harus bertarung melawan sekawanan Kera Tanah. Sesuatu yang mereka cari, yaitu Jamur Pagoda berada di sarang sekawanan Kera Tanah ini. Sudah pasti kawanan tersebut merasa terganggu dengan kedatang para Kultivator Sekte Gerbang Naga, mengakibatkan pertarungan terjadi di antara mereka. Wang Hong, sebagai pemimpin rombongan tersebut sebenarnya tidak ingin menyakiti apalagi membunuh kera-kera itu. Namun, jika mereka tidak me
Tanpa pikir panjang, Bai Liwei langsung melarikan diri sebelum Han Xuelian mengetahui siapa dirinya. Akan jadi masalah jika ia tertangkap. Bukan hanya bagi dirinya, tapi juga bagi si ayah. "Apa yang kamu lakukan di sini!" teriak Han Xuelian sambil berusaha mengejar pencuri itu. Dalam pandangannya, Han Xuelian dapat melihat Jamur Pagoda berada dalam genggaman pencuri. Ia terkejut dan memeriksa kembali Cincin Ruang. Cincin Ruang itu sudah tidak berada di jari si gadis, melainkan berada di lantai. "Dia mencuri Jamur Pagoda. Tidak akan kubiarkan itu terjadi!" Si gadis bergegas keluar mengejar si pencuri. "Jangan pikir kau bisa lari dariku!"Teriakan Han Xuelian membangunkan anggota sekte yang lain. Mereka kebingungan melihat Han Xuelian berlari menjauhi tenda. Beberapa dari mereka mengikuti si gadis, sementara sisanya menunggu di tenda. "Nona Han... apa yang terjadi?" Wang Hong bisa menyusul si gadis. Ia pun menanyakan apa yang dikejar olehnya. "Seseorang mencuri Jamur Pagoda," jawab
Awalnya, Chen Yulin mengira rombongan ini berasal dari sekte kecil ataupun aliansi dari Kultivator Liar. Ia tidak menyangka bahwa mereka berasal dari Sekte Gerbang Bulan. Jika dari awal ia tau, ia tidak akan mengizinkan mereka masuk. Hubungan Sekte Gerbang Naga dengan Sekte Bulan Perak tidak bisa dikatakan memiliki baik, tapi juga tidak bisa dikatakan buruk. Ada sebuah konflik yang terjadi beberapa puluh tahun lalu. Meski konflik itu secara perlahan dilupakan, tapi hubungan keduanya tidak pernah benar-benar menjadi baik. Di luar rasa sesalnya, setidaknya Chen Yulin dapat melihat dengan jelas wajah Han Xuelian. Seperti dugaannya, wanita itu memiliki paras yang menawan. Chen Yulin meras tertarik dengan gadis itu. Hanya saja, ia sedikit ragu mendekatinya mengingat status si gadis sebagai bagian dari Sekte Gerbang Naga. Apalagi, dilihat dari pemampilannya gadis itu bukan gadis biasa. Wang Hong yang berada di ranah Core Formation saja segan padanya, itu membuktikan ia memiliki status yan
"Nona Han, apa yang Nona katakan itu benar?" Wang Hong masih belum menpercayai apa yang ia dengar dari si gadis. Saat ini, mereka sudah keluar dari kawasan tenda Sekte Bulan Perak, sehingga mereka jadi lebih bebas dalam berbicara. Anggota lain pun juga sudah mengetahui informasi itu dari Han Xuelian. "Itu benar, Senior Wang! Tapi, kita tidak bisa asal menuduh mereka tanpa bukti yang lebih kuat," balas Han Xuelian."Kita harus bijak dalam mengambil keputusan. Jangan sampai kita membuat konflik dengan mereka!"Terjadi diskusi antara Han Xuelian, Wang Hong dan beberapa Kultivator lain. Situasi ini sangat rumit untuk dihadapi. Mereka tidak bisa membiarkan mereka kehilangan Jamur Pagoda begitu saja. Rasanya sulit dipercaya sekte besar seperti Sekte Bulan Perak melakukan pencurian seperti ini. Namun, perkataan Chen Yulin beberapa waktu lalu begitu mencurigakan. Ini menjadi dilema tersendiri bagi Sekte Gerbang Naga. Tindakan seperti apa yang harus diambil. "Mungkin kita bisa memberi penaw
