"Hmm. Apakah yang kau maksud si Colby dan temannya yang angkuh itu Leonard..? Orang yang bertemu denganku di pesta pernikahanmu dulu itu..?" tanya Bara. "Ya, benar Bara. Rupanya kau masih ingat pada mereka. Orang yang bernama Garry itu, dia memiliki kemampuan bisa menghilang dari pandangan mata Bara," ujar Leonard lagi. "Cukup berbahaya juga kemampuannya itu Leonard. Apakah dia juga bisa menembus dinding atau tembok Leonard..?" "Tidak Bara, dia hanya bisa tak terlihat saja dari pandangan. Dan aku tak heran jika dia nantinya menyelinap ke markasmu Bara. Berhati-hatilah." 'Degh..!' Dada Bara berdebar seketika. Karena belum lama dia memang merasakan, jika ada seseorang yang sedang memperhatikan dirinya dan para sahabatnya tadi di teras vila. Namun dia memang tak melihat siapa pun di tempat yang dicurigainya itu. "Sepertinya dia memang sudah ke sini tadi Leonard. Aku bisa merasakannya, namun tak bisa melihatnya," ujar Bara. "Ahh! Sudah kuduga kau bisa merasakannya Bara. Namun ada
Bip.! Sebuah notifikasi chat dari Freedy masuk ke ponsel Bara. Bara pun membuka chat itu. Freedy :"Bara, bersiaplah 7 hari lagi adalah pertarungan perdanamu, di kompetisi internasional. Lokasinya adalah di gurun Death Valley, California, Amerika Serikat. Lawan pertamamu adalah Garry King dari Amerika." Balas :"Baik!" "Pertarungan pertamaku akan dilangsungkan 7 hari kedepan. Dan ternyata melawan si Garry itu, di gurun Death Valley, Amerika," ujar Bara memberitahu para sahabatnya. "Ahh..! Curang sekali mereka! Seharusnya mereka memilih lokasi yang netral, antara lokasi kedua petarung. Bukan di salah satu negara petarung berasal. Pihak penyelenggara yang culas..!" seru Sandi geram. "Sudahlah Sandi. Bagiku tak jadi soal di mana penyelenggaraan pertarungan di gelar. Asalkan tak ada akal-akalan di dalamnya. Jika ada hal semacam itu. Maka tak ada ampun bagi pihak penyelenggara saat itu juga," sahut Bara tenang, namun penuh intimidasi. "Seperti biasa Bara. Kami harus ikut menemanimu
Telah berkumpul Resti, Revina, Katrin, serta Dewi, di markas. Namun hanya Dewi satu-satunya wanita yang turut serta, dalam keberangkatan Bara cs menuju Amerika kali ini. Tentu saja ikutnya Dewi ini atas sepengetahuan pihak kepolisian. Dewi ditugaskan mengikuti dan menggali bukti-bukti lebih jauh soal jejak sang Jendral, yang diketahui telah berangkat ke luar negeri. "Bara. Nanti sore kita akan langsung menuju ke Seattle-Tacoma dari bandara. Jet pribadi telah standby di sana," ujar David mengkonfirmasikan. "Baik David. Sebaiknya kita gunakan 1 pesawat saja, sepertinya itu cukup jika hanya membawa 9 orang nanti David," sahut Bara. "Benar Bara. Orang yang berangkat nanti aku, kamu, Sandi, Dimas, Gatot, Brian, Dewi, dan dua orang sniper dari Pasukkan Super Level. Dan jika masih kurang. Nanti kita bisa tambahkan dengan anggota Pasukkan Super Level, yang berada di kediaman Leonard." "Baik David." "Mas Bara. Mungkin selama di sana nanti, aku akan sering menemani Dewi menyelidiki Gra
