Home / Romansa / Sang Janda dan Para Pria Penggoda / Chapter 22 : Perasaan Sang Dokter

Share

Chapter 22 : Perasaan Sang Dokter

Author: VERARI
last update Last Updated: 2022-12-24 00:53:30

"Aku bosan sekali! Apa besok aku boleh pulang? Kepalaku juga nggak terasa sakit lagi. Lihat ini!" Rena menggeliat-geliat di atas ranjang.

"Belum boleh," tegas Felix.

Sang dokter memasukkan suntikan di selang infus. Biasanya perawat yang melakukan pekerjaan itu. Tapi selama tiga hari berturut-turut ia sendiri yang mengerjakannya.

Jelas sekali ia telah terpikat pesona sang janda. Dan setiap kali berjumpa, wanita itu selalu menunjukkan pesona yang berbeda.

Adakalanya Rena bersikap dewasa layaknya orang tua yang telah mengalami banyak hal. Terkadang seperti anak kecil kala Felix menggoda. Tak jarang pula Rena menunjukkan sisi lembut yang selalu berhasil Felix berdebar.

"Kamu nggak pernah pulang? Perasaan nggak ada dokter lain yang datang."

Felix membuang muka. "Pasien-pasien di sini nggak banyak. Nggak sembarang dokter juga bisa naik ke sini."

"Oh, berarti kamu punya posisi spesial di rumah sakit ini. Tapi kenapa kamu bisa nggak tahu siapa orang yang membawaku ke sini?"

Dari awal Rena men
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • Sang Janda dan Para Pria Penggoda   Chapter 23 : Datang dan Menghilang

    Siska datang pagi-pagi sekali untuk menjemput Rena. Melihat temannya tampak lesu, ia bertanya, "Mana si dokter ganteng, Ren?""Nggak tahu. Dari pagi tadi dokternya ganti. Biasanya cuma ada Felix di sini."Rena mengambil nafas panjang. Rasanya ada yang kurang.Tiap pagi sampai sore dan terkadang sampai malam pria itu tak pernah absen menemani. Tapi tiba-tiba saja Felix tak bisa dihubungi."Kenapa nggak ditelepon saja?""Sudah beberapa kali. Yang jawab cewek.""Hah! Siapa? Pacarnya?""Bukan. Operator. Handphonenya mati."Seorang dokter paruh baya datang menyapa. Memberikan obat dan beberapa pesan pada si pasien. Lalu mengantar mereka sampai ke depan lift.Rena memutar badan. Melihat sekali lagi lorong mewah VVIP. Sepintas ia melihat bayang-bayang Felix berlari sambil tersenyum jahil ke arahnya.Tak bisa dipungkiri, hubungannya dan Felix lebih dari sekedar dokter pasien saja. Karena itu, ia sedikit kecewa sang dokter tak datang di saat-saat

    Last Updated : 2022-12-24
  • Sang Janda dan Para Pria Penggoda   Chapter 24 : Dua Pria Tampan

    Rena menghirup udara segar pagi hari di balkon apartemen. Sambil menyeruput teh hijau pekat, ia mengambil novel lalu mulai membaca bab akhir cerita.Walaupun penasaran oleh akhir cerita tragedi yang sangat disukainya, akan tetapi ia tak dapat berkonsentrasi menggabungkan kata demi kata dalam novel itu. Pandangannya mengikuti bayangan hitam di balik kaca buram yang memisahkan balkonnya dengan milik pria itu.Aroma kuat kopi hitam menusuk hidung. Rena tak suka menghirup bau menyengat di pagi hari. Namun ia tetap diam tak beranjak dari kursi goyang.Tanpa melihat langsung sosok pria itu pun jantungnya bergemuruh tak karuan. Rena penasaran dengan pria tampan itu. Tapi ia selalu kehilangan rasa percaya diri di hadapannya."Haruskah aku menyapa?" bisiknya pada diri sendiri, "Nggak, nggak. Nanti malah dikira keganjenan."Rena kembali fokus pada novel di tangannya. Meskipun benaknya terus melayang ke apartemen tetangga."Pagi, Rena." Billy mendongak dari ujung kaca p

