Sementara itu toko besar milik Satria serta rumahnya yang ada di Kota Lunar sudah selesai di bangun, malah waktu pembangunannya lebih cepat beberapa hari dari perjanjiannya karena para pekerja begitu semangat sebab sudah ada proyek besar lainnya yang menunggu mereka. Toko dan rumah tersebut ukurannya memang masih sama seperti sebelumnya, tapi sengaja dibuat beberapa lantai agar muat banyak barang. Meski begitu tetap sesuai rencana bahwa toko itu disebut sebagai milik Miria dan keluarganya.
Selama tiga hari ini Satria, Miria, Lixia, Noir dan Nekora sibuk menata toko baru mereka dan memindahkan semua barang yang ada di Desa Whis ke sana. Sesuai rencana juga kalau rumah yang ada di desa Whis kini di tinggali oleh Alexa dan Nekora, tapi dengan tambahan Noir dan dua player wanita yang ditugaskan untuk menjaga rumah serta merawat kebun.Sementara itu di rumah baru Satria di Kota Lunar juga ada enam player wanita yang tinggal di sana, dua orang untuk mengurus keperl“Squad Gven? Apa yang mereka rencanakan?” tanya Satria sambil terus memakai perlengkapan petualangnya.“Aku juga tidak tahu, saat ini Alexa juga sedang menuju ke sana. Tapi aku khawatir kalau ada hal yang tidak diharapkan terjadi, karena itulah aku meminta bantuanmu,” jawab Trixi.“Tidak masalah. Lagipula sejak awal aku memang harus berperan untuk masalah seperti ini. Terlebih mereka adalah para petualang dengan level tinggi, aku akan segera ke sana sekarang,” tukas Satria sambil bergegas keluar dari rumahnya. Dia kemudian menunggangi kuda miliknya dan buru-buru memacunya keluar menuju jalanan.“Baiklah. Mohon bantuannya,” pungkas Trixi dan mengakhiri telepati mereka.Satria memacu kudanya dengan cepat menuju ke arah pos pemeriksaan benteng sebelah timur. Semua penduduk yang dilewatinya terlihat begitu hormat kepadanya dan tersenyum ramah, namun Satria hanya bisa mengangguk pelan tanp
“Para petualang pengecut seperti kalian yang melarikan diri saat kotanya di serang kerajaan lain tidak pantas berkata seperti itu! Kalian tidak tahu sedikitpun tentang yang terjadi di sini selama kalian kabur!” bentak Satria dengan keras hingga terdengar oleh semua orang yang ada di sana. Para prajurit yang ada di sana hanya tersenyum seolah unek-unek mereka terwakilkan oleh kata—kata Satria.“Di serang? Bagaimana ceritanya? Jika memang kota ini di serang maka kami tentu tidak akan tinggal diam saja!” balas fighter pria dari Squad Gven sambil menatap Satria dengan tajam.“Jangan pura-pura bodoh! Aku yakin kalian sedikitnya mendengar apa yang terjadi di sini, terlebih Kerajaan Luxurie pasti pernah mengumumkan kalau kelima kota di wilayahnya telah direbut oleh Kerajaan Grimer,” ucap Satria sambil menyeringai. Apa yang dikatakan pria itu memang mustahil dan tidak masuk akal.“Kami memang mendengar ad
“Apa yang akan kau lakukan kepada mereka?” tanya Alexa yang telah mengumpulkan warga sampai berkerumun di sekitar pos pemeriksaan.“Aku hanya ingin tahu sampai sejauh mana mereka bisa mempertahankan tuduhannya itu, tadinya aku tidak mau mempermalukan mereka. Tapi sekarang kelihatannya tidak ada pilihan lain lagi,” jawab Satria sambil terus mendengarka teman-teman Gven yang semakin mengoceh setelah banyak warga berkerumun di sekitar mereka.“Kami senang kalian bisa terbebas dari invasi Kerajaan Grimer, tapi kami tidak menyangka kalau kalian akan bisa dihasut begitu saja oleh orang ini untuk mengkhianati Kerajaan Luxurie. Kerajaan yang selama ini telah mengurus kalian dengan baik, kerajaan yang sejak dulu disanjung oleh nenek moyang kalian!” tukas teman-teman Gven.“Aku yakin orang itu sejak awal adalah suruhan Kerajaan Grimer untuk melemahkan kekuatan Kerajaan Luxurie dengan cara memecah belahnya dari da
