Beranda / Fantasi / Sang Dewa Game - SVSS1 / Bab 194: Nekora vs Penjaga Pintu Lantai 10 (part 2)

Share

Bab 194: Nekora vs Penjaga Pintu Lantai 10 (part 2)

Penulis: Jajaka
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

Mereka semuanya hanya mengangguk paham, tapi monster level 10 saja jelas-jelas bukanlah lawan sepadan untuk mereka. Karena itulah Satria meminta kali ini Nekora juga ikut menghadapi penjaga lantai tersebut dengan fighter dari Heptagram berdua saja. Mereka berdua menyanggupinya tanpa ragu.

Benar saja tepat setelah mereka menapakan kaki di lantai sepuluh sesosok skeleton raksasa yang memakai zirah dan membawa pedang besar langsung bergerak merespon kedatangan mereka. Dia mengayunkan pedangnya mengarah fighter yang berdiri paling depan, dengan cepat dia menahan tebasan pedang skeleton raksasa tersebut dengan mudah.

Nekora yang berada di barisan tengah segera berlari ke samping kiri monster tersebut dang mengayunkan pukulannya menghantam kaki tulang skeleton tersebut. Suara benturan keras terdengar karena Nekora juga sudah mulai bisa menggunakan skill fighter yang Satria ajarkan kepadanya meski memang dampaknya sangat kecil sebab Nekora baru memiliki level bela
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Sang Dewa Game - SVSS1   Bab 195: Melawan Skullix (part 1)

    “Bersiaplah dalam formasi,” kata Satria. Saat itu juga semua orang yang ada di sana langsung ke posisinya masing-masing sesuai yang Satria jelaskan sebelumnya.“Ingatlah bahwa dia memiliki regenerasi yang sangat cepat, skill tebasannya yang bernama slashing turtle juga berbahaya, ditambah dengan skill skull rain yang cukup merepotkan. Untuk melemahkan regenerasinya kita perlu menghancurkan beberapa bagian tubuhnya dalam waktu singkat,” sambung Satria.“Baik!” jawab Heptagram.“Gwwaaarrrr,” suara raungan Skullix terdengar begitu kencang.Skullix terlihat mengangkat satu kakinya dan menghantamkannya ke permukaan tanah hingga terasa bergetar. Tak lama kemudian muncul lima skeleton raksasa yang keluar dari dalam tanah, muncul juga puluhan skeleton kecil di sekelilingnya seakan memang bertugas melindungi Skullix. Tanpa menunggu waktu yang lama semua skeleton itu segera bergerak menuju ke a

  • Sang Dewa Game - SVSS1   Bab 196: Melawan Skullix (part 2)

    Namun Skullix tidak begitu saja membiarkan lawannya bertindak, dia dengan lincah menggunakan pedang di tangan kanannya untuk menebas akar-akar pohon yang mengarah kepadanya. Kali ini bukan hanya itu saja tapi dia juga mulai membuka mulutnya lebar-lebar untuk menggunakan skill miliknya.“Waspadalah!” ucap Satria yang segera melompat menjauhi tubuh Skullix.Dari mulut Skullix mendadak berhamburan ribuan tulang yang mengarah kepada mereka semua seiring dengan kepalanya bergerak ke arah semua musuhnya berada. Satria yang masih melayang di udara tanpa kesusahan segera menangkis puluhan tulang yang mengarah kepadanya menggunakan pedang di tangannya hingga terdengar suara dentingan-dentingan yang cukup nyaring.“Triple slash!” ucap dua swordman Heptagram menggunakan skillnya untuk melindungi dirinya dari puluhan tulang tajam yang mengarah kepadanya.“Magic arrow: thunderbolt!” kata archer Heptagram yang

