“Keparat kau!” bentak Crok yang siap menggunakan sihirnya lagi. Kemarahannya tampak tidak bisa dibendung lagi setelah melihat Tigres tewas bersimbah darah di depan matanya.
“Assassin,” ucap Satria mengubah lagi job classnya.“Greater fireball!” teriak Crok secepat kilat menggunakan sihir tingkat 6. Tak lama kemudian muncul enam lapis lingkaran sihir di sekitar tubuh Crok. Sekejap mata sebuah titik api besar yang membara muncul di atas Crok, perlahan bola api raksasa itu melesat mengincar Satria hingga panasnya terasa begitu kuat.Namun dengan job assassin Satria tanpa kesusahan berhasil menghindari sihir tingkat enam yang digunakan oleh Crok tersebut. Suara ledakan keras terdengar saat bola api raksasa yang diciptakan oleh Crok hanya menghantam permukaan tanah. Percikan api seketika berhamburan ke berbagai tempat seiring dengan tanah yang luluh lantak berhamburan. Riuh angin kembali terasa bertiup membawa uda“Raja Grimer yang katanya terhormat, terima kasih atas hiburan yang telah kau kirimkan kepadaku. Mereka memang sangat hebat, untuk ukuran orang-orang lemah seperti kalian. Tapi bagiku, mereka hanyalah mainan yang lemah. Namun aku tetap senang karena kau telah berusaha menghiburku,” batin Raja Grimer yang mulai membaca surat dari Satria.“Aku harap kalian tidak perlu repot-repot mengirimkan hiburan kepadaku lagi. Karena sekali lagi saja kau melakukannya, maka aku berjanji akan menghancurkan kerajaanmu dengan tanganku sendiri! Dimulai dari dirimu dan keluargamu sendiri! Satu hal lagi yang perlu kau tahu, aku tidak akan pernah memaafkan siapapun yang berani mengusik Kerajaan Lunar! Camkan itu!”“Salam dari orang yang akan kau bunuh!” pungkas Raja Grimer setelah membaca semua isi surat dari Satria. Tampak di bagian paling bawah surat terdapat hurup E besar yang entah untuk apa maksudnya.“Kurang ajar!&rdquo
Satria hanya mengangguk paham saja, dia setuju dengan pendapat mereka tersebut. Walaupun sebenarnya dia agak ragu kalau Kerajaan Luxurie akan sekonyong-konyong menerima keberadaan Kerajaan Lunar begitu saja. Sejak awal Satria juga berniat untuk ikut ke Kerajaan Luxurie andaikan waktunya tiba nanti. Setelah mereka bersedia mengakui Kerajaan Lunar barulah Satria bisa cukup tenang untuk memulai perjalanannya.Setelah berbincang cukup lama Satria akhirnya pamit untuk menemui Lixia dan Nekora, mungkin untuk beberapa hari ke depan dia tidak perlu menyamar sebagai petualang pengembara lagi. Dia mulai saat ini akan fokus menyusun rencananya sesuai niat awalnya. Dia berniat melatih Lixia untuk menjadi pandai besi hebat yang bisa diandalkan, dengan begitu meskipun dia tidak ada di Kota Lunar dia tidak perlu khawatir tentang keuangan nantinya.Ditambah dengan berubahnya status Kota Lunar menjadi sebuah ibukota kerajaan membuat kesempatan semakin besar untuk memulai bi
Esok harinya keluarga Miria dan Luxi dikejutkan oleh penampilan Noir yang berbeda dari sebelumnya. Lixia dan Trixi adalah yang paling heboh diantara mereka sebab paras Noir kini berbanding jauh daripada sebelumnya. Noir hanya bisa meminta maaf kepada mereka karena telah menyembunyikan dirinya yang sebenarnya, tentunya mereka juga memakluminya sebab alasan Noir melakukannya memang masuk akal.Pagi ini setelah makan Trixi segera kembali menuju Ibukota untuk membawakan sarapan bagi ayahnya. Sementara itu Satria hari itu juga langsung membayar upah Noir untuk sebulan ke depan setelah mereka sepakat. Meski awalnya Noir merasa tidak enak karena dia bahkan belum bekerja sedikitpun, Satria hanya beralasan dia membayarnya karena ingin dia mulai bekerja dengan menulis semua tanaman dan peralatan lainnya yang pasti dia butuhkan nanti untuk membuat potion.Noir hanya mengangguk paham, dia sebenarnya merasa kalau pekerjaan yang diberikan Satria itu terlalu sepele jika d