“Kau pikir kami akan mundur dengan hanya digertak seperti itu saja? Kebenaran tidak akan pernah takut menghadapi kejahatan. Kau sendiri sudah jelas-jelas memecah belah Kerajaan Luxurie, kau sekarang bahkan tidak bisa mengelak lagi,” kata Gven. Kelihatannya dia sudah kehabisan kata-kata untuk menghadapi Satria, pada akhirnya dia hanya mengulang terus kata-katanya sendiri.“Hmmh.. Apakah tidak ada tuduhan lain yang bisa kau lontarkan kepadaku? Aku menantangmu untuk pembuktiannya tapi kalian tidak menjawab sedikitpun. Apa susahnya sih bilang iya? Katanya berada di pihak yang benar, apa kalian takut?” ejek Satria.“Jawab saja sekarang. Kalian mau menerima tantangan kami atau tidak?” tanya Alexa yang tampaknya ikut geram dengan ulah para petualang tersebut.“Cih. Kelihatannya pengaruhmu sudah terlalu kuat mengakar di kota ini. Apa yang kau lakukan kepada teman-teman kami di sini hah? Apakah kau mencuci otak
“Glacier risk!” teriak Gven sembari menebaskan pedangnya mengarah kepada Satria.Mendadak saja angin mulai bertiup bersamaan dengan pedang Gven yang diselimuti oleh cahaya gradasi berwarna putih, tanah yang dia pijak tampak bergetar sampai kerikil di sekitarnya berhamburan. Saat Gven menebaskan pedangnya ke depan mendadak saja tekanan udara yang tertebas langsung melesat membentuk tebasan pedang yang diselimuti oleh bulir-bulir es yang dingin. Riuh angin yang mengiringi skill yang digunakan Gven juga terasa amat dingin.“Maksimal agility,” ucap Satria memusatkan semua statistiknya ke kecepatan.‘Wwrrrr’‘Dhoomrrr’Tebasan pedang itu melesat menuju Satria yang tidak merespon sedikitpun. Sesaat sebelum skill swordman level 60 yang digunakan Gven mengenai tubuhnya, Satria menghindar dalam kecepatan penuh dan kembali berdiri lagi tepat di tempatnya berdiri setelah skill Gven
“Apakah kini mereka pantas mengakui tanah kelahiran kalian sebagai wilayahnya lagi setelah memberikannya cuma-cuma kepada Kerajaan Grimer?” tanya Satria.“Tidak!” warga kembali menjawab dengan kompak. Hal itu memang wajar sebab perdebatan yang berlangsung tadi saja sudah jelas kalau yang dikatakan para petualang itu hanyalah bualan. Mereka tidak bisa membuktikannya, mereka bahkan tidak mau menjawab tantangan dari Satria dan Alexa.“Mereka tidak tahu malu!”“Kalian tidak pantas lagi datang kemari!”“Di mana kalian saat kami disiksa oleh tentara Grimer hah!”“Pengecut! Kalian hanya mau enaknya saja!” terdengar beberapa warga berteriak memaki para petualang dari Kerajaan Luxurie.“Putraku gugur saat memperjuangkan kebebasan kami! Lalu apa perjuangan kalian hah!” timpal yang lainnya.“Banyak para petualang ya
