Wanita itu bernama Jiang Fangling. Ia tidak lain adalah saudara kembar dari Jiang Fangzhou. "Memalukan! Melawan Kultivator Qi Refining saja kau tidak mampu!" Jiang Fangling menyindir Jiang Fangzhou. "Kenapa kau selalu datang terlambat!" Jiang Fangzhou tidak senang dengan Jiang Fangling yang baru saja datang. "Mesti terlambat, tapi aku bisa menyelesaikan misi lebih baik darimu!" Jiang Fangling membalas ucapan Jiang Fangzhou. Di sisi lain, Bai Lihai mencoba membangkitkan diri. "Apa yang kau lakukan padanya?"Jiang Fangling mengarahkan pandangannya pada Bai Lihai. Bola mata mereka saling beradu pandang. Meski wajah Bai Lihai tertutup topeng, tapi dari sorot matanya, Jiang Fangling bisa menebak bahwa pemuda itu sangat tampan. Jiang Fangling ini memiliki fisik yang menarik. Wajah cantik dan kulit yang bersih. Memiliki tubuh indah dengan dada yang besar. Ditambah lagi, ia mengenakan pakaian yang sexi dengan menunjukkan belahan dada dan pahanya. Semua pria akan menelan ludah melihat wani
"Terima kasih Tuan Liu, sudah menginzinkan kami merawat kedua orang ini di Mansion Bintang!" ucap Han Xuelian pada pria paruh baya di hadapannya. "Nona Han tidak perlu berterima kasih! Mansion Bintang terbuka bagi siapapun yang membutuhkan bantuan!" Liu Jin membalas ucapan Han Xuelian. Han Xuelian dan Wang Lina telah membawa Bai Lihai dan Xiao Qiumei ke Mansion Bintang. Hubungan baik antara Sekte Gerbang Naga dan Mansion Bintang membuat kedua wanita itu bisa dengan mudah meminjam sebuah ruangan di Mansion Bintang untuk merawat kedua orang itu. Mansion Bintang adalah tempat terbaik yang bisa digunakan Han Xuelian dan Wang Lina dalam merawat Bai Lihai dan Xiao Qiumei. Jika membawanya ke Sekte Gerbang Naga, akan memerlukan waktu yang lama. Sementara, racun Bai Lihai harus segera ditangani. Racun ini membuat darah Bai Lihai menjadi membeku. Sebenarnya, Han Xuelian bisa membuat obat penawar untuk racun ini, mengingat bidang ilmu utama yang ia pelajari adalah Alkemis, bukan Beladiri. Per
Bai Lihai mulai sadarkan diri esok harinya. Si pemuda membangkitkan badan yang tengah terbaring."Pelan-pelan! Kondisimu belum sepenuhnya pulih!" Han Xuelian yang melihat Bai Lihai sudah tersadar, membatu si pemuda untuk bangkit."Han Xuelian...!" gumam Bai Lihai setelah melihat wajah gadis yang membantunya. Raut wajah Han Xuelian langsung berubah setelah mendengar pemuda itu menyebut namanya. "Kamu mengenaliku?" Han Xuelian semakin yakin bahwa pemuda bertopeng itu adalah orang yang sudah ia kenal. Bai Lihai kebingungan menjawab pertanyaan si gadis. Tidak mungkin ia mengatakan siapa dirinya sebenarnya. "Nona Han adalah seorang jenius muda Sekte Gerbang Naga. Sudah pasti semua orang mengenali Nona!" Bai Lihai mencari alasan. Perkataan Bai Lihai jelas tidak bisa dipercaya oleh Han Xuelian. Bakat yang dimiliki oleh si gadis tentu membuat ia sangat terkenal dikalangan anggota Sekte Gerbang Naga. Namun, itu belum cukup membuat ia terkenal di luar sekte. Hanya Kultivator dengan tingkat