“Bagaimana ayah? Apakah hasil pertemuannya memuaskan?” tanya pelayan.“Ya. Putri Trixi sudah punya solusi untuk mengatasi masalah kita. Dengan begini kita tidak perlu pindah dari kerajaan ini,” jawab demi human pria sambil memeluk putrinya.“Syukurlah,” ucap gadis demi human tersebut dengan girang.“Hmm.. kelihatannya aku memang terlalu berlebihan. Mereka tampaknya sudah memikirkannya jauh lebih dulu dari pada diriku,” gumam Satria seraya kembali meneruskan makannya.Setelah selesai dia segera membayarnya dan keluar dari kedai. Tujuannya saat ini adalah menemui Trixi. Satria segera menuju ke balai kota yang menjadi istana sementara bagi Foxi, dia bilang kepada penjaga ingin menemui Trixi. Tapi mendengar hal itu para penjaga yang berada di pintu gerbang balai kota hanya saling memandang seakan ragu. Satria sadar kalau sekarang dia bukan si pengembara lagi, para penjaga itu pasti heran
“Eh?” ujar Satria dengan wajah kaget, dia tidak menyangka kalau Trixi akan berpikir begitu. “Aku tidak bermaksud begitu, maksudku aku memang mau memberikan cincin ini kepadamu. Tapi aku tidak punya maksud sampai sejauh itu,” sambung Satria mencoba menjelaskan salah paham Trixi. “Eh, kalau begitu kamu harus lebih memperhatikan lagi kata-katamu biar orang tidak salah paham,” tukas Trixi sambil tersenyum. “Kamu sendiri yang salah paham,” kata Satria seraya memberikan cincin ring of notes miliknya. “Cincin itu berguna layaknya telepati, kamu hanya perlu menyebutkan nama orang tujuanmu saja sambil menekan mata cincin itu dengan jarimu. Nanti kamu akan bisa berkomunikasi dengannya melalui pikiran selagi jarimu masih menekan mata cincin itu,” lanjut Satria menjelaskan kegunaan item yang diberikan olehnya. “Begitu ya, kamu bisa tolong pasangin kan?” goda Trixi sembari menjulurkan tangan kanannya sambil tersenyum. “Hmm..
Hari tanpa terasa berlalu cukup cepat. Dua minggu sejak kembalinya Satria ke Kerajaan Lunar, Raja Foxi mengirimkan surat resmi kerajaan kepada Kerajaan Luxurie dan beberapa kerajaan tetangga lainnya. Namun dua minggu kemudian masih belum ada satupun balasan dari kerajaan-kerajaan tersebut. Padahal isi suratnya hanya berisi permintaan Raja Foxi untuk berkunjung ke kerajaan mereka demi menjalin hubungan baik sekaligus mengukuhkan keberadaan Kerajaan Lunar. Selama itu juga Kerajaan Lunar terus berbenah dengan mempersiapkan berbagai hal yang perlu dilakukan di kerajaan mereka. Baik dari segi keamanan, kesehatan, ekonomi, pendidikan dan yang lainnya. Minggu ini para pedagang dari Kerajaan Lunar juga sudah mulai beraktifitas lagi, meski rute perdagangan mereka saat ini hanya terbatas di lingkungan Kerajaan Lunar dan Kerajaan Grimer saja. Foxi dan petinggi kerajaan lainnya tidak mau mengambil resiko dengan membuka perdagangan ke kerajaan yang belum mengakui kedaulat
