"Kalian berdua bereskan dua penjaga,yang ada di atas pos jaga sebelah kiri depan itu," komando Bara, pada kedua sniper yang ikut pada aksi itu. Dia merasa cukup melumpuhkan salah satu posko jaga atas itu. Karena jaraknya dengan posko di ujung kanannya, memang terlampau jauh. Bayangkan saja luas kediaman sang Jendral yang 1 hektar lebih itu. Dengan tembok keliling setinggi 7 meter, sebagai pembatas lahan tanahnya. Jika diukur, maka panjang masing-masing sisi tembok markas sang Jendral adalah sekitar 100 meter lebih."Baik Mas Bara..!" sahut patuh kedua sniper itu. "Setelah kedua penjaga posko atas itu dilumpuhkan. Kita semua langsung bergerak masuk menuju target masing-masing. Dan lakukan misi kita secepatnya. Setelah itu kita kembali langsung berkumpul di warung tadi," ujar Bara, mengarahkan para sahabatnya. "Baik..!" seru para sahabat mengerti. Kedua sniper langsung bersiap membidik target mereka, sesuai kesepakatan rencana.Nampak mereka berdua penuh fokus pada target, yang b
Taph..! ... Taph..! Sosok Brian, Sandi, dan Bara, mendarat di tempat awal mereka bergerak. Di rerimbunan semak di bawah pohon besar, nampak David dan Dimas juga menyusul tiba di sana. "Baiknya sekarang saja, David!" seru Bara, seraya mengeluarkan remot controlnya. Remote itu terhubung dengan detonator bom c4, yang telah mereka pasang di dalam markas sang Jendral tadi. "Baik Bara," David juga mengeluarkan remote control detonator bom c4, yang dipasangnya di gudang persenjataan sang Jendral. "Tiga ... Dua ... Satu..!!" Klik.! Bara menghitung mundur lalu pada hitungan akhir, dia segera menekan tombol 'fire'. Klik.! David pun membarengi. Maka ... Khraa - Blaammpsshk...!!! Tembok ruang pribadi sang Jendral pecah jebol berhamburan. Fondasi rumah itu bagai bergetar dahsyat, retakkan-retakkan dinding menjalar dengan cepat. Dan dinding 'ruang rahasia' sang Jendral pun ikut terbongkar hancur, memuntahkan batangan-batangan emas beterbangan ke segala penjuru. Lemari-lemari brankas di
"Hoakssh..! Bara bangsat..! Keparat..! Awas kalian..!" sang Jendral kembali memuntahkan darah segar dari mulutnya, sambil memaki penuh amarah pada Bara cs setelahnya. Ya, sesungguhnya Graito telah terluka dalam cukup parah. Akibat benturan pukulannya dengan Bara tadi. Rasa takut kehilangan harta dan kebebasannyalah, hal yang membuat Graito kuat bertahan. Seolah tak terjadi apa-apa dalam tubuhnya. Sang Jendral juga sudah maklum, siapa yang tadi beradu pukulan dengannya. Dia sangat hapal dengan aura power itu. Aura power yang sudah beberapa kali dilihatnya itu. Ya, itu adalah aura power khas Bara..! Betapa terkejutnya Freedy dan Pandu, saat melihat kedatangan sang Jendral dan rombongannya itu. Freedy langsung memerintahkan orang-orangnya. Untuk membantu menurunkan barang sang Jendral, dari helikopter besar itu. "Apa yang sebenarnya terjadi Paman Jendral..?! Kenapa wajah Paman pucat sekali. Sepertinya Paman terluka dalam," Pandu berseru kaget, seraya memapah sang Jendral menuju ke
