Beranda / Fantasi / Sang KAISAR PRODEO / Bab 198. MEMBENTUK PASUKKAN

Share

Bab 198. MEMBENTUK PASUKKAN

Penulis: BayS
last update Terakhir Diperbarui: 2024-12-13 19:33:16

"Hahhh..!!" seru kaget Bara dan Gatot bersamaan.

"A-apa maksud Paman Drajat..?!" seru Bara kaget, dia merasa salah mendengar.

"Bara, hal ini sudah aku pikirkan masak-masak. Kekuatan yang akan kauhadapi sangatlah besar.

Paman merasa dengan kekuatan murni dari 'Mustika Naga Emas' saja, itu rasanya belum cukup.

Kamu harus lebih kuat untuk mengimbangi power gabungan Harimau Besi dan Singa Langit mereka Bara," ujar Drajat menjelaskan alasannya.

"Tidak Paman..! Terimakasih atas maksud baik Paman Drajat. Tapi Bara merasa lebih membutuhkan Paman dalam kondisi seperti sekarang ini.

Sementara Bara masih bisa meningkatkan kemampuan Bara dengan cara lain," ucap Bara tegas, menolak maksud baik Drajat.

Sejujurnya Bara masih trauma dengan kematian sang Kakek, setelah mencabut dan menerapkan 'Mustika Naga Emas' ke dalam dirinya.

Hal yang menyebabkan kondisi kesehatan sang kakek memburuk secara tiba-tiba, dan akhirnya meninggal dunia.

Dia tidak ingin hal sama terjadi pada Drajat, hanya demi m
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Sang KAISAR PRODEO   Bab 199. Asset Bara Cs

    "Sangat setuju Paman Drajat..!" seru Gatot, menanggapi usulan Drajat dengan antusias. "Baik Paman Drajat. Bara setuju dengan gagasan Paman, tapi bagaimana cara kita merekrut ke 11 orang itu..? Apakah kita harus membuka iklan loker Paman..?" Bara menyetujui seraya bertanya. "Tenang Bara, soal itu paman memiliki cara sendiri. Yang pasti, hanya bibit-bibit unggul, yang bisa menjadi anggota pasukan 'Super Level' bentukkan paman ini," sahut Drajat tersenyum. Tinn .. Tinn..! Masuk Pagero Sport hitam milik David ke halaman rumah Bara. Nampak David melemparkan senyumnya dari kaca jendela mobil yang terbuka. "Pagi semuanya, apakah aku melewatkan sesuatu..?" tanya David yang langsung bergabung bersama mereka. "Pagi David..!" sahut mereka. "David. Kami sedang berembug masalah pertaruhan di kompetisi pertarungan Bara besok. Apakah kau memiliki rencana atau kita 'off' dulu pada pertaruhan besok..?" tanya Gatot. "Kita akan ikut taruhan itu besok," sahut David yakin. "Ahh..! Apakah kita ak

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-14
  • Sang KAISAR PRODEO   Bab 200. TAKE OFF

    "Setuju sekali dengan usul Bara dan Mas Dimas," tanggap Gatot. "Aku setuju Bara, Mas Dimas, Paman. Jika perlu vilaku bisa kalian gunakan untuk markas kita," sambut Sandi setuju seraya menawarkan vilanya. "Tidak Sandi, lebih baik kita tidak mencampurkan hal ini dengan milik pribadi. Kita akan membelinya dari uang kita bersama," ujar Bara, menolak tawaran vila milik Sandi dijadikan markas mereka. "Benar Bara, sebaiknya kita beli saja vila dengan lahan yang luas sebagai markas kita. Dan jika kita menang taruhan nanti. Aku mengusulkan agar kita memiliki kamuflase bisnis 'Charter Pesawat'. Karena kita pasti akan memerlukan mobilitas ke luar negeri nantinya, saat kompetisi internasional dimulai. Kita mampu membeli beberapa pesawat jet pribadi, untuk dijadikan lahan bisnis dan pemasukkan bagi kita semua. Disamping kita bisa menggunakan sendiri pesawat pribadi tersebut untuk misi kita," ujar David, memberikan masukkan pada para sahabatnya. "Pas David..! Aku juga sedang berpikir tentan

