Sekte Bulan Perak adalah satu dari tiga sekte teratas di Benua Tengah. Kedudukannya setara dengan Sekte Gerbang Naga dan Sekte Gunung Selatan. Reputasi mereka begitu besar sehingga banyak Kultivator tanpa sekte yang ingin bergabung dengan mereka. Bahkan, sejumlah Kultivator di sekte kecil pun juga sering berusaha bergabung dengan mereka.Dengan nama besar yang mereka miliki, tentu tidak mudah untuk menjadi bagian dari sekte ini. Ada sebuah ujian yang begitu ketat yang harus dilalui agar bisa diterima menjadi anggota Sekte Bulan Perak. Kurang lebih dalam waktu dua minggu lagi, Sekte Bulan Perak akan mengadakan ujian masuk. Siapapun bisa mengikuti ujian ini asalkan orang itu memiliki bakat untuk melakukan Kultivasi. Ada ribuan Kultivator yang mendaftar ujian tersebut, tapi hanya sekitar 30 orang yang akan diterima. Ujian masuk belum diadakan, tapi ada tiga orang yang telah resmi menjadi anggota baru Sekte Bulan Perah tahun ini tanpa melalui sebuah ujian. Ketiga orang itu tidak lain ada
Bai Lihai kembali ke goa yang ia tinggali setelah pergi dari Sekte Gerbang Naga. Tempat ini bagaikan rumah baginya. Hanya di tempat ini si pemuda merasa bebas tanpa harus menggunakan topeng. Kini, Rumput Akar Emas sudah ia dapatkan. Ramuan untuk menghancurkan penghalang Kultivasi-nya sudah bisa ia buat. Si pemuda kembali mengeluarkan Tungku Pil dari Cincin Ruang. Rumput Akar Emas beserta sejumlah bahan lain dimasukkan ke dalam Tungku Pil tersebut. Meski kini Bai Lihai sudah bisa menggunakan Qi, nyatanya ia memilih untuk tetap menggunakan Batu Roh untuk mengaktifkan Tungku Pil. Sembari menunggu Tungku Pil menyelesaikan pekerjaan, Bai Lihai memilih beristirahat dengan menyandarkan diri pada dinding goa. Pikirannya melayang pada kejadian yang ia alami di Kota Zhenzhu. Tidak disangka, si pemuda bertemu dengan Han Xuelian. Bai Lihai mengelus gelang yang ada di lengan kirinya. Sebuah gelang yang tidak lain adalah pemberian Han Xuelian. Awalnya, Bai Lihai tidak peduli dengan si gadis. N
Beberapa waktu berlalu, Bai Lihai sampai di sebuah kota kecil yang berada di dekat portal Tanah Mutiara Putih. Kota ini biasanya cukup sepi, tapi hari ini kota ini sudah ramai dikunjungi oleh banyak Kultivator. Tiga hari lagi, portal menuju Tanah Mutiara Putih akan dibuka. Semua Kultivator yang ingin pergi ke tempat itu sudah mempersiapkan diri sebaik-baiknya, tak terkecuali Bai Lihai. Sepanjang perjalanan dari goa tempat ia tinggal, hingga sampai di kota ini, Bai Lihai selalu menyempatkan diri untuk berlatih. Saat ini, Bai Lihai telah menerobos ke ranah Qi Refining 7. "Tuan, apa tokomu menjual Kertas Jimat?"Saat ini, Bai Lihai sedang berada di sebuah toko yang menjual berbagai macam kertas. Kertas yang dimiliki si pemuda telah habis. Untuk itu, ia perlu mengisi ulang persediaannya. Tidak ada kertas khusus yang diperlukan dalam membuat sebuah Jimat. Hanya kertas biasa yang sama dengan kertas-kertas lainnya. Hanya saja, kertas ini harus memiliki ketebalan yang baik agar bisa menamp
