Beranda / Fantasi / Sang Dewa Game - SVSS1 / Bab 40: Pindah Rumah

Share

Bab 40: Pindah Rumah

Penulis: Jajaka
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

Sepanjang jalan dia terus merenung memikirkan banyak rencana jangka panjang untuk mencapai tujuannya. Beberapa kali dia berpapasan dengan demi human yang berjalan dari arah yang berlawanan, Satria hanya mengernyitkan alisnya saja sebab dia tidak tahu apakah demi human juga tinggal di desa manusia, padahal di kota-kota yang jumlah demi humannya lebih banyak saja mereka tinggal di penginapan yang berbeda.

Tapi Satria tidak terlalu mengkhawatirkannya sebab mungkin ada juga orang yang bisa hidup berdampingan dengan demi human seperti mereka. Tanpa terasa akhirnya Satria sampai kembali di Kota Lunar dan langsung menuju ke kediaman Miria. Nekora dan Lixia menyambut kedatangannya dan ingin mendengar hasilnya.

Satria menjelaskan besok pagi mereka akan langsung pergi ke Desa Whis, karenanya Satria meminta mereka untuk bersiap malam ini juga. Hingga larut malam mereka berempat mulai mengemasi barang-barang yang ada, beberapa barang yang bisa disimpan di slot tas lang
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Sang Dewa Game - SVSS1   Bab 41: Kota Lunar Diserang!

    Esok harinya Satria dikejutkan karena rombongan tukang bangunan yang menemuinya. Mereka bilang hari ini sudah siap untuk merobohkan bangunan milik Lixia, karena merobohkan saja memang tidak perlu peralatan khusus. Ternyata tukang bangunan yang menjadi pemborong kemarin langsung mengumpulkan pekerjanya agar bisa cepat selesai seperti keinginan Satria.Hari itu Satria sendirian pergi ke Kota Lunar bersama rombongan tukang bangunan. Sementara itu Lixia, Miria dan Nekora tetap tinggal di Desa Whis untuk memeriksa tanaman di sekitar rumahnya. Di Kota Lunar Satria menyaksikan bahkan membantu perobohan dan pembersihan puing-puing bangunan, para pemilik toko dan tetangga Miria tampak heran. Mereka mungkin berpikir keluarga Lixia tidak bisa membayar hutangnya hingga kediamannya dihancurkan.Siang harinya semuanya sudah selesai, puing-puing bangunan sudah dibereskan. Mereka akhirnya beristirahat sambil memakan bekal yang mereka bawa dari desa. Hal itu benar-benar men

  • Sang Dewa Game - SVSS1   Bab 42: Invasi Kerajaan Grimer

    Foxi memerintahkan semua wanita dan anak-anak untuk berkumpul di dekat kediamannya sebab disana juga ada Luxi serta Trixi yang bisa melindungi mereka, di sana juga pekarangannya jauh lebih luas dibandingkan yang lainnya. Sementara para pria yang ada di desa diperintahkan untuk bersiap-siap andaikan keadaan genting juga sampai ke desa mereka. Semua warga langsung bubar untuk menjalankan instruksi yang diperintahkan kepala desa mereka.“Kalian semua siapkan senjata kalian, kemungkinan terburuknya mungkin musuh yang menyerang Kota Lunar juga akan datang kemari,” teriak Foxi kepada para pria yang masih berkumpul di balai desa. Mereka langsung membubarkan diri untuk bersiap membawa perlengkapannya masing-masing.“Kelihatannya tidak ada yang perlu aku khawatirkan di sini,” batin Satria seraya menatap ke arah barat. Tampak percikan-percikan api muncul di langit, jika diperhitungkan kemungkinan jaraknya sudah melewati Kota Lunar.