Kesebelas Pasukkan Super Level bagai merayakan reuni akbar mereka, di mess megah kastil besar kediaman Winston. Mess yang disediakan khusus bagi anggota Pasukan Super Level, yang bekerja di kediaman Winston. Mereka tampak saling berpelukkan hangat, lalu saling bercerita pengalaman mereka masing-masing. Rasa kebersamaan dan kesatuan yang di tanamkan oleh mendiang Drajat pada Pasukkan Super Level. Sungguh sangat nyata terlihat, dengan betapa akur dan akrabnya mereka saat itu. Ya, hari itu adalah hari semarak bagi seluruh penghuni kediaman Winston. Usai jamuan sarapan bersama di meja makan. Mereka semua berkumpul di ruang tengah kediaman Winston. Suasana nampak begitu hangat dan semarak, hingga membuat Winston sendiri tak dapat menahan keharuannya. Dia merasa bahagia sekali kediamannya kembali semarak. Karena setelah kematian istri tersayangnya Shelvia, kediamannya memang terasa sunyi dan dingin baginya. Namun kedatangan Bara cs seolah menghapus kesunyiannya. Dan sekaligus mendat
"Ahh..! Siasat yang sangat sederhana, namun sangat masuk di akal Tuan Winston. Baiklah, aku akan berangkat ke Amerika dengan jet pribadiku saat ini juga. Terimakasih atas dukunganmu Tuan Winston," seru Andrei gembira. Andrei merasa memang itulah salah satu cara, untuk mengetahui tujuan Ivan membawa Pasukkan Harimau Besi itu ke Rusia. "Baik Andrei, kami tunggu kedatanganmu. Segera kasih kabar setibamu di Amerika." Klik.! *** Keesokkan harinya, terjadi kehebohan di markas Ivan. Betapa tidak..?! Sejak kedatangan mereka kembali di Rusia. Ivan bersama Pandu dan Pasukkan Harimau Besinya memang langsung merancang rencana penyerangan ke markas Andrei keesokkan harinya. Namun saat mereka sudah fix dengan rencana mereka. Datanglah kabar dari orang mereka, yang mengatakan Andrei telah bertolak ke Amerika beberapa jam setelah mereka tiba di Rusia. "Bedebah..! Brengsek pengecut kau Andrei..!" maki Ivan, dengan rasa dongkol setengah mati. Rencana yang sudah disusunnya bersama Pandu kemba
"O ya, Andrei. Kenalkan para sahabatku dari Indonesia ini," ucap Winston, memperkenalkan Bara cs pada Andrei. Bara cs pun menyambut uluran perkenalan dari Andrei. Lalu mereka kemudian terlibat dalam perbincangan serius, soal Pasukan Harimau Besi yang mendukung Ivan itu. "Ahh..! Jadi pemilik Pasukan Harimau Besi itu adalah jendral Graito ya..! Pantaslah kalau begitu, aku memang selalu menolak order-order darinya selama ini," seru Andrei. Setelah dia mengetahui sebab musabab, dariPasukan Harimau Besi yang mendukung Ivan. "Anda tak perlu cemas sekarang Andrei. Biarlah Pasukan Super Level milik kami, yang akan menjaga anda selama berada di Chicago nanti," ucap Bara tersenyum. "Wah..! Entah bagaimana caraku mengucapkan rasa terimakasih yang besar ini pada kalian semua. Sungguh aku seperti berada di tengah-tengah saudara sendiri, saat bersama kalian di sini. Terimakasih Tuan Winston, terimakasih Tuan Bara dan semuanya. Percayalah, Andrei bukan orang yang tak tahu berterimakasih," An
"Hmm. Masuk akal Mas Dimas. Baik kita akan usahakan tiba di Las Vegas sehari sebelum malam pertarungan tiba," ujar Bara. "Leonard, Mas Bara, dan kalian semua. Aku hanya bisa berharap kalian semua berhati-hati, dalam setiap langkah yang kalian ambil. Di usiaku yang sudah semakin berumur ini. Aku hanya menginginkan kalian semua selalu selamat, dan selalu bisa berkumpul denganku. Maaf, jika aku hanya bisa mendukung gerakan kalian dari sini," ucap Winston dengan serak. Karena sadar, dia tak