Saat mereka sampai di lantai 40 dungeon mendadak saja di depan mereka sudah terdapat tujuh bayangan hitam besar seperti kabut yang membawa senjata berupa pedang. Wajahnya sangat menakutkan karena hanya berupa tengkorak dengan diselimuti oleh kabut hitam, kedua tangannya juga hanya tinggal tulang belulang saja.
“Ingatlah bahwa mereka hanya bisa terkena sihir elemen cahaya saja, serangan fisik dan serangan senjata tidak akan melukainya sedikitpun kecuali senjata kalian sudah di enchant oleh Kristal cahaya,” tutur Satria.“Kenapa kau tidak memberikan saja item milikmu? Aku yakin kau punya banyak tipe senjata yang sudah di enchant oleh elemen cahaya bukan?” tanya Alexa menggunakan ring of notes.“Ini pelajaran bagi mereka, jika aku memberikan senjata milik ku maka mereka tidak akan berpikir bahwa mereka memang perlu untuk memiliki senjata seperti itu,” jelas Satria.“Apakah mereka semua adalah“Ikuti arahanku. Jangan ada yang menyerang dahulu untuk sejenak. Kalian masing-masing harus menentukan target kalian dari ketujuh bayangan itu dan mengatakannya kepada yang lain mana target kalian,” jelas Alexa.Saat itu juga mereka semua berhenti menyerang dan hanya mencoba untuk bertahan saja. Alexa memerintahkan mereka untuk menyebutkan target mereka yang mana dari ketujuh bayangan itu agar priest dan rekannya yang lain mengetahuinya agar tidak ada yang mengawasi bayangan yang sama, mereka juga diharuskan fokus untuk mengikuti setiap pergerakannya hingga tidak kehilangan jejak. Mereka semua harus punya target masing-masing kecuali priest dan archer.Membutuhkan waktu cukup lama bagi mereka untuk berbagi menentukan targetnya masing-masing, meskipun begitu pada akhirnya setelah cukup lama mengamati mereka akhirnya mengerti bahwa pola gerakan selang seling dari tujuh bayangan itu memiliki pola yang tetap. Setelah mereka selesai menentukan target
“Mustahil,” tutur Trixi sembari menatap sosok undead mengerikan yang membawa pedang diselimuti oleh sambaran petir hitam sementara di tangan kirinya membawa perisai dengan gambar petir di tengah-tengahnya.“Itu adalah undead yang menjaga gerbang kota,” tukas fighter yang berdiri di belakang Satria.Belum usai keterkejutan mereka kini Carmilla tampak mengangkat lagi tongkat sihirnya, seketika tanah kembali bergetar hebat beriringan deru angin yang berhembus kencang. Muncul tujuh lapis lingkaran sihir hitam dari sekitar tubuh Carmilla, kemudian ombak air berwarna hitam legam muncul di udara lalu memadat dan jatuh ke tanah hingga tanah serasa berguncang sejenak. Kini tampak sosok undead mengerikan lainnya di samping undead king thunderia.“Undead king wateria,” gumam Satria sembari menyeringai seakan senang melihat lawannya kali ini. Undead mengerikan dengan full armor kali ini terlihat membawa trident dengan pe
Saat itu juga tanah lantai 40 Dungeon Luxurie kembali bergetar hebat layaknya gempa bumi, tongkat sihir Satria memancarkan aura terang bersamaan dengan munculnya tujuh lapis lingkaran sihir terang di sekitarnya. Perlahan permukaan tanah di samping kanan Satria mulai retak dan mengeluarkan titik-titik cahaya terang yang perlahan mulai menyatu.Sesosok peri bersayap dengan tiara di kepalanya mendadak muncul dari balik ribuan cahaya yang berkumpul ukuran peri itu lebih besar dari manusia namun tidak sebesar archangel yang dipanggil Satria sebelumnya, terdapat empat sayap di punggung peri tersebut, telinganya agak panjang layaknya seorang elf dengan rambut berwarna kuning terang layaknya emas. Peri yang disebut Pixie itu terlihat mengapung di atas permukaan tanah dengan sekujur tubuhnya memancarkan cahaya sedikit terang.“Tidak mungkin,” ujar priest dari Heptagram yang tidak habis-habisnya kagum dengan kemampuan Satria. Sebab selain memanggil lima a