    Last Updated : 2022-12-25
  • Sang Janda dan Para Pria Penggoda   Chapter 25 : Duel

    "Ca- calon pacar?" Rena terbata-bata.Setelah mendengar berita pernikahan Felix kemarin, Rena telah menghilangkan dugaannya. Meskipun gosip itu tak benar, menurut Felix. Dan ternyata insting Rena tak salah. Pria itu memang menyukainya!"Itu... Itu..." Sang dokter menggaruk-garuk kepalanya yang tak gatal.Sementara Billy yang sedari tadi menahan diri bergegas menarik kerah Felix agar menjauh dari Rena. "Keluar sekarang juga!" hardiknya."Tapi Dokter Felix masih belum selesai meresepkan obat untuk saya, Pak." Rena memprotes.Kali ini ucapan Rena tak dapat mempengaruhi pria itu. Billy mendorong maju badan Felix hingga mereka saling bertatapan. Jarak mereka hanya terpisah beberapa senti.Baik Billy maupun Felix memasang tampang garang. Tak mau kalah, Felix mengerahkan kekuatan untuk melepaskan diri. Kini mereka saling tarik-menarik. Hingga kepalan tinju Billy melayang tepat mengenai wajah putih mulus sang dokter.Felix sedikit terkejut lalu dalam sekejap membalas menghantam perut Billy.

    Last Updated : 2022-12-26
  • Sang Janda dan Para Pria Penggoda   Chapter 26 : Bos Kejam

    "Fasilitas untuk rekan bisnis. Memang apa yang kamu harapkan?" bisik Billy."Ah..." Rena menyembunyikan wajah karena terlalu malu. Ia menggigit bibir bawahnya. Tak bisa dipungkiri, ia kecewa dengan jawaban Billy.Anehnya, debaran cepat di dada Rena kembali normal. Benar, dari sejak bercerai dengan Dhani, Rena telah memutuskan untuk lebih berhati-hati mengenal lelaki. Ia tak mau lagi merasakan sakit hati.Rasa kecewa tadi sontak berubah menjadi kelegaan. Bukan waktunya ia jatuh cinta lagi. Ia pernah bertekad agar bisa menjadi wanita karir yang mandiri. Tanpa dibayang-bayangi ketakutan dikhianati suami.Rena mengambil nafas panjang. Ia berulang-ulang memotivasi diri sendiri dalam hati."Terima kasih, Pak Billy. Saya akan memanfaatkan fasilitas yang Pak Billy berikan dengan baik. Bapak nggak akan kecewa dengan kinerja saya dan Bu Siska," kata Rena percaya diri. Kali ini ia berani menatap lurus pria itu.Billy pun merasakan perubahan mendadak sang janda. Tak ada lagi senyum malu-malunya.

    Last Updated : 2022-12-27
  • Sang Janda dan Para Pria Penggoda   Chapter 27 : Kencan

    Orang gila itu tak lain adalah Billy. Ia menyeringai sambil berjalan ke arah mobil Felix.Billy memang tak menabrak mobil Felix dengan keras. Namun bagian belakang sedikit penyok."Pak Billy..."Felix mengerang memegangi kepala sambil mengumpat. "Kamu nggak apa-apa, Ren?" Ia memastikan tak ada goresan di kulit mulus Rena."Kamu? Kepalamu nggak apa-apa?"Felix menyadari kedatangan Billy tepat di balik pintu mobil. Pria itu mengetuk kaca jendela tanpa menunjukkan sedikit pun penyesalan. Rena cepat-cepat memegangi lengan Felix."Lepasin, Ren! Aku akan menghajar orang gila itu!""Jangan! Kita pergi saja. Kamu nggak kasihan sama aku?" Rena memelas.Felix mendengus kesal. Ia tak mau amarahnya membuat Rena cemas. "Oke."Ketika Felix menghidupkan mesin, Billy berdiri di depan kap mobil. Ia memutar ke arah tempat duduk Rena. Lalu memaksa membuka pintunya."Ikut aku sekarang!" Billy menarik tangan Rena."Jangan kurang ajar!" teriak Felix.Dua pria itu menarik kedua tangan Rena. Seperti anak keci