"Buka topengmu!" Han Xuelian mengacungkan bilah pedang pada Bai Lihai.Si pemuda tidak menanggapi perkataan si gadis. Dalam pikirannya, mungkin saja apa yang telah ia katakan sudah keterlaluan, sehingga membuat Han Xuelian harus bersikap lebih keras."Kenapa kau diam saja? Kenapa kau harus memakai topeng? Apa kau seorang buronan, sehingga perlu menutupi wajahmu?" lanjut Han Xuelian. Jantung Bai Lihai langsung berdegup cepat ketika Han Xuelian mengatakan itu. 'Apa dia tau siapa aku! Sial... tadi aku bercerita sedikit tentang kisah hidupku!' Bai Lihai khawatir identitasnya diketahui oleh gadis itu. Namun, ia masih bisa bersikap tenang. Mungkin saja maksud gadis itu bukan tentang buronan Sekte Gerbang Naga yang membuat lumpuh cucu Tetua Agung mereka. Mungkin saja itu hanya perasaan Bai Lihai yang merasa kurang nyaman dengan statusnya sebagai buronan. Bai Lihai sangat yakin Han Xuelian bisa membaca praktik Kultivasi-nya. Ini bisa memberi keyakinan pada Bai Lihai bahwa Han Xuelian tidak
Pasrah hanya akan membuat Bai Lihai tertangkap. Pilihan terbaik yang bisa diambil oleh si pemuda adalah melawan. Peluang Bai Lihai bisa mengalahkan Han Xuelian sangatlah kecil. Namun, itu masih lebih baik dari pada ia menyerah. Masih ada kesempatan baginya untuk lolos. Sebuah tebasan langsung diberikan oleh Bai Lihai. Namun, sekali lagi Han Xuelian kembali menangkisnya. "Aku hanya ingin memastikan kau adalah orang yang kami cari atau bukan, tapi kau malah menyerangku! Apa kau benar-benar orang itu?" ucap Han Xuelian. "Nona, jangan sembarangan menuduh! Aku bukan orang yang kamu cari," balas Bai Lihai. "Kalau begitu perlihatkan wajahmu!" Bai Lihai tidak membiarkan Han Xuelian begitu saja melihat wajahnya. Tiap si gadis berusaha membuka topengnya, Bai Lihai selalu memberi tebasan pada Han Xuelian. Dan tiap si pemuda melakukan tebasan, si gadis selalu bisa menangkis. Pertarungan tidak bisa dihindarkan. Pedang Matahari dan Pedang Api Suci saling beradu, menghasilkan sebuah gelombang k
"Harga Ginseng Darah ini bernilai tinggi. Tidak cukup dibayar hanya dengan Nona tidak membuka topengku!" Melihat raut wajah Han Xuelian sebelumnya, Bai Lihai yakin kebutuhan si gadis terhadap Ginseng Darang berusia seratus tahun cukup mendesak. Jika tidak, tidak mungkin si gadis bersedia untuk tidak membuka topeng Bai Lihai. Si pemuda pun memanfaatkan situasi ini. "Aku sudah memberimu Pil Pembakar Darah sebelumnya. Anggap saja Ginseng Darah itu adalah bayaran terhadap obat yang kuberikan." Han Xuelian membalas ucapan Bai Lihai. "Aku tau Pil Pembakar Darah berharga mahal, tapi itu baru setengah dari harga Ginseng Darah ini. Nona, yang aku minta mungkin bukan barang berharga bagimu. Aku hanya meminta satu rumpun Rumput Akar Emas!"Rumput Akar Emas tumbuh subur di Sekte Gerbang Naga, sehingga memintanya pada Han Xuelian adalah sesuatu yang masuk akal. Bagi anggota Sekte Gerbang Naga, Tanaman Roh ini tidak terlalu bernilai. Akan mudah bagi Han Xuelian untuk menyetujuinya. "Baiklah, aku
Sekte Bulan Perak adalah satu dari tiga sekte teratas di Benua Tengah. Kedudukannya setara dengan Sekte Gerbang Naga dan Sekte Gunung Selatan. Reputasi mereka begitu besar sehingga banyak Kultivator tanpa sekte yang ingin bergabung dengan mereka. Bahkan, sejumlah Kultivator di sekte kecil pun juga sering berusaha bergabung dengan mereka.Dengan nama besar yang mereka miliki, tentu tidak mudah untuk menjadi bagian dari sekte ini. Ada sebuah ujian yang begitu ketat yang harus dilalui agar bisa diterima menjadi anggota Sekte Bulan Perak. Kurang lebih dalam waktu dua minggu lagi, Sekte Bulan Perak akan mengadakan ujian masuk. Siapapun bisa mengikuti ujian ini asalkan orang itu memiliki bakat untuk melakukan Kultivasi. Ada ribuan Kultivator yang mendaftar ujian tersebut, tapi hanya sekitar 30 orang yang akan diterima. Ujian masuk belum diadakan, tapi ada tiga orang yang telah resmi menjadi anggota baru Sekte Bulan Perah tahun ini tanpa melalui sebuah ujian. Ketiga orang itu tidak lain ada
