“Saya setuju. Dia memang harus diberikan pelajaran bagaimanapun caranya,” timpal satu pengawal pribadi lainnya.
“Tentu saja aku akan melakukannya! Tidak akan aku biarkan orang yang telah berani duduk di kursiku hidup berkeliaran begitu saja! Aku akan mengirimkan kematian kepadanya! Tentunya sambil menjalankan rencana kita mengurangi kekuatan musuh,” jawab Raja Grimer sambil menyeringai dan mengepalkan tinjunya.“Jika kekuatan musuh sudah berkurang maka kita akan menyerang lagi kelima kota itu dan menyiksa para penduduknya dengan lebih kejam! Karena itu cepat panggil Seven Deadly Beast untuk menghadap di ruangan pribadiku!” sambung Raja Grimer memberikan perintah kepada salah satu pengawal pribadinya.“Baik paduka!” jawab seorang pengawal yang langsung pergi berpisah dari Raja Grimer dan satu temannya.“Paduka memang hebat. Aku yakin musuh akan ketakutan menyaksikan kekuatan kitaSatria memacu kudanya terus menuju ke arah timur, namun dia tetap waspada dengan keadaan di sekitarnya dan menggunakan job class ranger. Beberapa botol MP potion dan healing potion terlihat sudah terselip rapi di ikat pinggangnya. Busur panah hitam yang merupakan dreamer’s weapon andalannya sudah terpasang rapi di punggungnya.Tangan kanannya terlihat sudah bergetar walaupun sedang memegang tali kekang kuda. Tampaknya dia sudah tidak sabar lagi dengan pertarungan yang akan datang. Perlahan telinganya yang tajam mendengar suara riuh samar-samar di belakangnya. Semakin lama suara riuh di belakangnya terdengar semakin jelas, suaranya seperti beberapa ekor burung raksasa yang bergerak begitu cepat.“Datang juga ya,” batin Satria sambil menoleh ke belakang.“Wyvern?” ujar Satria saat melihat tujuh ekor naga yang disebut jenis wyvern. Padahal tadinya dia pikir mereka menggunakan sejenis burung raksasa.Terli
“Mungkin dia memiliki sebuah trik yang cukup menarik,” ucap demi human badak.“Kalau begitu biarkan aku yang mencobanya terlebih dahulu,” tukas demi human kalajengking sambil memainkan tombaknya.“Sebaiknya kau selesaikan dengan cepat,” kata demi human macan.“Gampang,” jawab demi human kalajengking seraya berdiri dari wyvern yang ditungganginya lalu tanpa ragu dia melompat dari atas punggung wyvern, padahal jarak tempatnya berada dengan tanah sangatlah jauh.“Cih, kelihatannya mereka berani juga meremehkan diriku,” gerutu Satria seraya memegang busur panahnya di tangan kanan.“Lancer,” ucap Satria mengganti job classnya agar sesuai dengan lawan yang turun.“Senjatanya berubah bentuk menjadi tombak,” kata demi human singa.“Aku belum pernah mendengar ada senjata seperti itu di dunia ini,” tutur demi
Demi human kalajengking itu segera melompat ke udara dan menusukan tombaknya mengincar tubuh Satria yang masih tetap berdiri tanpa rasa takut. Suara dentingan senjata terdengar begitu keras saat Satria dengan sigap menahan tusukan tombak musuhnya dengan tombak yang dia pegang. Percikan api terlihat berhamburan saking kerasnya efek benturan dua tombak mereka.Debu-debu di atas permukaan yang ada tepat di bawah benturan terjadi tampak langsung berhamburan, terhempas gelombang udara yang timbul dari efek benturan. Satria dengan cepat segera menarik tombaknya dan mengayunkannya secara memutar dari bawah mengincar leher musuhnya, tapi lancer yang dia lawan juga cukup gesit karena bisa mengelak dengan memiringkan tubuhnya ke samping.Demi human lancer membalas dengan menusukan tombaknya secara beruntun mengincar tubuh Satria. Tapi tanpa kesusahan Satria bisa meliuk-liukan tubuhnya menghindari tusukan tombak lawan. Demi human tersebut tampak terkejut sebab dia tid
Satria dengan cepat mengayunkan tongkat es di tangan kirinya, tapi ditahan oleh tombak petir yang dipegang Scar. Suara benturan keras terdengar bersamaan dengan serpihan es dan sambaran petir yang tersebar. Satria segera menusukan tombak di tangan kanannya, kali ini Scar memilih untuk melompat menghindar seraya membalas dengan menusukan tombaknya dari atas. Sambaran petir melesat hendak menyambar tubuh Satria.‘Bregh’Terdengar suara benturan keras saat Satria memutarkan tombak es di tangan kirinya untuk menahan sambaran petir. Sementara itu tangan kanannya menghentakan pangkal tombaknya ke tanah sehingga tubuhnya melayang ke atas menuju ke arah Scar. Tanpa ragu Satria segera memegang tombaknya dengan ancang-ancang untuk dilemparkan.“El lanza!” ucap Satria menggunakan skill lancer level 40 yang dikuasainya.Seketika itu juga tombak yang Satria lemparkan langsung memancarkan udara dingin dan diselimuti oleh