Suara dentuman-dentuman kecil terus terdengar saat Alexa dan yang lainnya mulai menghajar undead-undead level menengah yang datang mendekat, sesekali mereka juga melancarkan serangannya kepada lima undead king yang dipanggil oleh Carmilla sambil mencoba berbagai jenis skill baru yang sebelumnya Satria ajarkan dalam perjalanan ke lantai 40. Pixie yang dipanggil oleh Satria juga mulai menggunakan kemampuannya untuk membantu mereka.Pertarungan undead king yang di summon Carmila melawan archangel yang di summon oleh Satria juga berlangsung dengan sengit, mereka saling jual beli serangan satu sama lainnya. Hanya archangel wind saja yang tampak sudah mulai unggul karena tadi dia berhasil menebas salah satu lengan dari undead king airia saat perhatiannya teralih dengan kedatangan Satria.Carmilla sendiri terus menghujani Satria dengan sihir tombak api, tombak petir dan tombak angin secara bersamaan. Namun dengan mudahnya Satria bisa mengantisipasi semua serangan
Kali ini Carmilla menggerakan tongkat sihirnya, saat itu juga kelima undead king yang dia summon mulai bergerak menuju Satria untuk menyerangnya. Tapi archangel yang dipanggil oleh Satria tidak membiarkannya begitu saja, mereka segera melayang dan bergerak menghadang laju dari kelima undead king.Tongkat sihir Carmilla kali ini mulai memancarkan aura merah membara seiring dengan munculnya tujuh lapis lingkaran sihir dari sekitar tubuhnya. Satria segera berhenti sejenak saat merasakan riuh angin menderu dari arah Carmilla. Tanah lantai 40 Dungeon Luxurie juga terasa bergetar. Perlahan di samping kanan dan kiri Carmilla mulai terbentuk sebuah lingkaran raksasa dari petir dan api.“Itu sihir tingkat tujuh,” gumam sorcerer.“Bukan hanya satu, tapi dua sekaligus ya,” tutur Satria sembari memegang perisainya di depan tubuhnya.“Maksimal defend.”“Overguard!” kata Satria menggun
Carmilla terlihat kesusahan melepaskan kuku-kuku tajamnya dari cengkraman Satria, sementara itu Alexa dan yang lainnya mulai menutup hidung mereka karena bau amis darah yang menyengat di lantai 40 dungeon Luxurie. Noir yang menyadari hal itu kembali mengeluarkan elixir untuk mengatasi indera penciuman mereka.Baru saja mereka selesai mengatasi bau amis yang menyengat, tiba-tiba saja mereka dikejutkan dengan kedatangan undead king airia yang mendekat untuk menyerang mereka dengan satu kapak di tangannya yang tersisa. Semua itu terjadi karena archangel wind yang dilawan olehnya telah lenyap setelah terkena serangan sihir tingkat 7 yang digunakan oleh Carmilla tadi.“Cih, aku tidak menduga situasi seperti ini akan terjadi,” batin Satria saat melihat undead king airia yang mendekati rekan-rekannya.“Serahkan saja pada kami masalah di sini, kau fokus saja menghadapi bos lantai 40 itu,” kata Alexa menggunakan ring of notes mil