Bai Lihai kembali ke goa yang ia tinggali setelah pergi dari Sekte Gerbang Naga. Tempat ini bagaikan rumah baginya. Hanya di tempat ini si pemuda merasa bebas tanpa harus menggunakan topeng. Kini, Rumput Akar Emas sudah ia dapatkan. Ramuan untuk menghancurkan penghalang Kultivasi-nya sudah bisa ia buat. Si pemuda kembali mengeluarkan Tungku Pil dari Cincin Ruang. Rumput Akar Emas beserta sejumlah bahan lain dimasukkan ke dalam Tungku Pil tersebut. Meski kini Bai Lihai sudah bisa menggunakan Qi, nyatanya ia memilih untuk tetap menggunakan Batu Roh untuk mengaktifkan Tungku Pil. Sembari menunggu Tungku Pil menyelesaikan pekerjaan, Bai Lihai memilih beristirahat dengan menyandarkan diri pada dinding goa. Pikirannya melayang pada kejadian yang ia alami di Kota Zhenzhu. Tidak disangka, si pemuda bertemu dengan Han Xuelian. Bai Lihai mengelus gelang yang ada di lengan kirinya. Sebuah gelang yang tidak lain adalah pemberian Han Xuelian. Awalnya, Bai Lihai tidak peduli dengan si gadis. N
"Itu karena keluarga Wen tidak sanggup lagi memberi energi pada Kubus Pengetahuan, sedangkan keluarga Jiang bisa melakukannya, bahkan memberikan energi yang lebih baik!"Kata-kata itu tidak diucapkan oleh penjaga gerbang, melainkan orang yang datang dari dalam. Orang ini tidak lain adalah Jiang Durong. Jiang Fangzhou dan Jiang Fangling terkejut dengan kedatangan Jiang Durong. Mereka merasa gugup bertemu kembali dengan wanita itu. "Berani sekali kalian datang ke sini setelah apa yang kalian lakukan padaku. Apa kalian sudah siap menerima pembalasan dariku!" lanjut Jiang Durong sambil membuat Senjata Elemental. Jiang Fangzhou dan Jiang Fangling langsung bersujud pada Jiang Durong. Mereka berusaha meredakan amarah wanita itu sembari meyakinkannya untuk membawa mereka masuk."Ampuni kami, Senior Durong, kami Khilaf. Kami rela melakulan apa pun yang Senior lakukan agar Senior memaafkan kami!" ucap keduanya serentak. Jiang Durong me
Bai Lihai dan empat Kultivator dengan penuh tekad meninggalkan Kota Dongyun dan memulai perjalanan menuju Sekte Lembah Bambu. Mereka menyadari bahwa penting untuk segera mencari bukti yang mengaitkan fraksi keluarga Jiang dengan rencana membangkitkan Huyao. Misi ini terbilang berbahaya, tapi mereka bersedia melakukannya. Keselamatan Benua Tengah dipertaruhkan dalam hal ini. "Ada dua masalah yang kita hadapi sekarang. Pertama, bagaimana cara kalian bertemu dengan Jiang Durong. Kedua, bagaimana kalian menyakinkan Jiang Durong untuk menerima kalian!" ucap Bai Lihai. Ini tidak terpikirkan oleh mereka sebelumnya. Masalah seperti ini tidak sempat mereka diskusikan. Empat Kultivator telah meninggalkan Sekte Lembah Bambu secara sepihak, sehingga sulit bagi mereka masuk kembali ke sana. Artinya mereka juga akan kesulitan untuk menemukan Jiang Durong. Jikapun berhasil bertemu Jiang Durong, belum tentu dia menerima keempat Kultivator dalam renc