“Blacksmith,” kata Satria mengubah job classnya. Saat itu juga tombak hitam di tangan kanannya mendadak berubah bentuk menjadi sebuah palu hitam dengan Kristal hitam menyala di tengah-tengahnya.“Kalau begitu, mari kita mulai pestanya. Explode item!” ucap Satria menggunakan skill blacksmith level 40 sembari menjentikan jari tangan kirinya.‘Dhooommrrrrr’Tiba-tiba saja tombak es Satria yang masih menancap di dekat ketujuh demi human itu meledak. Suara dentuman hebat terdengar bersamaan dengan bongkahan tanah yang berhamburan dari titik ledakan, debu langsung mengepul menyelimuti sekitar ledakan tombak Satria. Namun saat debu-debu mulai memudar terlihat dibalik debu yang beterbangan ada sebuah shield transparan berbentuk setengah lingkaran, tampaknya Elevan masih sempat menggunakan skill guardian miliknya untuk melindungi rekan-rekannya dari ledakan.“Bukankah itu skill blacksmith?” tu
“Demi human dengan job class guardian itu kelihatannya memiliki skill khusus yang merepotkan. Dia selalu saja muncul di saat rekannya hampir terkena seranganku. Kelihatannya aku tidak bisa lengah begitu saja, setiap dari mereka pasti sudah menguasai skill khususnya secara sempurna,” batin Satria sambil meletakan perisainya di depan tubuh dirinya.“Tidak ada pilihan lain selain mengurangi jumlah mereka dahulu, andaikan saja aku sudah bisa mengetahui cara menggunkan skill ultimate milik ku maka hal seperti ini bukanlah apa-apa,” ujar Satria sembari mulai menatap ketujuh orang yang berada di tempat yang berbeda itu.“Dimensional slash!” ucap Tigres yang mulai menyiapkan skill swordman terkuatnya.“Top tier magic: thunder dragon!” teriak Crok sembari mengarahkan tongkat sihirnya ke atas.“Frozen mountain!” kata Lean seraya mulai mengarahkan busur panahnya mengincar tubuh Satri
‘Wwrrrr’‘Bregh’Terdengar riuh angin yang bergemuruh saat ratusan tombak petir terang melesat ke udara mengepung mereka dalam radius yang luas dan rapat. Tanah tempat mereka berpijak tadi juga langsung berhamburan hancur selain ada sebagian yang tetap ambles ke dalam tanah juga. Tujuh tombak yang diselimuti petir hitam juga melesat cepat menuju ke tubuh mereka masing-masing.“Maksimal agility!” teriak Wofh yang sadar tidak mungkin bisa menahan tombak-tombak yang mengarah kepadanya, terlebih tombak yang diselimuti oleh aura hitam.“Aku akan menahan sebagian tombaknya. Overguard!” teriak Elevan sambil mengarahkan perisai di tangannya ke bawah. Saat itu juga tujuh lapis perisai hitam mulai terbentuk mengelilingi tubuh Elevan serta Lean dan Crok yang berada tepat di dekatnya. Perisai di tangannya juga ikut memancarkan cahaya gradasi dan aura berwarna hitam pekat.“Dark
‘Tring’‘Brukh’Tiba-tiba saja terdengar suara dentingan senjata yang jatuh ke tanah disusul dengan suara benturan keras di saat debu masih mengepul tebal tersebut. Sontak saja mereka semua terkejut bukan main, Tigres segera menebaskan pedangnya beberapa kali hingga debu-debu yang membumbung tinggi itu lenyap karena terhempas oleh riuh angin yang muncul dari tebasan Tigres.“Scar!” seru Tigres yang terkejut bukan main saat melihat Scar sudah ambruk tak berdaya di tanah. Dadanya tertusuk sebuah tombak yang tembus hingga ke belakang tubuhnya. Keenam rekannya hanya bisa terbelalak saat rekan mereka sudah tewas tak bernyawa dengan bersimbah darah.Sejak awal Scar hanya bisa menghalau serangan star electra meilik Satria saja dan tidak bisa menghindari tombak-tombak lain yang mengarah ke tubuhnya. Satria juga sengaja menggunakan skill berunsur elemen petir, karena elemen petir bisa menambah penetrasi s