Satria perlahan mulai berjalan menuju ke arah Trixi yang memanggilnya. Semua orang di sana terlihat sedang memperhatikan sesuatu yang dipegang oleh Alexa dari bekas hancurnya tubuh Carmilla. Dengan cepat Satria menggunakan skill assassin miliknya agar dalam sekejap mata bisa sampai di tempat mereka berada.“Ada apa?” tanya Satria yang tiba-tiba sudah ada di dekat Trixi.“Coba lihat ini tuan, ini adalah salah satu item yang muncul setelah ratu vampire itu musnah,” jawab Alexa seraya berdiri dan menyerahkan sebuah buku tebal kepada Satria.Satria dengan raut wajah heran menerima buku tersebut, selama ini dia baru mendengar ada bos monster dungeon yang memiliki item drop berupa buku berwarna hitam. Sampul buku tersebut hanya memiliki gambar berupa bintang dengan sepuluh penjuru, perlahan Satria mulai membuka lembarannya. Warna kertas di dalam buku tersebut juga berwarna hitam dengan tulisan berwarna putih. Saat membac
Jika lantai 21 serasa seperti di siang hari, maka di lantai 41 ini lebih terasa seperti suasana pagi hari di luar dungeon. Embun-embun yang tebal tampak masih menyelimuti hutan-hutan, kesejukan bisa mereka rasakan. Menurut Satria monster-monster di lantai 41 sampai 50 ini juga hampir sama jenisnya dengan lantai 21, hanya saja mereka memiliki level antara 21 dan 25 jadi lebih kuat di banding monster lantai 21 sampai 30.Melihat sungai yang cukup deras itu Trixi meminta Satria agar mereka diizinkan istirahat dulu untuk mandi dan menikmati makanan. Satria yang sebenarnya buru-buru ingin sampai ke lantai 50 hanya bisa menghela nafas dalam dan mengizinkan mereka untuk beristirahat. Akhirnya pria dan wanita memisahkan diri untuk beristirahat di tempat yang berbeda agar bisa mandi. Sementara itu tiga archangel yang ada ditugaskan untuk menjaga tempat mereka dari monster yang mendekat.“Satria,” tiba-tiba saja tak tak lama kemudian Noir memanggilnya men
Selamat sore sobat semuanya. Mudah-mudahan sobat semua dalam keadaan sehat selalu. Hari ini novel Solo vs Squad (season 1) sudah tamat dan akan dilanjutkan ke season kedua. Perjalanan Satria di dunia game Mythical World RPG sudah mencapai setengahnya, petualangan, pengorbanan dan perjuangan yang dia lakukan saya harap berkesan bagi sobat semuanya. Novel ini hanyalah fiksi belaka, andaikan ada kesamaan nama tempat, tokoh dan yang lainnya itu hanya kebetulan semata. Saya harap ada hal-hal baik dari novel ini yang bisa kita ambil sebagai pembelajaran, adapun hal-hal buruknya cukup kita jadikan pengetahuan. Saya mohon maaf yang sebesar-besarnya karena di dalam novel ini masih banyak kekurangan, terutama kesalahan dalam penulisan atau kata yang diulang-ulang. Pengetahuan saya dalam dunia literasi belumlah seberapa, saya akan belajar lebih banyak lagi agar bisa membuat novel yang lebih baik lagi. Sekali lagi saya mohon maaf kepada sobat pembaca semuanya
Esok harinya setelah mereka bangun, mereka kembali bersiap-siap untuk melakukan perjalanan pulang. Tapi sebelum itu mereka untuk pertama kalinya memasak dulu di dalam dungeon untuk sarapan. Sebab makanan yang sudah masak dibekal Satria juga sudah habis, kini hanya makanan mentah saja yang dibawa oleh Satria.Sebagai pengamanan, Satria memanggil dua archangel untuk menghabisi monster yang menghalangi jalan mereka. Setelah persiapan mereka selesai, barulah mereka melangkahkan kakinya keluar dari lantai 70. Raut wajah mereka semua terlihat cerah karena mereka akhirnya bisa pulang dari sarang monster mengerikan itu. Tadinya Satria berniat menggunakan item gate of teleportation, tapi ternyata item tersebut tidak bisa digunakan di dalam dungeon, jadi mau tidak mau mereka harus kembali berjalan kaki untuk keluar dari sana.“Oh iya, sekarang aku ingin tahu seberapa jauh level kalian meningkat,” tutur Satria seraya berjalan paling depan.&ld