Esok harinya Satria, Nekora dan Noir sudah siap untuk berangkat ke Kerajaan Luxurie dengan memakai perlengkapan mereka masing-masing. Satria dengan perlengkapan pengembaranya sementara Noir dan Nekora memakai jubah khas alchemist yang menutupi sebagian wajahnya. Mereka bertiga segera pergi menuju balai kota untuk menemui Alexa, Trixi dan Foxi.Di halaman balai kota terlihat sudah ramai dengan para prajurit yang bersiaga, beberapa kereta kuda telah disiapkan untuk membawa rombongan Raja Foxi ke Kerajaan Luxurie. Alexa dan beberapa petualang tangguh lainnya yang akan mengawal perjalanan kali ini sudah siap di halaman istana. Tak lama kemudian Raja Foxi, Trixi dan Perdana Menteri Rou keluar dari balai kota di dampingi beberapa prajurit yang bertugas mengawal mereka.“Noir, aku ingin kamu berada di kereta kuda yang sama dengan putri Trixi. Aku akan mengandalkanmu nanti jika terjadi apa-apa kepada mereka,” ucap Satria.“Baik,&rdquo
“Terima kasih atas pertimbangan tuan semua. Mungkin untuk sementara rombongan yang lainnya akan berbalik arah dulu, baru nanti kalau sudah jelas mereka akan menyusul kami,” jawab Satria sembari menatap Alexa.“Itu benar tuan. Kami memilih untuk menyusul nanti saja, mungkin kami akan tinggal di penginapan terdekat sambil menunggu situasinya,” timpal Alexa.“Itu lebih bagus, sebab menunggu di sini pasti akan memakan waktu yang lama. Terlebih membutuhkan waktu dua hari untuk sampai ke Ibukota Luxurie itupun kalau kudanya sangat cepat, kalau lamban ya paling tiga hari baru sampai,” tutur kepala prajurit.“Baiklah. Terima kasih. Kalau begitu saya akan segera pergi,” tukas Satria sambil menaiki kudanya lagi.Setelah itu Satria segera memacu kudanya menuju ke arah Ibukota Luxurie. Sementara Alexa dan rombongan lainnya berbalik lagi menuju penginapan terdekat yang tadi mereka lewati. Para pra
Selamat sore sobat semuanya. Mudah-mudahan sobat semua dalam keadaan sehat selalu. Hari ini novel Solo vs Squad (season 1) sudah tamat dan akan dilanjutkan ke season kedua. Perjalanan Satria di dunia game Mythical World RPG sudah mencapai setengahnya, petualangan, pengorbanan dan perjuangan yang dia lakukan saya harap berkesan bagi sobat semuanya. Novel ini hanyalah fiksi belaka, andaikan ada kesamaan nama tempat, tokoh dan yang lainnya itu hanya kebetulan semata. Saya harap ada hal-hal baik dari novel ini yang bisa kita ambil sebagai pembelajaran, adapun hal-hal buruknya cukup kita jadikan pengetahuan. Saya mohon maaf yang sebesar-besarnya karena di dalam novel ini masih banyak kekurangan, terutama kesalahan dalam penulisan atau kata yang diulang-ulang. Pengetahuan saya dalam dunia literasi belumlah seberapa, saya akan belajar lebih banyak lagi agar bisa membuat novel yang lebih baik lagi. Sekali lagi saya mohon maaf kepada sobat pembaca semuanya
Esok harinya setelah mereka bangun, mereka kembali bersiap-siap untuk melakukan perjalanan pulang. Tapi sebelum itu mereka untuk pertama kalinya memasak dulu di dalam dungeon untuk sarapan. Sebab makanan yang sudah masak dibekal Satria juga sudah habis, kini hanya makanan mentah saja yang dibawa oleh Satria.Sebagai pengamanan, Satria memanggil dua archangel untuk menghabisi monster yang menghalangi jalan mereka. Setelah persiapan mereka selesai, barulah mereka melangkahkan kakinya keluar dari lantai 70. Raut wajah mereka semua terlihat cerah karena mereka akhirnya bisa pulang dari sarang monster mengerikan itu. Tadinya Satria berniat menggunakan item gate of teleportation, tapi ternyata item tersebut tidak bisa digunakan di dalam dungeon, jadi mau tidak mau mereka harus kembali berjalan kaki untuk keluar dari sana.“Oh iya, sekarang aku ingin tahu seberapa jauh level kalian meningkat,” tutur Satria seraya berjalan paling depan.&ld