    Last Updated : 2022-12-28
  • Sang Janda dan Para Pria Penggoda   Chapter 28 : Keputusan Sepihak

    Rena duduk diapit oleh Billy dan Bella. Di hadapan mereka, ayah dan ibu Billy tengah meneliti Rena. Meskipun wajah-wajah itu tersenyum ramah, Rena dapat merasakan ketegangan di antara mereka.Kakek Billy sedari tadi memberondong Rena dengan banyak pertanyaan. Mulai dari orang tua, tempat kelahiran, nilai-nilai akademis dan hal-hal umum lainnya.Mirip orang tua Dhani dulu. Bedanya, keluarga Billy tak banyak berkomentar dengan jawaban Rena. Kakek Billy pun hanya mendengar sambil mengangguk-angguk.Sementara itu, Bella tampak acuh oleh kehadiran Rena. Namun tidak dengan sang janda. Ia sedikit terganggu berdekatan dengan adik Billy itu.Ucapan dua perawat dulu tak sekedar omong kosong belaka. Dari sisi mana pun tak ada yang kurang dari penampilan Bella. Wajah kecil, hidung mancung, bibir tipis kemerahan dan kulit putih mulus. Kala berdiri, orang bisa melihat jelas tubuh semampai wanita itu."Anak ini kadang sudah diatur. Sudah lama Kakek ingin lihat dia menikah.

    Last Updated : 2022-12-29
  • Sang Janda dan Para Pria Penggoda   Chapter 29 : Sang Mantan

    "Maaf, malam-malam mengganggu waktu istirahatmu.""Sama sekali nggak ganggu. Aku malah senang kamu menghubungiku lebih dulu dari orang lain.""Masuk dulu, yuk."Mereka meninggalkan lantai basement menuju apartemen Rena. Pintu lift terbuka ketika layar menunjuk lantai dua puluh lima.Sepasang kekasih yang tampak mesra masuk ke dalam ruang kecil lift itu. Rena terkejut melihat sosok yang akrab di matanya."Mas... Dhani?"Dhani yang tengah merangkul mesra seorang wanita buru-buru melepas tangan. Seolah ia baru saja kedapatan selingkuh di depan istrinya. Sejenak lupa ia telah bercerai dengan Rena."Siapa, Ren?" tanya Felix penasaran."Rena... Ngapain kamu di sini?" Dhani kembali memeluk kekasihnya dengan bangga saat tersadar."Aku tinggal di sini," jawab Rena singkat dan acuh.Rena membuang muka lalu kembali bercakap-cakap dengan Felix. Ia memasang mimik ceria ketika Felix melontarkan lelucon-leluconnya. Meskipun perasaannya campur aduk melihat ma

    Last Updated : 2022-12-30
  • Sang Janda dan Para Pria Penggoda   Chapter 30 : Pencuri

    Sudah beberapa minggu Rena tak berjumpa dengan Bagas. Hari saat Rena kecelakaan, Ambar menggantikan pekerjaan Rena. Setelah itu, Bagas kembali ditugaskan ke luar kota. Pria itu hanya mengirim pesan singkat yang benar-benar singkat.Cepat sembuh. Hanya itu saja.Rena berulang kali menyapa dan bertanya kabar lewat pesan tapi Bagas tak menanggapi. Sang pengacara pun tak pernah mengangkat teleponnya.Rena merasa Bagas menghindarinya. Entah apa sebabnya, Rena tak bisa menemukan jawaban pasti.Dan hari ini, ia akan bertemu lagi dengan Bagas untuk urusan pekerjaan. Rena merasa sedikit gugup sekaligus canggung. "Tapi kenapa Mas Bagas bisa ikut perwakilan Volker Corp? Masa perusahaan sebesar itu nggak punya ahli hukum sendiri?""Ha? Aku kira kamu dekat dengan Bagas, Ren. Dia kan memang kerja di perusahaan inti Volker Corp, bukan anak cabang. Dia itu juga tangan kanan si breng- si Billy.""Serius? Kok kamu nggak pernah bilang, Sis?""Aku pikir kamu sudah

    Last Updated : 2022-12-31

Latest chapter

  • Sang Janda dan Para Pria Penggoda   Chapter 103 : Akhir yang ...