  • Sang Dewa Game - SVSS1   Bab 43: Solo vs Satu Pasukan Perang

    ‘Wwrrr’‘Bress’Tiga tebasan Satria langsung melesat menyapu setiap archer yang ada di dekatnya, suara riuh angin terdengar menderu mengiringi tebasan Satria. Tanah yang dilewati tebasannya langsung meninggalkan lubang yang memanjang dan dalam. Tubuh pasukan archer demi human yang tertebas langsung hancur terpotong-potong.“Serang dia!” terdengar suara seorang pria berteriak dari barisan depan.“Jangan biarkan dia mengacak-acak formasi kita!” sambung pria tersebut yang kemungkinan adalah pemimpin pasukan.“Aku tidak akan membiarkan kalian mengacau lebih jauh lagi! Kalian akan membayar mahal penyerangan kalian!” teriak Satria yang terus bergerak menghabisi lawannya satu persatu.Dua regu swordman, satu regu lancer dan satu regu fighter yang semuanya adalah demi human langsung bergerak menuju kepada Satria. Tapi Satria tanpa gentar langsung mengangk

  • Sang Dewa Game - SVSS1   Bab 44: Skill Swordman Level 70

    “Ini buruk,” ujar Alexa saat melihat beberapa penduduk desa sudah terluka.“Tuan Foxi, maafkan aku tapi bisakan mereka bergerak di belakangmu?” tukas Alexa. Sambil menangkis serangan-serangan dari lawannya yang mendekat.“Ya. Itu adalah tugas seorang guardian,” jawab Foxi.“Semuanya, berlindunglah dibelakang tuan Foxi! Serang lawan yang mendekat saja!” perintah Alexa sambil mengangkat pedangnya tinggi-tinggi.“Fire slash!” teriak Alexa sembari menebaskan pedangnya.Saat itu juga pedangnya langsung diselimuti oleh api yang membara sebelum akhirnya dilesatkan menghantam para guardian yang mencoba bertahan. Suara dentuman keras langsung terdengar, tiga guardian langsung terpental meski tidak mengalami luka. Satu guardian tamengnya langsung hancur seketika.Para warga desa langsung membuat formasi di belakang Foxi sesuai arahan Alexa. Mereka membentuk

  • Sang Dewa Game - SVSS1   Bab 45: Satria Mengamuk di Medan Perang

    Alexa melihat sekelilingnya, semua prajurit demi human yang mengepungnya terlihat ikut berlutut malah ada yang tiarap karena guncangan tanah yang terjadi. Melihat hal itu Alexa pikir itu mungkin adalah kesempatan terbaiknya untuk menyerang, dengan cepat Alexa menggenggam pedangnya di samping kiri lalu melebarkan kedua kakinya dengan kaki kanan sedikit ditekuk ke depan, perlahan dia mencoba membiasakan diri dengan guncangan tanah yang masih terasa.“Lost slasher!” teriak Alexa sembari mengayunkan pedangnya bersamaan dengan kakinya yang menghentak hingga tubuhnya melesat menuju lawan-lawannya yang belum siap. Pedangnya diselimuti oleh cahaya gradasi berwarna putih, riuh angin langsung terdengar menderu mengiringi langkah Alexa. Hembusan angin terasa begitu dingin.‘Srret’Dalam sekali hentakan Alexa sudah berhasil menebas tujuh orang yang masih belum siap bertarung karena fokus mengamankan diri dari guncangan, mereka pasti

  • Sang Dewa Game - SVSS1   Bab 46: Pasukan Musuh Akhirnya Mundur

    “Keparat!” gerutu pemimpin pasukan yang langsung berdiri di tunggangannya.Pemimpin pasukan terlihat menghunuskan pedangnya serta mengambil ancang-ancang untuk menebaskan pedangnya. Sementara itu pasukan demi human lainnya segera menyingkir dari dekat Satria yang mulai mengangkat pedangnya.“Thunder slash!” teriak pemimpin pasukan demi human seraya menebaskan pedangnya yang diselimuti oleh petir.“Thunder slash!” teriak Satria sambil menebaskan pedangnya yang memancarkan cahaya gradasi berwarna biru petir.Kedua tebasan jarak jauh langsung beradu satu sama lain sampai menimbulkan dentuman keras. Tanah di sekitar benturan langsung berhamburan ke udara. Tapi tebasan Satria nyatanya lebih kuat dan tidak bisa ditahan begitu saja karena masih melesat menuju pemimpin pasukan lawan. Pemimpin pasukan tersebut langsung melompat menghindari tebasan Satria.‘Sret’Tebas