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-14
  • Sang KAISAR PRODEO   Bab 201. PERCAKAPAN DUA SAHABAT

    "Baik Marsha, aku penuhi keinginanmu itu sayang," ucap Leonard lembut, seraya wajahnya mendekat, hendak mencium pipi Marsha yang mulus itu. "Haish..! Kita belum syah jadi suami istri Leonard..!" sentak Marsha, seraya menjauhkan wajahnya dari angsuran wajah tampan Leonard. "Ahh, ok Marsha," keluh Leonard, namun segera dia tersenyum senang. Sikap Marsha malah membuatnya semakin penasaran dan bergairah, untuk 'melahap' Marsha habis-habisan setelah mereka menikah nanti. 'Hmm. Awas kau Marsha sayang..', bisik hati Leonard gemas. Rupanya sang Lokha Lama guru Leonard di kuil Rituo - Tibet, memang tak salah dalam 'melihat' watak asli Leonard di masa depan.Kini ilmu yang diturunkannya pada Leonard sudah berada kembali di jalurnya dengan benar. Sungguh guru yang waskita..! *** Sementara kesepakatan telah terjadi, antara Norman dan Bara cs. Norman bersedia Bara cs memasang taruhan atas namanya sebesar 1 triliun rupiah. Demi melihat besarnya nilai taruhan dan keyakinan Bara cs, maka No

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-14
  • Sang KAISAR PRODEO   Bab 202. TIBA DI AMERIKA

    Dua buah mobil meluncur menuju ke arah puncak pagi itu. Nampak Jeep Cherokee putih yang dikemudikan Dimas, diikuti oleh sebuah Pagero Sport hitam milik David. Bara duduk di sebelah David, mereka bertiga memang berniat mencari sebuah vila berlahan luas, yang sedang dijual di daerah puncak. Tak membutuhkan waktu lama, mereka pun menemukan sebuah vila yang dijual, dengan bangunan dan sisa lahan yang cukup luas untuk markas mereka. Bangunan vila cukup megah itu memiliki 11 kamar dengan lahan seluas 8000 meter persegi. Setelah David melakukan nego maka dicapailah kesepakatan harga menjadi 20,25 miliar, dari harga awal yang ditawarkan senilai 20,5 miliar. Dimas pun bersedia menghandel urusan jual beli vila itu. Sedangkan David dan Bara langsung melanjutkan perjalanan mereka, menuju ke vila milik penyelenggara. "David. Aku dan Mas Dimas hendak meminta bantuanmu, untuk mengurus visa kami berdua ke Amerika. Kami hendak melacak keberadaan Marsha di sana. Itu pun jika ada waktu senggang,

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-14
  • Sang KAISAR PRODEO   Bab 203. SAMBUTAN WINSTON FAMILY

    "Nah, Marsha sayang. Selamat datang di kediamanku. Kita akan menetap di sini hingga hari pernikahan kita tiba," ucap Leonard lembut, dengan senyum penuh kebahagiaan. "Kediaman yang asri Leonard," puji Marsha tersenyum. Betapa bahagianya hati Leonard, melihat kini Marsha sudah bisa tersenyum lepas seperti itu. "Benar Marsha. Di sinilah aku menghabiskan masa kecilku. Sedangkan masa remajaku, aku menghabiskannya di New York," ujar Leonard. Teringat dia akan masa kecilnya yang bahagia, serta masa remajanya yang 'liar dan penuh gelora' di New York. 'Hmm, sepertinya Tuan Muda kali ini serius dengan wanita jelita ini. Sungguh beruntung Nona Marsha itu, dan beruntung pula Tuan Muda mendapatkan wanita yang tak ada duanya di Medina ini. Sungguh cantik dan ramah tak dibuat-buat', bathin Jason, seraya mengemudikan mobilnya masuk ke area kediaman Leonard. Dan mobil yang dikemudikan Jason akhirnya berhenti, di depan teras megah dan luas bangunan kastil itu. Nampak pintu utama rumah