    "Nggak... Itu nggak mungkin.""Apanya yang nggak mungkin? Kenapa kamu ke sini?""Aku pikir ada masalah karena Billy meliburkan semua orang. Ternyata bukan hanya masalah. Tetapi masalah besar!" Kilatan di mata Aurora berubah. Ia bukan orang bodoh yang tak tahu situasi."Mama? Kenapa Mama ada di sini?" Billy muncul dari pintu."Kamu juga ada di sini? Jangan bilang... Kamu nggak mengejar Rena lagi karena...." Aurora kehilangan kata-kata."Apa yang mau Mama katakan?""Nggak, itu nggak mungkin." Aurora menggeleng-geleng tak percaya.Ingatan Aurora kembali ke malam itu. Ketika ia menemui Widya untuk mengatakan jika ia telah memenangkan David.Widya tengah menunggu di seberang jalan stasiun yang saat itu belum begitu ramai. Wanita itu terkejut melihatnya alih-alih David yang telah lama dinanti."Mau apa kamu ke sini, Aurora?""Untuk membayar kesalahan suamiku padamu.""Apa maksudmu?""David nggak akan pernah kembali padamu, Widya. Dia nggak akan mau meninggalkan semua fasilitas yang ia milik

  • Sang Janda dan Para Pria Penggoda   Chapter 102 : Piknik Keluarga

    Rena gemetaran dalam dekapan Joshua di sampingnya. Ia takut menunggu reaksi ayah kandungnya.David hanya membuka mulut tak begitu percaya kata-kata Billy. Kemudian Billy menyodorkan hasil tes DNA yang diberikan Oliver saat di pulau waktu itu.Semua orang bisa tahu, Billy lah yang meremas-remas kertas itu sampai kusut dan sobek di beberapa bagian. Untungnya, hasil tes DNA masih bisa terbaca.Probabilitas David Ethan sebagai ayah biologis dari Renata Cahyani adalah 99,999%."A-apakah ini nyata?" David berdiri sambil memandangi Rena."Si tua Oliver itu yang melakukan tes DNA diam-diam. Nggak tahu dapat sampel dari mana."Air mata David kembali meleleh. "Kamu... Rena... Kamu anakku dan Widya? Oh Tuhan, ini pasti keajaiban!" David bersimpuh seperti orang yang sedang berdoa.Reaksi David membuat hati Rena bergejolak. Ia menyembunyikan wajah ke dalam jaket suaminya. Ada rasa senang sekaligus malu."Jadi... Bayi ini cucuku?""Iya, Pa. Tadinya dia akan menjadi anak tiriku, ternyata malah jadi

  • Sang Janda dan Para Pria Penggoda   Chapter 101 : Rahasia Aurora

    "Papa menyesal selama ini hanya diam saja, sedangkan papa tahu semua perbuatan burukmu." Mata David berkaca-kaca. "Papa merasa gagal sebagai seorang ayah. Maafkan papa, Bill."Mulut Billy sedikit terbuka, hampir mengucap sesuatu. Tapi David lebih cepat memotongnya."Papa tahu perbuatanmu dan Aurora demi untuk mendapatkan keinginan kalian. Tapi ini nggak benar, Billy. Belum ada sejarahnya seorang pria di keluarga kita menjadi suami kedua."Billy terkekeh-kekeh. "Aku hampir tergoda dengan usulmu, Pa.""Maaf, mengecewakan, Om. Tapi saya nggak akan pernah rela membagi istri saya dengan lelaki lain," tegas Joshua."Lalu..."Rena segera memotongnya, "Mari kita selesaikan makanannya dulu. Setelah ini baru bicara."Tiga puluh menit kemudian, di atas meja makan hanya tersisa minuman. Tak ada salah satu dari mereka yang memulai pembicaraan.Suara khas bayi milik Ethan dari dalam kereta dorong bayi memecah keheningan. Joshua menirukan suara anaknya. Lagi-lagi sibuk memeriksa gigi Ethan dan tak m