  • Sang Dewa Game - SVSS1   Bab 197: Lantai 11 Dungeon Luxurie

    “Target bos lantai selanjutnya adalah monster dengan level 50 ya?” tanya Alexa sembari duduk di dekat Satria.“Ya. Namanya adalah Leviathan, dia sangat lincah dan berbahaya. Racun yang dia miliki sangatlah merepotkan,” jawab Satria sambil meminum air yang dia bekal.“Apakah kita tidak akan tidur dulu? Soalnya mungkin di luar saat ini sudah malam, kasihan Nekora,” tanya Trixi.“Tidak kak, aku baik-baik saja. Aku masih sanggup melanjutkannya,” potong Nekora dengan cepat. Sejenak Satria menatap wajah Nekora seakan berniat mengukur kesanggupannya.“Kita akan tidur setelah mengalahkan penjaga lantai 20 saja. Maafkan aku karena terlalu semangat,” tukas Satria. Dia sadar bahwa mungkin hanya dia saja yang saat ini terlalu semangat untuk menaklukan dungeon, dia sejak tadi tidak memperhitungkan kondisi yang lainnya terutama Nekora.Setelah cukup beristirahat memulihkan

  • Sang Dewa Game - SVSS1   Bab 198: Sampai di Lantai 20 Dungeon Luxurie

    “Apakah kamu tidak punya cara untuk menemukan pintu itu dengan cepat?” tanya Trixi.“Tidak. Seperti yang aku jelaskan pintu itu selalu berpindah dalam rentang waktu tertentu, tempatnya juga bisa di mana saja. Dibawah batu, di dalam genangan air, satu-satunya petunjuk hanyalah jumlah monster yang ada di dekat pintu itu pasti lebih banyak dibandingkan di tempat lainnya,” jelas Satria.“Untuk mendeteksinya dengan pendengaranku juga percuma, sebab lantai 11 ke bawah ruangannya jauh lebih luas. Terlebih banyak gundukan batu tinggi seperti ini dan gemericik air yang meredam suara monster-monster itu. Aku bisa mudah mengetahuinya di lantai 1 sampai 9 karena memang di sana jalannya berbentuk sebuah gua kering yang agak sempit, jadi dengan mudah aku bisa mendengarnya karena pantulan gema dari dalam gua, berbeda dengan tempat seperti ini, setiap job class juga ada kelemahannya termasuk job class ranger,” sambung Satria.

  • Sang Dewa Game - SVSS1   Bab 199: Melawan Penjaga Pintu Lantai 20 Dungeon

    Seketika itu juga udara di sekitar Satria langsung memadat layaknya sebuah perisai tak terlihat mengelilingi dirinya serta orang di belakangnya. Nekora, Alexa, lancer, fighter dan dua swordman dari Heptagram memang berhasil melompat menghindar dengan kelincahan mereka. Tapi Noir, Trixi, acher, priest dan sorcerer dari Heptagram tidak mungkin sempat melakukannya.Berkat skill guardian Satria tersebut mereka berhasil selamat dari asap beracun yang disemburkan ular raksasa penjaga pintu lantai 20. Alexa segera menghunuskan pedangnya dan melesat menebaskan pedangnya mengincar ular raksasa yang masih menyemburkan asap beracun, suara dentingan senjata yang nyaring terdengar jelas saat pedang Alexa menghantam sisik ular yang amat keras layaknya baja.Percikan api terlihat saat benturan terjadi, pedang yang digunakan Alexa sama sekali tidak bisa menggores tubuh ular raksasa. Merasa ada yang mengganggu, ular raksasa itu segera mengayunkan ekornya mengarah kepada Ale

  • Sang Dewa Game - SVSS1   Bab 200: Berhadapan Dengan Bos Lantai 20 Dungeon Luxurie

    “Aku tidak menyangka jika sisiknya akan sangat keras seperti itu, padahal rasanya dulu aku sempat melawannya juga tidak seperti itu,” tukas Alexa pelan.“Tampaknya memang sudah banyak yang berubah dari sistem game yang kita kenal ini. salah satu contohnya saja skill yang dimiliki oleh bos lantai, dulu mereka baru bisa menggunakan skillnya jika nyawanya sudah tersisa setengah saja. Tapi kini mereka bisa menggunakannya meski health poin mereka masih penuh,” timpal Satria.“Begitu ya, jujur saja aku terkejut sebab baru kali ini aku menghadapinya,” ucap Alexa.“Aku juga cukup kaget waktu pertama kali berhadapan dengan Skullix lagi di dunia ini,” timpal Satria seraya mengubah job classnya lagi menjadi ranger.Satria kemudian memerintahkan mereka untuk beristirahat di sana saja, esok pagi mereka baru akan memasuki tempat Leviathan berada. Malam ini mereka akan tidur di sana. Untuk menjaga k