“Kelihatannya Noir telah menyelamatkan nyawa kalian semua,” sambung Satria.“Ya. Dia merespon dengan cepat saat melihat pergerakan Pixie yang mencoba menggunakan skill healingnya, dia menggunakan skill khususnya untuk memaksa kami tiarap ke tanah yang telah menyebar dari skill gnome sebelumnya,” tutur Alexa.“Sekilas aku melihat dia telah putus asa mengingat kau terkena serangan telak dari Glace, tapi saat melihat seranganmu yang mengalihkan perhatian Glace tampaknya dia kembali punya harapan,” sambung Alexa.“Ya. Kelihatannya orang yang paling berjasa kali ini adalah Noir, tanpa ragu dia bahkan menggunakan skill ultimatenya untuk menjauhkan Glace dariku. Di saat yang bersamaan dia juga memecahkan healing potion menggunakan skillnya itu hingga bisa memulihkanku, aku tidak menyangka jika di situasi saat itu dia masih kepikiran rencana secerdik itu,” timpal Satria.“Kita benar-ben
Saat itu juga tujuh lapis lingkaran sihir muncul di sekitar tubuh Satria bersamaan dengan bergetarnya permukaan es, mendadak saja pusaran api besar muncul mengelilingi tubuh Satria serta membakar habis akar-akar pohon besar yang ada di sekitarnya. Kini dengan jelas dia bisa melihat sosok Glace yang masih menapak di atap lantai dungeon.‘Beukh’Tiba-tiba saja tubuh Satria sudah ada di hadapan Glace menggunakan skill assassin miliknya meski tanpa mengubah job classnya dulu. Tinju tangan kanan Satria dengan telak menghantam tubuh Glace hingga dia terpental menghantam permukaan es hingga terdengar benturan yang amat keras. Satria segera menggenggam lagi invisible saber di tangan kanannya.“Top tier magic: thunder spear!”“Dimensional slash!” teriak Satria menggunakan dua skill serangan level 70 dari dua job class yang berbeda sekaligus.Tujuh lapis lingkaran sihir muncul di sekitar tubuh
Tubuh Satria tampak tergeletak tak berdaya di tengah-tengah kabut putih yang mengepul di cekungan permukaan es, darah tampak menetes dari luka di kepala dan tubuhnya. Seluruh armor hitam terkuatnya kini telah hancur berkeping-keping karena skill serangan milik Glace. Andaikan saja dia tadi tidak mengendalikan Pixie dari kejauhan untuk memberikan bantuan sihir healing dan penguat tubuh kepada tubuhnya, mungkin kini dia sudah tewas.“Kelihatannya aku masih selamat,” batin Satria saat samar-samar tatapannya yang kabur masih bisa melihat kabut putih tebal di sekitarnya. Tampaknya hanya mata kanannya saja yang masih bisa melihat agak baik, mata kirinya sendiri serasa begitu perih dan rasanya ada darah terus keluar dari luka di mata kirinya itu.“Tapi, kenapa sihir Pixie berhenti secara tiba-tiba?” gumam Satria seraya berusaha bangkit dengan nafas yang terengah-engah, tubuhnya kini serasa dipenuhi oleh rasa sakit. Jika orang biasa pasti su