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-14
  • Sang KAISAR PRODEO   Bab 204. KALAH ATRAKSI

    "Hmm. Rupanya dia ingin membalik keadaan pada kita, dan meraup semua uang taruhan khusus di pasar pertaruhan," ujar David langsung mengerti apa maksud si Jendral culas itu. Tak lama kemudian malam pun menjelang, Bara dan David bergegas menunggu helikopter pihak penyelenggara, yang akan menjemput mereka di belakang vila. Akhirnya helikopter yang menjemput mereka pun datang, setelah pemegang kunci melepas 'gelang khusus palsu' mereka. Maka helikopter pun kembali mengudara menuju ke arena pertarungan kompetisi wilayah, yang pastinya tengah menunggu kedatangan Bara. Tampak suasana di area gedung arena kompetisi telah ramai dengan para tamu dan para penonton. Mereka juga kebanyakkan adalah para peserta taruhan, pada pertarungan perdana kompetisi penguasa wilayah itu. Maka begitu helikopter mereka mendarat, banyak di antara orang-orang itu yang meneriaki mereka. "Wahh..! Itu Sang Kaisar Prodeo telah tiba..!" "Hidup Sang Kaisar..!! Aku bertaruh untukmu..!" "Bara..! Kau harus menang..

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-15
  • Sang KAISAR PRODEO   Bab 205. ABAIKAN INTIMIDASI

    Namun bukanlah Bara, jika dia bisa di pecundangi dengan jurus seperti itu. Dengan jurus Naga Emas Melolos Tulangnya, kelima serangan awal dari Resmana bisa dielakkannya dengan tanpa kesulitan. Hal mana membuat Resmana makin jengkel dan emosi terhadap Bara. Resmana langsung meningkatkan kecepatan geraknya. Hingga kini hanya nampak kilatan-kilatan cahaya putih, yang mengelilingi dan menyambar-nyambar sosok Bara. Bara pun tak lengah. Dengan menerapkan aji Perisai Besi yang digabungkan dengan jurus Naga Emas Melolos Tulang miliknya, dia pun mengelak dan meliuk-liukkan tubuhnya. Tagh..! Tughk! Terdengar benturan berapa serangan patukkan tangan Resmana yang tak bisa dielakkan Bara, dan akhirnya berbenturan dengan 'perisai baja' di tubuhnya. Bara hanya merasa tubuhnya sedikit tergetar akibat benturan itu. Namun Resmana malah merasa ujung-ujung jarinya yang membentuk patukkan, terasa panas dan berdenyut nyeri. Padahal Bara baru mengerahkan sepertiga dari tenaga dalam yang dimiliknya. D

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-15
  • Sang KAISAR PRODEO   Bab 206. TERPANA DAN BERSORAK

    Byarrshk..! Seketika muncul cahaya keemasan menyilaukan di kedua tangan Bara. Nampak dari ujung jari hingga ke siku tangan Bara diselimuti sisik emas, yang berkeredepan menyilaukan mata. Sebuah bola energi berwarna keemasan pun mulai membungkus kedua tangan Bara. Sementara Resmana secara tiba-tiba melenting tinggi ke udara, dan melakukan putaran yang sangat cepat di atas arena petarungan. Gerakan Resmana semakin lama semakin cepat. Hingga kini hanya terlihat garis lintasan cahaya putih, yang berputar di atas arena pertarungan. Weerrssh..!! Sungguh bagaikan lingkaran cahaya putih menyilaukan, yang semakin lama semakin turun ke bawah, dan melingkar di atas sosok Bara. Bara merasakan tekanan hawa panas membakar di atas tubuhnya. Sungguh jika orang biasa yang berada di bawah tekanan itu, maka pastilah orang itu sudah hangus terbakar saat itu juga. Namun yang dihadapi Resmana sekarang adalah Bara! Sang pewaris tunggal Ilmu Naga Emas, yang tentunya tidaklah asing dengan hawa sepana

