Beranda / Fantasi / Sang KAISAR PRODEO / Bab 113. Panggilan Tak Dikenal Dan Latihan

Share

Bab 113. Panggilan Tak Dikenal Dan Latihan

Penulis: BayS
last update Terakhir Diperbarui: 2024-11-18 22:03:41

"Marsha, kusarankan kamu segera mengganti nomor ponselmu saat ini. Karena ada kemungkinan pihak penyelenggara kompetisi terlibat, dengan kasus pembunuhan kedua orangtuaku dan upaya penculikkan dirimu Marsha," jelas Bara.

"Ahh..! Benarkah Mas Bara..?!" Marsha terkejut bukan main mendengar hal ini.

"Itu benar Marsha. Aku dan beberapa sahabat telah menyelidiki kejadian kemarin. Dan akhirnya kami menemukan kemungkinan 80% keterlibatan pihak penyelenggara, dalam kasus yang menimpa kita."

"Ahh. Baiklah Mas Bara, Marsha akan segera mengganti nomor ponsel ini dan mengabarkan nomor baru Marsha pada Mas Bara dan David," ucap Marsha menyetujui saran Bara.

"Baik Marsha. Sebab bukan mustahil mereka bisa melacak keberadaanmu melalui ponselmu. Karena mereka bergerak dengan kecanggihan teknologi, Marsha."

"Baik Mas Bara, Marsha akan segera mengganti nomor ponsel Marsha setelah ini."

"Baik Marsha. O iya Marsha, aku ingin mengajakmu ikut dalam pertemuan di rumah sahabatku di Depok esok hari. Apakah kau
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Sang KAISAR PRODEO   Bab 114. TIGA SERANGKAI IBLIS

    "Ternyata ada..!!" seru Angga terkejut.Angga bukan terkejut karena kedahsyatan pukulan Leonard, karena tiga kali lipat kekuatan yang diperlihatkan Leonard pun dia mampu melakukannya tanpa kesulitan.Angga hanya 'heran' ada orang asing atau bule, yang mau dan mampu mempelajari ilmu beladiri langka dan tenaga dalam seperti yang dipelajarinya. Karena setahu Angga, orang bule hanya tertarik pada beladiri Karate, Judo, jiujitsu dan beladiri praktis lainnya.Jarang ada yang berminat mempelajari pernafasan tenaga dalam. Apalagi sampai bisa mempelajari ilmu meringankan tubuh seperti yang diperlihatkan Leonard tadi. Disitulah sebenarnya letak keterkejutan sekaligus rasa salut Angga terhadap Leonard."Hebat Leonard..!" seru Freedy memuji. Sebenarnya ada rasa 'ketertarikkan lain' dalam hati Freedy, terhadap Leonard yang tampan dan bertubuh perkasa ini.Ya, diam-diam rupanya Freedy mulai naksir pada Leonard...! Hehe."Ok, sekarang giliranku," ucap Freedy.Freedy pun mulai memusatkan energi telek

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-19
  • Sang KAISAR PRODEO   Bab 115. PENYUSUP BERMASKER

    Seth..! Taph..! Taghh..!Angga melesat ke bawah dan langsung menghajar belakang leher satpam, yang tengah asik menonton TV di poskonya itu."Keghs..!" sang satpam langsung tak sadarkan diri, dengan hanya mengeluarkan sedikit suara.Seth..! Seth..! Seth..!Dengan di pimpin Angga ketiganya langsung melesat ke arah pintu utama rumah. Angga langsung saja memencet bel rumah yang cukup megah itu.Ting .. Tongg..! Ting .. Tong..! "Paling-paling Pak Sarpan. Bukakan saja pintunya Wik," ucap seorang pelayan wanita, saat mereka tengah asik nonton sinetron di ruang tengah pada teman pelayannya."Huh..! Mengganggu saja Pak Sarpan ini!" keluh si Wiwik kesal, seraya beranjak menuju pintu rumah.Ceklek..!"Mmfhh..!" pintu pun terbuka wajah Wiwik muncul dan langsung di bekap oleh Freedy, hingga Wiwik pun tak bisa berteriak.Wiwik hanya bisa membeliakkan matanya, melihat tiga sosok memakai masker itu membawanya kembali masuk ke dalam.Angga segera menutup kembali pintu rumah, lalu dia menetak bagian l