“Kelihatannya aku harus mencoba beberapa rencana, meskipun resikonya serangan itu tidak akan berdampak lagi kepada Glace saat dia menggunakan skill ultimatenya nanti,” pikir Satria sembari mencabut invisible saber yang dia selipkan di pinggangnya.Melihat serangan cepat datang menuju ke arahnya, Glace kali ini dengan cepat menghindar hingga tubuhnya lenyap dari pandangan Satria. Tapi Satria segera tersenyum dan merubah job classnya menjadi seorang guardian, dengan cepat dia menggunakan skill tebasan angin untuk membelokan serangan gabungan salamander dan sylph yang malah menuju ke arahnya hingga berbelok menuju ke arah lintasan pergerakan Glace.‘Wwrrrr’‘Dhhaaaammrrr’Lagi-lagi serangan gabungan itu menghantam tubuh Glace yang segera merespon dengan skill assassin miliknya untuk menahan serangan yang datang. Satria sekencang mungkin berteriak memanggil nama archer Heptagram agar dia menjalankan
Rasanya memang lebih gampang menghadapi Skorpius, sebab meski levelnya 90 di atasnya, tapi dia adalah petarung jarak jauh dengan kecepatan lambat dan sangat mudah dihadapi oleh petarung jarak dengan dengan kecepatan tinggi. Sementara Glace merupakan petarung jarak dekat dengan job class yang memiliki kecepatan tertinggi diantara yang lainnya yakni assassin.“Untuk mengimbangi kecepatannya, aku harus memusatkan semua statistic di kecepatan. Tapi itu malah akan membahayakan diriku jika dia berhasil mendaratkan serangannya,” pikir Satria seraya melompat mundur lagi setelah beradu serangan. Pisau dari dreamer’s weapon miliknya segera dia selipkan di pinggangnya, dia kemudian mengeluarkan dua pisau yang sudah di enchant dengan elemen petir.“Kelihatannya aku memang memerlukan bantuan saat ini,” gumam Satria sembari menggenggam erat pisaunya. Saat itu juga salamander dan sylph yang ada di dekat rekan rekannya kini mulai bergerak mend
Satria dengan lihai meladeni setiap serangan yang dilakukan oleh kelelawar salju raksasa tersebut, pisau hitam yang dipegangnya tampak terus dia ayunkan dengan cepat meladeni setiap serangan dari kuku Glace de Rouge. Alexa dan yang lainnya memang tidak bisa melihat pergerakan cepat mereka secara langsung, namun jejak benturan serangan mereka masih tetap bisa mereka lihat dan dengar.“Kita harus cepat menghabisi setiap golem es yang ada di sini!” perintah Alexa. Saat itu juga rekan-rekannya yang lain segera bergegas menyerang semua golem es yang mendekat. Undead, archangel dan roh elemental yang dipanggil Satria juga ikut membantu setiap serangan yang mereka lakukan.Mereka tidak berani berjauhan sesuai arahan dari Satria, sebab mereka harus tetap saling melindungi dan jika dibutuhkan mereka akan segera melakukan serangan yang direncanakan oleh Satria. Lantai 70 Dungeon Luxurie seketika ramai oleh suara benturan hebat dan dentuman keras saat pert
“Tapi entah mengapa firasatku mengatakan jika aku akan menemukan jawabannya di dungeon ini. Terlebih setelah aku mendapatkan buku skill yang sebelumnya tidak pernah ada, aku yakin di dungeon ini menyimpan banyak jawaban dari pertanyaan yang belum bisa aku jawab selama ini,” gumam Satria sembari menggenggam erat senapan hitam di tangannya.“Sorcerer,” ucap Satria mengubah job classnya, saat itu juga senapan hitam di tangannya berubah bentuk menjadi tongkat sihir dengan Kristal hitam di atasnya.“Summon: undead king thunderia!”“Summon: undead king airia!”“Summon: undead king wateria!”“Summon: undead king fireia!”“Summon: undead king earthia!” ucap Satria menggunakan skill lima skill summon undead level 70 sekaligus.Seketika itu juga tujuh lapis lingkaran sihir muncul di sekitar tubuh Satria, aura hitam mulai