"Garry..! Aku punya tugas untukmu. Kau mata-matailah markas Bara cs, dengan kemampuanmu menghilang itu. Seraplah info dari sana dan kabarkan padaku, apa saja yang mereka rencanakan terhadapku..!" sang Jendral memberi perintah langsung, pada orang barunya itu. "Siap Jendral..!" seru Garry King mantap. "Pandu..! Kau antarlah si Garry besok ke markas Bara cs. Cukup kau tunjukkan saja markasnya dari jauh. Lalu selanjutnya, kalian aturlah misi kalian ini. Dan laporkan padaku perkembangannya setiap saat..!" seru sang Jendral. "Baik Paman Jendral," sahut Pandu. Dan pembicaraan mereka pun terus berlanjut. *** Sementara di kediaman Winston. "Leonard. Ada kabar dari rekanan laboratorium kita. Colby dan Garry telah bertolak ke indonesia 3 hari yang lalu, dengan membawa serta hasil eksperimen kita. Apakah benar kau masih bekerjasama dengan mereka Leo..?" tanya sang ayah. "Hahh..?! Leonard malah baru tahu soal itu Ayah. Leonard sudah memutuskan hubungan kerjasama dengan mereka beberapa
Slaph..! Sosok tak kasat mata Garry melesat masuk ke dalam markas Bara. Dia langsung menghampiri ke arah teras vila, yang saat itu dilihatnya tengah terjadi pembicaraan antara Bara dan dua orang temannya. Dan diantara ketiga pemuda di teras itu, Garry melihat hanya Bara yang memberikan reaksi atas kehadirannya. Terlihat olehnya Bara seperti agak mengernyitkan alis matanya, lalu menoleh ke arah sekitar dirinya. 'Degh..!' Hati Garry serasa berdebar dibuatnya. 'Insting pemuda itu memang di atas rata-rata', bathinnya jerih. Segera Garry agak menjauh, dan merubah tujuan pengintaiannya ke arah ruang-ruang lain di vila itu. Sosok tak kasat mata Garry terus berkeliling, di area markas Bara cs. Dilihatnya juga 4 buah helikopter, yang standby di halaman samping vila. Dan akhirnya diketahuinya pula, ada beberapa anggota Pasukkan Super Level, yang sedang berlatih di bagian belakang halaman vila tersebut. Tinn.. Tinn..! Sebuah mobil Jazz hitam milik Resti masuk ke halaman vila dekat te
"Hmm. Apakah yang kau maksud si Colby dan temannya yang angkuh itu Leonard..? Orang yang bertemu denganku di pesta pernikahanmu dulu itu..?" tanya Bara. "Ya, benar Bara. Rupanya kau masih ingat pada mereka. Orang yang bernama Garry itu, dia memiliki kemampuan bisa menghilang dari pandangan mata Bara," ujar Leonard lagi. "Cukup berbahaya juga kemampuannya itu Leonard. Apakah dia juga bisa menembus dinding atau tembok Leonard..?" "Tidak Bara, dia hanya bisa tak terlihat saja dari pandangan. Dan aku tak heran jika dia nantinya menyelinap ke markasmu Bara. Berhati-hatilah." 'Degh..!' Dada Bara berdebar seketika. Karena belum lama dia memang merasakan, jika ada seseorang yang sedang memperhatikan dirinya dan para sahabatnya tadi di teras vila. Namun dia memang tak melihat siapa pun di tempat yang dicurigainya itu. "Sepertinya dia memang sudah ke sini tadi Leonard. Aku bisa merasakannya, namun tak bisa melihatnya," ujar Bara. "Ahh! Sudah kuduga kau bisa merasakannya Bara. Namun ada
Bip.! Sebuah notifikasi chat dari Freedy masuk ke ponsel Bara. Bara pun membuka chat itu. Freedy :"Bara, bersiaplah 7 hari lagi adalah pertarungan perdanamu, di kompetisi internasional. Lokasinya adalah di gurun Death Valley, California, Amerika Serikat. Lawan pertamamu adalah Garry King dari Amerika." Balas :"Baik!" "Pertarungan pertamaku akan dilangsungkan 7 hari kedepan. Dan ternyata melawan si Garry itu, di gurun Death Valley, Amerika," ujar Bara memberitahu para sahabatnya. "Ahh..! Curang