bisa turun langsung bersama Bara cs dan putranya dalam misi mereka. "Tuan Winston, kami berterimakasih sekali atas dukungan Tuan selama ini. Kami akan selalu menjaga langkah kami dengan penuh kehati-hatian seperti harapan pak Winston. Dukungan pak Winston saja sudah cukup bagi kami," ucap Bara mewakili para sahabatnya. *** Pada keesokkan harinya. Dimas dan Dewi telah berangkat menuju ke Las Vegas, dengan pesawat pribadi milik Leonard. Leonard juga telah menghubungi rekanannya Antonio di sana,
"Kita ikuti mereka Dewi," ujar Dimas, seraya beranjak berdiri. Setelah rombongan Pandu cs berada pada jarak ideal untuk diikuti. Dewi segera ikut beranjak dan berjalan di sisi Dimas. Dimas dan Dewi terus membuntuti mereka, hingga di depan hotel. Keduanya melihat Pandu cs semuanya masuk ke dalam 4 buah mobil Toyota RAV4 hitam, yang telah menanti mereka. Tak lama kemudian keempat mobil itu pun melaju keluar area hotel. Dimas dan Dewi segera keluar hotel, dan beruntung mereka melihat banyak taksi di sana. Segera saja mereka masuk ke salah satu taksi, dan meminta sang driver mengikuti ke empat mobil hitam, yang baru saja keluar dari hotel. "Ok Tuan! Empat mobil hitam yang baru saja keluar bukan..?" tanya sang Driver taksi A Cab. "Benar sir," sahut Dimas. "That's easy," ucap sang Driver, seraya dengan cekatan mulai melajukan taksinya. Taksi itu meluncur cepat dan tetap menjaga jarak, mengikuti ke empat Toyota RAV4 hitam di depannya. Dan ternyata tak perlu waktu lama. Untuk menget
Taph..! Tak salah memang Bara menjuluki Brian sebagai sahabat tercepat setelah dirinya, dalam hal ilmu meringankan tubuh. Bara pun terselamatkan dan langsung di bawa oleh Brian, ke tempat agak jauh dari arena pertarungan. Para sahabat pun berlesatan cepat menghampiri Brian, untuk melihat kondisi Bara yang masih tak sadarkan diri. Gatot langsung menotok beberapa titik di tubuh Bara. Untuk mempercepat dan memperlancar sirkulasi darah dan energi di tubuh Bara. Akhirnya, para sahabat memutuskan untuk meninggalkan area pertarungan final malam itu. Mereka pun berniat kembali ke kediaman Joseph, yang saat itu masih setia menanti mereka. Tampak wajah Joseph pucat pasi dilanda ketakutan, akibat merasakan kondisi alam yang tadi bagaikan hendak kiamat. Namun rasa cemasnya atas keselamatan Bara cs, membuatnya tetap bertahan menanti di posisinya. Sungguh orang yang tabah dan setia kawan si Joseph ini. Dimas dan Leonard memutuskan ikut ke rumah Joseph, setelah mereka melihat kondisi Bara.
Lengkap sudah tiga elemen langit, es, dan bumi menyatu..! Dalam satu badai gelombang power raksasa di sekitar Bara.Semua orang yang berada di sekitar arena pertarungan itu, mereka langsung bergerak secepat mungkin. Untuk menjauh dari lokasi pertarungan, yang bagaikan sedang dilanda kiamat itu. Bahkan dua helikopter yang tersisa di udara, mereka hanya bisa mengambil gambar itu dari jarak yang sangat jauh. Tentu saja mereka bergidik ngeri, setelah melihat dua helikopter rekan mereka yang sudah menjadi bangkai. Tanpa ada satu pun penumpangnya yang bisa selamat. Dengan saling menguatkan tekat. Keempat sosok lawan Bara secara bersamaan bergerak, menyerang dan menerjang..! "Hiyaahh...!! Haaurmmsh.!! Hiyaathh..!! Huuppsh..!!" Keempat sosok itu serentak melesatkan pukulan andalan mereka ke arah Bara. BLANNGGGKSHHZTT...!!!! Sebuah gelombang besar bak bola energi raksasa pun melesat deras ke arah Bara. Gelombang energi yang tercipta dari 4 serangan lawannya tersebut, terdiri atas berb
