Menyadari kakaknya berada dalam kesulitan, Yao Yining ingin membantu. Namun, ia juga mengalami kesulitan menghadapi Kultivator Racun bawahan ini. Gadis bertubuh anak kecil itu memang harus bertarung sendirian setelah si kakak berupaya menghentikan Jiang Fangzhou dan Jiang Fangling menggunakan Racun Pengendali Pikiran. Ini memberi kesulitan pada Yao Yining. Meski memiliki senjata dan teknik beladiri yang lebih baik, tetap saja perkara jumlah tidak bisa diabaikan. Apalagi, mereka memiliki praktik Kultivasi yang tidak berbeda jauh darinya, bahkan ada yang lebih tinggi. Jika membandingkan kekuatan, Yao Yining justru berada dalam posisi yang lebih lemah. Alasan kenapa gadis itu masih sanggup mengimbangi sepuluh Kultivator Racun itu adalah karena mereka masih memiliki rasa segan terhadap Yao Yining, membuat mereka terlihat seperti tidak ingin melukai si gadis. Yao Yining harus menyelesaikan pertarungan melawan orang-orang ini dengan segera. Ia perlu cepat membantu si kakak sebelum Jiang
"Ning'er...!" teriak Yao Yikai melihat adiknya berada dalam posisi terdesak. Tidak peduli kondisinya yang masih belum pulih secara penuh, ia memaksa untuk menolong si adik. "Arggh...!" Baru saja pria itu berdiri, ia sudah kembali berlutut. Kakinya tiba-tiba menerima goresan dari belakang. "Jangan terburu-buru! Kau masih punya urusan denganku!" Terdengar suara dari orang yang melukai Yao Yikai. Tidak salah lagi, ia adalah Jiang Fangzhou. Jiang Fangzhou lebih cepat memulihkan diri dari pada Yao Yikai. Ramuan yang ia konsumsi bekerja dengan efektif menetralisir racun dari Yao Yining. Hal itu berbanding terbalik dengan Yao Yikai. Ia harus menggunakan Qi untuk menetralisir racun serta menahan luka agar darah tidak banyak keluar. Itu membuat ia cepat kehabisan Qi dan mengganggu pemulihannya. "Kau adalah anggota Sekte Lembah Bambu. Seharusnya kau mengikuti apa yang diperintahkan oleh Tetua Agung. Aku beri kau kesempatan untuk meyakinkan adikmu menyerap inti sari Anggrek Dewa. Jika tidak,
Setelah beberapa hari berlalu, Xiao Qiumei akhirnya berhasil menerobos ke ranah Qi Refining 6. Sesuai perjanjian ini adalah waktunya bagi Bai Lihai untuk meninggalkan goa. Xiao Qiumei yang awalnya bersedia mengikuti Bai Lihai, kini terlihat kembali ragu. Biar bagaimanapun, goa ini terlalu berharga baginya karena bisa meningkatkan praktik Kultivasi-nya meski Racun Anggrek Iblis bersemayam dalam tubuhbsi gadis. Di sisi lain, ia juga merasa takut jika harus ditinggal sendiri di dalam goa. "Lebih bagus jika kau tinggal di sini. Kau hanya akan membebaniku jika kau ikut!" Melihat Xiao Qiumei yang terlihat ragu, Bai Lihai meyarankannya untuk tetap tinggal. "Tidak mau! Aku akan ikut denganmu!" Tidak ada pilihan lain bagi Xiao Qiumei, selain mengikuti Bai Lihai. Lagipula, terlalu lama berada di dalam goa akan mengurangi kemungkinan ia mendapatkan Anggrek Dewa. Padahal, ia lebih membutuhkan Tanaman Roh itu karena tidak selamanya ia akan berada di dalam goa itu. Sepasang muda-mudi itu akhirny