sekali mereka! Seharusnya mereka memilih lokasi yang netral, antara lokasi kedua petarung. Bukan di salah satu negara petarung berasal. Pihak penyelenggara yang culas..!" seru Sandi geram. "Sudahlah Sandi. Bagiku tak jadi soal di mana penyelenggaraan pertarungan di gelar. Asalkan tak ada akal-akalan di dalamnya. Jika ada hal semacam itu. Maka tak ada ampun bagi pihak penyelenggara saat itu juga," sahut Bara tenang, namun penuh intimidasi. "Seperti biasa Bara. Kami harus ikut menemanimu
Telah berkumpul Resti, Revina, Katrin, serta Dewi, di markas. Namun hanya Dewi satu-satunya wanita yang turut serta, dalam keberangkatan Bara cs menuju Amerika kali ini. Tentu saja ikutnya Dewi ini atas sepengetahuan pihak kepolisian. Dewi ditugaskan mengikuti dan menggali bukti-bukti lebih jauh soal jejak sang Jendral, yang diketahui telah berangkat ke luar negeri. "Bara. Nanti sore kita akan langsung menuju ke Seattle-Tacoma dari bandara. Jet pribadi telah standby di sana," ujar David mengkonfirmasikan. "Baik David. Sebaiknya kita gunakan 1 pesawat saja, sepertinya itu cukup jika hanya membawa 9 orang nanti David," sahut Bara. "Benar Bara. Orang yang berangkat nanti aku, kamu, Sandi, Dimas, Gatot, Brian, Dewi, dan dua orang sniper dari Pasukkan Super Level. Dan jika masih kurang. Nanti kita bisa tambahkan dengan anggota Pasukkan Super Level, yang berada di kediaman Leonard." "Baik David." "Mas Bara. Mungkin selama di sana nanti, aku akan sering menemani Dewi menyelidiki Gra
Taph..! Tak salah memang Bara menjuluki Brian sebagai sahabat tercepat setelah dirinya, dalam hal ilmu meringankan tubuh. Bara pun terselamatkan dan langsung di bawa oleh Brian, ke tempat agak jauh dari arena pertarungan. Para sahabat pun berlesatan cepat menghampiri Brian, untuk melihat kondisi Bara yang masih tak sadarkan diri. Gatot langsung menotok beberapa titik di tubuh Bara. Untuk mempercepat dan memperlancar sirkulasi darah dan energi di tubuh Bara. Akhirnya, para sahabat memutuskan untuk meninggalkan area pertarungan final malam itu. Mereka pun berniat kembali ke kediaman Joseph, yang saat itu masih setia menanti mereka. Tampak wajah Joseph pucat pasi dilanda ketakutan, akibat merasakan kondisi alam yang tadi bagaikan hendak kiamat. Namun rasa cemasnya atas keselamatan Bara cs, membuatnya tetap bertahan menanti di posisinya. Sungguh orang yang tabah dan setia kawan si Joseph ini. Dimas dan Leonard memutuskan ikut ke rumah Joseph, setelah mereka melihat kondisi Bara.
Lengkap sudah tiga elemen langit, es, dan bumi menyatu..! Dalam satu badai gelombang power raksasa di sekitar Bara.Semua orang yang berada di sekitar arena pertarungan itu, mereka langsung bergerak secepat mungkin. Untuk menjauh dari lokasi pertarungan, yang bagaikan sedang dilanda kiamat itu. Bahkan dua helikopter yang tersisa di udara, mereka hanya bisa mengambil gambar itu dari jarak yang sangat jauh. Tentu saja mereka bergidik ngeri, setelah melihat dua helikopter rekan mereka yang sudah menjadi bangkai. Tanpa ada satu pun penumpangnya yang bisa selamat. Dengan saling menguatkan tekat. Keempat sosok lawan Bara secara bersamaan bergerak, menyerang dan menerjang..! "Hiyaahh...!! Haaurmmsh.!! Hiyaathh..!! Huuppsh..!!" Keempat sosok itu serentak melesatkan pukulan andalan mereka ke arah Bara. BLANNGGGKSHHZTT...!!!! Sebuah gelombang besar bak bola energi raksasa pun melesat deras ke arah Bara. Gelombang energi yang tercipta dari 4 serangan lawannya tersebut, terdiri atas berb