Selamat sore sobat semuanya. Mudah-mudahan sobat semua dalam keadaan sehat selalu. Hari ini novel Solo vs Squad (season 1) sudah tamat dan akan dilanjutkan ke season kedua. Perjalanan Satria di dunia game Mythical World RPG sudah mencapai setengahnya, petualangan, pengorbanan dan perjuangan yang dia lakukan saya harap berkesan bagi sobat semuanya. Novel ini hanyalah fiksi belaka, andaikan ada kesamaan nama tempat, tokoh dan yang lainnya itu hanya kebetulan semata. Saya harap ada hal-hal baik dari novel ini yang bisa kita ambil sebagai pembelajaran, adapun hal-hal buruknya cukup kita jadikan pengetahuan. Saya mohon maaf yang sebesar-besarnya karena di dalam novel ini masih banyak kekurangan, terutama kesalahan dalam penulisan atau kata yang diulang-ulang. Pengetahuan saya dalam dunia literasi belumlah seberapa, saya akan belajar lebih banyak lagi agar bisa membuat novel yang lebih baik lagi. Sekali lagi saya mohon maaf kepada sobat pembaca semuanya
Esok harinya setelah mereka bangun, mereka kembali bersiap-siap untuk melakukan perjalanan pulang. Tapi sebelum itu mereka untuk pertama kalinya memasak dulu di dalam dungeon untuk sarapan. Sebab makanan yang sudah masak dibekal Satria juga sudah habis, kini hanya makanan mentah saja yang dibawa oleh Satria.Sebagai pengamanan, Satria memanggil dua archangel untuk menghabisi monster yang menghalangi jalan mereka. Setelah persiapan mereka selesai, barulah mereka melangkahkan kakinya keluar dari lantai 70. Raut wajah mereka semua terlihat cerah karena mereka akhirnya bisa pulang dari sarang monster mengerikan itu. Tadinya Satria berniat menggunakan item gate of teleportation, tapi ternyata item tersebut tidak bisa digunakan di dalam dungeon, jadi mau tidak mau mereka harus kembali berjalan kaki untuk keluar dari sana.“Oh iya, sekarang aku ingin tahu seberapa jauh level kalian meningkat,” tutur Satria seraya berjalan paling depan.&ld
“Kelihatannya Noir telah menyelamatkan nyawa kalian semua,” sambung Satria.“Ya. Dia merespon dengan cepat saat melihat pergerakan Pixie yang mencoba menggunakan skill healingnya, dia menggunakan skill khususnya untuk memaksa kami tiarap ke tanah yang telah menyebar dari skill gnome sebelumnya,” tutur Alexa.“Sekilas aku melihat dia telah putus asa mengingat kau terkena serangan telak dari Glace, tapi saat melihat seranganmu yang mengalihkan perhatian Glace tampaknya dia kembali punya harapan,” sambung Alexa.“Ya. Kelihatannya orang yang paling berjasa kali ini adalah Noir, tanpa ragu dia bahkan menggunakan skill ultimatenya untuk menjauhkan Glace dariku. Di saat yang bersamaan dia juga memecahkan healing potion menggunakan skillnya itu hingga bisa memulihkanku, aku tidak menyangka jika di situasi saat itu dia masih kepikiran rencana secerdik itu,” timpal Satria.“Kita benar-ben
Saat itu juga tujuh lapis lingkaran sihir muncul di sekitar tubuh Satria bersamaan dengan bergetarnya permukaan es, mendadak saja pusaran api besar muncul mengelilingi tubuh Satria serta membakar habis akar-akar pohon besar yang ada di sekitarnya. Kini dengan jelas dia bisa melihat sosok Glace yang masih menapak di atap lantai dungeon.‘Beukh’Tiba-tiba saja tubuh Satria sudah ada di hadapan Glace menggunakan skill assassin miliknya meski tanpa mengubah job classnya dulu. Tinju tangan kanan Satria dengan telak menghantam tubuh Glace hingga dia terpental menghantam permukaan es hingga terdengar benturan yang amat keras. Satria segera menggenggam lagi invisible saber di tangan kanannya.“Top tier magic: thunder spear!”“Dimensional slash!” teriak Satria menggunakan dua skill serangan level 70 dari dua job class yang berbeda sekaligus.Tujuh lapis lingkaran sihir muncul di sekitar tubuh
Tubuh Satria tampak tergeletak tak berdaya di tengah-tengah kabut putih yang mengepul di cekungan permukaan es, darah tampak menetes dari luka di kepala dan tubuhnya. Seluruh armor hitam terkuatnya kini telah hancur berkeping-keping karena skill serangan milik Glace. Andaikan saja dia tadi tidak mengendalikan Pixie dari kejauhan untuk memberikan bantuan sihir healing dan penguat tubuh kepada tubuhnya, mungkin kini dia sudah tewas.“Kelihatannya aku masih selamat,” batin Satria saat samar-samar tatapannya yang kabur masih bisa melihat kabut putih tebal di sekitarnya. Tampaknya hanya mata kanannya saja yang masih bisa melihat agak baik, mata kirinya sendiri serasa begitu perih dan rasanya ada darah terus keluar dari luka di mata kirinya itu.“Tapi, kenapa sihir Pixie berhenti secara tiba-tiba?” gumam Satria seraya berusaha bangkit dengan nafas yang terengah-engah, tubuhnya kini serasa dipenuhi oleh rasa sakit. Jika orang biasa pasti su