“Kelihatannya Noir telah menyelamatkan nyawa kalian semua,” sambung Satria.“Ya. Dia merespon dengan cepat saat melihat pergerakan Pixie yang mencoba menggunakan skill healingnya, dia menggunakan skill khususnya untuk memaksa kami tiarap ke tanah yang telah menyebar dari skill gnome sebelumnya,” tutur Alexa.“Sekilas aku melihat dia telah putus asa mengingat kau terkena serangan telak dari Glace, tapi saat melihat seranganmu yang mengalihkan perhatian Glace tampaknya dia kembali punya harapan,” sambung Alexa.“Ya. Kelihatannya orang yang paling berjasa kali ini adalah Noir, tanpa ragu dia bahkan menggunakan skill ultimatenya untuk menjauhkan Glace dariku. Di saat yang bersamaan dia juga memecahkan healing potion menggunakan skillnya itu hingga bisa memulihkanku, aku tidak menyangka jika di situasi saat itu dia masih kepikiran rencana secerdik itu,” timpal Satria.“Kita benar-ben
Saat itu juga tujuh lapis lingkaran sihir muncul di sekitar tubuh Satria bersamaan dengan bergetarnya permukaan es, mendadak saja pusaran api besar muncul mengelilingi tubuh Satria serta membakar habis akar-akar pohon besar yang ada di sekitarnya. Kini dengan jelas dia bisa melihat sosok Glace yang masih menapak di atap lantai dungeon.‘Beukh’Tiba-tiba saja tubuh Satria sudah ada di hadapan Glace menggunakan skill assassin miliknya meski tanpa mengubah job classnya dulu. Tinju tangan kanan Satria dengan telak menghantam tubuh Glace hingga dia terpental menghantam permukaan es hingga terdengar benturan yang amat keras. Satria segera menggenggam lagi invisible saber di tangan kanannya.“Top tier magic: thunder spear!”“Dimensional slash!” teriak Satria menggunakan dua skill serangan level 70 dari dua job class yang berbeda sekaligus.Tujuh lapis lingkaran sihir muncul di sekitar tubuh
Tubuh Satria tampak tergeletak tak berdaya di tengah-tengah kabut putih yang mengepul di cekungan permukaan es, darah tampak menetes dari luka di kepala dan tubuhnya. Seluruh armor hitam terkuatnya kini telah hancur berkeping-keping karena skill serangan milik Glace. Andaikan saja dia tadi tidak mengendalikan Pixie dari kejauhan untuk memberikan bantuan sihir healing dan penguat tubuh kepada tubuhnya, mungkin kini dia sudah tewas.“Kelihatannya aku masih selamat,” batin Satria saat samar-samar tatapannya yang kabur masih bisa melihat kabut putih tebal di sekitarnya. Tampaknya hanya mata kanannya saja yang masih bisa melihat agak baik, mata kirinya sendiri serasa begitu perih dan rasanya ada darah terus keluar dari luka di mata kirinya itu.“Tapi, kenapa sihir Pixie berhenti secara tiba-tiba?” gumam Satria seraya berusaha bangkit dengan nafas yang terengah-engah, tubuhnya kini serasa dipenuhi oleh rasa sakit. Jika orang biasa pasti su