  • Sang Dewa Game - SVSS1   Bab 201: Melawan Leviathan (part 1)

    “Triple slash!” ucap Alexa sembari menebaskan pedangnya mengincar leher Leviathan yang muncul tepat di depan kelompok mereka.“Thunder slash!” timpal swordman Heptagram sambil mengayunkan skill pedang petirnya mengincar perut Leviathan.‘Bhhaaammrrr’‘Trang’Suara dentuman keras terdengar saat skill pedang petir menghantam perut Leviathan, sedangkan tiga tebasan Alexa berhasil ditangkis oleh taring Leviathan. Di saat yang bersamaan Trixi segera menggunakan sihir tombak angin mengincar leher Leviathan, akan tetapi dengan mudah sihir tingkat tiga itu dihempaskan oleh ekor Leviathan. Serangan tebasan petir juga tidak berefek apapun kepada Leviathan.“Ice field!” teriak sorcerer dari Heptagram menggunakan sihir tingkat 4 miliknya. Empat lapis lingkaran sihir terlihat muncul di sekitar tubuhnya, di saat yang bersamaan sebagian genangan rawa tempat Leviathan berada

  • Sang Dewa Game - SVSS1   Bab 202: Melawan Leviathan (part 2)

    Sesaat setelah mereka melompat dari tempatnya berdiri mendadak saja semburan bisa padat melesat dari dalam tanah membelah permukaan tanah tempat mereka berdiri tadi, tanah dan bebatuan tempat mereka berdiri seketika ambles ke dalam dan diganti oleh air rawa yang terpancar ke atas. Di saat bersamaan kepala Leviathan muncul dari dalam air tersebut sambil melesatkan semburan bisa padatnya mengarah kepada mereka.“Maksimal defend!”“El shield!” kata Satria menggunakan dua skill guardian sekaligus, saat itu juga perisai di tangannya langsung diselimuti oleh api yang membara membentuk lingkaran besar mengelilingi sekujur tubuhnya.‘Sssrrrtttt’Bisa padat Leviathan yang menghantam perisai Satria menimbulkan suara yang begitu nyaring, bahkan saking padatnya bisa itu tidak menimbulkan percikan sedikitpun. Tapi Satria yang menggunakan skill guardian level 60 jelas tidak akan bisa ditembus begitu saja oleh

Bab terbaru

  • Sang Dewa Game - SVSS1   Penutup Season 1

    Selamat sore sobat semuanya. Mudah-mudahan sobat semua dalam keadaan sehat selalu. Hari ini novel Solo vs Squad (season 1) sudah tamat dan akan dilanjutkan ke season kedua. Perjalanan Satria di dunia game Mythical World RPG sudah mencapai setengahnya, petualangan, pengorbanan dan perjuangan yang dia lakukan saya harap berkesan bagi sobat semuanya. Novel ini hanyalah fiksi belaka, andaikan ada kesamaan nama tempat, tokoh dan yang lainnya itu hanya kebetulan semata. Saya harap ada hal-hal baik dari novel ini yang bisa kita ambil sebagai pembelajaran, adapun hal-hal buruknya cukup kita jadikan pengetahuan. Saya mohon maaf yang sebesar-besarnya karena di dalam novel ini masih banyak kekurangan, terutama kesalahan dalam penulisan atau kata yang diulang-ulang. Pengetahuan saya dalam dunia literasi belumlah seberapa, saya akan belajar lebih banyak lagi agar bisa membuat novel yang lebih baik lagi. Sekali lagi saya mohon maaf kepada sobat pembaca semuanya

  • Sang Dewa Game - SVSS1   Bab 243: Dihadang Guild Golden Wing

    Esok harinya setelah mereka bangun, mereka kembali bersiap-siap untuk melakukan perjalanan pulang. Tapi sebelum itu mereka untuk pertama kalinya memasak dulu di dalam dungeon untuk sarapan. Sebab makanan yang sudah masak dibekal Satria juga sudah habis, kini hanya makanan mentah saja yang dibawa oleh Satria.Sebagai pengamanan, Satria memanggil dua archangel untuk menghabisi monster yang menghalangi jalan mereka. Setelah persiapan mereka selesai, barulah mereka melangkahkan kakinya keluar dari lantai 70. Raut wajah mereka semua terlihat cerah karena mereka akhirnya bisa pulang dari sarang monster mengerikan itu. Tadinya Satria berniat menggunakan item gate of teleportation, tapi ternyata item tersebut tidak bisa digunakan di dalam dungeon, jadi mau tidak mau mereka harus kembali berjalan kaki untuk keluar dari sana.“Oh iya, sekarang aku ingin tahu seberapa jauh level kalian meningkat,” tutur Satria seraya berjalan paling depan.&ld