Han Xuelian menatap Bai Lihai dengan tatapan heran dan sedikit cemburu. Meskipun dia tahu bahwa mereka tidak punya hubungan yang istimewa, tapi ada perasaan aneh yang muncul di dalam dirinya. Dia merasa seperti kehilangan sesuatu yang seharusnya ada di sisinya."Jangan dengarkan dia! Otaknya sedikit tidak beres!" bisik Bai Lihai pada Han Xuelian. Entah kenapa Bai Lihai merasa perlu mengatakan itu pada Han Xuelian. Ia seperti merasa punya kewajiban untuk menjelaskan bahwa ia tidak punya hubungan apa-apa dengan wanita itu. Setidaknya, kata-kata Bai Lihai itu membuat Han Xuelian menjadi sedikit lega. Lagi pula, si gadis tidak sepenuhnya percaya perkataan wanita itu. Ia terlihat seperti wanita penggoda yang menjijikan bagi si gadis. Ia yakin, Bai Lihai tidak akan tertarik wanita itu. Tiba-tiba saja, Han Xun menepuk pundak Bai Lihai. "Kenapa kamu justru memberi penjelasan pada cucuku, padahal wanita ini mengatakannya padaku!"Meski Bai Liha
"Lihai...! Apa yang sedang kamu lakukan di sini?" tanya Han Xuelian keheranan. "Xuelian...! Apa kamu Grandmaster Alkemis itu?" Bai Lihai justru balik bertanya. Jelas saja Bai Lihai merasa terkejut. Bukan hanya karena tidak menyangka orang yang ia temui adalah Han Xuelian, tapi juga karena berita sebelumnya mengatakan bahwa yang akan mengobati Lu Jiwen adalah seorang Grandmaster Alkemis. Meski Bai Lihai tau bahwa Han Xuelian tau mempelajari ilmu Alkemis, tapi ia tidak menyangka bahwa gadis itu sudah mendapatkan gelar Grandmaster Alkemis. Han Xuelian tersenyum simpul mendengar pertanyaan Bai Lihai. Pemuda itu sepertinya salah paham dengan apa yang terjadi. "Bukan, Lihai. Aku masih jauh dari gelar Grandmaster Alkemis. Aku masih dalam tahap belajar dan mencari pengalaman," jelas Han Xuelian dengan rendah hati. "Grandmaster Alkemis yang dimaksud adalah kakekku. Aku datang bersamanya!" lanjut Han Xuelian. "Tetua Han juga datang!"
Han Xun memeriksa kondisi Lu Jiwen dengan cermat. Dia mengalirkan Qi ke tubuh pemuda itu untuk mengetahui seberapa kuat racun yang telah menyerangnya."Racun ini terbilang cukup kuat. Kultivator Nascent Soul pun akan kesulitan menahan racun ini!" ucap Han Xun memberitahu sedikit tentang racun yang diterima Lu Jiwen. "Lian'er, ambil beberapa tetes darah pemuda ini dan cari tau, terbuat dari apa racun ini!" lanjut Hun Xun sambil memberri perintah pada Han Xuelian. Han Xuelian melakukan apa yang diperintahkan oleh kakeknya. Dia mengambil beberapa tetes darah dan menempatkannya dalam sebuah wadah.Kemudian, Han Xuelian mulai bekerja untuk mengidentifikasi bahan apa yang digunakan dalam racun tersebut dan bagaimana cara kerjanya. Jika mereka berhasil menemukan jawabannya, mereka akan dapat membuat obat penawar yang sesuai.Han Xuelian mengalirkan Qi ke jari telunjuknya dan mendekatkannya ke tetesan darah di dalam wadah. Ini adalah teknik khusus yang d
Beberapa waktu berlalu, Bai Lihai dan empat Kultivator menyelesaikan makan mereka. Namun, mereka belum meninggalkan restoran tersebut. Ada hal yang tengah mereka bicarakan. "Aku tau kita tidak punya hubungan yang dekat, tapi kita perlu membicarakan ini. Bagaimana cara kita membuat laporan tentang upaya Jiang Durong yang ingin membangkitkan Huyao ini?" ucap Yao Yikai. "Laporkan saja, apa susahnya! Kalian bisa melapor ke Dewan Kehidupan atau ke sekte kalian. Bukankah, rencana itu disusun oleh salah satu fraksi di sekte kalian!" jawab Bai Lihai. Keempat Kuktivator saling berpandangan. Mereka merasa Bai Lihai tidak mengerti dengan permasalahan yang sedang dihadapi. "Permasalahannya, kita tidak punya bukti. Kita tidak bisa menggunakan ladang Ginseng Api yang kita temui sebelumnya karena itu sudah kamu hancurkan. Tidak mungkin laporan kita diterima jika tidak ada bukti. Yang ada justru kita yang dianggap melakukan fitnah!" Yao Yikai kembali menjelas