“Kelihatannya aku harus mencoba beberapa rencana, meskipun resikonya serangan itu tidak akan berdampak lagi kepada Glace saat dia menggunakan skill ultimatenya nanti,” pikir Satria sembari mencabut invisible saber yang dia selipkan di pinggangnya.Melihat serangan cepat datang menuju ke arahnya, Glace kali ini dengan cepat menghindar hingga tubuhnya lenyap dari pandangan Satria. Tapi Satria segera tersenyum dan merubah job classnya menjadi seorang guardian, dengan cepat dia menggunakan skill tebasan angin untuk membelokan serangan gabungan salamander dan sylph yang malah menuju ke arahnya hingga berbelok menuju ke arah lintasan pergerakan Glace.‘Wwrrrr’‘Dhhaaaammrrr’Lagi-lagi serangan gabungan itu menghantam tubuh Glace yang segera merespon dengan skill assassin miliknya untuk menahan serangan yang datang. Satria sekencang mungkin berteriak memanggil nama archer Heptagram agar dia menjalankan
Rasanya memang lebih gampang menghadapi Skorpius, sebab meski levelnya 90 di atasnya, tapi dia adalah petarung jarak jauh dengan kecepatan lambat dan sangat mudah dihadapi oleh petarung jarak dengan dengan kecepatan tinggi. Sementara Glace merupakan petarung jarak dekat dengan job class yang memiliki kecepatan tertinggi diantara yang lainnya yakni assassin.“Untuk mengimbangi kecepatannya, aku harus memusatkan semua statistic di kecepatan. Tapi itu malah akan membahayakan diriku jika dia berhasil mendaratkan serangannya,” pikir Satria seraya melompat mundur lagi setelah beradu serangan. Pisau dari dreamer’s weapon miliknya segera dia selipkan di pinggangnya, dia kemudian mengeluarkan dua pisau yang sudah di enchant dengan elemen petir.“Kelihatannya aku memang memerlukan bantuan saat ini,” gumam Satria sembari menggenggam erat pisaunya. Saat itu juga salamander dan sylph yang ada di dekat rekan rekannya kini mulai bergerak mend
Satria dengan lihai meladeni setiap serangan yang dilakukan oleh kelelawar salju raksasa tersebut, pisau hitam yang dipegangnya tampak terus dia ayunkan dengan cepat meladeni setiap serangan dari kuku Glace de Rouge. Alexa dan yang lainnya memang tidak bisa melihat pergerakan cepat mereka secara langsung, namun jejak benturan serangan mereka masih tetap bisa mereka lihat dan dengar.“Kita harus cepat menghabisi setiap golem es yang ada di sini!” perintah Alexa. Saat itu juga rekan-rekannya yang lain segera bergegas menyerang semua golem es yang mendekat. Undead, archangel dan roh elemental yang dipanggil Satria juga ikut membantu setiap serangan yang mereka lakukan.Mereka tidak berani berjauhan sesuai arahan dari Satria, sebab mereka harus tetap saling melindungi dan jika dibutuhkan mereka akan segera melakukan serangan yang direncanakan oleh Satria. Lantai 70 Dungeon Luxurie seketika ramai oleh suara benturan hebat dan dentuman keras saat pert
“Tapi entah mengapa firasatku mengatakan jika aku akan menemukan jawabannya di dungeon ini. Terlebih setelah aku mendapatkan buku skill yang sebelumnya tidak pernah ada, aku yakin di dungeon ini menyimpan banyak jawaban dari pertanyaan yang belum bisa aku jawab selama ini,” gumam Satria sembari menggenggam erat senapan hitam di tangannya.“Sorcerer,” ucap Satria mengubah job classnya, saat itu juga senapan hitam di tangannya berubah bentuk menjadi tongkat sihir dengan Kristal hitam di atasnya.“Summon: undead king thunderia!”“Summon: undead king airia!”“Summon: undead king wateria!”“Summon: undead king fireia!”“Summon: undead king earthia!” ucap Satria menggunakan skill lima skill summon undead level 70 sekaligus.Seketika itu juga tujuh lapis lingkaran sihir muncul di sekitar tubuh Satria, aura hitam mulai