Kedatangan Bai Lihai mengejutkan semua anggota Sekte Lembah Bambu. Terutama, Jiang Fangling yang sudah mengenali wajah si pemuda. "Kau...! Bukankah kau pemuda yang waktu itu? Hah... tidak kusangka kau akan menemuiku. Apa kau merindukanku?" ucap Jiang Fangling dengan nada genit. Jiang Fangzhou memandang heran pada saudari kembarnya. Jiang Fangzhou pernah bertemu dengan Bai Lihai, tapi saat itu si pemuda sedang mengenakan topeng dan tidak mengenali wajahnya. Ia tidak tau bahwa pemuda yang datang ini adalah pemuda yang pernah ia dilawan. "Kau mengenalinya?" Sebuah pertanyaan keluar dari mulut Jiang Fangling. "Bagaimana mungkin aku tidak mengenalinya! Dia adalah priaku. Kau tidak ingat, kau pernah bertemu dengannya saat menjalankan misi ilegal yang diberikan oleh ayah!" Jiang Fangzhou menjawab. Jiang Fangzhou mengingat-ingat kembali. Pada akhirnya, ia teringat dengan seorang pemuda bertopeng yang pernah ia lawan. Tatapan tajam langsung di berikan oleh Jiang Fangzhou. "Jadi kau pemuda
Jiang Fangling mengalirkan Qi pada pedangnya yang ada digenggamannya. Ini adalah cara untuk menandingi Jubah Siluman Level-A yang dikenakan Bai Lihai. Pembagian level dalam Item Sihir ataupun Senjata Prasasti hanya menunjukkan kekuatan asli dari benda tersebut. Kekuatan Item Sihir atau Senjata Prasasti masih bisa ditingkatkan dengan menggunakan Qi. Ini menunjukkan bahwa menggunakan senjata dengan level yang lebih tinggi tidak menjamin seorang Kultivator bisa memenangkan pertarungan. Tingkat Kultivasi juga berpengaruh. Semakin tinggi praktik seseorang, maka akan semakin banyak dan murni Qi yang ia miliki. Namun, penggunaan senjata yang lebih tinggi juga memiliki keuntungan. Setidaknya, ia bisa lebih hemat dalam penggunaan Qi. Seperti saat ini, Bai Lihai bisa saja mengalirkan Qi agar Jubah Siluman-nya bisa menandingi pedang milik Jiang Fangling. Namun, ia tidak melakukannya. Melawan Jiang Fangling yang memiliki praktik Kultivasi lebih tinggi, si pemuda perlu efisien dalam menggunakan
Pertarungan Bai Lihai dan Jiang Fangling menjadi lebih menarik. Gerakan mereka menjadi semakin cepat. Penggunaan Qi yang lebih besar juga berefek pada lingkungan sekitar. Lebih banyak gelombang kejut yang tercipta. Jika manusia biasa atau Kultivator rendahan di sekitar area pertarungan keduanya, ia bisa terpental walau tidak ada serangan yang mengenainya. Para Kultivator Racun bawahan yang menyaksikan pertarungan itu langsung menyingkir ke tempat yang tidak terjangkau efek pertarungan keduanya. Meski praktik Kultivasi mereka tidak terlalu rendah, tapi mereka tetap akan merasakan akibatnya. Intensitas pertarungan meningkat, tapi Bai Lihai tetap terlihat sebagai pihak yang lebih unggul. Teknik beladirinya tidak bisa diimbangi oleh si wanita. Lama kelamaan, raut wajah Jiang Fangling jadi berubah. Ia tidak lagi terlihat seperti wanita cantik nan menggoda, tapi menjadi seorang wanita yang mengerikan. Ia terlihat seperti seekor singa yang siap memangsa rusa yang ada di hadapannya. Hanya
"Yikai-gege...!" Yao Yining berlari ke arah Yao Yikai yang tergeletak tidak sadarkan diri. Kedatangan Bai Lihai membuat Jiang Fangzhou dan Jiang Fangling teralihkan pada si pemuda, sehingga gadis kecil itu bisa menghampiri si kakak. Kondisi Yao Yikai tidak dalam keadaan baik. Luka-lukanya cukup dalam, sehingga banyak darah yang keluar. Apalagi, saat Jiang Fangzhou mengendalikannya, Yao Yikai terus bergerak tanpa menahan luka. Itu membuat kondisinya menjadi lebih mengkhawatirkan. Si adik mengalirkan Qi pada si kakak untuk meringankan lukanya. Hanya saja, si kakak membutuhkan perawatan lebih lanjut. Yao Yining tidak memiliki banyak waktu untuk merawat Yao Yikai. Si kembar Jiang masih dalam posisi bisa mengancamnya. Dan itu benar terjadi, Jiang Fangzhou sudah mendekati mereka berdua. Jiang Fangzhou ingin buru-buru menyelesaikan misi yang diberikan Sekte Lembah Bambu. Tanpa banyak kata, ia langsung mengambil botol giok yang berisi Racun Pengendali Pikiran. "Sial! Aku melupakannya!" Ji