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-19
  • Sang KAISAR PRODEO   Bab 116. RESIGN DAN NGAMBEK

    "A-apa..?! Mereka memakai masker Marsha..?" tanya Bara agak terkejut. Tadinya dia hendak memperlihatkan beberapa foto pada si Wiwik itu, berharap ada salah satu foto yang dikenali Wiwik.Dan foto Freedy ada di antara foto yang hendak diperlihatkan Bara pada Wiwik. Namun sepertinya kini hal itu sia-sia, pikir Bara.'Cerdik juga mereka', bathin Bara geram."Iya mas Bara, Wiwik menceritakan begitu padaku.""Baiklah Marsha, kau bersiaplah berangkat ke rumah Dimas nanti jam 10 pagi. Akan ku share lokasinya nanti.""Baik Mas Bara. Terimakasih sayang, mmuaahhh."Klik.Bara tertegun sejenak seraya mengusap-usap rambutnya, lalu dia pun melangkah ke kamar mandi.*** "Apakah keputusan kalian sudah bulat Resti, Revina..?" tanya Patrick dengan nada agak kecewa dan sedih.Ya, sepertinya dengan terpaksa Patrick harus menyetujui pengunduran diri dua karyawati 'maskot' restorannya ini. Yang saat itu datang berdua menemuinya di ruang kerja pribadinya."Hal ini sudah kami pertimbangkan masak-masak Pak

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-19
  • Sang KAISAR PRODEO   Bab 117. PERTEMUAN DAN TERPESONA

    'Ahh..! Dia pasti ngambek lagi. Duhh ... pusing..!' keluh Bara dalam hatinya."Baiklah Resti, aku ambilkan kunci dan helmnya di dalam ya. Kau duduklah dulu di teras bersama Marsha dan Gatot," ucap Bara tersenyum.Tanpa menjawab Resti langsung menyalami Gatot memperkenalkan dirinya,"Salam Mas Gatot, saya Resti." ucap Resti memaksakan senyum di bibirnya, yang saat itu terasa kencang akibat amarah yang di tahannya."Salam kenal Resti," sambut Gatot hangat, dia menduga pastilah Resti yang jelita dan klasik ini kekasih Bara.Resti pun langsung duduk setelah itu tanpa menoleh pada Marsha, hatinya terasa muak dan sebal dengan wanita itu."Hai Resti, bagaimana kabarmu..?" sapa Marsha tersenyum ramah."Baik..!" Sahut Resti ketus tanpa menoleh pada Marsha. Hati Resti sesungguhnya bertanya-tanya, 'Apa kepentingan Marsha ini datang ke rumah kekasihnya..? Sepertinya mereka sangat akrab', bathin Resti."Ini helmnya Resti, biar kubawakan motornya ke sini," ucap Bara seraya menyerahkan sebuah helm p

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-20
  • Sang KAISAR PRODEO   Bab 118. PANGGILAN DAN CURHAT

    "Tuan Leonard, Sandra juga terimakasih ya. Permainan Tuan luar biasa perkasa dan memuaskan," balas Sandra, memuji Leonard dengan jujur dan apa adanya. Leonard segera meraih celananya dan mengeluarkan dompet kulitnya, diberikannya 10 lembar ratusan dollar pada Sandra."Waaw, seribu dollar..! Terimakasih Tuan Leonard," seru Sandra sangat gembira. Itu artinya 10 juta lebih uang tunai masuk ke dompetnya hari itu."Hahahaaa..! Itu bukan apa-apa dibanding pelayananmu Sandra cantik," ucap Leonard terbahak. Inilah yang dia suka dari perempuan Asia, rata-rata 'celah' mereka masih terasa sempit dirasakan oleh miliknya, yang memang berukuran di atas rata-rata lelaki Asia itu.Ya, sejenak Leonard bisa melupakan 'kegusaran' hatinya, akibat dia gagal mendapatkan 'dewi jelitanya' Marsha semalam. Namun dia tetap bertekad akan mencari Marsha, sampai dia mendapatkannya.Karena di mata Leonard, Marsha tetaplah 'ratunya' wanita, seorang ratu yang membuatnya enggan untuk berpaling ke wanita lain.Sementa