  • Sang Dewa Game - SVSS1   Bab 242: Skill Ultimate Satria (part 3)

    “Kelihatannya Noir telah menyelamatkan nyawa kalian semua,” sambung Satria.“Ya. Dia merespon dengan cepat saat melihat pergerakan Pixie yang mencoba menggunakan skill healingnya, dia menggunakan skill khususnya untuk memaksa kami tiarap ke tanah yang telah menyebar dari skill gnome sebelumnya,” tutur Alexa.“Sekilas aku melihat dia telah putus asa mengingat kau terkena serangan telak dari Glace, tapi saat melihat seranganmu yang mengalihkan perhatian Glace tampaknya dia kembali punya harapan,” sambung Alexa.“Ya. Kelihatannya orang yang paling berjasa kali ini adalah Noir, tanpa ragu dia bahkan menggunakan skill ultimatenya untuk menjauhkan Glace dariku. Di saat yang bersamaan dia juga memecahkan healing potion menggunakan skillnya itu hingga bisa memulihkanku, aku tidak menyangka jika di situasi saat itu dia masih kepikiran rencana secerdik itu,” timpal Satria.“Kita benar-ben

  • Sang Dewa Game - SVSS1   Bab 241: Skill Ultimate Satria (part 2)

    Saat itu juga tujuh lapis lingkaran sihir muncul di sekitar tubuh Satria bersamaan dengan bergetarnya permukaan es, mendadak saja pusaran api besar muncul mengelilingi tubuh Satria serta membakar habis akar-akar pohon besar yang ada di sekitarnya. Kini dengan jelas dia bisa melihat sosok Glace yang masih menapak di atap lantai dungeon.‘Beukh’Tiba-tiba saja tubuh Satria sudah ada di hadapan Glace menggunakan skill assassin miliknya meski tanpa mengubah job classnya dulu. Tinju tangan kanan Satria dengan telak menghantam tubuh Glace hingga dia terpental menghantam permukaan es hingga terdengar benturan yang amat keras. Satria segera menggenggam lagi invisible saber di tangan kanannya.“Top tier magic: thunder spear!”“Dimensional slash!” teriak Satria menggunakan dua skill serangan level 70 dari dua job class yang berbeda sekaligus.Tujuh lapis lingkaran sihir muncul di sekitar tubuh

  • Sang Dewa Game - SVSS1   Bab 240: Skill Ultimate Satria (part 1)

    Tubuh Satria tampak tergeletak tak berdaya di tengah-tengah kabut putih yang mengepul di cekungan permukaan es, darah tampak menetes dari luka di kepala dan tubuhnya. Seluruh armor hitam terkuatnya kini telah hancur berkeping-keping karena skill serangan milik Glace. Andaikan saja dia tadi tidak mengendalikan Pixie dari kejauhan untuk memberikan bantuan sihir healing dan penguat tubuh kepada tubuhnya, mungkin kini dia sudah tewas.“Kelihatannya aku masih selamat,” batin Satria saat samar-samar tatapannya yang kabur masih bisa melihat kabut putih tebal di sekitarnya. Tampaknya hanya mata kanannya saja yang masih bisa melihat agak baik, mata kirinya sendiri serasa begitu perih dan rasanya ada darah terus keluar dari luka di mata kirinya itu.“Tapi, kenapa sihir Pixie berhenti secara tiba-tiba?” gumam Satria seraya berusaha bangkit dengan nafas yang terengah-engah, tubuhnya kini serasa dipenuhi oleh rasa sakit. Jika orang biasa pasti su

  • Sang Dewa Game - SVSS1   Bab 239: Melawan Glace de Rouge (part 2)