Sementara itu toko besar milik Satria serta rumahnya yang ada di Kota Lunar sudah selesai di bangun, malah waktu pembangunannya lebih cepat beberapa hari dari perjanjiannya karena para pekerja begitu semangat sebab sudah ada proyek besar lainnya yang menunggu mereka. Toko dan rumah tersebut ukurannya memang masih sama seperti sebelumnya, tapi sengaja dibuat beberapa lantai agar muat banyak barang. Meski begitu tetap sesuai rencana bahwa toko itu disebut sebagai milik Miria dan keluarganya. Selama tiga hari ini Satria, Miria, Lixia, Noir dan Nekora sibuk menata toko baru mereka dan memindahkan semua barang yang ada di Desa Whis ke sana. Sesuai rencana juga kalau rumah yang ada di desa Whis kini di tinggali oleh Alexa dan Nekora, tapi dengan tambahan Noir dan dua player wanita yang ditugaskan untuk menjaga rumah serta merawat kebun. Sementara itu di rumah baru Satria di Kota Lunar juga ada enam player wanita yang tinggal di sana, dua orang untuk mengurus keperl
“Squad Gven? Apa yang mereka rencanakan?” tanya Satria sambil terus memakai perlengkapan petualangnya.“Aku juga tidak tahu, saat ini Alexa juga sedang menuju ke sana. Tapi aku khawatir kalau ada hal yang tidak diharapkan terjadi, karena itulah aku meminta bantuanmu,” jawab Trixi.“Tidak masalah. Lagipula sejak awal aku memang harus berperan untuk masalah seperti ini. Terlebih mereka adalah para petualang dengan level tinggi, aku akan segera ke sana sekarang,” tukas Satria sambil bergegas keluar dari rumahnya. Dia kemudian menunggangi kuda miliknya dan buru-buru memacunya keluar menuju jalanan.“Baiklah. Mohon bantuannya,” pungkas Trixi dan mengakhiri telepati mereka.Satria memacu kudanya dengan cepat menuju ke arah pos pemeriksaan benteng sebelah timur. Semua penduduk yang dilewatinya terlihat begitu hormat kepadanya dan tersenyum ramah, namun Satria hanya bisa mengangguk pelan tanp
Selamat sore sobat semuanya. Mudah-mudahan sobat semua dalam keadaan sehat selalu. Hari ini novel Solo vs Squad (season 1) sudah tamat dan akan dilanjutkan ke season kedua. Perjalanan Satria di dunia game Mythical World RPG sudah mencapai setengahnya, petualangan, pengorbanan dan perjuangan yang dia lakukan saya harap berkesan bagi sobat semuanya. Novel ini hanyalah fiksi belaka, andaikan ada kesamaan nama tempat, tokoh dan yang lainnya itu hanya kebetulan semata. Saya harap ada hal-hal baik dari novel ini yang bisa kita ambil sebagai pembelajaran, adapun hal-hal buruknya cukup kita jadikan pengetahuan. Saya mohon maaf yang sebesar-besarnya karena di dalam novel ini masih banyak kekurangan, terutama kesalahan dalam penulisan atau kata yang diulang-ulang. Pengetahuan saya dalam dunia literasi belumlah seberapa, saya akan belajar lebih banyak lagi agar bisa membuat novel yang lebih baik lagi. Sekali lagi saya mohon maaf kepada sobat pembaca semuanya
Esok harinya setelah mereka bangun, mereka kembali bersiap-siap untuk melakukan perjalanan pulang. Tapi sebelum itu mereka untuk pertama kalinya memasak dulu di dalam dungeon untuk sarapan. Sebab makanan yang sudah masak dibekal Satria juga sudah habis, kini hanya makanan mentah saja yang dibawa oleh Satria.Sebagai pengamanan, Satria memanggil dua archangel untuk menghabisi monster yang menghalangi jalan mereka. Setelah persiapan mereka selesai, barulah mereka melangkahkan kakinya keluar dari lantai 70. Raut wajah mereka semua terlihat cerah karena mereka akhirnya bisa pulang dari sarang monster mengerikan itu. Tadinya Satria berniat menggunakan item gate of teleportation, tapi ternyata item tersebut tidak bisa digunakan di dalam dungeon, jadi mau tidak mau mereka harus kembali berjalan kaki untuk keluar dari sana.“Oh iya, sekarang aku ingin tahu seberapa jauh level kalian meningkat,” tutur Satria seraya berjalan paling depan.&ld