"Terima kasih atas bantuan Tuan Muda! Tapi, mereka melakukan ini untuk melindungi keluarga mereka. Mohon Tuan Muda tidak melanjutkan masalah ini!" Yao Yikai memberi penghormatan pada Bai Lihai. "Siapa yang bilang aku membantu kalian! Aku melakukan ini untuk urusanku sendiri," balas Bai Lihai. Yao Yikai membuka mulut mendengar perkataan Bai Lihai yang kurang sopan. Secara usia, Yao Yikai lebih tua dari Bai Lihai. Praktik Kultivasi-nya pun juga lebih tinggi dari pemuda itu. Seharusnya, Bai Lihai lah yang memberi penghormatan, bukan sebaliknya. Yao Yikai sudah merendahkan diri dengan memberi penghormatan karena merasa pemuda itu sudah membantu ia dan adiknya. Nyatanya, pemuda itu justru membalas dengan sikap sedikit kurang sopan. "Jika tujuan Tuan Muda bukan untuk membantu kami, berarti kami tidak memiliki hutang budi pada Tuan Muda. Kami tidak perlu memberi sebuah penghormatan. Tapi, saya tetap meminta Tuan Muda untuk melepaskan mereka!""Jangan panggil aku Tuan Muda, aku bukan atasa
"Itu karena keluarga Wen tidak sanggup lagi memberi energi pada Kubus Pengetahuan, sedangkan keluarga Jiang bisa melakukannya, bahkan memberikan energi yang lebih baik!"Kata-kata itu tidak diucapkan oleh penjaga gerbang, melainkan orang yang datang dari dalam. Orang ini tidak lain adalah Jiang Durong. Jiang Fangzhou dan Jiang Fangling terkejut dengan kedatangan Jiang Durong. Mereka merasa gugup bertemu kembali dengan wanita itu. "Berani sekali kalian datang ke sini setelah apa yang kalian lakukan padaku. Apa kalian sudah siap menerima pembalasan dariku!" lanjut Jiang Durong sambil membuat Senjata Elemental. Jiang Fangzhou dan Jiang Fangling langsung bersujud pada Jiang Durong. Mereka berusaha meredakan amarah wanita itu sembari meyakinkannya untuk membawa mereka masuk."Ampuni kami, Senior Durong, kami Khilaf. Kami rela melakulan apa pun yang Senior lakukan agar Senior memaafkan kami!" ucap keduanya serentak. Jiang Durong me
Bai Lihai dan empat Kultivator dengan penuh tekad meninggalkan Kota Dongyun dan memulai perjalanan menuju Sekte Lembah Bambu. Mereka menyadari bahwa penting untuk segera mencari bukti yang mengaitkan fraksi keluarga Jiang dengan rencana membangkitkan Huyao. Misi ini terbilang berbahaya, tapi mereka bersedia melakukannya. Keselamatan Benua Tengah dipertaruhkan dalam hal ini. "Ada dua masalah yang kita hadapi sekarang. Pertama, bagaimana cara kalian bertemu dengan Jiang Durong. Kedua, bagaimana kalian menyakinkan Jiang Durong untuk menerima kalian!" ucap Bai Lihai. Ini tidak terpikirkan oleh mereka sebelumnya. Masalah seperti ini tidak sempat mereka diskusikan. Empat Kultivator telah meninggalkan Sekte Lembah Bambu secara sepihak, sehingga sulit bagi mereka masuk kembali ke sana. Artinya mereka juga akan kesulitan untuk menemukan Jiang Durong. Jikapun berhasil bertemu Jiang Durong, belum tentu dia menerima keempat Kultivator dalam renc