“Kelihatannya aku harus mencoba beberapa rencana, meskipun resikonya serangan itu tidak akan berdampak lagi kepada Glace saat dia menggunakan skill ultimatenya nanti,” pikir Satria sembari mencabut invisible saber yang dia selipkan di pinggangnya.Melihat serangan cepat datang menuju ke arahnya, Glace kali ini dengan cepat menghindar hingga tubuhnya lenyap dari pandangan Satria. Tapi Satria segera tersenyum dan merubah job classnya menjadi seorang guardian, dengan cepat dia menggunakan skill tebasan angin untuk membelokan serangan gabungan salamander dan sylph yang malah menuju ke arahnya hingga berbelok menuju ke arah lintasan pergerakan Glace.‘Wwrrrr’‘Dhhaaaammrrr’Lagi-lagi serangan gabungan itu menghantam tubuh Glace yang segera merespon dengan skill assassin miliknya untuk menahan serangan yang datang. Satria sekencang mungkin berteriak memanggil nama archer Heptagram agar dia menjalankan
Rasanya memang lebih gampang menghadapi Skorpius, sebab meski levelnya 90 di atasnya, tapi dia adalah petarung jarak jauh dengan kecepatan lambat dan sangat mudah dihadapi oleh petarung jarak dengan dengan kecepatan tinggi. Sementara Glace merupakan petarung jarak dekat dengan job class yang memiliki kecepatan tertinggi diantara yang lainnya yakni assassin.“Untuk mengimbangi kecepatannya, aku harus memusatkan semua statistic di kecepatan. Tapi itu malah akan membahayakan diriku jika dia berhasil mendaratkan serangannya,” pikir Satria seraya melompat mundur lagi setelah beradu serangan. Pisau dari dreamer’s weapon miliknya segera dia selipkan di pinggangnya, dia kemudian mengeluarkan dua pisau yang sudah di enchant dengan elemen petir.“Kelihatannya aku memang memerlukan bantuan saat ini,” gumam Satria sembari menggenggam erat pisaunya. Saat itu juga salamander dan sylph yang ada di dekat rekan rekannya kini mulai bergerak mend
Satria dengan lihai meladeni setiap serangan yang dilakukan oleh kelelawar salju raksasa tersebut, pisau hitam yang dipegangnya tampak terus dia ayunkan dengan cepat meladeni setiap serangan dari kuku Glace de Rouge. Alexa dan yang lainnya memang tidak bisa melihat pergerakan cepat mereka secara langsung, namun jejak benturan serangan mereka masih tetap bisa mereka lihat dan dengar.“Kita harus cepat menghabisi setiap golem es yang ada di sini!” perintah Alexa. Saat itu juga rekan-rekannya yang lain segera bergegas menyerang semua golem es yang mendekat. Undead, archangel dan roh elemental yang dipanggil Satria juga ikut membantu setiap serangan yang mereka lakukan.Mereka tidak berani berjauhan sesuai arahan dari Satria, sebab mereka harus tetap saling melindungi dan jika dibutuhkan mereka akan segera melakukan serangan yang direncanakan oleh Satria. Lantai 70 Dungeon Luxurie seketika ramai oleh suara benturan hebat dan dentuman keras saat pert
“Tapi entah mengapa firasatku mengatakan jika aku akan menemukan jawabannya di dungeon ini. Terlebih setelah aku mendapatkan buku skill yang sebelumnya tidak pernah ada, aku yakin di dungeon ini menyimpan banyak jawaban dari pertanyaan yang belum bisa aku jawab selama ini,” gumam Satria sembari menggenggam erat senapan hitam di tangannya.“Sorcerer,” ucap Satria mengubah job classnya, saat itu juga senapan hitam di tangannya berubah bentuk menjadi tongkat sihir dengan Kristal hitam di atasnya.“Summon: undead king thunderia!”“Summon: undead king airia!”“Summon: undead king wateria!”“Summon: undead king fireia!”“Summon: undead king earthia!” ucap Satria menggunakan skill lima skill summon undead level 70 sekaligus.Seketika itu juga tujuh lapis lingkaran sihir muncul di sekitar tubuh Satria, aura hitam mulai