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-20
  • Sang KAISAR PRODEO   Bab 119. PEMBICARAAN PANAS

    "Mamahmu ramah sekali Vina, senang rasanya memiliki Mamah sepertinya.""Ya, memang Mamah agak berubah setelah aku kembali ke rumah Resti. Mamah sekarang jadi lebih sering di rumah dibanding dulu.""Vina. Apakah kau masih ingat wanita bernama Marsha, wanita yang bertemu kita di saat berkunjung ke penjara dulu..?""Tentu masih Resti, terakhir kemarin Dave Ko malah di beri hadiah 200 miliar sama dia lho Res," sahut Revina."Hahh..! Sebaik itu dia Vina..?! Dalam rangka apa dia memberi hadiah sebesar itu Vina..?!" seru Resti kaget bukan kepalang."Lho..?! Apakah Mas Bara belum bercerita padamu Resti..? Bahkan Mas Bara mendapat hadiah lebih besar lagi lho Res, Mas Bara diberi 300 miliar oleh Marsha. Aku lihat sendiri ceknya Resti, karena Dave Ko memperlihatkannya padaku," Revina menjelaskan."Aihh..! Ti-tiga ratus miliar Vina..?! Kenapa Mas Bara tak bercerita padaku ya..?" seru Resti, seolah bertanya seolah pada dirinya sendiri."Resti, Dave Ko dan Mas Bara mendapatkan hadiah itu dari Marsh

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-20
  • Sang KAISAR PRODEO   Bab 120. RENCANA DAN ANCAMAN

    "Gilaa..!! Apakah sedahsyat itu omset penyelenggaraan kompetisi gelap ini..?!" seru kaget Gatot."Hehe. Marsha adalah salah satu pemenang taruhan bernilai 1 triliun Gatot, dan itu masih di level area," ucap David."Waww..!! Beruntung sekali kau Marsha..!" kini semua mata kecuali Bara dan David, memandang Marsha dengan penuh kekaguman."Dan uang di rekening Ayah ini juga adalah hasil kemenangan orangtua kita pada taruhan di kompetisi itu, nilainya 500 miliar rupiah di saldo rekening," Dimas berkata, seraya melambaikan buku rekening atas nama ayahnya itu."Ahhh..!" mereka semua berseru lalu terdiam. Mereka semua paham kini, bahwa pihak yang mereka lawan adalah pihak yang superior! Pihak yang memiliki dana, kekuatan, kekuasaan, serta jaringan yang luas di dunia internasional."Ya, dana di rekening Ayah saya ini akan menjadi dana operasional misi kita nantinya. Karena dana 500 miliar ini adalah milik kita bersama," ucap Dimas lagi."Ok. Mari sekarang kita bicarakan langkah kita selanjutny

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-20
  • Sang KAISAR PRODEO   Bab 121. RENCANA PELENGSERAN DAN PERTARUHAN

    "Mas Bara, hati-hati ya sayang. Menangkanlah kompetisi itu dan kembalilah pada Resti ya Mas," ucapan Resti terdengar serak dan penuh kecemasan.Ya, Resti kini tahu artinya jika Bara berada di vila. Itu artinya kekasihnya itu akan kembali bertarung hidup mati, dalam kompetisi gelap yang akan berlangsung."Resti, tenanglah. Mas pasti akan kembali padamu dalam 3 hari mendatang, mas janji sayang," ucap Bara lembut."Rasanya Resti ingin Mas Bara menjalani saja hukuman di penjara selama 7 tahun, tanpa pertarungan hidup mati seperti ini Mas. Resti takut Mas, bagi Resti kompetisi ini bagaikan vonis mati untuk Mas Bara yang berjalan secara perlahan. Tsk, tsk!" "Resti sayang ... tenanglah. Mas pasti bisa melewati ini semua dengan dukungan dan do'a dari Resti ya. O ya, bagaimana kabarnya Ayah dan Mamah, Resti..?""Aamiin Mas Bara. Ayah dan Mamah baik-baik saja Mas. Ayah saat ini tengah mencari dana, untuk mencapai jumlah deposit minimal dari suplier besar di negeri ini Mas. Sementara Mamah sepe