Terpaksa Bai Lihai membiarkan Xiao Qiumei tidur di tenda miliknya. Berdebat dengan gadis itu hanya akan membuat kepala si pemuda menjadi semakin sakit. Lebih baik ia mencurahkan tenaganya untuk hal yang lebih penting. Beberapa kertas yang telah ia beli dikeluarkan dari Cincin Ruang. Sebelum portal Tanah Mutiara Putih terbuka, Bai Lihai harus memiliki banyak persediaan Jimat untuk mempermudahnya menjelajahi Dimensi Saku itu. Mungkin tidak seluruh kertas yang bisa ia ubah menjadi Jimat. Namun, beberapa ribu Jimat bisa ia buat sebelum portal Tanah Mutiara Putih dibuka. Bai Lihai mulai menggoreskan kuas pada kertas. Bukan goresan biasa, melainkan goresan yang dialiri Qi untuk menciptakan Roh Array. Jimat-jimat yang dibuat oleh Bai Lihai adalah Jimat yang bisa digunakan dalam pertarungan. Hanya beberapa jenis Jimat yang si pemuda buat, tapi tiap jenis dibuat dalam jumlah yang banyak. Jika saja Bai Lihai memiliki jiwa bisnis yang tinggi, mungkin ia bisa menjual Jimat-jimat itu pada para
Sebuah lorong cahaya berwarna biru muncul pada sebuah dinding tebing yang berada tidak jauh dari kota yang disinggahi Bai Lihai. Lorong inilah yang menjadi portal menuju Tanah Mutiara Putih. Berbagai Kultivator dari berbagai latar belakang telah berkumpul, baik Kultivator yang berasal dari sebuah sekte ataupun Kultivator Liar. Demi keamanan, Kultivator Sekte biasanya berangkat dalam jumlah armada yang cukup banyak. Sedangkan Kultivator Liar memilih untuk membuat aliansi dengan Kultivator Liar lainnya. Sekitar 3000 Kultivator terlihat antri untuk memasuki portal tersebut. Tidak ada keributan yang terjadi, mereka masih bisa sabar menanti kesempatan mereka untuk masuk. Portal itu berukuran sangat besar, sehingga bisa dimasuki oleh banyak orang sekaligus. Belum lagi, waktu terbukanya portal cukup lama, yaitu selama satu hari. Tidak ada yang perlu dikhawatirkan oleh para Kultivator, mereka pasti mendapat kesempatan untuk masuk. "Sebaiknya kau kembali ke kota! Tanah Mutiara Putih terlal
Bai Lihai menggunakan lima Jimat Pelindung sekaligus. Sebuah kubah muncul melindungi sepasang muda-mudi itu. Tombak es yang dilepaskan oleh Elang Es sama sekali tidak dapat menembus kubah tersebut. Jimat Pelindung ini cukup efektif untuk menahan serangan Hewan Roh di ranah Core Formation. Jimat ini bisa digabungkan sehingga membentuk kekuatan yang lebih besar. Sayangnya, tidak banyak Jimat yang seperti ini. Jimat-jimat lain tidak bisa digabung dan hanya menambah jumlah jika digunakan dalam jumlah banyak sekaligus. Untuk sementara waktu, Bai Lihai dan Xiao Qiumei bisa selamat. Namun, mereka tidak bisa terus-terusan seperti ini. Elang Es itu meluncur ke arah Kubah Cahaya yang dibuat oleh Bai Lihai. Ia mematok-matok kubah untuk menghancurkannya. "Apa yang harus kita lakukan sekarang? Jika terus begini, dia bisa menghancurkannya!" Xiao Qiumei menggoyang-goyang tubuh Bai Lihai, meminta solusi dari si pemuda. "Kau bisa tenang tidak! Aku sedang berpikir!" Bai Lihai merasa kesal dengan ap
Malam menjelang. Bai Lihai mendirikan tenda untuk tempat ia beristirahan. Seperti sebelumnya, Xiao Qiumei kembali ikut beristirahat di tendanya. Meski tidak senang, tapi Bai Lihai tidak mengusir si gadis begitu saja. Berdebat dengannya hanya akan buang-buang energi. Setidaknya, tenda ini cukup besar. Cukup untuk mereka tempati, tanpa bersentuhan sedikit pun. Bai Lihai mengelus Kristal Jiwa yang telah ia jadikan mainan kalung. Pikiran si pemuda bertanya-tanya, apa yang membuat Elang Es itu menyerahkan jiwa padanya begitu saja!Tidak sampai di situ, setelah Elang Es mengikat kontrak dengan Bai Lihai, Kultivasi-nya tidak berubah, tetap pada ranah Core Formation. Biasanya, praktik Kultivasi Hewan Kontrak akan mengikuti Kultivasi tuannya. Pertanyaan itu tidak terlalu mengganggu Bai Lihai. Sudah banyak kejadian aneh yang ia lalui sebelumnya. Hal ini juga seperti berhubungan dengan serangkaian kejadian aneh itu.'Siapa yang telah mengatur ini semua? Apakah gadis bercadar itu atau ada pihak