“Kelihatannya Noir telah menyelamatkan nyawa kalian semua,” sambung Satria.“Ya. Dia merespon dengan cepat saat melihat pergerakan Pixie yang mencoba menggunakan skill healingnya, dia menggunakan skill khususnya untuk memaksa kami tiarap ke tanah yang telah menyebar dari skill gnome sebelumnya,” tutur Alexa.“Sekilas aku melihat dia telah putus asa mengingat kau terkena serangan telak dari Glace, tapi saat melihat seranganmu yang mengalihkan perhatian Glace tampaknya dia kembali punya harapan,” sambung Alexa.“Ya. Kelihatannya orang yang paling berjasa kali ini adalah Noir, tanpa ragu dia bahkan menggunakan skill ultimatenya untuk menjauhkan Glace dariku. Di saat yang bersamaan dia juga memecahkan healing potion menggunakan skillnya itu hingga bisa memulihkanku, aku tidak menyangka jika di situasi saat itu dia masih kepikiran rencana secerdik itu,” timpal Satria.“Kita benar-ben
Saat itu juga tujuh lapis lingkaran sihir muncul di sekitar tubuh Satria bersamaan dengan bergetarnya permukaan es, mendadak saja pusaran api besar muncul mengelilingi tubuh Satria serta membakar habis akar-akar pohon besar yang ada di sekitarnya. Kini dengan jelas dia bisa melihat sosok Glace yang masih menapak di atap lantai dungeon.‘Beukh’Tiba-tiba saja tubuh Satria sudah ada di hadapan Glace menggunakan skill assassin miliknya meski tanpa mengubah job classnya dulu. Tinju tangan kanan Satria dengan telak menghantam tubuh Glace hingga dia terpental menghantam permukaan es hingga terdengar benturan yang amat keras. Satria segera menggenggam lagi invisible saber di tangan kanannya.“Top tier magic: thunder spear!”“Dimensional slash!” teriak Satria menggunakan dua skill serangan level 70 dari dua job class yang berbeda sekaligus.Tujuh lapis lingkaran sihir muncul di sekitar tubuh
Tubuh Satria tampak tergeletak tak berdaya di tengah-tengah kabut putih yang mengepul di cekungan permukaan es, darah tampak menetes dari luka di kepala dan tubuhnya. Seluruh armor hitam terkuatnya kini telah hancur berkeping-keping karena skill serangan milik Glace. Andaikan saja dia tadi tidak mengendalikan Pixie dari kejauhan untuk memberikan bantuan sihir healing dan penguat tubuh kepada tubuhnya, mungkin kini dia sudah tewas.“Kelihatannya aku masih selamat,” batin Satria saat samar-samar tatapannya yang kabur masih bisa melihat kabut putih tebal di sekitarnya. Tampaknya hanya mata kanannya saja yang masih bisa melihat agak baik, mata kirinya sendiri serasa begitu perih dan rasanya ada darah terus keluar dari luka di mata kirinya itu.“Tapi, kenapa sihir Pixie berhenti secara tiba-tiba?” gumam Satria seraya berusaha bangkit dengan nafas yang terengah-engah, tubuhnya kini serasa dipenuhi oleh rasa sakit. Jika orang biasa pasti su