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-21

Bab terbaru

  • Sang KAISAR PRODEO   Bab 223. BANG MADI MELAPORKAN

    Resti dan Revina kini juga langsung menuju ke vila, jika hendak bertemu dengan kekasih mereka. Bahkan saat ini pun mereka tengah dalam perjalanan menuju ke vila, yang menjadi markas baru Bara cs. Jujur saja mereka kini merasa lebih nyaman, dengan kepindahan markas kekasih mereka. Karena sudah tak ada rasa was-was lagi, akan di datangi oleh pihak Graito cs. Dan tentu saja suasana puncak yang sejuk dan hijau, sangat membuat mereka betah berlama-lama di sana. Mereka berdua mendapat tugas membawakan suplai logistik makanan, dan juga keperluan vila setiap minggunya.Tentu saja Dimas memberi mereka anggaran yang cukup untuk itu. Dengan mengendarai Fortuner milik Resti yang bagian belakangnya penuh dengan logistik, mereka melaju dan hampir sampai di markas. Disamping hal tersebut, Marsha juga telah menghubungi pak Nala dan bi Tarni, untuk menanyakan kesediaan pak Nala dan bi Tarni bekerja menjadi supir dan asisten di markas baru Bara cs. Keduanya langsung menjawab bersedia, mengingat k

  • Sang KAISAR PRODEO   Bab 222. DINGIN DAN PERINGATAN KEDUA

    Di ruang tamu villa, nampak berkumpul Bara serta para sahabatnya. Sementara Leonard juga di dampingi 2 orang kepercayaannya, Jason dan Tommy. Mereka berbicara akrab dan hangat saat itu. Seperti tak pernah ada permusuhan di antara mereka. "Leonard. Terimakasih atas kesediaanmu mengantar sendiri pesanan kami," ucap Bara tersenyum. "Sama-sama Bara, aku senang bisa bersahabat dengan kalian semua. O ya, Marsha titip salam buat kalian semua. Tadinya dia memaksa ikut, namun dilarang keras sama Ibuku," ujar Leonard menyampaikan. "Ahh. Bagaimana kabar Marsha di sana Leonard..? Kapan kalian menikah..?" tanya Dimas. Dia memang sudah mulai bisa menerima kenyataan pahit itu. Ya, Dimas sudah belajar menghilangkan kebencian di hatinya pada Leonard. Dia sadar, kepentingan bersama para sahabatnya lebih utama, dibanding perasaan pribadinya. Namun tentu saja hal itu masih meninggalkan 'bekas mendalam' di hatinya. Hal yang berdampak pada dinginnya hati Dimas terhadap wanita. Dimas merasa sudah t

  • Sang KAISAR PRODEO   Bab 221. PENGIRIMAN PERDANA

    "Ahh..! Aku datang untuk mengantarkan dompet tanganmu yang tertinggal di dalam mobilku semalam Dewi," seru Dimas agak terpana melihat kecantikkan Dewi, seraya menyerahkan dompet itu pada Dewi. 'Tak kusangka di pagi hari kau malah semakin nampak cantik Dewi', batin Dimas mengakui. "Wah..! Terimakasih Mas Dimas, pantas Dewi cari-cari di tas semalam tak ketemu. Masuk dulu Mas Dimas ya," seru Dewi senang, dia pun membuka lebar pintu rumahnya mempersilahkan Dimas masuk. "Baiklah Dewi, tapi aku tak bisa lama-lama ya. Para sahabat menanti di rumah Mas Bara," sahut Dimas, seraya duduk di kursi tamu rumah. 'Mas Dimas pasti kurang tidur semalam', bathin Dewi, saat melihat mata Dimas yang terlihat cekung dan lelah."Mas Dimas, Dewi ucapkan terimakasih atas pertolongan Mas semalam, dan juga antaran dompet Dewi ya," ucap Dewi tersenyum. "Bukan apa-apa Dewi. Aku hanya kebetulan saja sedang berada di lokasi kejadian," sahut Dimas. Jujur saja Dimas agak jengah juga, karena Dewi menatapnya den