  • Sang Dewa Game - SVSS1   Bab 47: Satria Membongkar Rahasia

    “Dahsyat sekali,” ujar Foxi sambil menatap Satria yang memutarkan pedang di tangannya.“Tidak salah lagi, skill tadi juga Satria yang menggunakannya,” batin Alexa sambil bangkit setelah getaran tanah reda sepenuhnya. Semua warga desa juga ikut bangkit di belakang Foxi.“Tuan, sebaiknya kita bawa semua barang-barang musuh itu ke desa untuk berjaga-jaga. Aku yakin musuh tidak akan tinggal diam saat mendengar laporan kalau satu desa tidak bisa mereka kuasai,” ucap Satria seraya menatap Foxi. Sontak saja Foxi kaget bukan main karena dia tidak menyangka jika Satria adalah orang yang mengamuk di barisan pasukan musuh tersebut.“Ba-baik. Ayo semuanya! Bawa semua senjata dan perlengkapan mereka!” perintah Foxi kepada para pria warga Desa Whis. Mereka langsung bersorak gembira dan berlarian untuk memungut semua senjata, armor dan barang-barang yang dibawa para demi human. Semuanya langsung sibuk tanpa ada

  • Sang Dewa Game - SVSS1   Bab 48: Kabar dari Kota Lunar

    Kini suasana di Desa Whis sudah mulai tenang kembali. Semua warga sudah kembali ke rumahnya masing-masing. Hanya saja para pria dan pemuda desa harus berjaga di beberapa titik yang ditunjuk oleh Foxi. Untuk memberikan tanda bahaya mereka membawa lonceng di masing-masing regunya, mereka juga membawa senjata milik para prajurit demi human yang mereka kumpulkan. Mereka juga diperintahkan bergantian untuk berjaga oleh Foxi, saat sebagian tidur maka sebagian lagi berjaga di masing-masing regunya.Satria sendiri kini berada di balai desa bersama dengan Foxi, Alexa dan Trixi. Sementara adik-adiknya Trixi ada di rumah bersama ibunya. Nekora juga ada di kediaman yang Satria beli bersama dengan Lixia dan Miria. Mereka bertiga terlihat berbincang, terutama Trixi yang terlihat sangat penasaran karena Satria bisa menggunakan skill swordman meskipun jobnya sendiri adalah seorang priest.Satria bilang kalau kemungkinan bola Kristal yang ada di gedung asosiasi petualang it

Bab terbaru

  • Sang Dewa Game - SVSS1   Penutup Season 1

    Selamat sore sobat semuanya. Mudah-mudahan sobat semua dalam keadaan sehat selalu. Hari ini novel Solo vs Squad (season 1) sudah tamat dan akan dilanjutkan ke season kedua. Perjalanan Satria di dunia game Mythical World RPG sudah mencapai setengahnya, petualangan, pengorbanan dan perjuangan yang dia lakukan saya harap berkesan bagi sobat semuanya. Novel ini hanyalah fiksi belaka, andaikan ada kesamaan nama tempat, tokoh dan yang lainnya itu hanya kebetulan semata. Saya harap ada hal-hal baik dari novel ini yang bisa kita ambil sebagai pembelajaran, adapun hal-hal buruknya cukup kita jadikan pengetahuan. Saya mohon maaf yang sebesar-besarnya karena di dalam novel ini masih banyak kekurangan, terutama kesalahan dalam penulisan atau kata yang diulang-ulang. Pengetahuan saya dalam dunia literasi belumlah seberapa, saya akan belajar lebih banyak lagi agar bisa membuat novel yang lebih baik lagi. Sekali lagi saya mohon maaf kepada sobat pembaca semuanya

  • Sang Dewa Game - SVSS1   Bab 243: Dihadang Guild Golden Wing

    Esok harinya setelah mereka bangun, mereka kembali bersiap-siap untuk melakukan perjalanan pulang. Tapi sebelum itu mereka untuk pertama kalinya memasak dulu di dalam dungeon untuk sarapan. Sebab makanan yang sudah masak dibekal Satria juga sudah habis, kini hanya makanan mentah saja yang dibawa oleh Satria.Sebagai pengamanan, Satria memanggil dua archangel untuk menghabisi monster yang menghalangi jalan mereka. Setelah persiapan mereka selesai, barulah mereka melangkahkan kakinya keluar dari lantai 70. Raut wajah mereka semua terlihat cerah karena mereka akhirnya bisa pulang dari sarang monster mengerikan itu. Tadinya Satria berniat menggunakan item gate of teleportation, tapi ternyata item tersebut tidak bisa digunakan di dalam dungeon, jadi mau tidak mau mereka harus kembali berjalan kaki untuk keluar dari sana.“Oh iya, sekarang aku ingin tahu seberapa jauh level kalian meningkat,” tutur Satria seraya berjalan paling depan.&ld