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-15

Bab terbaru

  • Sang KAISAR PRODEO   Bab 222. DINGIN DAN PERINGATAN KEDUA

    Di ruang tamu villa, nampak berkumpul Bara serta para sahabatnya. Sementara Leonard juga di dampingi 2 orang kepercayaannya, Jason dan Tommy. Mereka berbicara akrab dan hangat saat itu. Seperti tak pernah ada permusuhan di antara mereka. "Leonard. Terimakasih atas kesediaanmu mengantar sendiri pesanan kami," ucap Bara tersenyum. "Sama-sama Bara, aku senang bisa bersahabat dengan kalian semua. O ya, Marsha titip salam buat kalian semua. Tadinya dia memaksa ikut, namun dilarang keras sama Ibuku," ujar Leonard menyampaikan. "Ahh. Bagaimana kabar Marsha di sana Leonard..? Kapan kalian menikah..?" tanya Dimas. Dia memang sudah mulai bisa menerima kenyataan pahit itu. Ya, Dimas sudah belajar menghilangkan kebencian di hatinya pada Leonard. Dia sadar, kepentingan bersama para sahabatnya lebih utama, dibanding perasaan pribadinya. Namun tentu saja hal itu masih meninggalkan 'bekas mendalam' di hatinya. Hal yang berdampak pada dinginnya hati Dimas terhadap wanita. Dimas merasa sudah t

  • Sang KAISAR PRODEO   Bab 221. PENGIRIMAN PERDANA

    "Ahh..! Aku datang untuk mengantarkan dompet tanganmu yang tertinggal di dalam mobilku semalam Dewi," seru Dimas agak terpana melihat kecantikkan Dewi, seraya menyerahkan dompet itu pada Dewi. 'Tak kusangka di pagi hari kau malah semakin nampak cantik Dewi', batin Dimas mengakui. "Wah..! Terimakasih Mas Dimas, pantas Dewi cari-cari di tas semalam tak ketemu. Masuk dulu Mas Dimas ya," seru Dewi senang, dia pun membuka lebar pintu rumahnya mempersilahkan Dimas masuk. "Baiklah Dewi, tapi aku tak bisa lama-lama ya. Para sahabat menanti di rumah Mas Bara," sahut Dimas, seraya duduk di kursi tamu rumah. 'Mas Dimas pasti kurang tidur semalam', bathin Dewi, saat melihat mata Dimas yang terlihat cekung dan lelah."Mas Dimas, Dewi ucapkan terimakasih atas pertolongan Mas semalam, dan juga antaran dompet Dewi ya," ucap Dewi tersenyum. "Bukan apa-apa Dewi. Aku hanya kebetulan saja sedang berada di lokasi kejadian," sahut Dimas. Jujur saja Dimas agak jengah juga, karena Dewi menatapnya den

  • Sang KAISAR PRODEO   Bab 220. KECOLONGAN DAN KESIANGAN

    "Bagaimana hasil pengamatan kalian terhadap rumah Bara cs, Pandu..?" "Bersih di sana Paman Jendral, tak ada helikopter maupun orang-orang kita yang hilang di sana. Kami juga sudah memberi peringatan pada kediaman Bara, yang dijadikan markas oleh mereka itu paman," sahut Pandu apa adanya. "Hmm. Kau beri peringatan apa pada mereka Pandu..?" tanya sang Jendral penasaran. "Pandu melepaskan pukulan level ke 4 aji 'Singa Langit' pada kediaman mereka paman Jendral, namun Bara berhasil menangkis pukulan Pandu itu di udara. Dan dari situ ada kabar mengejutkan buat kita Paman Jendral," sahut Pandu, berhenti sejenak dari ucapannya. "Katakan cepat kabar itu Pandu..! Jangan sepotong-potong memberikan informasi padaku..!" sentak sang Jendral, yang menjadi gemas dan penasaran dengan penuturan Pandu. "Paman Jendral, dari beradunya pukulan Pandu dan pemuda bernama Bara itu, maka Pandu jadi yakin, jika saat ini Paman Drajat si 'Tapak Es' ada bersama mereka. Karena energi yang dilepaskan Bara te