Bai Lihai dan Xiao Qiumei kembali melanjutkan perjalanan. Sesekali, si pemuda melirik pada si gadis yang sejak bangun tidak bicara sedikit pun. Sangat berbeda dengan dia yang sebelumnya. Mungkin saja karena dia merasa marah karena semalam Bai Lihai tidak menjawab pertanyaannya. Namun, itu sebenarnya agak aneh karena Bai Lihai sudah sering tidak menjawab pertanyaan si gadis dan tidak ada perubahan sikap dari Xiao Qiumei. Apapun alasannya, Bai Lihai tidak mau tau. Ia justru senang karena Xiao Qiumei tidak akan mengganggunya untuk sementara waktu. "Kau tidak bertanya kenapa aku hanya diam sejak tadi!" Tiba-tiba saja Xiao Qiumei bersuara. Bai Lihai mendengus kesal di dalam hati. Baru saja ia merasa tenang, tiba-tiba Xiao Qiumei sudah kembali menanyakan sebuah pertanyaan aneh. "Hais...! Padahal aku sudah susah payah merubah sikap agar kau menjadi penasaran, tapi kau tetap saja tidak mau memulai pembicaraan," lanjut Xiao Qiumei. Bai Lihai terbatuk mendengar ucapan Xiao Qiumei. Ternyata
"Itu karena keluarga Wen tidak sanggup lagi memberi energi pada Kubus Pengetahuan, sedangkan keluarga Jiang bisa melakukannya, bahkan memberikan energi yang lebih baik!"Kata-kata itu tidak diucapkan oleh penjaga gerbang, melainkan orang yang datang dari dalam. Orang ini tidak lain adalah Jiang Durong. Jiang Fangzhou dan Jiang Fangling terkejut dengan kedatangan Jiang Durong. Mereka merasa gugup bertemu kembali dengan wanita itu. "Berani sekali kalian datang ke sini setelah apa yang kalian lakukan padaku. Apa kalian sudah siap menerima pembalasan dariku!" lanjut Jiang Durong sambil membuat Senjata Elemental. Jiang Fangzhou dan Jiang Fangling langsung bersujud pada Jiang Durong. Mereka berusaha meredakan amarah wanita itu sembari meyakinkannya untuk membawa mereka masuk."Ampuni kami, Senior Durong, kami Khilaf. Kami rela melakulan apa pun yang Senior lakukan agar Senior memaafkan kami!" ucap keduanya serentak. Jiang Durong me
Bai Lihai dan empat Kultivator dengan penuh tekad meninggalkan Kota Dongyun dan memulai perjalanan menuju Sekte Lembah Bambu. Mereka menyadari bahwa penting untuk segera mencari bukti yang mengaitkan fraksi keluarga Jiang dengan rencana membangkitkan Huyao. Misi ini terbilang berbahaya, tapi mereka bersedia melakukannya. Keselamatan Benua Tengah dipertaruhkan dalam hal ini. "Ada dua masalah yang kita hadapi sekarang. Pertama, bagaimana cara kalian bertemu dengan Jiang Durong. Kedua, bagaimana kalian menyakinkan Jiang Durong untuk menerima kalian!" ucap Bai Lihai. Ini tidak terpikirkan oleh mereka sebelumnya. Masalah seperti ini tidak sempat mereka diskusikan. Empat Kultivator telah meninggalkan Sekte Lembah Bambu secara sepihak, sehingga sulit bagi mereka masuk kembali ke sana. Artinya mereka juga akan kesulitan untuk menemukan Jiang Durong. Jikapun berhasil bertemu Jiang Durong, belum tentu dia menerima keempat Kultivator dalam renc