Bai Lihai keluar dari ruangan tersebut. Ia meninggalkan Lu Jiwen yang tengah terbaring. Meski kondisi pemuda itu belum cukup baik, tapi ia sudah mendapat penanganan yang tepat. Bai Lihai tidak perlu mengkhawatirkannya. Secara diam-diam, Bai Lihai meninggalkan rumah pengobatan. Ia merasa suntuk terus berada di tempat itu, sehingga memutuskan mencari udara segar. Si pemuda melangkah dengan berhati-hati, menghindari setiap petugas rumah pengobatan yang ada. Jika ada yang tau ia sembuh secara tiba-tiba, maka akan bisa terjadi kehebohan. Akan ada banyak pertanyaan yang datang padanya, yang sulit untuk ia jawab. Tidak ada kesulitan berarti yang ia alami, Bai Lihai berhasil keluar dari rumah pengobatan dengan mulus. Saat itu juga, ia langsung dihadapkan suasana kota Dongyun yang gemerlap. Malam hari di kota Dongyun begitu indah. Cahaya lampu-lampu kota menyinari jalanan yang ramai dengan aktivitas warga dan pengunjung.Saat ia berjalan di se
Bai Lihai mulai tersadar. Saat ia membuka mata, pandangannya langsung dihadapkan pada sosok wanita yang menggunakan cadar. Sontak, ia langsung membangkitkan badan. Ia terkejut dengan keberadaan wanita bermarga Zhu itu. "Apa yang kamu lakukan di sini?" tanya Bai Lihai. "Plak...!"Bukan sebuah jawaban yang didapatkan oleh Bai Lihai, melainkan sebuah tamparan. Pipi si pemuda jadi memerah akibat tamparan yang cukup keras itu. "Apa yang kamu lakukan? Apa alasanmu menamparku?" Bai Lihai mempertanyakan alasan wanita bermarga Zhu itu menamparnya. "Kau menghilangkan Manual Mata Angin. Aku sudah memeriksa isi Cincin Ruang-mu dan Manual itu tidak ada di sana. Ke mana buku itu perginya?" Wanita bermarga Zhu mengungkapkan apa yang membuat ia menapar Bai Lihai. Bai Lihai dibuat terdiam. Ini sesuatu yang terlupakan oleh Bai Lihai. Ia baru teringat sekarang bahwa ia meminjamkan Manual Mata Angin pada Xiao Qiumei. Bai Lihai memijat
Hari ini adalah hari yang penuh harap bagi Sekte Gerbang Naga, terutama bagi Tetua Agung mereka, Gao Huo. Pengobatan Gao Lin akan segera dilakukan. Han Xun yang telah bekerja keras telah berhasil membuat ramuan yang bisa memulihkan kembali cucu Tetua Agung itu dari kelumpuhan.Satu ruangan di Sekte Gerbang Naga kini menjadi fokus perhatian. Ruang ini adalah tempat di mana Gao Lin terbaring kaku di atas ranjang selama lebih dari satu tahun. Ruangan itu tidak hanya diisi oleh Gao Lin seorang. Kakeknya, Gao Huo serta Han Xun yang akan mengobatinya ada di ruang tersebut. Tidak hanya mereka, Han Xuelian dan Bai Liwei juga ikut ada di sana melihat bagaimana Gao Lin akan diobati. Satu hal yang sangat disayangkan adalah kedua orang tua Gao Lin tidak ada di sana karena mereka telah meninggalkan Sekte Gerbang Naga untuk alasan yang tidak jelas. "Tuan Muda Gao, mohon izinkan saya mengobati anda!" Han Xun neminta izin terlebih dahulu sebelum memberi pemgob