"Tembak..!" seru Dimas, saat dia melihat para sniper penyelenggara mulai menarget ke arah Bara. Splazth..! Splatsh..! ... Splatzh..! Dengan serentak para sniper Pasukan Super Level segera melesatkan pelurunya. Clakh..! Clakhs..! Clapsh..! Claksh..! ... Clakgssh..! Dan seluruh sniper pihak penyelenggara pun terhentak tewas, dengan kepala berlubang.! Karena memang mereka sudah dalam target para sniper Pasukan Super Level sejak tadi. Seth..! Sethh..! Sethh..! Sang Jendral, Freedy, dan Pandu, yang melihat Hong Chen sudah bergerak menyerang Bara. Akhirnya mereka semua pun ikut melesat, hendak menyerang Bara. Para sahabat yang melesat juga telah bersiap dengan ilmu pamungkas mereka masing-masing. Ajian 'Sayap Pembelah Langit' disiapkan oleh Brian, ajian 'Tendangan Halilintar Semesta' disiapkan Sandi, Gatot siagakan 'Jari Singa Neraka'nya, dan David juga telah menyiapkan ilmu 'Tapak Budha Mengguncang Langit' miliknya. Seth..! Sett..! Dimas dan Leonard juga tak mau ketinggalan, mere
Langit bagai terbelah, saat menyambar sebuah kilatan halilintar bercahaya keemasan ke arah tangan Chen Sang yang teracung. Dan nampaklah kini, betapa tangan kanan Chen Sang di selimuti cahaya keemasan yang berkeredepan menyilaukan. Sebuah cambuk dengan 3 lidah petir berkilat-kilat, dengan mengeluarkan bunyi tegangan listrik yang mengerikkan di udara. Krrtzzh...! Krttzzkh..!! Krrttzzsk..!!Bara melirik ke arah timer, yang menunjukkan pertarungan sudah berada di menit ke 21. 'Hmm. Apa boleh buat, ini terpaksa', bathin Bara resah. "KALIAN SEMUA YANG DI BAWAH..! MENYINGKIRLAH LEBIH JAUH..!!" seru Bara memperingatkan, dengan lambaran tenaga dalamnya, pada semua orang yang berada di sekitar arena. Seketika semua orang di bawah pun bergerak menjauhi garis batas arena. Hati mereka semua sama berdebar. Ya, mereka semua sangat sadar, kiranya puncak pertarungan final telah tiba. Dan 'Pukulan Dua Naga' pamungkas Bara pun di siapkan tanpa ragu lagi. "Hyaarrghks...!!" Blaatzhs..!! Blaatzks
"Terimalah ini bedebah.!" Byaarshk..!! Chen Sang berseru keras, seraya kembali meledakkan energi dalam dirinya. Kini nampak sosoknya berubah di selubungi cahaya hitam pekat kemerahan. Inilah ilmu gabungan, antara power Naga Bumi dan ilmu 'Badai Bumi Neraka'..! Byaarshk..!!Bara juga meledakkan 'power' dalam dirinya. Seketika sosoknya berubah menjadi dua warna yang berbeda. Nampak sebagian sisik tubuhnya berwarna emas di kanannya, dan sisik putih cemerlang kebiruan di sebelah kirinya. Kedua matanya mencorong, dengan warna merah menyala dan biru berkilau. 'Ahh..! Penyelarasan dua Mustika Naga..!' seru bathin Chen Sang terkejut. Walau dia sudah mendengar dari gurunya, soal pemuda yang sanggup menyelaraskan dua power Mustika Naga ini. Namun tetap saja hatinya merasa tergetar. Melihat keindahan sekaligus kengerian 'power', di balik sosok Bara itu. Namun tentu saja Chen Sang juga sangat yakin, dengan 'power'nya sendiri. Segera Chen Sang menerapkan ilmu 'Badai Neraka Naga Bumi'nya.