  • Sang Dewa Game - SVSS1   Bab 242: Skill Ultimate Satria (part 3)

    “Kelihatannya Noir telah menyelamatkan nyawa kalian semua,” sambung Satria.“Ya. Dia merespon dengan cepat saat melihat pergerakan Pixie yang mencoba menggunakan skill healingnya, dia menggunakan skill khususnya untuk memaksa kami tiarap ke tanah yang telah menyebar dari skill gnome sebelumnya,” tutur Alexa.“Sekilas aku melihat dia telah putus asa mengingat kau terkena serangan telak dari Glace, tapi saat melihat seranganmu yang mengalihkan perhatian Glace tampaknya dia kembali punya harapan,” sambung Alexa.“Ya. Kelihatannya orang yang paling berjasa kali ini adalah Noir, tanpa ragu dia bahkan menggunakan skill ultimatenya untuk menjauhkan Glace dariku. Di saat yang bersamaan dia juga memecahkan healing potion menggunakan skillnya itu hingga bisa memulihkanku, aku tidak menyangka jika di situasi saat itu dia masih kepikiran rencana secerdik itu,” timpal Satria.“Kita benar-ben

  • Sang Dewa Game - SVSS1   Bab 241: Skill Ultimate Satria (part 2)

    Saat itu juga tujuh lapis lingkaran sihir muncul di sekitar tubuh Satria bersamaan dengan bergetarnya permukaan es, mendadak saja pusaran api besar muncul mengelilingi tubuh Satria serta membakar habis akar-akar pohon besar yang ada di sekitarnya. Kini dengan jelas dia bisa melihat sosok Glace yang masih menapak di atap lantai dungeon.‘Beukh’Tiba-tiba saja tubuh Satria sudah ada di hadapan Glace menggunakan skill assassin miliknya meski tanpa mengubah job classnya dulu. Tinju tangan kanan Satria dengan telak menghantam tubuh Glace hingga dia terpental menghantam permukaan es hingga terdengar benturan yang amat keras. Satria segera menggenggam lagi invisible saber di tangan kanannya.“Top tier magic: thunder spear!”“Dimensional slash!” teriak Satria menggunakan dua skill serangan level 70 dari dua job class yang berbeda sekaligus.Tujuh lapis lingkaran sihir muncul di sekitar tubuh

  • Sang Dewa Game - SVSS1   Bab 240: Skill Ultimate Satria (part 1)

    Tubuh Satria tampak tergeletak tak berdaya di tengah-tengah kabut putih yang mengepul di cekungan permukaan es, darah tampak menetes dari luka di kepala dan tubuhnya. Seluruh armor hitam terkuatnya kini telah hancur berkeping-keping karena skill serangan milik Glace. Andaikan saja dia tadi tidak mengendalikan Pixie dari kejauhan untuk memberikan bantuan sihir healing dan penguat tubuh kepada tubuhnya, mungkin kini dia sudah tewas.“Kelihatannya aku masih selamat,” batin Satria saat samar-samar tatapannya yang kabur masih bisa melihat kabut putih tebal di sekitarnya. Tampaknya hanya mata kanannya saja yang masih bisa melihat agak baik, mata kirinya sendiri serasa begitu perih dan rasanya ada darah terus keluar dari luka di mata kirinya itu.“Tapi, kenapa sihir Pixie berhenti secara tiba-tiba?” gumam Satria seraya berusaha bangkit dengan nafas yang terengah-engah, tubuhnya kini serasa dipenuhi oleh rasa sakit. Jika orang biasa pasti su

  • Sang Dewa Game - SVSS1   Bab 239: Melawan Glace de Rouge (part 2)