“Kelihatannya aku harus mencoba beberapa rencana, meskipun resikonya serangan itu tidak akan berdampak lagi kepada Glace saat dia menggunakan skill ultimatenya nanti,” pikir Satria sembari mencabut invisible saber yang dia selipkan di pinggangnya.Melihat serangan cepat datang menuju ke arahnya, Glace kali ini dengan cepat menghindar hingga tubuhnya lenyap dari pandangan Satria. Tapi Satria segera tersenyum dan merubah job classnya menjadi seorang guardian, dengan cepat dia menggunakan skill tebasan angin untuk membelokan serangan gabungan salamander dan sylph yang malah menuju ke arahnya hingga berbelok menuju ke arah lintasan pergerakan Glace.‘Wwrrrr’‘Dhhaaaammrrr’Lagi-lagi serangan gabungan itu menghantam tubuh Glace yang segera merespon dengan skill assassin miliknya untuk menahan serangan yang datang. Satria sekencang mungkin berteriak memanggil nama archer Heptagram agar dia menjalankan
Rasanya memang lebih gampang menghadapi Skorpius, sebab meski levelnya 90 di atasnya, tapi dia adalah petarung jarak jauh dengan kecepatan lambat dan sangat mudah dihadapi oleh petarung jarak dengan dengan kecepatan tinggi. Sementara Glace merupakan petarung jarak dekat dengan job class yang memiliki kecepatan tertinggi diantara yang lainnya yakni assassin.“Untuk mengimbangi kecepatannya, aku harus memusatkan semua statistic di kecepatan. Tapi itu malah akan membahayakan diriku jika dia berhasil mendaratkan serangannya,” pikir Satria seraya melompat mundur lagi setelah beradu serangan. Pisau dari dreamer’s weapon miliknya segera dia selipkan di pinggangnya, dia kemudian mengeluarkan dua pisau yang sudah di enchant dengan elemen petir.“Kelihatannya aku memang memerlukan bantuan saat ini,” gumam Satria sembari menggenggam erat pisaunya. Saat itu juga salamander dan sylph yang ada di dekat rekan rekannya kini mulai bergerak mend
Satria dengan lihai meladeni setiap serangan yang dilakukan oleh kelelawar salju raksasa tersebut, pisau hitam yang dipegangnya tampak terus dia ayunkan dengan cepat meladeni setiap serangan dari kuku Glace de Rouge. Alexa dan yang lainnya memang tidak bisa melihat pergerakan cepat mereka secara langsung, namun jejak benturan serangan mereka masih tetap bisa mereka lihat dan dengar.“Kita harus cepat menghabisi setiap golem es yang ada di sini!” perintah Alexa. Saat itu juga rekan-rekannya yang lain segera bergegas menyerang semua golem es yang mendekat. Undead, archangel dan roh elemental yang dipanggil Satria juga ikut membantu setiap serangan yang mereka lakukan.Mereka tidak berani berjauhan sesuai arahan dari Satria, sebab mereka harus tetap saling melindungi dan jika dibutuhkan mereka akan segera melakukan serangan yang direncanakan oleh Satria. Lantai 70 Dungeon Luxurie seketika ramai oleh suara benturan hebat dan dentuman keras saat pert
“Tapi entah mengapa firasatku mengatakan jika aku akan menemukan jawabannya di dungeon ini. Terlebih setelah aku mendapatkan buku skill yang sebelumnya tidak pernah ada, aku yakin di dungeon ini menyimpan banyak jawaban dari pertanyaan yang belum bisa aku jawab selama ini,” gumam Satria sembari menggenggam erat senapan hitam di tangannya.“Sorcerer,” ucap Satria mengubah job classnya, saat itu juga senapan hitam di tangannya berubah bentuk menjadi tongkat sihir dengan Kristal hitam di atasnya.“Summon: undead king thunderia!”“Summon: undead king airia!”“Summon: undead king wateria!”“Summon: undead king fireia!”“Summon: undead king earthia!” ucap Satria menggunakan skill lima skill summon undead level 70 sekaligus.Seketika itu juga tujuh lapis lingkaran sihir muncul di sekitar tubuh Satria, aura hitam mulai