Han Xuelian menatap Bai Lihai dengan tatapan heran dan sedikit cemburu. Meskipun dia tahu bahwa mereka tidak punya hubungan yang istimewa, tapi ada perasaan aneh yang muncul di dalam dirinya. Dia merasa seperti kehilangan sesuatu yang seharusnya ada di sisinya."Jangan dengarkan dia! Otaknya sedikit tidak beres!" bisik Bai Lihai pada Han Xuelian. Entah kenapa Bai Lihai merasa perlu mengatakan itu pada Han Xuelian. Ia seperti merasa punya kewajiban untuk menjelaskan bahwa ia tidak punya hubungan apa-apa dengan wanita itu. Setidaknya, kata-kata Bai Lihai itu membuat Han Xuelian menjadi sedikit lega. Lagi pula, si gadis tidak sepenuhnya percaya perkataan wanita itu. Ia terlihat seperti wanita penggoda yang menjijikan bagi si gadis. Ia yakin, Bai Lihai tidak akan tertarik wanita itu. Tiba-tiba saja, Han Xun menepuk pundak Bai Lihai. "Kenapa kamu justru memberi penjelasan pada cucuku, padahal wanita ini mengatakannya padaku!"Meski Bai Liha
"Lihai...! Apa yang sedang kamu lakukan di sini?" tanya Han Xuelian keheranan. "Xuelian...! Apa kamu Grandmaster Alkemis itu?" Bai Lihai justru balik bertanya. Jelas saja Bai Lihai merasa terkejut. Bukan hanya karena tidak menyangka orang yang ia temui adalah Han Xuelian, tapi juga karena berita sebelumnya mengatakan bahwa yang akan mengobati Lu Jiwen adalah seorang Grandmaster Alkemis. Meski Bai Lihai tau bahwa Han Xuelian tau mempelajari ilmu Alkemis, tapi ia tidak menyangka bahwa gadis itu sudah mendapatkan gelar Grandmaster Alkemis. Han Xuelian tersenyum simpul mendengar pertanyaan Bai Lihai. Pemuda itu sepertinya salah paham dengan apa yang terjadi. "Bukan, Lihai. Aku masih jauh dari gelar Grandmaster Alkemis. Aku masih dalam tahap belajar dan mencari pengalaman," jelas Han Xuelian dengan rendah hati. "Grandmaster Alkemis yang dimaksud adalah kakekku. Aku datang bersamanya!" lanjut Han Xuelian. "Tetua Han juga datang!"
Han Xun memeriksa kondisi Lu Jiwen dengan cermat. Dia mengalirkan Qi ke tubuh pemuda itu untuk mengetahui seberapa kuat racun yang telah menyerangnya."Racun ini terbilang cukup kuat. Kultivator Nascent Soul pun akan kesulitan menahan racun ini!" ucap Han Xun memberitahu sedikit tentang racun yang diterima Lu Jiwen. "Lian'er, ambil beberapa tetes darah pemuda ini dan cari tau, terbuat dari apa racun ini!" lanjut Hun Xun sambil memberri perintah pada Han Xuelian. Han Xuelian melakukan apa yang diperintahkan oleh kakeknya. Dia mengambil beberapa tetes darah dan menempatkannya dalam sebuah wadah.Kemudian, Han Xuelian mulai bekerja untuk mengidentifikasi bahan apa yang digunakan dalam racun tersebut dan bagaimana cara kerjanya. Jika mereka berhasil menemukan jawabannya, mereka akan dapat membuat obat penawar yang sesuai.Han Xuelian mengalirkan Qi ke jari telunjuknya dan mendekatkannya ke tetesan darah di dalam wadah. Ini adalah teknik khusus yang d
Beberapa waktu berlalu, Bai Lihai dan empat Kultivator menyelesaikan makan mereka. Namun, mereka belum meninggalkan restoran tersebut. Ada hal yang tengah mereka bicarakan. "Aku tau kita tidak punya hubungan yang dekat, tapi kita perlu membicarakan ini. Bagaimana cara kita membuat laporan tentang upaya Jiang Durong yang ingin membangkitkan Huyao ini?" ucap Yao Yikai. "Laporkan saja, apa susahnya! Kalian bisa melapor ke Dewan Kehidupan atau ke sekte kalian. Bukankah, rencana itu disusun oleh salah satu fraksi di sekte kalian!" jawab Bai Lihai. Keempat Kuktivator saling berpandangan. Mereka merasa Bai Lihai tidak mengerti dengan permasalahan yang sedang dihadapi. "Permasalahannya, kita tidak punya bukti. Kita tidak bisa menggunakan ladang Ginseng Api yang kita temui sebelumnya karena itu sudah kamu hancurkan. Tidak mungkin laporan kita diterima jika tidak ada bukti. Yang ada justru kita yang dianggap melakukan fitnah!" Yao Yikai kembali menjelas