"Itu karena keluarga Wen tidak sanggup lagi memberi energi pada Kubus Pengetahuan, sedangkan keluarga Jiang bisa melakukannya, bahkan memberikan energi yang lebih baik!"Kata-kata itu tidak diucapkan oleh penjaga gerbang, melainkan orang yang datang dari dalam. Orang ini tidak lain adalah Jiang Durong. Jiang Fangzhou dan Jiang Fangling terkejut dengan kedatangan Jiang Durong. Mereka merasa gugup bertemu kembali dengan wanita itu. "Berani sekali kalian datang ke sini setelah apa yang kalian lakukan padaku. Apa kalian sudah siap menerima pembalasan dariku!" lanjut Jiang Durong sambil membuat Senjata Elemental. Jiang Fangzhou dan Jiang Fangling langsung bersujud pada Jiang Durong. Mereka berusaha meredakan amarah wanita itu sembari meyakinkannya untuk membawa mereka masuk."Ampuni kami, Senior Durong, kami Khilaf. Kami rela melakulan apa pun yang Senior lakukan agar Senior memaafkan kami!" ucap keduanya serentak. Jiang Durong me
Bai Lihai dan empat Kultivator dengan penuh tekad meninggalkan Kota Dongyun dan memulai perjalanan menuju Sekte Lembah Bambu. Mereka menyadari bahwa penting untuk segera mencari bukti yang mengaitkan fraksi keluarga Jiang dengan rencana membangkitkan Huyao. Misi ini terbilang berbahaya, tapi mereka bersedia melakukannya. Keselamatan Benua Tengah dipertaruhkan dalam hal ini. "Ada dua masalah yang kita hadapi sekarang. Pertama, bagaimana cara kalian bertemu dengan Jiang Durong. Kedua, bagaimana kalian menyakinkan Jiang Durong untuk menerima kalian!" ucap Bai Lihai. Ini tidak terpikirkan oleh mereka sebelumnya. Masalah seperti ini tidak sempat mereka diskusikan. Empat Kultivator telah meninggalkan Sekte Lembah Bambu secara sepihak, sehingga sulit bagi mereka masuk kembali ke sana. Artinya mereka juga akan kesulitan untuk menemukan Jiang Durong. Jikapun berhasil bertemu Jiang Durong, belum tentu dia menerima keempat Kultivator dalam renc
Han Xuelian menatap Bai Lihai dengan tatapan heran dan sedikit cemburu. Meskipun dia tahu bahwa mereka tidak punya hubungan yang istimewa, tapi ada perasaan aneh yang muncul di dalam dirinya. Dia merasa seperti kehilangan sesuatu yang seharusnya ada di sisinya."Jangan dengarkan dia! Otaknya sedikit tidak beres!" bisik Bai Lihai pada Han Xuelian. Entah kenapa Bai Lihai merasa perlu mengatakan itu pada Han Xuelian. Ia seperti merasa punya kewajiban untuk menjelaskan bahwa ia tidak punya hubungan apa-apa dengan wanita itu. Setidaknya, kata-kata Bai Lihai itu membuat Han Xuelian menjadi sedikit lega. Lagi pula, si gadis tidak sepenuhnya percaya perkataan wanita itu. Ia terlihat seperti wanita penggoda yang menjijikan bagi si gadis. Ia yakin, Bai Lihai tidak akan tertarik wanita itu. Tiba-tiba saja, Han Xun menepuk pundak Bai Lihai. "Kenapa kamu justru memberi penjelasan pada cucuku, padahal wanita ini mengatakannya padaku!"Meski Bai Liha
"Lihai...! Apa yang sedang kamu lakukan di sini?" tanya Han Xuelian keheranan. "Xuelian...! Apa kamu Grandmaster Alkemis itu?" Bai Lihai justru balik bertanya. Jelas saja Bai Lihai merasa terkejut. Bukan hanya karena tidak menyangka orang yang ia temui adalah Han Xuelian, tapi juga karena berita sebelumnya mengatakan bahwa yang akan mengobati Lu Jiwen adalah seorang Grandmaster Alkemis. Meski Bai Lihai tau bahwa Han Xuelian tau mempelajari ilmu Alkemis, tapi ia tidak menyangka bahwa gadis itu sudah mendapatkan gelar Grandmaster Alkemis. Han Xuelian tersenyum simpul mendengar pertanyaan Bai Lihai. Pemuda itu sepertinya salah paham dengan apa yang terjadi. "Bukan, Lihai. Aku masih jauh dari gelar Grandmaster Alkemis. Aku masih dalam tahap belajar dan mencari pengalaman," jelas Han Xuelian dengan rendah hati. "Grandmaster Alkemis yang dimaksud adalah kakekku. Aku datang bersamanya!" lanjut Han Xuelian. "Tetua Han juga datang!"