  • Sang KAISAR PRODEO   Bab 219. SESUATU TERTINGGAL

    Sementara itu, Dimas telah tiba di garasi kediamannya, Dimas bermaksud hendak langsung masuk ke kamarnya, dan menyendiri di sana. Namun saat dia turun dari mobilnya, dan hendak menutup kembali pintu mobil. "Ahh..!" Dimas berseru kaget, saat mendapati sebuah dompet tangan tergeletak di kursi sebelah kemudi. Dan Dimas langsung saja berpikir, jika dompet itu pasti dompet milik Dewi yang tertinggal. 'Biarlah besok saja kuantarkan ke rumahnya sekalian ke rumah Mas Bara', bathinnya. Dia tak hendak membawa dompet itu masuk ke dalam rumah. Maka disimpannya dompet milik Dewi itu di laci mobil. Lalu Dimas pun bergegas keluar dari garasi, menuju ke dalam kamarnya di lantai atas. Ya, hari itu adalah hari paling kelabu di hati Dimas. Di dalam kamar pun, Dimas tak bisa berhenti berpikir tentang Marsha. Hati dan pikirannya seolah terus 'terparkir' pada sosok wanita, yang memang sangat spesial di hatinya itu. Sungguh hal yang sangat 'menguras' energi Dimas. Sulit baginya saat itu, untuk fok

  • Sang KAISAR PRODEO   Bab 218. IPTU DEWINDA PRATIWI

    "Maaf Mas Bara dan semuanya. Sepertinya malam ini aku ingin pulang dulu, sekalian mengantarkan Dewi. Dia baru saja lolos dari aksi kejahatan di jalan. Kebetulan aku ada di dekat situ, usai dari warung bang Madi. Karena tinggalnya di Lenteng Agung, maka aku sekalian akan mengantarkannya pulang," ujar Dimas. Menjelaskan sekaligus menjawab tanda tanya di benak semua sahabatnya, tentang siapa wanita yang bersamanya itu. "Maaf Mas Dimas dan semuanya. Dewi jadi merepotkan dan mengganggu acara kalian," Dewi berkata dengan senyum jengah, dan wajah merasa bersalah. "Tak apa Dewi, namanya juga kejadian tak terduga. Silahkan Mas Dimas, besok main lagi ke sini kan Mas..?" sahut Bara, seraya bertanya pada Dimas. "Semoga Mas Bara, mari semuanya," sahut Dimas tersenyum, seraya beranjak menuju mobilnya. Tinn.. Tiinn..! Dimas membunyikan klakson mobilnya, saat hendak keluar dari rumah Bara. Hal yang disambut lambaian tangan dari para sahabatnya. Akhirnya mobilnya meluncur di atas jalan raya

  • Sang KAISAR PRODEO   Bab 217. PENJAHAT KELAS CORO

    "Itu bukan urusanmu..! Minggirr..!!" sentak orang itu, seraya menepis kasar tangan Dimas yang menahannya. Dagh..! Namun betapa terkejutnya orang itu. Karena saat menepis tangan Dimas, tangannya bagai menghantam besi baja. "Akhs..!" seru kesakitan lelaki sangar itu, dengan wajah meringis. Spontan tangannya terasa sakit dan kesemutan, sedangkan tangan Dimas masih pada posisinya di depan dadanya. "Bangsat..! Kau mau bermain-main dengan kami rupanya..!" seru orang itu emosi. Dan temannya yang sejak tadi hanya diam, dan mengamati di sebelahnya mulai ikut merangsek maju. Seth..! Seth..! Slaakh..!! Bagai dikomando, kedua orang itu secara serentak dan cepat menghunus pisau lipat mereka."Aduhh..! Awas Mas ..!!" teriak si wanita, yang panik dan ketakutan. Tentu saja dia menjadi cemas, melihat kedua orang yang memburu dirinya itu menghunus pisau, untuk mengeroyok pemuda penolongnya. Pisau di kedua tangan orang itu, dimainkan dengan cepat bergerak ke kiri dan ke kanan. Bagai hendak mem