Slaph..! Slaph..! Hampir bersamaan dan dengan kecepatan yang setara, Bara dan Chen Sang kini telah saling berhadapan di tengah arena pertarungan yang luas itu. Keduanya masih dalam posisi melayang tak menyentuh tanah. Keduanya nampak saling tatap dengan pandangan tajam, dalam jarak sekitar 15 meter. "Apakah kau yang membunuh kedua adik seperguruanku..?!" seru tajam Chen Sang. "Maaf, adik seperguruanmu yang mana..?" Bara balik bertanya tenang. Karena dia memang tak tahu, jika Cin Hai dan Han Jian adalah adik seperguruan dari Chen Sang. "Si Kipas Neraka dan si Naga Terbang..!" seru Chen sang geram bukan main, melihat ketenangan Bara. 'Seolah tak bersalah saja kau bangsat..!' seru hati Chen Sang murka. Nampak 4 buah helikopter dari pihak channel khusus telah terbang mengudara, di empat titik mereka dalam bentuk 'plus' di empat sisi arena. "Ohh..! Si Tukang Kipas dan si Pendek Kekar itu. Iya aku membunuhnya, karena mereka berbuat onar di negeriku," sahut Bara tersen
"Hmm. Sepertinya ini akan memakan waktu agak lama. David, konfirmasikan saja waktu pasang pertaruhan khusus pada menit ke 25 pada para rekanan kita. Pada menit tersebut akan bisa ditentukan, aku atau Chen Sang yang akan tewas," ucap Bara. Sepasang mata Bara pun langsung terpejam, bathinnya berusaha membaca alur pertarungan yang akan terjadi nanti malam. "Baraa..! Kau harus memenangkan pertarungan nanti malam, sobatku!" seru Sandi terkejut waswas, mendengar ucapan terakhir Bara. "Kau pasti menang Bara..! Jangan ragu untuk menghabisi lawanmu nanti malam!" seru Gatot yakin. 'Andai sampai kau kalah, maka aku juga akan turun arena dan menghabisi Graito..! Dialah biang kerok dari semuanya ini!' bathin Gatot bertekad."Mas Bara.! Kau harus memenangkan pertarungan nanti..!" seru Brian serak, dia sangat terkejut mendengar ucapan terakhir Bara yang sangat dikaguminya itu."Baik akan ku infokan waktu pasang taruhan itu pada seluruh rekan kita. Aku percaya padamu Bara..!" seru David mantap.
"Bara! Sebentar lagi aku landing di bandara A.A. Bere Tallo." "Ahh..! Kau merepotkan diri untuk datang Leonard. Kali ini sepertinya akan berbahaya Leonard. Apakah Marsha kau bawa serta..?" "Tidak ada alasan bagiku untuk tak berada di sisimu, saat kalian menghadapi bahaya. Tidak Bara, Marsha tak kuijinkan ikut, walaupun dia memaksa," sahut Leonard mantap. "Syukurlah Marsha tak ikut serta. Baiklah Leonard. Kau sudah datang, maka Brian akan menemuimu. Brian akan menunjukkan hotel, di mana Mas Dimas dan Pasukkan Super Level akan menginap. Untuk sementara kau bisa menempatinya, sambil menunggu Mas Dimas datang tak lama lagi," ujar Bara lega, mendengar Marsha tak ikut serta. Bara pun memberi arahan pada Leonard. "Baik Bara, aku mengerti." Klik.! "Brian kau berangkatlah sekarang juga ke pintu keluar Bandara. Untuk menyambut Leonard. Antarkan dia ke hotel tempat Mas Dimas dan Pasukkan Super Level akan bermalam. Dan temani dia hingga Mas Dimas datang, lalu kau kembalilah ke sini," uj
"Wah..! Mantap Norman..! Kau memang pandai menangkap angin surga rupanya! Hahaa..!" David merasa senang atas pasrtisipasi Norman, dalam rencana Bara cs menghabisi 'bisnis' sang Jendral. "Hahaaa..! Baik David, sementara itu dulu yang bisa kupertaruhkan saat ini. Jika ada rejeki mendadak, maka pasti akan kutambahkan taruhanku." Klik.!"Semuanya. Norman telah menyiapkan dana 9 triliun untuk bertaruh besok," ujar David, dengan wajah berseri. "Wah..! Sepertinya Graito akan nangis darah bila mengetahui hal ini. Hehe," Dimas menimpali. "Bukan hanya nangis darah Mas Dimas. Tapi nangis sambil bugil dia, kayak ODGJ baru..! Hahaha..!" timpal Gatot tergelak. "Mantap David..! Hehehe..!" seru Bara senang, seraya terkekeh mendengar celotehan para sahabatnya. Tuttt ... Tuttt ... Tuttt.! Ponsel Bara kembali berdering. Klik.! "Ya Andrei." "Bara, aku mendengar dari Tuan Winston, kalau dia ikut bertaruh atas kemenanganmu di kompetisi internasional itu. Apakah aku boleh ikut bertaruh atas keme