  • Sang Janda dan Para Pria Penggoda   Chapter 100 : Bertemu Ayah Kandung

    Joshua mencengkeram kemudi dengan erat ketika melihat istrinya memeluk pria lain. Meskipun tahu siapa Billy bagi istrinya."Ah, bikin nggak tenang."Joshua membanting pintu mobil dengan kencang. Ia pun berjalan menghampiri mereka berdua yang tak sadar oleh kehadirannya.Setelah mendengar pengakuan Billy dan Rena, Joshua mundur teratur agar tak ketahuan mencuri dengar. Ia menyesal sudah marah-marah dan curiga berlebihan."Mereka lagi shooting sinetron? Mantan pacarku tercinta ternyata anak kandung Papaku?" Joshua terkekeh oleh leluconnya sendiri."Itu sama sekali nggak lucu, Josh! Istrimu sedang sedih!" Ia membentak dirinya sendiri.Sementara itu, Rena tengah menyeka air mata Billy. "Sudah, jangan menangis lagi.""Apa yang kamu inginkan sekarang, Rena?""Maksudmu? Tentang apa?""Mamaku. Dia yang sudah...""Aku nggak tahu, Bill. Aku marah sekali waktu tahu ibuku meninggal karena mamamu. Aku bahkan belum pernah bertemu dengannya dan memanggilnya ibu." Rena kembali terisak."Katanya janga

  • Sang Janda dan Para Pria Penggoda   Chapter 99 : Kakak Adik

    Tangan Rena bergetar hebat dan hampir menjatuhkan satu ikat kertas di tangannya. Joshua sigap menggenggam kedua tangan istrinya."I- ini... I -ini pasti salah. Nggak mungkin mereka orang tuaku, Josh!""Shhh, shhh... Mau dibaca dulu keterangan di belakangnya? Haruskah aku yang membacakannya untukmu?"Rena mengangguk.Joshua mengambil kertas itu dengan posisi duduk yang masih sama. Membalik foto pernikahan Aurora dan David, lalu mulai membaca isi dalam dokumen itu."Nama ayah kandungmu David Ethan dan nama ibumu Widya Cahyani."Rena membungkam mulut dengan kedua tangannya sendiri. "Apa ibuku...." Rena terisak."25 tahun yang lalu, David melayangkan gugatan perceraian kepada Aurora. Karena David mengetahui perselingkuhan Aurora dengan..." Joshua tiba-tiba mengumpat."Dengan siapa, Josh?""Aditya Wijaya, ayah Gladis."Rena menatap sang suami tak percaya."Sejak itu, David sering tak pulang. Dia bahkan membeli rumah sendiri. Dan selama satu tahun, David diam-diam berhubungan dengan Widya,

  • Sang Janda dan Para Pria Penggoda   Chapter 98 : Orang Tua Rena

    Di ruang keluarga Gavin, para anggota keluarga masih berbincang-bincang. Kemudian mereka dikejutkan oleh kedatangan seseorang yang tak terduga."Aurora Volker! Bagaimana dia bisa masuk ke sini?!" Teriak James."Aku nggak pernah mengundangmu ke rumahku, Nyonya Volker," kata Peter."Aku yang menyuruhnya datang!" Seruan Oliver membuat semua orang terdiam. "Ikut aku, Nyonya Volker."Aurora membuntuti Oliver ke arah ruang kerja Peter. Wanita itu sama sekali tak memandang satu pun anggota keluarga Gavin yang lain. Jika bukan karena Oliver memiliki kartunya, mana sudi ia menginjakkan kaki di tempat ini."Langsung saja, katakan apa yang ingin Anda sampaikan," kata Aurora dengan sikap menantang."Kamu memang Volker sejati. Nggak terlihat gentar walaupun dalam hati ketakutan." Oliver terkekeh-kekeh."Aku sibuk, Tuan Besar Gavin. Kalau hanya mau basa basi, bilang saja ke sekretarisku.""Baik, baik." Oliver duduk berhadapan dengan Aurora. "Aku sudah memberi tahu Billy Volker tentang rahasiamu.""