"Tembak..!" seru Dimas, saat dia melihat para sniper penyelenggara mulai menarget ke arah Bara. Splazth..! Splatsh..! ... Splatzh..! Dengan serentak para sniper Pasukan Super Level segera melesatkan pelurunya. Clakh..! Clakhs..! Clapsh..! Claksh..! ... Clakgssh..! Dan seluruh sniper pihak penyelenggara pun terhentak tewas, dengan kepala berlubang.! Karena memang mereka sudah dalam target para sniper Pasukan Super Level sejak tadi. Seth..! Sethh..! Sethh..! Sang Jendral, Freedy, dan Pandu, yang melihat Hong Chen sudah bergerak menyerang Bara. Akhirnya mereka semua pun ikut melesat, hendak menyerang Bara. Para sahabat yang melesat juga telah bersiap dengan ilmu pamungkas mereka masing-masing. Ajian 'Sayap Pembelah Langit' disiapkan oleh Brian, ajian 'Tendangan Halilintar Semesta' disiapkan Sandi, Gatot siagakan 'Jari Singa Neraka'nya, dan David juga telah menyiapkan ilmu 'Tapak Budha Mengguncang Langit' miliknya. Seth..! Sett..! Dimas dan Leonard juga tak mau ketinggalan, mere
Langit bagai terbelah, saat menyambar sebuah kilatan halilintar bercahaya keemasan ke arah tangan Chen Sang yang teracung. Dan nampaklah kini, betapa tangan kanan Chen Sang di selimuti cahaya keemasan yang berkeredepan menyilaukan. Sebuah cambuk dengan 3 lidah petir berkilat-kilat, dengan mengeluarkan bunyi tegangan listrik yang mengerikkan di udara. Krrtzzh...! Krttzzkh..!! Krrttzzsk..!!Bara melirik ke arah timer, yang menunjukkan pertarungan sudah berada di menit ke 21. 'Hmm. Apa boleh buat, ini terpaksa', bathin Bara resah. "KALIAN SEMUA YANG DI BAWAH..! MENYINGKIRLAH LEBIH JAUH..!!" seru Bara memperingatkan, dengan lambaran tenaga dalamnya, pada semua orang yang berada di sekitar arena. Seketika semua orang di bawah pun bergerak menjauhi garis batas arena. Hati mereka semua sama berdebar. Ya, mereka semua sangat sadar, kiranya puncak pertarungan final telah tiba. Dan 'Pukulan Dua Naga' pamungkas Bara pun di siapkan tanpa ragu lagi. "Hyaarrghks...!!" Blaatzhs..!! Blaatzks
"Terimalah ini bedebah.!" Byaarshk..!! Chen Sang berseru keras, seraya kembali meledakkan energi dalam dirinya. Kini nampak sosoknya berubah di selubungi cahaya hitam pekat kemerahan. Inilah ilmu gabungan, antara power Naga Bumi dan ilmu 'Badai Bumi Neraka'..! Byaarshk..!!Bara juga meledakkan 'power' dalam dirinya. Seketika sosoknya berubah menjadi dua warna yang berbeda. Nampak sebagian sisik tubuhnya berwarna emas di kanannya, dan sisik putih cemerlang kebiruan di sebelah kirinya. Kedua matanya mencorong, dengan warna merah menyala dan biru berkilau. 'Ahh..! Penyelarasan dua Mustika Naga..!' seru bathin Chen Sang terkejut. Walau dia sudah mendengar dari gurunya, soal pemuda yang sanggup menyelaraskan dua power Mustika Naga ini. Namun tetap saja hatinya merasa tergetar. Melihat keindahan sekaligus kengerian 'power', di balik sosok Bara itu. Namun tentu saja Chen Sang juga sangat yakin, dengan 'power'nya sendiri. Segera Chen Sang menerapkan ilmu 'Badai Neraka Naga Bumi'nya.