  • Sang KAISAR PRODEO   Bab 220. KECOLONGAN DAN KESIANGAN

    "Bagaimana hasil pengamatan kalian terhadap rumah Bara cs, Pandu..?" "Bersih di sana Paman Jendral, tak ada helikopter maupun orang-orang kita yang hilang di sana. Kami juga sudah memberi peringatan pada kediaman Bara, yang dijadikan markas oleh mereka itu paman," sahut Pandu apa adanya. "Hmm. Kau beri peringatan apa pada mereka Pandu..?" tanya sang Jendral penasaran. "Pandu melepaskan pukulan level ke 4 aji 'Singa Langit' pada kediaman mereka paman Jendral, namun Bara berhasil menangkis pukulan Pandu itu di udara. Dan dari situ ada kabar mengejutkan buat kita Paman Jendral," sahut Pandu, berhenti sejenak dari ucapannya. "Katakan cepat kabar itu Pandu..! Jangan sepotong-potong memberikan informasi padaku..!" sentak sang Jendral, yang menjadi gemas dan penasaran dengan penuturan Pandu. "Paman Jendral, dari beradunya pukulan Pandu dan pemuda bernama Bara itu, maka Pandu jadi yakin, jika saat ini Paman Drajat si 'Tapak Es' ada bersama mereka. Karena energi yang dilepaskan Bara te

  • Sang KAISAR PRODEO   Bab 219. SESUATU TERTINGGAL

    Sementara itu, Dimas telah tiba di garasi kediamannya, Dimas bermaksud hendak langsung masuk ke kamarnya, dan menyendiri di sana. Namun saat dia turun dari mobilnya, dan hendak menutup kembali pintu mobil. "Ahh..!" Dimas berseru kaget, saat mendapati sebuah dompet tangan tergeletak di kursi sebelah kemudi. Dan Dimas langsung saja berpikir, jika dompet itu pasti dompet milik Dewi yang tertinggal. 'Biarlah besok saja kuantarkan ke rumahnya sekalian ke rumah Mas Bara', bathinnya. Dia tak hendak membawa dompet itu masuk ke dalam rumah. Maka disimpannya dompet milik Dewi itu di laci mobil. Lalu Dimas pun bergegas keluar dari garasi, menuju ke dalam kamarnya di lantai atas. Ya, hari itu adalah hari paling kelabu di hati Dimas. Di dalam kamar pun, Dimas tak bisa berhenti berpikir tentang Marsha. Hati dan pikirannya seolah terus 'terparkir' pada sosok wanita, yang memang sangat spesial di hatinya itu. Sungguh hal yang sangat 'menguras' energi Dimas. Sulit baginya saat itu, untuk fok

  • Sang KAISAR PRODEO   Bab 218. IPTU DEWINDA PRATIWI

    "Maaf Mas Bara dan semuanya. Sepertinya malam ini aku ingin pulang dulu, sekalian mengantarkan Dewi. Dia baru saja lolos dari aksi kejahatan di jalan. Kebetulan aku ada di dekat situ, usai dari warung bang Madi. Karena tinggalnya di Lenteng Agung, maka aku sekalian akan mengantarkannya pulang," ujar Dimas. Menjelaskan sekaligus menjawab tanda tanya di benak semua sahabatnya, tentang siapa wanita yang bersamanya itu. "Maaf Mas Dimas dan semuanya. Dewi jadi merepotkan dan mengganggu acara kalian," Dewi berkata dengan senyum jengah, dan wajah merasa bersalah. "Tak apa Dewi, namanya juga kejadian tak terduga. Silahkan Mas Dimas, besok main lagi ke sini kan Mas..?" sahut Bara, seraya bertanya pada Dimas. "Semoga Mas Bara, mari semuanya," sahut Dimas tersenyum, seraya beranjak menuju mobilnya. Tinn.. Tiinn..! Dimas membunyikan klakson mobilnya, saat hendak keluar dari rumah Bara. Hal yang disambut lambaian tangan dari para sahabatnya. Akhirnya mobilnya meluncur di atas jalan raya