Bai Lihai keluar dari ruangan tersebut. Ia meninggalkan Lu Jiwen yang tengah terbaring. Meski kondisi pemuda itu belum cukup baik, tapi ia sudah mendapat penanganan yang tepat. Bai Lihai tidak perlu mengkhawatirkannya. Secara diam-diam, Bai Lihai meninggalkan rumah pengobatan. Ia merasa suntuk terus berada di tempat itu, sehingga memutuskan mencari udara segar. Si pemuda melangkah dengan berhati-hati, menghindari setiap petugas rumah pengobatan yang ada. Jika ada yang tau ia sembuh secara tiba-tiba, maka akan bisa terjadi kehebohan. Akan ada banyak pertanyaan yang datang padanya, yang sulit untuk ia jawab. Tidak ada kesulitan berarti yang ia alami, Bai Lihai berhasil keluar dari rumah pengobatan dengan mulus. Saat itu juga, ia langsung dihadapkan suasana kota Dongyun yang gemerlap. Malam hari di kota Dongyun begitu indah. Cahaya lampu-lampu kota menyinari jalanan yang ramai dengan aktivitas warga dan pengunjung.Saat ia berjalan di se
Bai Lihai mulai tersadar. Saat ia membuka mata, pandangannya langsung dihadapkan pada sosok wanita yang menggunakan cadar. Sontak, ia langsung membangkitkan badan. Ia terkejut dengan keberadaan wanita bermarga Zhu itu. "Apa yang kamu lakukan di sini?" tanya Bai Lihai. "Plak...!"Bukan sebuah jawaban yang didapatkan oleh Bai Lihai, melainkan sebuah tamparan. Pipi si pemuda jadi memerah akibat tamparan yang cukup keras itu. "Apa yang kamu lakukan? Apa alasanmu menamparku?" Bai Lihai mempertanyakan alasan wanita bermarga Zhu itu menamparnya. "Kau menghilangkan Manual Mata Angin. Aku sudah memeriksa isi Cincin Ruang-mu dan Manual itu tidak ada di sana. Ke mana buku itu perginya?" Wanita bermarga Zhu mengungkapkan apa yang membuat ia menapar Bai Lihai. Bai Lihai dibuat terdiam. Ini sesuatu yang terlupakan oleh Bai Lihai. Ia baru teringat sekarang bahwa ia meminjamkan Manual Mata Angin pada Xiao Qiumei. Bai Lihai memijat
Hari ini adalah hari yang penuh harap bagi Sekte Gerbang Naga, terutama bagi Tetua Agung mereka, Gao Huo. Pengobatan Gao Lin akan segera dilakukan. Han Xun yang telah bekerja keras telah berhasil membuat ramuan yang bisa memulihkan kembali cucu Tetua Agung itu dari kelumpuhan.Satu ruangan di Sekte Gerbang Naga kini menjadi fokus perhatian. Ruang ini adalah tempat di mana Gao Lin terbaring kaku di atas ranjang selama lebih dari satu tahun. Ruangan itu tidak hanya diisi oleh Gao Lin seorang. Kakeknya, Gao Huo serta Han Xun yang akan mengobatinya ada di ruang tersebut. Tidak hanya mereka, Han Xuelian dan Bai Liwei juga ikut ada di sana melihat bagaimana Gao Lin akan diobati. Satu hal yang sangat disayangkan adalah kedua orang tua Gao Lin tidak ada di sana karena mereka telah meninggalkan Sekte Gerbang Naga untuk alasan yang tidak jelas. "Tuan Muda Gao, mohon izinkan saya mengobati anda!" Han Xun neminta izin terlebih dahulu sebelum memberi pemgob