  • Sang Janda dan Para Pria Penggoda   Chapter 97 : Pria Sejati

    Meskipun hari mulai gelap, para tamu masih memenuhi hotel. Tempat acara diperluas sampai ke dalam karena semakin banyak tamu yang datang. Sebab beberapa orang mendapat undangan di jam yang berbeda.Di sebuah layar di dalam hotel, rekaman Joshua dan Rena tadi diputar berulang-ulang. Orang yang baru datang pun bisa tahu acara yang sesungguhnya bukan hanya ulang tahun perusahaan.Rena dan Joshua duduk di sofa paling depan. Memberi salam dan berjabat tangan dengan para tamu silih berganti. Seperti pengantin baru pada umumnya.Kelompok yang pernah bertemu Rena di bar dulu ikut bergabung. Berfoto-foto lalu mengobrol seru."Ya ampun, aku nggak pernah menyangka kamu mau sama dia, Ren!""Iya, astaga! Kasihan sekali hidupmu!""Kalian mau dipecat, hah?!" Sentak Joshua.Para pria dan wanita itu cukup dekat dan terbiasa bersikap kurang ajar pada atasannya di luar kantor. Tapi mereka cukup sopan dan tahu posisi masing-masing saat bekerja.Mereka terus saja menggoda Joshua sampai wajah suami Rena it

  • Sang Janda dan Para Pria Penggoda   Chapter 96 : Nyonya Gavin

    Seminggu berlalu, pesta pun tiba. Hari ini tepat satu tahun ulang tahun pernikahan Rena dan Joshua. Sekaligus merayakan kelahiran Ethan meskipun telah 3 bulan berlalu.Acara diselenggarakan di halaman belakang Hotel Gavin sore ini. Para tamu undangan telah memenuhi area hotel.Oliver dan para tetua Gavin yang memasuki area diiringi tepuk tangan para undangan. Banyak karyawan yang belum tahu sosok Oliver Gavin itu. Sebab Oliver jarang sekali keluar pulau."Wah, kakeknya Pak Josh tampan sekali," ujar Cynthia."Betul... betul... Aku mau tuh jadi istri kedua," tukas wanita lainnya."Itu Alexa ada di belakang mereka. Dengar-dengar acara ini juga untuk merayakan pesta cucunya. Jangan-jangan beneran tuh Pak Josh mau menikah dengan Alexa."Sabrina mengerutkan kening tak suka. "Aku nggak pernah dengar tuh. Lagi pula di undangan cuma merayakan hari jadi Gavin Corp saja. Jangan banyak gosip kalian!""Eciee, yang tiap hari masakin calon suami," goda Ririn, teman Sabrina.Karyawati di Gavin Corp t

  • Sang Janda dan Para Pria Penggoda   Chapter 95 : Masak Garam

    "Kamu mau bilang dia istrimu?""Siapa lagi kalau bukan dia?""Jangan gila, Josh! Tadi bilang kalau kamu tahu aku mau ke sini, bukan?""Aku bilang, mungkin tahu tujuanmu ke sini. Mana aku tahu kamu mau datang.""Nggak, nggak. Aku yakin kamu tahu. Lalu kamu mau membuatku cemburu dengan pura-pura tidur dengan perempuan ini, bukan?"Joshua menggaruk-garuk kepalanya yang tak gatal. Ia sudah berusaha menjelaskan sebaik mungkin tapi lawan bicaranya tak juga mengerti."Jawab, Josh!""Kamu tunggu di luar saja. Aku mau pakai baju dulu."Alexa menangis tapi Ethan menangis lebih keras. "B- bayi siapa itu?""Itu anakku, Lexa."Rena membuai tempat tidur Ethan tapi ia terus menangis keras. Disusui pun tak mau.Rena bisa melihat Alexa terus menangis sambil menatap dirinya. Ia pun menuju ke arahnya. Memamerkan muka Ethan agar Alexa tahu bahwa Joshua tak bohong. Alexa menyumpal mulutnya ketika menatap Ethan."Gendong dia, Josh. Aku pusing," perintah Rena."Sebentar, Mamah. Aku pakai baju dulu." Joshua

DMCA.com Protection Status