Han Xuelian menatap Bai Lihai dengan tatapan heran dan sedikit cemburu. Meskipun dia tahu bahwa mereka tidak punya hubungan yang istimewa, tapi ada perasaan aneh yang muncul di dalam dirinya. Dia merasa seperti kehilangan sesuatu yang seharusnya ada di sisinya."Jangan dengarkan dia! Otaknya sedikit tidak beres!" bisik Bai Lihai pada Han Xuelian. Entah kenapa Bai Lihai merasa perlu mengatakan itu pada Han Xuelian. Ia seperti merasa punya kewajiban untuk menjelaskan bahwa ia tidak punya hubungan apa-apa dengan wanita itu. Setidaknya, kata-kata Bai Lihai itu membuat Han Xuelian menjadi sedikit lega. Lagi pula, si gadis tidak sepenuhnya percaya perkataan wanita itu. Ia terlihat seperti wanita penggoda yang menjijikan bagi si gadis. Ia yakin, Bai Lihai tidak akan tertarik wanita itu. Tiba-tiba saja, Han Xun menepuk pundak Bai Lihai. "Kenapa kamu justru memberi penjelasan pada cucuku, padahal wanita ini mengatakannya padaku!"Meski Bai Liha
"Lihai...! Apa yang sedang kamu lakukan di sini?" tanya Han Xuelian keheranan. "Xuelian...! Apa kamu Grandmaster Alkemis itu?" Bai Lihai justru balik bertanya. Jelas saja Bai Lihai merasa terkejut. Bukan hanya karena tidak menyangka orang yang ia temui adalah Han Xuelian, tapi juga karena berita sebelumnya mengatakan bahwa yang akan mengobati Lu Jiwen adalah seorang Grandmaster Alkemis. Meski Bai Lihai tau bahwa Han Xuelian tau mempelajari ilmu Alkemis, tapi ia tidak menyangka bahwa gadis itu sudah mendapatkan gelar Grandmaster Alkemis. Han Xuelian tersenyum simpul mendengar pertanyaan Bai Lihai. Pemuda itu sepertinya salah paham dengan apa yang terjadi. "Bukan, Lihai. Aku masih jauh dari gelar Grandmaster Alkemis. Aku masih dalam tahap belajar dan mencari pengalaman," jelas Han Xuelian dengan rendah hati. "Grandmaster Alkemis yang dimaksud adalah kakekku. Aku datang bersamanya!" lanjut Han Xuelian. "Tetua Han juga datang!"
Han Xun memeriksa kondisi Lu Jiwen dengan cermat. Dia mengalirkan Qi ke tubuh pemuda itu untuk mengetahui seberapa kuat racun yang telah menyerangnya."Racun ini terbilang cukup kuat. Kultivator Nascent Soul pun akan kesulitan menahan racun ini!" ucap Han Xun memberitahu sedikit tentang racun yang diterima Lu Jiwen. "Lian'er, ambil beberapa tetes darah pemuda ini dan cari tau, terbuat dari apa racun ini!" lanjut Hun Xun sambil memberri perintah pada Han Xuelian. Han Xuelian melakukan apa yang diperintahkan oleh kakeknya. Dia mengambil beberapa tetes darah dan menempatkannya dalam sebuah wadah.Kemudian, Han Xuelian mulai bekerja untuk mengidentifikasi bahan apa yang digunakan dalam racun tersebut dan bagaimana cara kerjanya. Jika mereka berhasil menemukan jawabannya, mereka akan dapat membuat obat penawar yang sesuai.Han Xuelian mengalirkan Qi ke jari telunjuknya dan mendekatkannya ke tetesan darah di dalam wadah. Ini adalah teknik khusus yang d
Beberapa waktu berlalu, Bai Lihai dan empat Kultivator menyelesaikan makan mereka. Namun, mereka belum meninggalkan restoran tersebut. Ada hal yang tengah mereka bicarakan. "Aku tau kita tidak punya hubungan yang dekat, tapi kita perlu membicarakan ini. Bagaimana cara kita membuat laporan tentang upaya Jiang Durong yang ingin membangkitkan Huyao ini?" ucap Yao Yikai. "Laporkan saja, apa susahnya! Kalian bisa melapor ke Dewan Kehidupan atau ke sekte kalian. Bukankah, rencana itu disusun oleh salah satu fraksi di sekte kalian!" jawab Bai Lihai. Keempat Kuktivator saling berpandangan. Mereka merasa Bai Lihai tidak mengerti dengan permasalahan yang sedang dihadapi. "Permasalahannya, kita tidak punya bukti. Kita tidak bisa menggunakan ladang Ginseng Api yang kita temui sebelumnya karena itu sudah kamu hancurkan. Tidak mungkin laporan kita diterima jika tidak ada bukti. Yang ada justru kita yang dianggap melakukan fitnah!" Yao Yikai kembali menjelas