    “Kelihatannya aku harus mencoba beberapa rencana, meskipun resikonya serangan itu tidak akan berdampak lagi kepada Glace saat dia menggunakan skill ultimatenya nanti,” pikir Satria sembari mencabut invisible saber yang dia selipkan di pinggangnya.Melihat serangan cepat datang menuju ke arahnya, Glace kali ini dengan cepat menghindar hingga tubuhnya lenyap dari pandangan Satria. Tapi Satria segera tersenyum dan merubah job classnya menjadi seorang guardian, dengan cepat dia menggunakan skill tebasan angin untuk membelokan serangan gabungan salamander dan sylph yang malah menuju ke arahnya hingga berbelok menuju ke arah lintasan pergerakan Glace.‘Wwrrrr’‘Dhhaaaammrrr’Lagi-lagi serangan gabungan itu menghantam tubuh Glace yang segera merespon dengan skill assassin miliknya untuk menahan serangan yang datang. Satria sekencang mungkin berteriak memanggil nama archer Heptagram agar dia menjalankan

  • Sang Dewa Game - SVSS1   Bab 238: Melawan Glace de Rouge (part 1)

    Rasanya memang lebih gampang menghadapi Skorpius, sebab meski levelnya 90 di atasnya, tapi dia adalah petarung jarak jauh dengan kecepatan lambat dan sangat mudah dihadapi oleh petarung jarak dengan dengan kecepatan tinggi. Sementara Glace merupakan petarung jarak dekat dengan job class yang memiliki kecepatan tertinggi diantara yang lainnya yakni assassin.“Untuk mengimbangi kecepatannya, aku harus memusatkan semua statistic di kecepatan. Tapi itu malah akan membahayakan diriku jika dia berhasil mendaratkan serangannya,” pikir Satria seraya melompat mundur lagi setelah beradu serangan. Pisau dari dreamer’s weapon miliknya segera dia selipkan di pinggangnya, dia kemudian mengeluarkan dua pisau yang sudah di enchant dengan elemen petir.“Kelihatannya aku memang memerlukan bantuan saat ini,” gumam Satria sembari menggenggam erat pisaunya. Saat itu juga salamander dan sylph yang ada di dekat rekan rekannya kini mulai bergerak mend

  • Sang Dewa Game - SVSS1   Bab 237: Assassin Level 70 vs Assassin Level 100

    Satria dengan lihai meladeni setiap serangan yang dilakukan oleh kelelawar salju raksasa tersebut, pisau hitam yang dipegangnya tampak terus dia ayunkan dengan cepat meladeni setiap serangan dari kuku Glace de Rouge. Alexa dan yang lainnya memang tidak bisa melihat pergerakan cepat mereka secara langsung, namun jejak benturan serangan mereka masih tetap bisa mereka lihat dan dengar.“Kita harus cepat menghabisi setiap golem es yang ada di sini!” perintah Alexa. Saat itu juga rekan-rekannya yang lain segera bergegas menyerang semua golem es yang mendekat. Undead, archangel dan roh elemental yang dipanggil Satria juga ikut membantu setiap serangan yang mereka lakukan.Mereka tidak berani berjauhan sesuai arahan dari Satria, sebab mereka harus tetap saling melindungi dan jika dibutuhkan mereka akan segera melakukan serangan yang direncanakan oleh Satria. Lantai 70 Dungeon Luxurie seketika ramai oleh suara benturan hebat dan dentuman keras saat pert

  • Sang Dewa Game - SVSS1   Bab 236: Glace de Rouge

    “Tapi entah mengapa firasatku mengatakan jika aku akan menemukan jawabannya di dungeon ini. Terlebih setelah aku mendapatkan buku skill yang sebelumnya tidak pernah ada, aku yakin di dungeon ini menyimpan banyak jawaban dari pertanyaan yang belum bisa aku jawab selama ini,” gumam Satria sembari menggenggam erat senapan hitam di tangannya.“Sorcerer,” ucap Satria mengubah job classnya, saat itu juga senapan hitam di tangannya berubah bentuk menjadi tongkat sihir dengan Kristal hitam di atasnya.“Summon: undead king thunderia!”“Summon: undead king airia!”“Summon: undead king wateria!”“Summon: undead king fireia!”“Summon: undead king earthia!” ucap Satria menggunakan skill lima skill summon undead level 70 sekaligus.Seketika itu juga tujuh lapis lingkaran sihir muncul di sekitar tubuh Satria, aura hitam mulai

DMCA.com Protection Status