Han Xun memeriksa kondisi Lu Jiwen dengan cermat. Dia mengalirkan Qi ke tubuh pemuda itu untuk mengetahui seberapa kuat racun yang telah menyerangnya."Racun ini terbilang cukup kuat. Kultivator Nascent Soul pun akan kesulitan menahan racun ini!" ucap Han Xun memberitahu sedikit tentang racun yang diterima Lu Jiwen. "Lian'er, ambil beberapa tetes darah pemuda ini dan cari tau, terbuat dari apa racun ini!" lanjut Hun Xun sambil memberri perintah pada Han Xuelian. Han Xuelian melakukan apa yang diperintahkan oleh kakeknya. Dia mengambil beberapa tetes darah dan menempatkannya dalam sebuah wadah.Kemudian, Han Xuelian mulai bekerja untuk mengidentifikasi bahan apa yang digunakan dalam racun tersebut dan bagaimana cara kerjanya. Jika mereka berhasil menemukan jawabannya, mereka akan dapat membuat obat penawar yang sesuai.Han Xuelian mengalirkan Qi ke jari telunjuknya dan mendekatkannya ke tetesan darah di dalam wadah. Ini adalah teknik khusus yang d
Beberapa waktu berlalu, Bai Lihai dan empat Kultivator menyelesaikan makan mereka. Namun, mereka belum meninggalkan restoran tersebut. Ada hal yang tengah mereka bicarakan. "Aku tau kita tidak punya hubungan yang dekat, tapi kita perlu membicarakan ini. Bagaimana cara kita membuat laporan tentang upaya Jiang Durong yang ingin membangkitkan Huyao ini?" ucap Yao Yikai. "Laporkan saja, apa susahnya! Kalian bisa melapor ke Dewan Kehidupan atau ke sekte kalian. Bukankah, rencana itu disusun oleh salah satu fraksi di sekte kalian!" jawab Bai Lihai. Keempat Kuktivator saling berpandangan. Mereka merasa Bai Lihai tidak mengerti dengan permasalahan yang sedang dihadapi. "Permasalahannya, kita tidak punya bukti. Kita tidak bisa menggunakan ladang Ginseng Api yang kita temui sebelumnya karena itu sudah kamu hancurkan. Tidak mungkin laporan kita diterima jika tidak ada bukti. Yang ada justru kita yang dianggap melakukan fitnah!" Yao Yikai kembali menjelas
Bai Lihai keluar dari ruangan tersebut. Ia meninggalkan Lu Jiwen yang tengah terbaring. Meski kondisi pemuda itu belum cukup baik, tapi ia sudah mendapat penanganan yang tepat. Bai Lihai tidak perlu mengkhawatirkannya. Secara diam-diam, Bai Lihai meninggalkan rumah pengobatan. Ia merasa suntuk terus berada di tempat itu, sehingga memutuskan mencari udara segar. Si pemuda melangkah dengan berhati-hati, menghindari setiap petugas rumah pengobatan yang ada. Jika ada yang tau ia sembuh secara tiba-tiba, maka akan bisa terjadi kehebohan. Akan ada banyak pertanyaan yang datang padanya, yang sulit untuk ia jawab. Tidak ada kesulitan berarti yang ia alami, Bai Lihai berhasil keluar dari rumah pengobatan dengan mulus. Saat itu juga, ia langsung dihadapkan suasana kota Dongyun yang gemerlap. Malam hari di kota Dongyun begitu indah. Cahaya lampu-lampu kota menyinari jalanan yang ramai dengan aktivitas warga dan pengunjung.Saat ia berjalan di se
Bai Lihai mulai tersadar. Saat ia membuka mata, pandangannya langsung dihadapkan pada sosok wanita yang menggunakan cadar. Sontak, ia langsung membangkitkan badan. Ia terkejut dengan keberadaan wanita bermarga Zhu itu. "Apa yang kamu lakukan di sini?" tanya Bai Lihai. "Plak...!"Bukan sebuah jawaban yang didapatkan oleh Bai Lihai, melainkan sebuah tamparan. Pipi si pemuda jadi memerah akibat tamparan yang cukup keras itu. "Apa yang kamu lakukan? Apa alasanmu menamparku?" Bai Lihai mempertanyakan alasan wanita bermarga Zhu itu menamparnya. "Kau menghilangkan Manual Mata Angin. Aku sudah memeriksa isi Cincin Ruang-mu dan Manual itu tidak ada di sana. Ke mana buku itu perginya?" Wanita bermarga Zhu mengungkapkan apa yang membuat ia menapar Bai Lihai. Bai Lihai dibuat terdiam. Ini sesuatu yang terlupakan oleh Bai Lihai. Ia baru teringat sekarang bahwa ia meminjamkan Manual Mata Angin pada Xiao Qiumei. Bai Lihai memijat
Hari ini adalah hari yang penuh harap bagi Sekte Gerbang Naga, terutama bagi Tetua Agung mereka, Gao Huo. Pengobatan Gao Lin akan segera dilakukan. Han Xun yang telah bekerja keras telah berhasil membuat ramuan yang bisa memulihkan kembali cucu Tetua Agung itu dari kelumpuhan.Satu ruangan di Sekte Gerbang Naga kini menjadi fokus perhatian. Ruang ini adalah tempat di mana Gao Lin terbaring kaku di atas ranjang selama lebih dari satu tahun. Ruangan itu tidak hanya diisi oleh Gao Lin seorang. Kakeknya, Gao Huo serta Han Xun yang akan mengobatinya ada di ruang tersebut. Tidak hanya mereka, Han Xuelian dan Bai Liwei juga ikut ada di sana melihat bagaimana Gao Lin akan diobati. Satu hal yang sangat disayangkan adalah kedua orang tua Gao Lin tidak ada di sana karena mereka telah meninggalkan Sekte Gerbang Naga untuk alasan yang tidak jelas. "Tuan Muda Gao, mohon izinkan saya mengobati anda!" Han Xun neminta izin terlebih dahulu sebelum memberi pemgob