  • Sang KAISAR PRODEO   Bab 216. BROKEN HEART DAN INSIDEN

    Tinn.. Tiinn..! Menjelang senja, mobil yang dikendarai David pun tiba di kediaman Bara. Dimas, Sandi, dan David, turun dari mobil dan langsung hendak menuju teras rumah. Di mana Bara dan Gatot telah menanti mereka. Namun setelah turun, langkah Dimas malah langsung menuju ke warung kopi 24 jam milik bang Madi. Yang berada diseberang rumah Bara. "Kalian duluanlah, aku hendak ngopi sejenak di warung seberang," ucap Dimas, pada David dan Sandi. Lalu Dimas kembali balik badan, meneruskan langkahnya ke warung bang Madi. "Mas ... " Sandi urung meneruskan ucapannya."Ssssttt. Sudahlah Sandi, sepertinya dia baru mengalami pukulan berat," bisik David, seraya menepuk dan menggelengkan kepalanya pada Sandi. Sandi pun akhirnya terdiam dengan wajah bingung, menuruti saran dari David. Sementara Bara yang melihat hal itu dari kejauhan, dia pun langsung menangkap makna dari sikap Dimas. Yang langsung berjalan ke warung seberang, tanpa menoleh padanya dan Gatot. Di tatapnya tubuh Dimas yang n

  • Sang KAISAR PRODEO   Bab 215. SERANGAN DARI ATAS

    Nampak helikopter itu agak oleng, akibat pengaruh getar energi yang dikeluarkan oleh Pandu. Di saat yang sama, Bara dan Gatot telah berada di luar kediaman Bara. Mereka berdua segera memandang ke arah atas rumah, dan sontak mereka terkejut sekaligus bersiap melepaskan pukulan jarak jauh mereka. Karena mereka melihat sebuah helikopter dengan ketinggian hanya sekitar 25 meter di atas kediaman Bara! Nampak di dalam helikopter itu, sesosok pemuda yang tengah bersiap memukul ke arah kediaman Bara. "Hajar saja kediamannya, Pandu..!" teriak Denta. Saat dia juga melihat Bara dan seorang temannya telah bersiap melepas pukulan jarak jauh dari bawah. Denta berspekulasi, tentunya Bara akan melindungi kediamannya lebih dulu, dari terjangan pukulan jarak jauh yang dilepaskan Pandu. "Hiyaahh.!!" Wuursshk..!! Dengan diiringi teriakkan kerasnya, Pandu melontarkan pukulannya tanpa ragu ke arah kediaman Bara. Seberkas cahaya merah keemasan melesat cepat, menuju ke atap rumah Bara. "Gatot kau p

  • Sang KAISAR PRODEO   Bab 214. PATAH DAN PENGINTAIAN

    Tuttt ... Tuttt ... Tuttt.!"Hahh..! Marsha..?!" seru Dimas terkejut bukan main, saat dilihatnya nomor Marsha tertera di layar ponselnya. Saat itu dia masih berada di halaman vila markas yang baru saja dibelinya. Klik.! "Ya Marsha ...?! " sahut Dimas, penuh rasa rindu dan kecemasan. "Mas Dimas, Marsha saat ini berada di kediaman Leonard di Washington. Marsha baik-baik saja disini Mas Dimas," ucap Marsha serak. Dia tahu Dimas sangat mencemaskan dirinya. "Syukurlah Marsha. Tenanglah, sesegera mungkin aku akan menjemputmu pulang ke Indonesia. Aku sedang mempersiapkan visa untuk ke sana bersama Mas Bara," ucap Dimas, ingin menenangkan Marsha disana. "Maaf Mas Dimas, sepertinya itu tak perlu Mas lakukan. Karena Marsha disini sudah berkomitmen dengan Leonard. Hal ini benar-benar diluar dugaan Marsha Mas Dimas," ucap Marsha penuh rasa sesal. Karena mau tak mau, dia harus mengatakan hal yang pasti menyakitkan hati Dimas. "Apa maksudmu Marsha..?! Komitmen dengan Leonard..?" Dimas ber

DMCA.com Protection Status