Bai Lihai keluar dari ruangan tersebut. Ia meninggalkan Lu Jiwen yang tengah terbaring. Meski kondisi pemuda itu belum cukup baik, tapi ia sudah mendapat penanganan yang tepat. Bai Lihai tidak perlu mengkhawatirkannya. Secara diam-diam, Bai Lihai meninggalkan rumah pengobatan. Ia merasa suntuk terus berada di tempat itu, sehingga memutuskan mencari udara segar. Si pemuda melangkah dengan berhati-hati, menghindari setiap petugas rumah pengobatan yang ada. Jika ada yang tau ia sembuh secara tiba-tiba, maka akan bisa terjadi kehebohan. Akan ada banyak pertanyaan yang datang padanya, yang sulit untuk ia jawab. Tidak ada kesulitan berarti yang ia alami, Bai Lihai berhasil keluar dari rumah pengobatan dengan mulus. Saat itu juga, ia langsung dihadapkan suasana kota Dongyun yang gemerlap. Malam hari di kota Dongyun begitu indah. Cahaya lampu-lampu kota menyinari jalanan yang ramai dengan aktivitas warga dan pengunjung.Saat ia berjalan di se
Bai Lihai mulai tersadar. Saat ia membuka mata, pandangannya langsung dihadapkan pada sosok wanita yang menggunakan cadar. Sontak, ia langsung membangkitkan badan. Ia terkejut dengan keberadaan wanita bermarga Zhu itu. "Apa yang kamu lakukan di sini?" tanya Bai Lihai. "Plak...!"Bukan sebuah jawaban yang didapatkan oleh Bai Lihai, melainkan sebuah tamparan. Pipi si pemuda jadi memerah akibat tamparan yang cukup keras itu. "Apa yang kamu lakukan? Apa alasanmu menamparku?" Bai Lihai mempertanyakan alasan wanita bermarga Zhu itu menamparnya. "Kau menghilangkan Manual Mata Angin. Aku sudah memeriksa isi Cincin Ruang-mu dan Manual itu tidak ada di sana. Ke mana buku itu perginya?" Wanita bermarga Zhu mengungkapkan apa yang membuat ia menapar Bai Lihai. Bai Lihai dibuat terdiam. Ini sesuatu yang terlupakan oleh Bai Lihai. Ia baru teringat sekarang bahwa ia meminjamkan Manual Mata Angin pada Xiao Qiumei. Bai Lihai memijat
Hari ini adalah hari yang penuh harap bagi Sekte Gerbang Naga, terutama bagi Tetua Agung mereka, Gao Huo. Pengobatan Gao Lin akan segera dilakukan. Han Xun yang telah bekerja keras telah berhasil membuat ramuan yang bisa memulihkan kembali cucu Tetua Agung itu dari kelumpuhan.Satu ruangan di Sekte Gerbang Naga kini menjadi fokus perhatian. Ruang ini adalah tempat di mana Gao Lin terbaring kaku di atas ranjang selama lebih dari satu tahun. Ruangan itu tidak hanya diisi oleh Gao Lin seorang. Kakeknya, Gao Huo serta Han Xun yang akan mengobatinya ada di ruang tersebut. Tidak hanya mereka, Han Xuelian dan Bai Liwei juga ikut ada di sana melihat bagaimana Gao Lin akan diobati. Satu hal yang sangat disayangkan adalah kedua orang tua Gao Lin tidak ada di sana karena mereka telah meninggalkan Sekte Gerbang Naga untuk alasan yang tidak jelas. "Tuan Muda Gao, mohon izinkan saya mengobati anda!" Han Xun neminta izin terlebih dahulu sebelum memberi pemgob