Slaph..! Slaph..! Hampir bersamaan dan dengan kecepatan yang setara, Bara dan Chen Sang kini telah saling berhadapan di tengah arena pertarungan yang luas itu. Keduanya masih dalam posisi melayang tak menyentuh tanah. Keduanya nampak saling tatap dengan pandangan tajam, dalam jarak sekitar 15 meter. "Apakah kau yang membunuh kedua adik seperguruanku..?!" seru tajam Chen Sang. "Maaf, adik seperguruanmu yang mana..?" Bara balik bertanya tenang. Karena dia memang tak tahu, jika Cin Hai dan Han Jian adalah adik seperguruan dari Chen Sang. "Si Kipas Neraka dan si Naga Terbang..!" seru Chen sang geram bukan main, melihat ketenangan Bara. 'Seolah tak bersalah saja kau bangsat..!' seru hati Chen Sang murka. Nampak 4 buah helikopter dari pihak channel khusus telah terbang mengudara, di empat titik mereka dalam bentuk 'plus' di empat sisi arena. "Ohh..! Si Tukang Kipas dan si Pendek Kekar itu. Iya aku membunuhnya, karena mereka berbuat onar di negeriku," sahut Bara tersen
"Hmm. Sepertinya ini akan memakan waktu agak lama. David, konfirmasikan saja waktu pasang pertaruhan khusus pada menit ke 25 pada para rekanan kita. Pada menit tersebut akan bisa ditentukan, aku atau Chen Sang yang akan tewas," ucap Bara. Sepasang mata Bara pun langsung terpejam, bathinnya berusaha membaca alur pertarungan yang akan terjadi nanti malam. "Baraa..! Kau harus memenangkan pertarungan nanti malam, sobatku!" seru Sandi terkejut waswas, mendengar ucapan terakhir Bara. "Kau pasti menang Bara..! Jangan ragu untuk menghabisi lawanmu nanti malam!" seru Gatot yakin. 'Andai sampai kau kalah, maka aku juga akan turun arena dan menghabisi Graito..! Dialah biang kerok dari semuanya ini!' bathin Gatot bertekad."Mas Bara.! Kau harus memenangkan pertarungan nanti..!" seru Brian serak, dia sangat terkejut mendengar ucapan terakhir Bara yang sangat dikaguminya itu."Baik akan ku infokan waktu pasang taruhan itu pada seluruh rekan kita. Aku percaya padamu Bara..!" seru David mantap.
"Bara! Sebentar lagi aku landing di bandara A.A. Bere Tallo." "Ahh..! Kau merepotkan diri untuk datang Leonard. Kali ini sepertinya akan berbahaya Leonard. Apakah Marsha kau bawa serta..?" "Tidak ada alasan bagiku untuk tak berada di sisimu, saat kalian menghadapi bahaya. Tidak Bara, Marsha tak kuijinkan ikut, walaupun dia memaksa," sahut Leonard mantap. "Syukurlah Marsha tak ikut serta. Baiklah Leonard. Kau sudah datang, maka Brian akan menemuimu. Brian akan menunjukkan hotel, di mana Mas Dimas dan Pasukkan Super Level akan menginap. Untuk sementara kau bisa menempatinya, sambil menunggu Mas Dimas datang tak lama lagi," ujar Bara lega, mendengar Marsha tak ikut serta. Bara pun memberi arahan pada Leonard. "Baik Bara, aku mengerti." Klik.! "Brian kau berangkatlah sekarang juga ke pintu keluar Bandara. Untuk menyambut Leonard. Antarkan dia ke hotel tempat Mas Dimas dan Pasukkan Super Level akan bermalam. Dan temani dia hingga Mas Dimas datang, lalu kau kembalilah ke sini," uj
"Wah..! Mantap Norman..! Kau memang pandai menangkap angin surga rupanya! Hahaa..!" David merasa senang atas pasrtisipasi Norman, dalam rencana Bara cs menghabisi 'bisnis' sang Jendral. "Hahaaa..! Baik David, sementara itu dulu yang bisa kupertaruhkan saat ini. Jika ada rejeki mendadak, maka pasti akan kutambahkan taruhanku." Klik.!"Semuanya. Norman telah menyiapkan dana 9 triliun untuk bertaruh besok," ujar David, dengan wajah berseri. "Wah..! Sepertinya Graito akan nangis darah bila mengetahui hal ini. Hehe," Dimas menimpali. "Bukan hanya nangis darah Mas Dimas. Tapi nangis sambil bugil dia, kayak ODGJ baru..! Hahaha..!" timpal Gatot tergelak. "Mantap David..! Hehehe..!" seru Bara senang, seraya terkekeh mendengar celotehan para sahabatnya. Tuttt ... Tuttt ... Tuttt.! Ponsel Bara kembali berdering. Klik.! "Ya Andrei." "Bara, aku mendengar dari Tuan Winston, kalau dia ikut bertaruh atas kemenanganmu di kompetisi internasional itu. Apakah aku boleh ikut bertaruh atas keme