    “Kelihatannya aku harus mencoba beberapa rencana, meskipun resikonya serangan itu tidak akan berdampak lagi kepada Glace saat dia menggunakan skill ultimatenya nanti,” pikir Satria sembari mencabut invisible saber yang dia selipkan di pinggangnya.Melihat serangan cepat datang menuju ke arahnya, Glace kali ini dengan cepat menghindar hingga tubuhnya lenyap dari pandangan Satria. Tapi Satria segera tersenyum dan merubah job classnya menjadi seorang guardian, dengan cepat dia menggunakan skill tebasan angin untuk membelokan serangan gabungan salamander dan sylph yang malah menuju ke arahnya hingga berbelok menuju ke arah lintasan pergerakan Glace.‘Wwrrrr’‘Dhhaaaammrrr’Lagi-lagi serangan gabungan itu menghantam tubuh Glace yang segera merespon dengan skill assassin miliknya untuk menahan serangan yang datang. Satria sekencang mungkin berteriak memanggil nama archer Heptagram agar dia menjalankan

  • Sang Dewa Game - SVSS1   Bab 238: Melawan Glace de Rouge (part 1)

    Rasanya memang lebih gampang menghadapi Skorpius, sebab meski levelnya 90 di atasnya, tapi dia adalah petarung jarak jauh dengan kecepatan lambat dan sangat mudah dihadapi oleh petarung jarak dengan dengan kecepatan tinggi. Sementara Glace merupakan petarung jarak dekat dengan job class yang memiliki kecepatan tertinggi diantara yang lainnya yakni assassin.“Untuk mengimbangi kecepatannya, aku harus memusatkan semua statistic di kecepatan. Tapi itu malah akan membahayakan diriku jika dia berhasil mendaratkan serangannya,” pikir Satria seraya melompat mundur lagi setelah beradu serangan. Pisau dari dreamer’s weapon miliknya segera dia selipkan di pinggangnya, dia kemudian mengeluarkan dua pisau yang sudah di enchant dengan elemen petir.“Kelihatannya aku memang memerlukan bantuan saat ini,” gumam Satria sembari menggenggam erat pisaunya. Saat itu juga salamander dan sylph yang ada di dekat rekan rekannya kini mulai bergerak mend

  • Sang Dewa Game - SVSS1   Bab 237: Assassin Level 70 vs Assassin Level 100

    Satria dengan lihai meladeni setiap serangan yang dilakukan oleh kelelawar salju raksasa tersebut, pisau hitam yang dipegangnya tampak terus dia ayunkan dengan cepat meladeni setiap serangan dari kuku Glace de Rouge. Alexa dan yang lainnya memang tidak bisa melihat pergerakan cepat mereka secara langsung, namun jejak benturan serangan mereka masih tetap bisa mereka lihat dan dengar.“Kita harus cepat menghabisi setiap golem es yang ada di sini!” perintah Alexa. Saat itu juga rekan-rekannya yang lain segera bergegas menyerang semua golem es yang mendekat. Undead, archangel dan roh elemental yang dipanggil Satria juga ikut membantu setiap serangan yang mereka lakukan.Mereka tidak berani berjauhan sesuai arahan dari Satria, sebab mereka harus tetap saling melindungi dan jika dibutuhkan mereka akan segera melakukan serangan yang direncanakan oleh Satria. Lantai 70 Dungeon Luxurie seketika ramai oleh suara benturan hebat dan dentuman keras saat pert

  • Sang Dewa Game - SVSS1   Bab 236: Glace de Rouge

    “Tapi entah mengapa firasatku mengatakan jika aku akan menemukan jawabannya di dungeon ini. Terlebih setelah aku mendapatkan buku skill yang sebelumnya tidak pernah ada, aku yakin di dungeon ini menyimpan banyak jawaban dari pertanyaan yang belum bisa aku jawab selama ini,” gumam Satria sembari menggenggam erat senapan hitam di tangannya.“Sorcerer,” ucap Satria mengubah job classnya, saat itu juga senapan hitam di tangannya berubah bentuk menjadi tongkat sihir dengan Kristal hitam di atasnya.“Summon: undead king thunderia!”“Summon: undead king airia!”“Summon: undead king wateria!”“Summon: undead king fireia!”“Summon: undead king earthia!” ucap Satria menggunakan skill lima skill summon undead level 70 sekaligus.Seketika itu juga tujuh lapis lingkaran sihir muncul di sekitar tubuh Satria, aura hitam mulai

DMCA.com Protection Status