  • Sang KAISAR PRODEO   Bab 217. PENJAHAT KELAS CORO

    "Itu bukan urusanmu..! Minggirr..!!" sentak orang itu, seraya menepis kasar tangan Dimas yang menahannya. Dagh..! Namun betapa terkejutnya orang itu. Karena saat menepis tangan Dimas, tangannya bagai menghantam besi baja. "Akhs..!" seru kesakitan lelaki sangar itu, dengan wajah meringis. Spontan tangannya terasa sakit dan kesemutan, sedangkan tangan Dimas masih pada posisinya di depan dadanya. "Bangsat..! Kau mau bermain-main dengan kami rupanya..!" seru orang itu emosi. Dan temannya yang sejak tadi hanya diam, dan mengamati di sebelahnya mulai ikut merangsek maju. Seth..! Seth..! Slaakh..!! Bagai dikomando, kedua orang itu secara serentak dan cepat menghunus pisau lipat mereka."Aduhh..! Awas Mas ..!!" teriak si wanita, yang panik dan ketakutan. Tentu saja dia menjadi cemas, melihat kedua orang yang memburu dirinya itu menghunus pisau, untuk mengeroyok pemuda penolongnya. Pisau di kedua tangan orang itu, dimainkan dengan cepat bergerak ke kiri dan ke kanan. Bagai hendak mem

  • Sang KAISAR PRODEO   Bab 216. BROKEN HEART DAN INSIDEN

    Tinn.. Tiinn..! Menjelang senja, mobil yang dikendarai David pun tiba di kediaman Bara. Dimas, Sandi, dan David, turun dari mobil dan langsung hendak menuju teras rumah. Di mana Bara dan Gatot telah menanti mereka. Namun setelah turun, langkah Dimas malah langsung menuju ke warung kopi 24 jam milik bang Madi. Yang berada diseberang rumah Bara. "Kalian duluanlah, aku hendak ngopi sejenak di warung seberang," ucap Dimas, pada David dan Sandi. Lalu Dimas kembali balik badan, meneruskan langkahnya ke warung bang Madi. "Mas ... " Sandi urung meneruskan ucapannya."Ssssttt. Sudahlah Sandi, sepertinya dia baru mengalami pukulan berat," bisik David, seraya menepuk dan menggelengkan kepalanya pada Sandi. Sandi pun akhirnya terdiam dengan wajah bingung, menuruti saran dari David. Sementara Bara yang melihat hal itu dari kejauhan, dia pun langsung menangkap makna dari sikap Dimas. Yang langsung berjalan ke warung seberang, tanpa menoleh padanya dan Gatot. Di tatapnya tubuh Dimas yang n

  • Sang KAISAR PRODEO   Bab 215. SERANGAN DARI ATAS

    Nampak helikopter itu agak oleng, akibat pengaruh getar energi yang dikeluarkan oleh Pandu. Di saat yang sama, Bara dan Gatot telah berada di luar kediaman Bara. Mereka berdua segera memandang ke arah atas rumah, dan sontak mereka terkejut sekaligus bersiap melepaskan pukulan jarak jauh mereka. Karena mereka melihat sebuah helikopter dengan ketinggian hanya sekitar 25 meter di atas kediaman Bara! Nampak di dalam helikopter itu, sesosok pemuda yang tengah bersiap memukul ke arah kediaman Bara. "Hajar saja kediamannya, Pandu..!" teriak Denta. Saat dia juga melihat Bara dan seorang temannya telah bersiap melepas pukulan jarak jauh dari bawah. Denta berspekulasi, tentunya Bara akan melindungi kediamannya lebih dulu, dari terjangan pukulan jarak jauh yang dilepaskan Pandu. "Hiyaahh.!!" Wuursshk..!! Dengan diiringi teriakkan kerasnya, Pandu melontarkan pukulannya tanpa ragu ke arah kediaman Bara. Seberkas cahaya merah keemasan melesat cepat, menuju ke atap rumah Bara. "Gatot kau p

DMCA.com Protection Status